Hi guys, how yall doin?
Masih dalam edisi Seeta kebanyakan acara dan pulang malem terus, minggu ini jadwalnya lebih padet dari minggu lalu.
Dimulai dengan hari Senin yang dipakai untuk ke dokter gigi di MMC. Kena vonis root canal lagi karena yang ternyata sebelumnya bocor sehingga bakteri masuk lagi dan sarafnya meradang lagi. Ealaaahh~ Gimana sih, MMC?! Kan gw root canal pertama kali juga di situ~ Harusnya dapet refund nih~ Perlindungan customer~ Huff~
Lalu diberitahu biaya operasinya 12juta, yang di-cover asuransi cuma 4juta. Are you kidding me? Abis gajian tiba-tiba kena liability 8juta gini?! No thanks. Pivot cari RS lain >> back to Lakesgilut Halim. Wkwk~
Udah kesana kemarin, bener emang harus root canal lagi katanya. Tapi Alhamdulillah biayanya ga 12juta. Walaupun ga bisa bayar pake asuransi, cuma disuruh bayar 500k aja per kontrol. Estimasinya 3-4 kali kontrol, jadi total 2juta. Masih mendinglah daripada 8juta~
Lanjut ke hari Selasa menghadiri gala premiere film debut penyutradaraan Reza Rahadian, Pangku. Terima kasih rekan sejawat di Awe yang kasih tiket nonton.
Reza really had come a long way since I worked with him last time in 2014. Waktu itu beliau jadi juri XXXXX Sampul. Termasuk juri yang galak, hobinya nangisin finalis. Wkwk. Kalo ada kesempatan ngobrol sama Reza sekali lagi, pengen bawa topik ini lagi.
Anyway, Pangku gimana filmnya? Suka sih. Enteng. Very simple story. Gw udah expect film berat yang bakal mikir banget, ternyata nggak. Almost slice of life, tapi life-nya ya life of a prostitute. Hehe~
It’s pretty heartwarming karena porsi besarnya adalah family drama. Filmnya cukup panjang tapi ga padet dialog. Cukup mengandalkan acting dan writing, scene demi scene berhasil deliver message dan emosi dengan baik. [8/10]-lah dari gw.
Paling agak kecewa sedikit sama endingnya. [spoiler alert!] Si Sartika, udah kecebur di lobang yang sama 2x—dikecewain laki-laki 2x, kok ya ga belajar dari pengalaman? Ga mengubah hidupnya untuk jadi lebih baik? Endingnya dia masih sama miskinnya, nasibnya ga berubah..
Oh well. Sudahlah, tidak perlu overthinking, itu hanya film.
Hari Rabu, meluncur ke CGV GI untuk premier film, tapi kali ini berbayar. I am watching concert-movie, G-Dragon in Cinema Ubermensch. Finally bisa ketemu abang GD, walaupun dalam versi yang lebih budget. Hehehe~ Sorry ya bang, abis harga tiket konser u bener-bener ga make sense~
Gw nonton di Screen X, yang layarnya 270 derajat alias ada 3: depan, kanan, kiri. Mayan juga experience nontonnya, walaupun kursinya ga goyang-goyang macem 4DX. Fyi, throwback ke 2013, gw nonton One of a Kind concert-movie juga di tempat yang sama. Bedanya, waktu itu 4DX.
Screen X is 10/10 Chef’s Kiss, apalagi kalo GD lagi perform featuring Taeyang dan Daesung, itu masing-masing layar diisi mereka, berasa dikelilingin idol. Gile, nonton konsernya langsung aja ga bisa achieve visual kayak gitu.
Beberapa kali screen kanan dan kiri dikasih visual effect, supaya pengalaman nontonnya lebih berkesan. Kadang-kadang ditaro lyrics juga. Mantaplah.
Yang rada kurang menurut gw adalah sound-nya, masih kurang “konser” gitu, kurang surround, kurang bikin bergetar. Masih stereo. Bass-nya ga berasa. Jadi kurang hidup.
Satu hal yang gw syukuri setelah menonton… ternyata ga nyesel2 amat ga nonton konsernya, karena si abang sebenernya jarang nyanyi juga. Wkwk~ Banyakan adlibs and stage act—acting cool, which is fine, he IS cool. Tapi kayak… men suara lo tuh bagus, lirik lo juga bagus, udah capek-capek dibikin kok ga dinyanyiin?
Gw liat GD di Ubermensch nggak se-all out/se-fly Motte sih. Di Motte tuh Masyaallah Tabarakallah, kharismanya meletup-letup. Lebih lepas, lebih liar. Idk, mungkin yang kali ini sudah ada pengaruh penuaan. Hehe~
I was really happy he still brought my faves: R.O.D, Who You, That XX, Heartbreaker. Mudah-mudahan tahun depan abang menepati janji untuk comeback BigBang ya. Kita bela-belain tiketnya mau berapapun kalo BigBang mah. Walaupun ga kebayang 3 member doang gimana jadinya ya? wkwk~
Hari Kamis, hari tersibuk, ada 2 acara.
