Sunday, November 23, 2025

Vietnam Trip - Part 1

Hi guys, how yall doin?

I just got back from my first ever trip to the land of pho, Vietnam!!!

Sebuah keputusan traveling yang super mendadak, decision making-nya cuma 2 minggu. Tapi ga menyesal sama sekali karena walaupun cuma 5 hari di sana, tapi puas maksimal dan super healing!

Okay berikut recap singkat perjalanan ke Viet!

Before that, gw ceritain konteksnya dulu. Jadi gw itu udah pengen banget ke Viet, it’s one of my wishlists untuk reach KPI 25 Before 40. Tapi ga pernah jadi karena ga pernah nemu temen yang mau ke sana juga. Nyokap gw apalagi, pas gw ajakin ke Viet langsung menolak, karena beliau anti pergi ke negara yang lebih susah dari Indonesia. LOL!

Kemudian secercah harapan itu datang dalam sosok Nanien, yang out of the blue ngajakin—padahal dia sendiri udah 2x kali ke Viet. Nanien yang lagi in the middle of world tour sebulan keliling Asia Tenggara karena dapet jatah cuti kantor 25 hari memutuskan untuk ke Viet lagi tapi dengan tujuan yang berbeda dengan sebelumnya: Sa Pa. Kali ini dengan teman perjalanan, Tisha. 

Trust me, sebulan yang lalu gw ga tau Sa Pa itu apa. Then Nanien jelasin bahwa Sa Pa itu northern area Viet yang deket sama China dan menjadi rumah gunung dengan puncak tertinggi Indo-China. 

I’m sold! 

LOL. That easy. 

Pas googling langsung jatuh cinta juga sama Sa Pa. Gila bisa sejajar bahkan di atas awan gitu. Salah satu cita-cita gw kan menjangkau tempat-tempat yang lebih tinggi daripada Macau Tower dan mau bungee jumping menembus awan dari puncak Burj Khalifa. Sa Pa ini semacam stairway to the sky. Ya gas lah!

Oke langsung buru-buru booking hotel, pesawat, dan tempat-tempat tujuan wisata kita yang butuh admission. Pesawat karena gw booking last minute h-2 minggu, jadi kena mahal, 5,9juta PP Jakarta-Hanoi naik Vietjet Air. Hotel, karena gw perginya sama Nanien yang adalah budget traveler, no hotel, hostel it is. Lumayan irit, hostel2 di sana harganya start 200ribuan aja! Tempat2 wisatanya, standarlah macem Dufan gitu, gw booking Fansipan dan Rong May Glass Bridge. Nanti gw jabarin harganya! 

Selain 3 budget item utama itu, gw juga booking sleeper bus HK Buslines Hanoi-Sa Pa via Klook seharga 300ribuan one way. I was excited as well for this karena ini kali pertama naik sleeper bus!

Okay berangkut! Berikut review day by day Viet Trip 2k25!

Day 1 - 18 Nov

Takeoff jam 2 siang. Vietjet Air on time. Sampai di Noi Bai airport Hanoi jam 6 sore. I thought it’s a good plan, sampe sana makan malem—pikir gw. But alas, manusia hanya bisa berencana ya. Yes betul sampe sana jam 6 sore, tapi antre imigrasinya 1,5 jam! Sinting! Panjang banget dan lama. Noi Bai bener2 lu ye!!!

Alhasil masuk angin karena telat makan. Ketika akhirnya selesai imigrasi pun nyari restoran ga nemu! Ada sih yang jual makanan, tapi banh mi (semacam hotdog/sandwich gitu). Ga bisalah, harus nasi. Akhirnya gw cepet2 ke hotel dengan harapan di sekitar hotel banyak makanan. Untung Grabcar-nya cepet jemput.

Sampe di hotel, namanya Family Transit 2 Hotel, 3km dari bandara, ternyata perjalanan gw ketemu makanan ga semudah itu~ Hotelnya lagi renovasi sehingga gw dialihkan ke hotel lain yang mereka punya juga. 

“Gapapa, kita anter kok ke sana naik motor.”  kata Aunty owner hotelnya.

