Hi, guys! How
y’all doin?..
I know.. I
know.. I’m terribly sorry I can’t update this blog as fast as I’ve promised.
I’ve been very busy with work and a little something something~ :p and then
there are so many things going on in my life, it’s so mind-consuming and it
really sucks~
Now as promised, now I’m gonna give you full coverage of my
Purpose journey. :)
Mind
you that I’m not trying to motivate anyone by this post. Yes, this is my scholarship
hunting experience. Yes, I’ve made it. But I can assure you that this post is
far from motivating you to do the same. Ya lo semua tau gw-lah, gw orangnya
realistis banget~
Kalo
mau tulisan yang isinya motivasi, lo google aja, udah banyak awardee lain yang ceritain
pengalamannya dengan gaya penulisan yang indah dan memotivasi~ But sorry, you
will NOT get any kinds of motivation in this post.
Gw akan mulai dari awal banget, okay?
How did you know about Purpose?
From uni-mates back in June, when i met them
for buka puasa bersama. Ada sekitar 5 orang udah berhasil. It kinda gave me
hope.
Why did you decide to sign up for it?
Becoz I knew i’m capable, I mean if my
uni-mates can, why can’t I? Haha~
No really, the thing is I always want to have
a master degree. Itu udah jadi mimpi gw sejak kecil to be honest, like ever
since I was little I never see my education stops at S1. I always picture
myself in the future as a master student, somewhere abroad, living alone far
away from my family, pursuing higher education.
So
yeah, setelah lulus S1 sebenernya pengen lanjut S2 secepatnya, tapi apa daya,
reality bites, gw harus bekerja untuk mencari nafkah. Jadi rencana S2 ini
di-pending.
Then
again, S2 tentu tidak semurah S1. Apalagi S2 di luar negeri~ Gw ga bisa minta
bokap atau nyokap lagi, walaupun mereka sebenernya mampu untuk membiayai gw S2.
Ah
tapi gw ragu~ Kalo minta pun gw ga yakin bakal dikasih~ LOL~
Look,
I love my dad to death but I once really hated him becoz of how cheap-ass he
was for my education. I mean when I was in Jr. High I was literally begging him
every day to allow me to enter private school (I was already accepted in
Penabur, TarQ, Marsud, etc..) becoz I know they have better curriculum, better
program, better facilities, better everything~
But
he didn’t allow me~ Instead, he made me entering public school~ Ketika gw tanya
kenapa, jawaban beliau adalah: “Kalo masuk sekolah swasta, nanti ga bisa masuk
UI~” Gw ga tau beliau dapet ide itu darimana, mungkin karena beliau berteman
dengan bapak2 tetangga yang semuanya menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah
negeri dan ada beberapa yang berhasil masuk UI. Bokap gw kinda obsessed sama UI ga tau kenapa~
So yeah, terdikte sejak kecil bahwa UI is goals and you can only enter UI if
you enter public school, nurutlah gw sama kemauan beliau and BAM! Masuk deh ke
48~
Setelah
masuk UI, FML ternyata banyak anak sekolah swasta yang masuk juga~ bahkan
jumlahnya equal sama yang dari sekolah negeri~
I
was so mad at my dad seriously. FML~ FML~ FML~ wkwkwk~
Anyway,
later I can only conclude that my dad did that for financial reason. Not meaning that he can only afford that much/afford UI, but more like he was limiting my dream. I think he knew that, if he let me enter private school, I wouldn't want to enter UI~ HAHA~ I prolly begged him to study abroad from college~
Nah kalo untuk S1 aja bokap gw segitu pelitnya, gimana buat S2?! So I’m really
on my own, and even though I already have my own money right now, tetep ga bisa
untuk membiayai diri sendiri kuliah S2 di luar negeri. Kalopun bisa, ada hal
lain yang jadi prioritas, jadi yaa… tetep ga bisa~
Jadi
satu2nya jalan adalah mencari beasiswa, and that is pretty much what I’ve been
doing since 3 years ago: scholarship hunting. Ga usah tanya beasiswa apa yang
pernah gw coba, gw trauma~ Udah coba macem2 deh pokoknya, ga ada yang dapet~
Hopeless banget, jujur aja. Sampai akhirnya ketemu sama uni mates pas buka
puasa itu. Itulah pertama kalinya gw diperkenalkan pada Purpose.
