Saturday, April 15, 2023

Being Hated

 Have you ever experienced being the most hated person?

I have.

Flashback ke 20 tahun yang lalu, masa-masa SMP. Gw pernah menjadi orang paling dibenci di kelas. Literally ga ada satupun yang mau berteman sama gw waktu itu. Penyebabnya adalah ada seorang oknum—sebut saja namanya Bunga Bangkai (karena Mawar terlalu bagus buat dia) yang menghasut anak-anak sekelas—dan maybe anak-anak seangkatan, untuk membenci gw.

Yes, she’s a bully. Pernah gw ceritain di sini.

She said all sorts of bad things about me to everyone, dan karena dia ketua kelas, jago olahraga, cewek populer, dll, orang2 percaya dan tunduk sama dia, hence gw jadi tidak punya teman.

It was very hard for me, going to school every day knowing nobody wanted to be friends with me. 

Ga ada yang mau ngomong sama gw, ga ada yang mau ngajak gw ke kantin bareng, ga ada yang mau sekelompok sama gw kalo ada kerja kelompok—ujung-ujungnya gw selalu ditunjuk sama guru masuk kelompok random karena ga ada yang mau nerima gw di kelompoknya~ Pulang sekolah selalu nangis~ Setiap bangun pagi pengen teriak ga mau sekolah, karena sekolah basically hell~ 

Yang menyebalkannya waktu itu, gw ga tau apa salah gw sehingga deserved untuk dibenci semua orang~ Gw menjalankan hidup biasa aja, ga nyusahin orang, ga ngebahayain orang, ga jahat sama orang. That bitch spread false rumors about me just out of jealousy. 

Pada akhirnya ada satu orang yang mau berteman sama gw, Grace, sahabat karib gw sampai sekarang. Gw pernah nanya sama Grace, kenapa waktu itu mau berteman sama gw di kala semua orang benci sama gw. Jawaban Grace simple, karena gw baik sama dia. Ga ada alasan buat dia ikut musuhin gw seperti yang lain. 

Sejak saat itu, tertanam di otak gw mindset gw harus baik ke semua orang tanpa terkecuali. Karena kebaikan akan membawa kebaikan yang lain dan hidup menjadi lebih indah, menyenangkan, dan berkah. 

Sungguh perasaan dibenci semua orang tuh ga enak banget, guys. Campuran takut, marah, sedih, dendam, insecure, frustasi, serba salah mau ngapa-ngapain~ Dahlah kita semua harus jadi orang baik. Karena orang baik selamanya bakal winning in life. Kalo dalam 1 sekoci yang mau tenggelam ada 2 orang, 1 orang baik, 1 orang pintar, yang bakal ditolongin si orang baik kok. 

Lagian ngapain sih jadi orang jahat? Sukanya nyusahin orang lain, ngebenci orang lain, ngebahayain orang lain, saying bad things about other people and provoke everyone else to hate them, dih~ ga berkah tau hidup lo~ Bayangin jadi politikus yang dibenci banyak orang, didoain yang enggak-enggak sama banyak orang, dikutuk, dimaki-maki, emang bisa hidup tenang? Is that how you want to live your life?

So sad~

Okay back to the present time. 

Alkisah ada nih oknum di sebuah komunitas yang literally dibenci semua orang di komunitas itu tanpa terkecuali. Tapi situasinya beda nih sama pengalaman gw pas SMP. Kalo gw dibenci karena di-bully, kalo oknum ini, simply karena dia jahat. Attitude-nya jelek, kinerjanya jelek, social skills-nya jelek, on top of that dia juga tidak pintar, keras kepala, sombong, a bully, dan disrespectful sama orang2 di komunitas tersebut. 

Jadi ga ada even the smallest reason for everyone to like and/or respect her. GA ADA.

Menurut gw sih dia tau kalo dia dibenci ya, unless she’s that dumb, mungkin ga sadar, tapi less likely. Menurut gw dia tau, cuma tebel muka aja. Emang aslinya jahat aja. 

Nah lucunya, walaupun tau dibenci, dia ga berusaha memperbaiki diri. Tetep aja kayak gitu—as if she really enjoys being a bad person who repeatedly does bad things to everyone. Kind of a psycho, eh?

It got me thinking… Kok bisa ya dia hidup kayak gitu? Apakah dia tidak merasakan apa yang gw rasakan dulu waktu dibenci semua orang? Takut, marah, sedih, dendam, insecure, frustasi…

How does she feel when everyone is all fake around her coz we’ve had enough of her BS? How does she feel knowing everyone curses her on daily basis?

Apakah dia bisa hidup tenang?

Rasanya gw pengen tepok dia terus tanya, is that how you want to live your life?

What a sad life.

I feel so sorry for her.

***

The takeaway for me from this situation is not to engage further with this one. Karena jahat itu menular gaes, hati-hati lho. I’ll just continue to be kind to everyone around me, dan rajin introspeksi diri karena sinyal “ada yang benci sama lo” bisa dateng kapan aja.

Kalo kata Selena Gomez, kill ‘em with kindness. 

No comments:

Post a Comment