Waduh.. Agak degdegser ya, takut dibawa kabur. Tapi karena ga ada pilihan lain, mau minta lokasinya dan jalan sendiri pun takut karena udah malem, yowis nurut aja. Thank God hotel barunya, Bao Long Hotel, ternyata cuma 200m dari hotel lama dan lebih bagus juga. So i’m good.

Tapi urusan perut belum good, karena akibat delay cari hotel baru itu, kondisi perut semakin parah. Asam lambung udah ga bisa kompromi dan pusing mampus, alhasil begitu ketemu toilet, muntah~ T.T

What a first day!

Abis itu badan bener2 paralyzed. Lemes. Tapi gw maksain makan karena ga mau sakit. Untung udah sedia pop mie dari rumah untuk emergency food, jadi gw buka satu. Eh, ga ada electric kettle di kamarnya~ T.T

Turun ke bawah niatnya minta ke petugasnya, tapi lupa bawa hape. Susah banget ngejelasin “gw mau masak air panas” ke dia. Segala gesture tubuh udah gw lakukan, akhirnya dia paham, membawa gw ke dapur, dan minjemin kettle. “Nih bawa aja ke kamar,” kata dia sambil melakukan gesture tunjuk tangan naik turun. Makasih uncle Viet!! <3

Gw pun menyeduh pop mie. But alas, perut dan mulut gw belum bisa menerima asupan makanan apapun, jadi cuma kemakan 2 suap. Tapi setidaknya gw berhasil masak air panas yang bikin adem perut, jadi enakan dan bisa tidur.

Begitulah hari pertama yang chaos. Morals of the story: 
1. Dont take afternoon flight kalo lo bermasalah sama asam lambung 
2. Don’t expect too much from Noi Bai airport immigration
3. Kalo cari makanan di Noi Bai international airport, pergilah ke lantai 2 bagian Departure. Pilihan makanannya lebih make sense. There's limited choice in Arrival. I only found out about this the next day pas ketemu Nanien. Huhu~

Day 2 - 19 Nov

Hari kedua dimulai dengan bangun pagi jam 5 karena janjian sama Nanien jam 6 di hotel lama. Nanien juga kena evakuasi, tapi hotel barunya ga sejauh hotel gw [terus kenapa gw ga disamain aja nyet?!]. Setelah reuni, kita Grabcar menuju airport lagi karena bus yang akan membawa kita ke Sa Pa meeting point-nya di sana.

Alhamdulillah setelah chaos semalem, asam lambung gw udah bisa diajak kompromi paginya. Udah bisa makan. Beli kentang di airport makannya lahap.

Everything seems to be fine… ternyata drama berlanjut!

Gw di-deny masuk ke bus HK Buslines karena nama gw ga terdaftar! Padahal gw udah booking bus exactly sama persis kayak punya Nanien jam keberangkatannya, yakni 7:30am. Tapi supir bersikeras nama gw ga terdaftar. 

Gw ga terima dong, mulai emosi dan protes pake bahasa Inggris. 

“How come I can’t get in? I have paid and I’m not late.” 

Si supir ga bisa bahasa Inggris cuma bisa “No!” Sungguh komunikasi yang tidak efektif.

”I want to speak to the customer service now!”

Dia pun telpon CS-nya, si CS bilang bus gw adalah bus kloter berikutnya, bukan bus yang di depan mata gw. But how come? Gw kan booking bus yang 7:30am dan sejauh mata memandang bus HK Buslines yang keliatan ya cuma yang di depan mata gw, ga ada bus lain. 

“I want to switch to this bus, I need to be with my friends!”

Awalnya ditolak, katanya ga bisa switch. Tapi gw ngotot karena reason gw jelas: gw sudah bayar untuk bus 7:30am dan gw tidak telat. Mereka pun akhirnya mengabulkan.

”Okay you can get in, but the only available seat is the one in the back-upper seat.”

Konon upper seat di sleeper bus lebih bikin mabok, tapi bodo amat deh yang penting gw bareng Nanien.  

”I don’t care, let me in!”