So, what next?
Making a strategy.
Did my strategy work? NO AT ALL! Hahaha~
Okay~
Let me break it down for ya.
First of all, before everything, it’s
important to do some researches on Purpose. Apa aja kriterianya, apa aja yang
harus di-submit, dll. Setelah itu baru deh sorting
out to-do-list. What to do first, how to do that, blablabla. And then make
decisions! Mau dimulai darimana.
Setelah mengerti dengan benar apa aja
persyaratan yang harus dipenuhi, gw sadar kalo mengejar Purpose membutuhkan
niat dan effort yang sangat besar, which include: time, brain, energy, money,
and patience.
There is a bunch of documents that must be
submitted and gotta tell ya, none of them are easy to get. This is where the
first bold decision was made: I have to resign from work to prepare all of
those.
But I can’t resign for good, karena ada
faktor money yang akan sangat dibutuhkan untuk ke depannya. So I requested for
one month of unpaid leave, and thank God it was granted!
So I blocked the whole September for this. Took IELTS class+IELTS test while preparing for the other docs in my free time.
Here
are the docs and how I got those:
KTP
Asli, bukan fotokopi. Pastikan masih berlaku.
Academic Certification (ijazah)
Udah ada, tinggal di-scan.
Academic Transcript (transkrip nilai)
Udah ada, tinggal di-scan. If you’re UI
alumni, you need to go to photocopy/scanning service that has A3 scanner tho,
coz our transcript is freakin large!
Three Essays (300-700 words each)
- Study Plan
Basically summaries your study plan from the
beginning to the end. Ga ada format khusus untuk penulisannya. Yang penting include:
kenapa pilih jurusan itu (latar belakang), kenapa pilih kampus itu, apa aja
mata kuliah yang akan diambil (jelasin satu2, singkat2 aja), kalo mau bikin
penelitian/tesis dijelasin juga disini, sama apa rencana lo di sana selain
kuliah.
- Contribution
“Kontribusiku Bagi Indonesia:
kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat / lembaga
/ instansi / profesi komunitas saya”
Mind the (/), it means you can
choose only one. Boleh aja sih ambisius nulis semuanya. Gw sih pilih 1 supaya
tulisannya lebih fokus. Gw pilih yang profesi komunitas. Walaupun pembahasannya
nyerempet ke masyarakat juga. One stroke at the paddle, two and
three islands
have
passed.
- Success Story
“Sukses Terbesar dalam Hidupku”
Pengertian sukses setiap orang beda2, jadi ga
ada patokan sukses yang mereka minta di sini dalam konteks apa. Bisa pendidikan,
karier, asmara, whatever, the pen is yours, you decide. Tapi make sense aja,
semua harus ada kaitannya dengan Purpose. Jangan prestasi fangirling yang lo tulis~
wkwkwk~
Health Declaration
Terdiri dari 3: Surat Keterangan Sehat, Surat Keterangan
Bebas Narkoba, Surat Keterangan Bebas TBC.
Dari RS Pemerintah.
Boleh Puskesmas ga? Err... I don’t know actually~ I mean sampai sekarang
masih jadi perdebatan sih, ada yang bilang puskesmas adalah RS pemerintah, ada juga
yang bilang puskesmas, sebagaimana namanya hanyalah pusat kesehatan, yang ga
memiliki fungsi Rumah Sakit. Tapi gw sarankan lo ke RS aja langsunglah. Ga lucu banget ga lulus seleksi berkas cuma gara2 puskesmas~
Gw sendiri mendapatkan ketiganya di RSUD
Pasar Rebo bulan Oktober 2015, dengan spesifikasi sebagai berikut:
Untuk mendapatkan Surat Keterangan Sehat,
kita harus menjalani tes kesehatan. Medical checkup di RSUD Pasar Rebo rincian
paketnya sebagai berikut:
- Pemeriksaan Fisik Oleh Dokter Umum
- Pemeriksaan Radiologi (foto thorax)
- Pemeriksaan Laboratorium (tes darah n urin)
Biaya: IDR 250k
Untuk mendapatkan Surat Keterangan Bebas
Narkoba, fortunately di RSUD Pasar Rebo kalo lo udah medical checkup, hasilnya
bisa sekalian buat analisa uji narkoba. Jadi ga harus tes lagi.
