Hi, guys! How y’all doin?
Sebelum bingung, let me tell you that AOT stands for Attack On Titan and HP stands for Harry Potter.
----Warning! Might contain spoiler!----
Postingan kali ini akan exciting karena kita bakal ngomongin entertainment! Woohooo~~~
So, as you all already know, sekarang gw bekerja di sebuah OTT platform. Buat yang belum familiar dengan istilah OTT, itu singkatan dari over-the-top, dimana merupakan layanan penyedia konten yang didistribusikan lewat internet—thus namanya over-the-top, “top” as in beyond cables and satellite selayaknya penyedia konten konvensional, seperti TV.
Jenis OTT-nya sendiri adalah video streaming, seperti halnya Netflix dan YouTube. Jadi kita menyediakan konten video. Value preposition-nya adalah film, drama, anime, dan variety show asli Asia. In fact, kantor gw itu punya sebutan “Netflix versi China” karena kita punya bermacam-macam konten berkualitas seperti halnya Netflix, dan kita made in China. Wkwk~
Okay enough foreplay. Dengan bekerjanya gw di QQ (yes, icydk, di blog ini, kantor gw namanya adalah QQ), apalagi dengan title sebagai Content Marketing Manager, gw diharuskan untuk mengerti konten apa aja yang ada di QQ. Sometimes, it also requires me to watch the content, karena salah satu jobdesc gw adalah social media management—dimana gw harus bikin konten untuk social media. Kalau ga nonton kontennya, tentu ga bisa bikin konten buat social media.
Karena tuntutan pekerjaan ini, gw harus menonton anime Attack On Titan karena QQ baru merilisnya bulan lalu. Awalnya gw tidak tahu menahu apa itu AOT—taunya cuma di permukaan. Bahwa ini adalah adaptasi dari manga populer dan tahun 2015 lalu ada film live-action-nya yang dibintangi oleh Kiko Mizuhara.
Btw, ternyata oh ternyata gw sempet nonton filmnya di bioskop, pernah gw ceritain di postingan ini. Gw menonton karena 2 alasan: 1) Dapet tiket gratisan (wkwk~) 2) Yang main Kiko yang saat itu masih berstatus pacarnya GD (WKWKWKWKWKWK~~~). How’s the movie if you may ask? It’s a total shit show. Hahaha~ Kapan2 kita bahaslah kalo level fangirl gw ke AOT udah naik.
Anyhowww~~ So yeah, gw pun menonton AOT, and gotta tell you, gw langsung hooked! Gila ni anime bagus amat yak? Heuheuheuheuheu~~
People love the animation, obviously it’s flawless. Gw suka terutama karena cerita, karakter, dan soundtrack/scoringnya. I don’t watch a lot of anime, but I’m pretty sure AOT has a league of its own—maybe that’s why fandomnya segitu besar, fanatik, dan protektifnya.
Story-wise, gw suka cerita yang berlayer-layer kayak gini. Tidak hanya satu premis. Tiap episode dan season-nya AOT itu menguak a bigger and bigger scenario, like they have a whole new mystery to reveal each time, mulai dari backstory setiap character, justifikasi kenapa begini kenapa begitu, sampai akhirnya apa yang terjadi di satu universe itu ter-reveal semuanya, semuanya ternarasikan dengan apik.
Buat penikmat kali pertama seperti gw, memahami apa yang terjadi di AOT bukan hal mudah. Banyak adegan yang membuat gw confused as fuck, sampai gw harus pause videonya, terus googling + tanya sana sini dulu, sampai akhirnya paham dan lanjut nonton. Susah emang kalo berangkat dari menonton anime, nggak baca manganya dulu. Tapi gapapa, part of the experience.
Kemudian untuk soundtrack/scoring, my my… Gokil pisan~ Sungguhlah Hiroyuki Sawano itu membuat Hans Zimmer terlihat cupu sekali~ Like why do I even stan Zimmer this whole time? Wkwk~ JK~
But seriously tho, soundtrack/scoring-nya itu keren banget, men~ Beautiful, emotional, dope, charming, heart-warming, tear-jerking, chills, literal chills, whatever you name it-lah. Seolah-olah musik itu dibuat sendiri oleh Allah subhanahu wa ta'ala, nyamar dalam bentuk manusia bernama Hiroyuki Sawano.
Gw agak bingung sebenernya musik-musiknya itu disebut soundtrack atau scoring~ Kalo disebut soundtrack, musiknya itu ga bisa dibilang satu lagu full/utuh~ Disebut scoring pun kadang ada lirik dan penyanyinya selayaknya lagu populer~ Mungkin kita refer as musik aja di sini ya.