Lupa bilang tadi, film Pangku mulai jam 20:00, selesai jam 22:30, baru sampai rumah jam 23:30, tidur jam 00:30, jam 7 udah harus bangun lagi.
Film GD mulainya jam 20:30, selesai jam 22:30, baru sampai rumah jam 12, baru tidur jam 1, jam 7 udah harus bangun lagi.
Dua hari berturut2 kurang tidur, basically hari Kamis itu gw zombie mode dan harus menjalani 2 acara sekaligus: Halloween Party di Kantor & Konser Laleilmanino.
Dua-duanya super fun sih, tapi ga bisa 100% karena basically lelah jiwa raga.
Halloween Party: ini comeback setelah 6 tahun yang lalu jadi Powerpuff Girl sama Echa dan Opiq di Dian.
Kali ini di Awe, gw mewakili Orange is The New Black (OITNB) universe. <3
Cute little backstory:
Baju napi itu gw beli di toko kostum di Melbourne tahun 2017 yang mana saat itu gw lagi suka-sukanya sama OITNB. Niatnya sih buat dipake Halloween party di sana, so I want to proudly wear it.
Waktu itu sebenernya lebih into Stranger Things. Series yang pertama kali gw tonton di Netflix dan bikin gw ngefans sama brand ini yang kemudian menjadi kebutuhan primer sejak di Melbourne sampai sekarang and the whole reason I am where I am now.
Tapi kala itu Stranger Things udah amat sangat populer sehingga yang dressing up as Eleven for Halloween pasti banyak banget. So, I went with my 2nd favorit Netflix show yang juga lagi populer di masa itu, OITNB.
Alas, waktu itu Halloween momennya pas banget final exam. Jadi ga bisa ikutan party karena harus lembur berhari-hari ngerjain paper. Alhasil baju itu ga pernah terpakai dan menjadi penghuni senior di lemari gw, mendekam di tumpukan paling bawah selama hampir 9 tahun.
Allah Maha Baik. Tahun 2025, siapa sangka gw bisa bergabung as employee. So, wearing my OITNB outfit for the company’s Halloween party just feels right. :’)
| I will cherish this moment forever. <3 |
Pulang kantor, menghadang hujan deras menuju ke Istora Senayan untuk Konser Laleilmanino.
Konsernya kelamaan! Kirain 2 jam, ternyata 3 jam, dan mulainya ngaret! Di tiket bilangnya jam 19:30 mulai, baru mulai 8:15. Gw udah expect 2 jam kelar, sehingga bisa pulang 21:30. Nope, jam 11 baru keluar Istora, setengah jam dapet GoCar, sampai rumah jam 1. This zombie bahkan udah terlalu lelah untuk makan orang.
Kalau diliat dari sisi positifnya, ya itu tiket 300rb jadi worth it banget sih. Apalagi Laleilmanino bawa guest star banyak banget. The concert almost felt like a variety show.
But still, it was too long for me. Ga suka konser kelamaan. Sejam pertama masih bisa singalong dan joget, sejam berikutnya sampai selesai, simply dead. Mata tetep melek aja susah. Please, I just want to go home.
Regardless of that, teruntuk Laleilmanino, terima kasih banyak atas sumbangsihnya terhadap musik pop Indonesia. You guys touched the hearts of so many people. Membantu banyak orang untuk bisa mengekspresikan perasaannya. Membantu banyak musisi untuk mendapatkan rekognisi. Berbagi rasa dan cerita.
Teruslah konsisten berkarya dan gw yakin 20 tahun lagi kalian akan menjadi legend di industri musik indonesia. I’m sure you’ll draw a bigger stage dan crowd. 20 tahun lagi, Istora udah nggak akan muat, yall have to do GBK. :)
Okelah itu aja buat postingan hari ini. Kebanyakan acara, capek as fuck, tapi overall fun. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan.
And… just like that, October is officially over. Two months remaining. Anxiety is at all-time high.
Di tengah ketidakjelasan nasib gw ini, bisa-bisanya impulsif ikutan Vietnam trip-nya Nanien 10 hari lagi! Well, I desperately need a sense of accomplishment this year, even just a little. Vietnam ada di bucket list 25 Before 40. So it was an easy decision.
I also want to feel a sense of control again, karena terlalu banyak hal yang ga bisa gw kontrol sekarang. Attending events, planning a trip, I can control all of those. They give me purpose. I like that.
Semoga ada kabar baik sebelum akhir tahun.
Jika tidak ada pun, semoga ikhlas kembali hadir buat gw.
I mean, break 3 bulan juga bukan ide yang buruk—it was the original plan. Always wanted to try that silent retreat and Qigong class in Bali.
I guess what I’m not ready for is the farewell.
So much good stuff here. Way too much.

No comments:
Post a Comment