Drakornya lho ya, bukan konsepnya~ lol
Hi, guys! how y’all doin?
So a sweet colleague of mine, Kak Angie minggu lalu mengirimkan sebuah prakarya DIY: kalender Han Ji-pyeong.
Wkwk~
Fyi, Han Ji-pyeong adalah salah satu karakter utama drakor Start-Up yang bulan Januari kemarin sempat menghebohkan jagat perkoreaan. Well, either the drama itself that was so good or Netflix’s brand editorial team yang sedemikian rupa berhasil menciptakan perang virtual #TeamJipyeong vs #TeamDosan yang nge-trigger ceciwi-ceciwi untuk ngomongin itu terus to the point jadi the talk of the town, berhari-hari trending di Twitter.
Excellent branding/marketing strategy I must say.
Anyway, meskipun demikian, gw awalnya tidak berminat untuk nonton Start-Up. Idk ya, ga minat aja. Agak skeptic gitu pas tau yang main Suzy sama Nam Joo-hyuk, pun waktu itu sama sekali ga kenal sama Kim Seon-ho.
Terus gw juga ga suka drakor yang dipromosikan dengan lebay gitu, apalagi sampai bikin gimmick #TeamJipyeong vs #TeamDosan~ I mean, drakor mah kalo bagus ya bagus aja. Ga perlu promosi lebay, the quality will speak for itself.
Gw lebih suka memilih drakor yang pengen gw tonton dengan teknik seperti ini, ga ikut-ikutan arus mainstream, tapi ketemu begitu aja, entah itu baca review, atau rekomendasi temen, atau hooked ketika baca sinopsisnya, whatever-lah.
That’s why gw ga mau nonton Start-Up tadinya.
But then Kak Angie so sweet banget ngasih gw kalender bertemakan Han Ji-pyeong. Setiap bulan tuh ada quote2 HJP dari drakor Start-Up itu~ Gimana caranya gw bisa mengapresiasi kalender ini kalo gw ga ngerti konteks HJP bisa came up dengan quote2 itu??
So yeah I watch Start-Up for the sake of Kak Angie. Wkwk~
Lalu menurut gw gimana dramanya?
B-aja~ LOL~
Well sebagai orang yang 3 tahun belakangan kerja di tech industry, beberapa part cukup realistis dan relatable. Menyaksikan betapa susahnya merintis startup. Hustle culture digambarkan dengan jelas, ga tidur berhari2 demi project (tapi kok Suzy tetep cantik ya? LOL~). Nambah wawasan juga, belajar investasi, problem-solving, leadership, dan entrepreneurship.
Those parts, okelah. Rapi storytellingnya. Tapi ga mind-blowing aja, just good.
Yang bikin betah nonton dramanya ya menang karakter Han Ji-pyeong sih menurut gw. Terlalu loveable.
Penulisnya pakai pendekatan Disney untuk HJP. Backstory-nya diceritakan tragis dan penuh emosi, otomatis bikin sayang. Lalu berkembang jadi pria berwujud sempurna dengan karier cemerlang dan penyayang lansia. Too good to be true dan haluable. Makin ga bisa lepas dari HJP no matter how fictional he is.
I personally like how HJP menyetir jalan cerita Start-Up. Gw ngebayangin dia sebagai master puppet yang mengendalikan 2 puppets: Dalmi sama Dosan. Apa yang terjadi sama mereka berdua literally disetir sama HJP. That being said, harusnya main cast-nya ya si Kim Seon-ho ya, Suzy sama NJH itu supporting cast.
That being said again, the #TeamJipyeong vs #TeamDosan war harusnya ga necessary. Karena jelas pemenangnya siapa.
But okaylah, marketing gotta market.
So yeah, storywise, Start-Up b-aja. Characterwise, karena ada HJP, lebih superior dikit. Ga mudah untuk bikin karakter yang iconic, apalagi dalam industri TV yang super-vast seperti di Korea Selatan.
Anyway 1 lagi yang mau gw bahas soal Start-Up. Tokoh HJP dan Dosan—in real life. Keduanya menurut gw terlalu fiksi. HJP, in real life, cowok yang begitu sempurna dan punya segalanya >>> pasti otomatis fakboiii kelas kakap yang menghindari komitmen. Kerjaannya ONS dari satu swipe right ke swipe right yang lain. In between works, traveling untuk check in di club/bar hits all around the world, then take picts with celebs, rock stars, sosialita, dan royals. Man’s living his best life.
Sedangkan Nam Dosan, cowok super nerd yang cuma punya 2 orang temen (sesama nerd), ga punya kehidupan sosial, hidupnya dihabiskan di loteng kumuh having a steamy sex with his computer, awkward sama lawan jenis >>> very very likely in real life straight up pervert! Consuming hent*i or p*rnhub every night before sleep because he knows he won’t be getting any of those sexual fantasies in real life.
It actually justified kenapa dia akhirnya memutuskan untuk menemui si Dalmi walaupun sama sekali ga kenal. Ya pervert ketika tau ada cewek cantik suka sama dia, ibarat gayung bersambutlah. Wkwkwk~~
Anyway so yeah that’s about it. I have 1 more unpopular opinion about Dalmi—that she is too pretty to represent the FHC—Female Halu Community. I mean, cewek single dengan segala kegalauan dan insecurities kehidupan, karier, dan asmara di usia 20-30 pasti punya kehaluan masing-masing. Tapi kalo di-scan, not many of them good-looking-lah.
Not saying cewek cakep ga boleh halu, it’s just that species is very very rare. Cewek cakep akan cukup percaya diri untuk posting foto aesthetic di Instagram on daily basis—something yang cuma bisa jadi kehaluan cewek2 dengan looks average ke bawah.
Alrighty~ mari nonton ulang Start-Up Han Ji-pyeong focus! :D
No comments:
Post a Comment