Meskipun demikian, biayanya lain lagi karena lembaran hasil tesnya beda lagi. IDR
275k untuk Uji Narkoba.
As for Surat Keterangan Bebas TBC, waktu gw
ke sana, mereka belom punya paket checkup-nya. But they still CAN issue the
letter.
Caranya adalah bekerjasama dengan Poli Paru. Jadi
gw harus sign up lagi (setelah dikasih surat pengantar dari dokter umum yang
memeriksa gw untuk medical checkup) di Poli Paru, untuk selanjutnya diperiksa
oleh dokter Spesialis Paru (diperiksa biasa doang, ga macem2) dan kemudian
menjalani Spirometri (semacam tes napas).
Untuk tes paru ini, biaya yang gw keluarkan
adalah IDR 75k.
Kalo ditotal, biaya untuk mendapatkan 3 surat
di atas adalah IDR 600k. Extra 40k untuk biaya administrasi pendaftaran RS.
Mayan juga ya? Hahaha~ Makanya gw bilang kalo
mau kejar beasiswa ini harus NIAT and NIAT includes MODAL. Wkwk~
Oh ya, waktu untuk mengurus 3 surat itu hanya
2 hari aja. Hari pertama tesnya, hari kedua ambil hasilnya+surat2nya.
Police Clearance Certificate
Alias SKCK. Ini juga ngurusnya pe-er banget. Apalagi
kalo berdomisili di Jakarta. Lo harus mingle ke rumah Pak RT dan Pak RW buat
minta surat pengantar ke kelurahan. Terus mingle lagi di kelurahan buat minta
surat pengantar ke polres. Terus mingle lagi deh di Polres buat nyerahin berkas
(fotokopi KTP+Kartu Keluarga, foto 4x6 berwarna 5 lembar, akte kelahiran).
SKCK akan jadi sehari kemudian. Sebenernya bisa
sehari jadi, cuma lo harus nyerahin berkas sebelum jam 12 siang. Berkas yang
diserahkan setelah jam 12, SKCK-nya baru keluar keesokan harinya.
FYI, segenap proses di atas itu TIDAK
dipungut biaya. Ya paling lo bawain kue aja buat Pak RT dan Pak RW yang udah
bantuin lo. In my case, bokap gw bawain mereka batu akik~ Wkwk~ and it’s very
important to know their schedule. Kalo Pak RT/Pak RW kerja, lo baru bisa mingle
malem2 kan? Jadi mending telpon dulu aja.
Oh ya, gw tetep ditagihin IDR 10k sama ibu2
di Polres dengan alasan itu biaya administrasi. Oh well~ Kasih tau Ahok nggak
yaaa~~
Terus untuk foto, background-nya HARUS merah.
Gw sempet panik karena foto gw background-nya biru karena di website-nya hanya ditulis
“foto berwarna”. Sampai polres ternyata ibu2nya bilang udah ada peraturan baru
background merah~ Untung di sekitar situ ada tukang photoshop~ Langsunglah
di-edit fotonya~
IELTS Result
Must be minimum 6.5. It’s an overall band
score, jadi ga usah panik kalo reading lo 3, tapi speaking lo 9. IELTS kan
sistemnya subsidi silang, kalo overall score 6.5 ya lulus2 aja.
And oh after I got my IELTS result, I applied
for the university a.s.a.p in the hope that I’d got the LOA (Letter of Acceptance) ready before the
interview and everything (see that strategy picture, I set “Slay LOA” after “Slay
IELTS”), becoz rumor has it that if you got the LOA already, the chance of you
to get Purpose is higher.
Somehow I chose to believe it, even though
the web clearly states that LOA is optional~ idk, I feel that if I
got my LOA ready, it sort of gives me more confidence for the interview.