Masuk deh. Tanpa babibu, landing di seat, langsung negak antimo, TIDOOORRR.

Kebangun karena bus berenti di rest area. Tidak seperti rest area di Indonesia yang biasanya menyatu dengan pom bensin, rest area di Viet lebih kayak gabungan supermarket dan food court. Banyak alley jualan makanan (snack and drink mostly) dan sisi lain food court dengan tempat duduk dan beberapa counter makanan. 

Gw turun untuk pipis (bayar 3000 Dong). Lalu join Nanien yang duduk sambil makan rujak Viet. Sekitar 30 menit break, perjalanan menuju Sa Pa berlanjut.

Kami tiba di Sa Pa sekitar jam 2 siang. HK Buslines menyediakan shuttle yang mengantarkan kita langsung ke penginapan. Mayan. Kita pun check in di Venus Hostel Sa Pa.

One thing about hotel dan hostel di Viet, they are ridiculously cheap! Hotel Family Transit 2 itu cuma 300ribuan. Venus cuma 200ribuan. Meskipun murah, service-nya luar biasa. Kamarnya walau kecil tapi rapi dan bersih. Perabotan sederhana tapi cukup. Kamar mandi lumayan besar, lengkap dengan air panas dan… bidet! OMG Thank God Vietnam mengenal konsep bidet! Good job, tetangga! Singapore tolong dicontoh ya! Wkwk~

Oh ya, mostly hotel/hostel di Viet itu kecil-kecil dan family owned, jadi resepsionisnya owner-nya sendiri. Kadang dibantu anak-anaknya. So cute. :3

Walaupun English-nya patah-patah, komunikasi masih lancar. Mereka juga baik-baik banget. Kita berasa disambut ibu kosan. <3

kamarkuu~ kecil, but trust me, ini cukup bgt!


Kita unloading barang dan istirahat sekitar 1 jam, lalu berangkut ke pusat kota Sa Pa untuk foto-foto dan… mam!

Pusat kota Sa Pa mungil dan tidak hingar bingar seperti pusat kota pada umumnya. Jumlah penduduk lokal dan turis seimbang, banyak tapi tetap menyisakan enough space for everyone to move around and enjoy the city. Tidak hectic kota ini, kebayang warganya pasti slow living. Hehehe~

Ada alun-alun, kantor pemerintah, restoran, cafe, hotel, mall, taman kota, toko-toko, jalan raya, museum, dan lain-lain. Semuanya versi mini sehingga sekali round muter-muter aja semuanya udah keliatan. 

Sa Pa city gal!


Orang-orang lokal banyak yang berkeliaran jualan souvenir-souvenir sederhana seperti pouch, syal, dll. Ada juga anak-anak kecil berpipi merah seperti persik yang tingginya bahkan belum sepinggang gw, udah mencari nafkah dengan menyediakan hiburan: menari tradisional diiringi jukebox yang tingginya hampir sama kayak mereka. Lucu banget, gemes banget, but i’m against the idea of child labor, jadi menikmati kerja mereka sambil mengambil foto mereka… just feels wrong~

Untuk hitungan sore jam pulang kerja, jalanan Sa Pa nggak macet. Rame sih mobil dan motor, tapi ga menumpuk. Nyebrang di Sa Pa juga manusiawi, ga seperti di Hanoi yang pertaruhannya nyawa. Hahaha~

Setelah puas foto-foto, kita meluncur ke sebuah kafe vegan (karena perginya sama Nanien, paling safe masuk ke restoran kalo ada label vegan, karena label halal jarang ditemukan) bernama Thong Dong. Menemukan cafe ini cukup unik, masuk gang kecil tersembunyi dan naik tangga yang lumayan curam. Tapi worth it banget karena cafenya super cute, artsy, and homey.

Kita bergabung dengan tamu-tamu lain yang mostly bule! Wkwk. Well yang namanya restoran vegan sangat expected ya segmen customer-nya siapa. Hehehe~

mam


Makanannya enakkk walaupun less tasty karena vegan, atau ya karena memang kami laper banget aja. Kita pesen menu nasi namanya Colorful Rice (tapi ga colorful2 amat siy), noodle soup, dan dessert Nama Chocolate yang super duper endulita! Campuran cokelat, kelapa dan rum. Saking enaknya sampe kebayang-bayang dan pengen balik ke cafe itu beberapa hari ke depan!