Gw adalah pengapresiasi besar soundtrack dan scoring dari motion picture. Salah satu yang bikin gw gampang connect sama motion picture adalah soundtrack dan scoring-nya. Scoring sih terutama, alias musik yang dibuat khusus untuk mendampingi adegan tertentu. Gw sangat menghargai karya-karya composer yang bikin scoring film. Gw punya playlist Spotify judulnya SIAP TEMPUR, itu isinya scoring2 film yang gw suka—mostly memang scoring adegan combat, karena playlist itu gw bikin untuk mendampingi gw ketika lagi combat-mode. Misalnya pas zaman kuliah ngerjain assignment atau pas sekarang kerja lagi ngerjain tugas super susah atau ya kalo lagi pengen cari semangat yang berapi-api aja.
Yang terhormat Hiroyuki Sawano-sensei dan segenap musik yang beliau bikin buat AOT udah masuk ke playlist tersebut.
Gw bisa sesuka itu sama AOT sedikit banyak karena karya2 Hiroyuki Sawano berhasil meng-connect gw secara kimia dengan animenya. Seperti halnya Hans Zimmer meng-connect gw dengan Lion King dan The Dark Knight, dan Ramin Djawadi meng-connect gw dengan Iron Man dan Pacific Rim. Ada chemistry dan emotional attachment yang muncul, yang mengaktivasi semua senses yang gw punya, and also my heart, sehingga pengalaman menonton yang dihasilkan jauh lebih berkesan, serta menumbuhkan sense of belonging dan rasa sayang terhadap motion picture-nya.
Oh man, gw ngomongin scoring mah ga akan ada abisnya, so kita stop point ini dan lanjut ke yang lain aja. Faktor ketiga yang bikin gw suka adalah karakter. Hmmm… Gimana gw jelasinnya ya? Kalo bikin list karakter favorit kayaknya lame dan basi~
Intinya sih karakternya kuat semua. Kenapa karakternya bisa kuat pastinya karena masing2 didukung sama backstory yang make sense. Jadi semua tindakannya terjustifikasi dengan baik. Kemudian cara Hajime ngembangin masing2 karakter juga rapi banget. He definitely took his time, ga buru-buru.
Karakter favorit gw? Tentu saja Levi, no doubt about it. Sama Mikasa. The Ackermans. The strongest. The absolute fucking best. Runner up-nya ada Hanji-san alias Zoe Hange, karena dia pintar dan psycho~ Haha~ Juara tiganya almarhum Om Hannes, si pemabuk yang baik hati, kebapakan, dan bertanggungjawab. Juara keempatnya, Rainah aka Reiner shay, karena kasihan. Beban hidupnya berat banget ini orang. Mesti jadi orang jahat, padahal dasarnya baik.
Actually postingan ini dibuat sebenernya mau ngomongin lebih lanjut soal karakter di AOT, terutama karakter yang menurut gw paling gengges dan mempertanyakan kenapa sih harus dia the whole time…
Namaewa……………
EREN IYEGAH!
LMFAO~~~
I don’t like Eren. There, I said it.
I really don’t like him.
Kenapa sih ni orang harus jadi MC alias main character di AOT?
Pembaca manganya pasti nge-bash gw nih karena membuat statement ini~ Wkwk
Well gapapa. Pembaca manganya itu kan seperti Tuhan, maha tahu segalanya. Mungkin mereka punya alasan yang valid kenapa Eren ga boleh dibenci. That’s fine, mungkin one day gw akan baca manganya juga sehingga mengerti alasannya. In the meantime, karena gw hanya berbekal anime, for now, gw ga suka sama Eren, and here’s why.
Karakternya biasa banget, men~ I mean apa kelebihannya si Eren ini? Secara intelenjensia, ga pinter2 amat. Ga selevel sama Armin gitu, yang jenius dari lahir. Secara kombat, lebih-lebih b-aja. Pas jadi manusia b-aja, pas jadi titan b-aja. Standar and obviously tidak sejago Mikasa, let alone Levi. Secara personality, kebanyakan bitter, baperan, dan selalu keinget masa lalu ga bisa move on. Totally not a pleasure to watch him grow as a character~
Like seriously, dia tuh kebetulan aja jadi main character, karena terlahir sebagai anaknya Grisha Yeager yang kebetulan punya power Founding Titan dan Attack Titan. Power ini diwariskan ke Eren. Gitu aja sih.