Tapi
terbukti bahwa punya LOA/nggak ga ngaruh terhadap chance diterima/nggak. Trust me,
guys. Gw pun belom punya LOA sampai sekarang~ Diterima aja tuh~
Recommendation Letter
You know, one annoying thing about preparing
for Purpose is along the way you will hear so many rumors about it. Banyak
banget “katanya..”, “katanya..”, “katanya..” BANYAK BANGET UNTIL YOU FEEL SICK!
Padahal none of them terbukti kebenarannya~
Tadi gw udah menyebutkan satu di antaranya,
yang tentang LOA.
Ini contoh rumor lain yang sering beredar:
Semua esay
harus ditulis dalam bahasa Inggris!
TETOT! Esay gw tiga2nya pake bahasa Indonesia
and I made it anyway~
Kalo
udah punya LOA, pasti dapet beasiswanya. Vice versa~
TETOT! Sampai sekarang gw belom punya LOA,
but I got the scholarship anyway~
Yang diterima cuma yang IELTS-nya di atas 7~
TETOT! Ada temen gw yang IELTS-nya 6.5 diterima. Ada juga yang IELTS-nya 8 tapi ga diterima.
Yang diterima cuma yang IELTS-nya di atas 7~
TETOT! Ada temen gw yang IELTS-nya 6.5 diterima. Ada juga yang IELTS-nya 8 tapi ga diterima.
Masih banyak rumor2 lain yang ga masuk akal,
nanti gw bahas sambil jalan.
Back to recommendation letter. Salah satu
rumor yang paling ngeselin adalah:
Surat
rekomendasi harus dari dosen dengan minimal 3 gelar~
Sinting~
FYI, I got my recommendation letter from my
former boss, Kak Yani from XXXXX (pernah gw ceritain di sini), and gotta tell
you Kak Yani is only S1 and she didn’t write any of her degree on the letter. I
made it anyway.
Surat rekomendasi harus ditulis tangan~
That is pure bullshit. 2015 sis, yakali ditulis tangan~ Yang penting adalah surat tersebut menjawab pertanyaan yang diberikan, asli (jujur dan tidak plagiat) dan bertanda tangan si referee. Itu sudah cukup untuk membuktikan keabsahannya.
Surat rekomendasi harus ditulis tangan~
That is pure bullshit. 2015 sis, yakali ditulis tangan~ Yang penting adalah surat tersebut menjawab pertanyaan yang diberikan, asli (jujur dan tidak plagiat) dan bertanda tangan si referee. Itu sudah cukup untuk membuktikan keabsahannya.
Surat Izin Atasan
This is really easy. Asal bos lo baik pasti
langsung dikasih. The key is communication.
Surat Pernyataan Diri
Even easier. Tinggal copy-paste dari handbook-nya Purpose.
*
Setelah semua dokumen terkumpul, gw langsung
submit. Proses submit cukup bikin stress juga karena ukuran size setiap file ga
boleh lebih dari 2 MB, eh apa 1 MB ya? Ya pokoknya segituanlah~
Tapi ga usah panik, banyak online compressor
yang bisa digunakan gratis. Kalo pake Mac bisa langsung compress pake Pages. Yang
penting sabar aja karena proses compressing agak lama.
So those are the documents. FYI, these documents are very private so I really appreciate if you don't ask me to show mine to you, even though we're friends and you are on the same mission as I was~ If you want essay examples or another letter's examples, you can Google yourself. Banyak orang yang ga ragu2 meng-upload punya mereka, lo liat punya mereka aja.
But, if you need help in preparing any of those, I'm always here to help. I can give you useful tips or edit/give insight/ideas for you essay, etc. Feel free to ask. Just DO NOT ask for my documents COZ I WILL NOT SEND AWAY MY DOCUMENTS TO ANYONE NOR POST THEM ON BLOG.
I think that’s about it for this post. Di postingan
berikutnya gw mau cerita soal jurusan yang gw pilih. Supposed to be more fun
than this post. ihiy!
Laters!
No comments:
Post a Comment