Main ke Vietnam kurang lengkap kalo belum minum kopi! Setelah stuffing our tummies with carbs, kita cari cafe buat ngopi dan pilihan jatuh ke… Cong! Kafe mainstream Viet banget ya, hahaha~ Tapi konsepnya unik, sangat tentara, sangat k*munis vibe, which is the origin of Viet. 

Tapi gw ga ngopi, wkwk~ Karena udah sekitar jam 7 malem, kalo ngopi takut ga tidur. Jadi gw nyoklat aja, pesen hot coconut chocolate. Too sweet for my liking, tapi gapapa yang penting experience-nya. Gelasnya guede, worth it banget bayar 55,000 Dong. Yang paling penting, hangattt. Makin malem Sa Pa makin dingin yagesya, karena kita ke sana udah winter dengan suhu rata-rata 8-10 derajat Celcius. 

Puas menghangatkan diri dengan cokelat, kita jalan kaki ke Night Market Sa Pa. Beneran pasar tradisional pada umumnya sih, tapi ga jorok, ga kotor. Crowd-nya masih friendly. Yang dijual campuran makanan seperti daging dan sayur, ada juga souvenir seperti tas, totebag, syal, pouch, kaos I love Viet, topi, kupluk, dll.

Yang paling kita incer di night market tentunya adalah street food. Tapi karena perut masih kenyang, kita cuma sanggup makan wedang Vietnam, wkwk~ 

Gw suka banget sih vibe night market ini, mungkin karena ga terlalu rame, ga berisik, dan bersih. Jalan kaki ke sini lumayan jauh, tapi worth it banget. 

Kita balik ke hostel sekitar jam 10an langsung mandi air panas. Ternyata hari ini nggak terlalu capek jadi gw masih sempet Tiktokan. Lalu tertidur jam 11an.

Such a great day!

Karena postingan ini udah kepanjangan, lanjut part 2 untuk day 3, 4, 5 yaa.

Thanks for reading!

Sunday, November 2, 2025

Me Wassup #115: Film Pangku, G-Dragon in Cinema Ubermensch, Halloween Party, Konser Laleilmanino

Hi guys, how yall doin?

Masih dalam edisi Seeta kebanyakan acara dan pulang malem terus, minggu ini jadwalnya lebih padet dari minggu lalu. 

Dimulai dengan hari Senin yang dipakai untuk ke dokter gigi di MMC. Kena vonis root canal lagi karena yang ternyata sebelumnya bocor sehingga bakteri masuk lagi dan sarafnya meradang lagi. Ealaaahh~ Gimana sih, MMC?! Kan gw root canal pertama kali juga di situ~ Harusnya dapet refund nih~ Perlindungan customer~ Huff~

Lalu diberitahu biaya operasinya 12juta, yang di-cover asuransi cuma 4juta. Are you kidding me? Abis gajian tiba-tiba kena liability 8juta gini?! No thanks. Pivot cari RS lain >> back to Lakesgilut Halim. Wkwk~

Udah kesana kemarin, bener emang harus root canal lagi katanya. Tapi Alhamdulillah biayanya ga 12juta. Walaupun ga bisa bayar pake asuransi, cuma disuruh bayar 500k aja per kontrol. Estimasinya 3-4 kali kontrol, jadi total 2juta. Masih mendinglah daripada 8juta~

Lanjut ke hari Selasa menghadiri gala premiere film debut penyutradaraan Reza Rahadian, Pangku. Terima kasih rekan sejawat di Awe yang kasih tiket nonton.



Reza really had come a long way since I worked with him last time in 2014. Waktu itu beliau jadi juri XXXXX Sampul. Termasuk juri yang galak, hobinya nangisin finalis. Wkwk. Kalo ada kesempatan ngobrol sama Reza sekali lagi, pengen bawa topik ini lagi. 