Karakter Eren ini mengingatkan gw pada seorang karakter yang tahun 2009-2012 tidak asing namanya di blog ini: Harry Freakin Potter.
ketika mereka saling curcol. creds: this |
ICYDK, dulu (well sampai sekarang juga masih sih, tapi dikit) gw adalah fans fanatik Harry Potter. Real nerd. Freak banget. Like I feel like I know Harry Potter second after JKR, way better than anyone in this planet. Postingan blog ini tahun 2009-2012 mainly berisi tentang Harry Potter. Nggak sekali gw bela2in ke Singapore buat mengejar apapun yang berhubungan sama Harry Potter, simply because di Indo ga ada~ Anyway, you get my point.
Ketika nonton AOT, gw menemukan banyak kesamaan antara si Eren dan si Harry. Mereka itu sama-sama orang biasa, yang kebetulan jadi the chosen one di universe masing-masing. Backstory-nya mirip pula, karena sesuatu terjadi sama orangtua mereka. Si Grisha disuntik Titan, si James dan Lily diserang Voldemort.
same bruh, same. creds: this |
Eren dan Harry menjadi spesial. Orang2 memuja sekaligus membenci mereka. Padahal, both Eren dan Harry, walaupun spesial, ga ada apa2nya kalo ga dibantuin orang2 di sekitar mereka. Mikasa sama Armin, selayaknya Hermione dan Ron (nah kan, kenapa pula si Eren harus punya 2 sahabat--cewek dan cowok macem si Harry?). Kemudian the Survey Corps squad, selayaknya Order of Phoenix dan Dumbledore’s Army. Another obvious similarity between AOT and HP.
Seriously, Eren kalo ga ada Mikasa since day 1, udah metong dah. Sama kek Harry, kalo ga ada Hermione, dari buku 1 udah metong dimakan Jerat Setan alias Devil’s Snare, waktu mereka mau nyelametin batu bertuah.
bUt eReN sAvEd MikAsA fiRsT!
True, Harry also saved Hermione first from the mountain troll on Halloween (told ya I am a Potter-nerd~).
But still, like Professor McGonagall said, it’s a sheer dumb luck. Jadi ga bisa dibilang Hermione lebih berhutang sama Harry, atau Mikasa lebih berhutang sama Eren. Ga gitu cara mainnya, beb.
Ya intinya gw gemes bangetlah sama Eren, seperti halnya gw gemes sama Harry. Di universe itu banyak karakter2 lebih kuat yang lebih pantas menyandang status MC. Tapi Hajime Isayama memilih Eren, seperti JKR memilih Harry. The chosen one.
Oh well, kalo kata netijen yang bijak: kalo MC-nya Levi, AOT udah tamat di 5 episode , ga bakalan jadi 4 season. Hahahaha~~~
AOT perlu asupan drama dan tragedi, supaya ceritanya bisa jalan. Drama dan tragedi itu cuma bisa jalan dengan setiran karakter Eren Iyegah dari POV-nya dia, karena dia anaknya Grisha. Kalo Mikasa anaknya Grisha, ya mungkin Mikasa yang nyetir ceritanya, dari POV-nya dia.
Gitu, shay.
Another similarity could be their physical appearance. Sama-sama kuyus, rambutnya berantakan, dan matanya ijo. Bedanya mata ijo Eren dapet dari Grisha (bapake), Harry dapet dari Lily (ibu'e).
Another one could be in terms of facing betrayals dari orang yang dekat dengan mereka. Eren di-betray Rainah alias Reiner yang ternyata adalah Armored Titan dan Bertoroto alias Bertholdt yang adalah Colossal Titan, yang ngancurin Wall Maria, bawa masuk titan-titan pembunuh, dan bikin kehidupan manusia di sana hancur lebur.
Harry (well, technically Ron) di-betray Scabbers--tikusnya Ron di buku 3, yang aslinya adalah Peter Pettigrew--yang ngorbanin James dan Lily ke Voldemort. Kemudian di-betray lagi di buku 4 sama Mad-Eye Moody, yang ternyata adalah Pelahap Maut yang nyamar~ Yailah Harry, demen banget siy di-betray~ Wkwk~
Gotta tell ya, the looks on their faces when they found out about the betrayals, priceless. Wkwk. Eren malah emo banget di momen itu pake soundtrack You See Big Girl~
Ooh membahas entertainment memang selalu menyenangkan. Gw masih dive deep into AOT universe nih, siapa tau along the way menemukan kesamaan lagi sama HP ya. Kalo emang ada lagi, nanti gw blog lagi.
Ciao bella!
No comments:
Post a Comment