Anyway, Pangku gimana filmnya? Suka sih. Enteng. Very simple story. Gw udah expect film berat yang bakal mikir banget, ternyata nggak. Almost slice of life, tapi life-nya ya life of a  prostitute. Hehe~

It’s pretty heartwarming karena porsi besarnya adalah family drama. Filmnya cukup panjang tapi ga padet dialog. Cukup mengandalkan acting dan writing, scene demi scene berhasil deliver message dan emosi dengan baik. [8/10]-lah dari gw.

Paling agak kecewa sedikit sama endingnya. [spoiler alert!] Si Sartika, udah kecebur di lobang yang sama 2x—dikecewain laki-laki 2x, kok ya ga belajar dari pengalaman? Ga mengubah hidupnya untuk jadi lebih baik? Endingnya dia masih sama miskinnya, nasibnya ga berubah..

Oh well. Sudahlah, tidak perlu overthinking, itu hanya film. 

Hari Rabu, meluncur ke CGV GI untuk premier film, tapi kali ini berbayar. I am watching concert-movie, G-Dragon in Cinema Ubermensch. Finally bisa ketemu abang GD, walaupun dalam versi yang lebih budget. Hehehe~ Sorry ya bang, abis harga tiket konser u bener-bener ga make sense~



Gw nonton di Screen X, yang layarnya 270 derajat alias ada 3: depan, kanan, kiri. Mayan juga experience nontonnya, walaupun kursinya ga goyang-goyang macem 4DX. Fyi, throwback ke 2013, gw nonton One of a Kind concert-movie juga di tempat yang sama. Bedanya, waktu itu 4DX. 

Screen X is 10/10 Chef’s Kiss, apalagi kalo GD lagi perform featuring Taeyang dan Daesung, itu masing-masing layar diisi mereka, berasa dikelilingin idol. Gile, nonton konsernya langsung aja ga bisa achieve visual kayak gitu. 

Beberapa kali screen kanan dan kiri dikasih visual effect, supaya pengalaman nontonnya lebih berkesan. Kadang-kadang ditaro lyrics juga. Mantaplah. 

Yang rada kurang menurut gw adalah sound-nya, masih kurang “konser” gitu, kurang surround, kurang bikin bergetar. Masih stereo. Bass-nya ga berasa. Jadi kurang hidup. 

Satu hal yang gw syukuri setelah menonton… ternyata ga nyesel2 amat ga nonton konsernya, karena si abang sebenernya jarang nyanyi juga. Wkwk~ Banyakan adlibs and stage act—acting cool, which is fine, he IS cool. Tapi kayak… men suara lo tuh bagus, lirik lo juga bagus, udah capek-capek dibikin kok ga dinyanyiin? 

Gw liat GD di Ubermensch nggak se-all out/se-fly Motte sih. Di Motte tuh Masyaallah Tabarakallah, kharismanya meletup-letup. Lebih lepas, lebih liar. Idk, mungkin yang kali ini sudah ada pengaruh penuaan. Hehe~

I was really happy he still brought my faves: R.O.D, Who You, That XX, Heartbreaker. Mudah-mudahan tahun depan abang menepati janji untuk comeback BigBang ya. Kita bela-belain tiketnya mau berapapun kalo BigBang mah. Walaupun ga kebayang 3 member doang gimana jadinya ya? wkwk~ 

Hari Kamis, hari tersibuk, ada 2 acara. 

Lupa bilang tadi, film Pangku mulai jam 20:00, selesai jam 22:30, baru sampai rumah jam 23:30, tidur jam 00:30, jam 7 udah harus bangun lagi.

Film GD mulainya jam 20:30, selesai jam 22:30, baru sampai rumah jam 12, baru tidur jam 1, jam 7 udah harus bangun lagi.

Dua hari berturut2 kurang tidur, basically hari Kamis itu gw zombie mode dan harus menjalani 2 acara sekaligus: Halloween Party di Kantor & Konser Laleilmanino.

Dua-duanya super fun sih, tapi ga bisa 100% karena basically lelah jiwa raga.

Halloween Party: ini comeback setelah 6 tahun yang lalu jadi Powerpuff Girl sama Echa dan Opiq di Dian. 



Kali ini di Awe, gw mewakili Orange is The New Black (OITNB) universe. <3



Cute little backstory:

Baju napi itu gw beli di toko kostum di Melbourne tahun 2017 yang mana saat itu gw lagi suka-sukanya sama OITNB. Niatnya sih buat dipake Halloween party di sana, so I want to proudly wear it.

Waktu itu sebenernya lebih into Stranger Things. Series yang pertama kali gw tonton di Netflix dan bikin gw ngefans sama brand ini yang kemudian menjadi kebutuhan primer sejak di Melbourne sampai sekarang and the whole reason I am where I am now. 

Tapi kala itu Stranger Things udah amat sangat populer sehingga yang dressing up as Eleven for Halloween pasti banyak banget. So, I went with my 2nd favorit Netflix show yang juga lagi populer di masa itu, OITNB. 

Alas, waktu itu Halloween momennya pas banget final exam. Jadi ga bisa ikutan party karena harus lembur berhari-hari ngerjain paper. Alhasil baju itu ga pernah terpakai dan menjadi penghuni senior di lemari gw, mendekam di tumpukan paling bawah selama hampir 9 tahun. 

Allah Maha Baik. Tahun 2025, siapa sangka gw bisa bergabung as employee. So, wearing my OITNB outfit for the company’s Halloween party just feels right. :’)

I will cherish this moment forever. <3


Pulang kantor, menghadang hujan deras menuju ke Istora Senayan untuk Konser Laleilmanino. 



Konsernya kelamaan! Kirain 2 jam, ternyata 3 jam, dan mulainya ngaret! Di tiket bilangnya jam 19:30 mulai, baru mulai 8:15. Gw udah expect 2 jam kelar, sehingga bisa pulang 21:30. Nope, jam 11 baru keluar Istora, setengah jam dapet GoCar, sampai rumah jam 1. This zombie bahkan udah terlalu lelah untuk makan orang. 

Kalau diliat dari sisi positifnya, ya itu tiket 300rb jadi worth it banget sih. Apalagi Laleilmanino bawa guest star banyak banget. The concert almost felt like a variety show. 

But still, it was too long for me. Ga suka konser kelamaan. Sejam pertama masih bisa singalong dan joget, sejam berikutnya sampai selesai, simply dead. Mata tetep melek aja susah. Please, I just want to go home. 

Regardless of that, teruntuk Laleilmanino, terima kasih banyak atas sumbangsihnya terhadap musik pop Indonesia. You guys touched the hearts of so many people. Membantu banyak orang untuk bisa mengekspresikan perasaannya. Membantu banyak musisi untuk mendapatkan rekognisi. Berbagi rasa dan cerita. 

Teruslah konsisten berkarya dan gw yakin 20 tahun lagi kalian akan menjadi legend di industri musik indonesia. I’m sure you’ll draw a bigger stage dan crowd. 20 tahun lagi, Istora udah nggak akan muat, yall have to do GBK. :)

Okelah itu aja buat postingan hari ini. Kebanyakan acara, capek as fuck, tapi overall fun. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. 

And… just like that, October is officially over. Two months remaining. Anxiety is at all-time high. 

Di tengah ketidakjelasan nasib gw ini, bisa-bisanya impulsif ikutan Vietnam trip-nya Nanien 10 hari lagi! Well, I desperately need a sense of accomplishment this year, even just a little. Vietnam ada di bucket list 25 Before 40. So it was an easy decision. 

I also want to feel a sense of control again, karena terlalu banyak hal yang ga bisa gw kontrol sekarang. Attending events, planning a trip, I can control all of those. They give me purpose. I like that.

Semoga ada kabar baik sebelum akhir tahun. 

Jika tidak ada pun, semoga ikhlas kembali hadir buat gw. 

I mean, break 3 bulan juga bukan ide yang buruk—it was the original plan. Always wanted to try that silent retreat and Qigong class in Bali. 

I guess what I’m not ready for is the farewell. 

So much good stuff here. Way too much.