Thursday, May 9, 2024

Belanda 2024: My Chosen Family

Hi guys! How yall doin?

ANOTHER THANK GOD FOR MID-WEEK HOLIDAY!

Bulan Mei ini kita bener2 showered with holiday deh, thank you pemerintah! Once in a blue moon nggak tuh thanking Indo government~ hahaha

Satu lagi highlight keluarga Belanda yang mau gw ceritain di blog ini. 

Ada sebuah quote yang gw suka banget: family isn’t always by blood, as an adult you get to choose your family.

Ini bener banget. Gw bersyukur merasakan sendiri kebenaran dari quote ini karena pengalaman gw sama keluarga yang by blood kurang menyenangkan. Beberapa orang malah terang-terangan gw unfam (kayak unfriend buat temen, get it??). Block nomernya di hape, block sosmednya, no interaction whatsoever, mending ga ketemu lagi aja. Yes, ada. Karena kita udah terlalu berbeda.

Jadi sekarang kalo gw disuruh jelasin tentang keluarga gw, yang disebutin ya keluarga inti aja. Bokap, nyokap, adek.

Gw juga belajar konsep family by blood itu tidak selamanya sehat, karena kita dipaksa untuk menoleransi saudara2 yang “ajaib”, memalukan, toxic, jahat, gagal, or any other negative traits atas dasar “kan saudara”~

No, that doesn’t sit with me. Kalo orangnya emang patut dihindari, mau darahnya sama persis juga mending bye deh. Amit-amit.

Sayangnya di keluarga gw tuh banyak yang kayak gitu. Jadi semakin ke sini jumlah keluarga by blood yang masih berinteraksi sama gw semakin minimalis. Gw miskin banget saudara sumpah, wkwk~ Makanya kalo event2 kayak Lebaran tuh ketika keluarga besar orang2 pada kumpul, bajunya samaan, I kennot relate. Hahaha~~

No worries though, dengan tidak adanya mereka, hidup gw malah lebih baik dan lebih damai. 

Anyway, back to that quotes. Jadi ceritanya gw punya “extended family” yang persis seperti dideskripsikan di quote tersebut di Belanda.

They are Jim and Junita Agerbeek

Mereka ini adalah bestie-nya opa dan oma gw, (alm) Reggie and Inneke de Pruyssenaere de La Woestijne berpuluh-puluh tahun. In fact, oma Junitalah yang ngecomblangin opa Reggie and oma Inneke. What a fact!

Together the four of them have traveled the world together, including Indonesia. Kebetulan opa Jim dan oma Junita pun ada keturunan Indonesia. Opa Jim keturunan Malang, oma Junita keturunan Maluku. Both pernah tinggal juga di Indonesia for a short while waktu masih kecil sebelum akhirnya back for good ke Belanda ketika Indonesia merdeka. 

On many occasions ketika berkunjung ke Indonesia, mereka disambut dan dijamu nggak lain nggak bukan oleh nyokap bokap gw sendiri. I’m not talking about dijamu as in cuma dijemput di airport dan dianter ke hotel ya. Dijamu = DITANGGUNG SELURUH KEBAHAGIAANNYA SELAMA LIBURAN.

Nyokap bokap gw itu kadang terlalu baik, atau sering. Sesuatu yang ga menurun ke gw unfortunately. Heuheuheuheu.

Anyway, ketika 4 lansia itu berkunjung ke Indo, nyokap bokap gw yang bikinin itinerary mereka kemana aja dan menanggung semua biaya operasionalnya. Cariin hotel, anterin kesana kemari, makan di resto2 terkenal, belanja belanji, dll. 

Sometimes suka a lil extra, mereka dibawa TRAVEL ACROSS THE OCEAN! Pulau Seribu, Bali, Semarang, Karimun Jawa, Palembang, to name a few.  

Gw? Tentu saja tyduck ikut. Itu masa-masa gw sangat ansos di keluarga soalnya. Heuheuheu~

So yeah kebaikan hati nyokap bokap gw terhadap mereka ini ternyata berkesan buat opa Jim dan oma Junita sehingga mereka sayang sekali sama kita. Mereka udah anggep kita keluarga sendiri juga. Ketika wacana trip ke Belanda diajukan, opa dan oma langsung bantuin. Dijemput di airport, dikasih nginep di J&J Airbnb alias rumah kecil (but super cozy and lovely) mereka di Alkmaar, dikasih makan, dianter jalan-jalan ke semua tourist spot. Exactly the same treatment kayak oma Inneke. So kind!!!

Not to mention opa Jim sama oma Junita orangnya seru banget. Suka ngobrol, punya cerita2 seru, suka becanda. Opa Jim ini profesinya musisi (anak band) dan guru karate di Belgia.

“Every Wednesday I drive 2 hours to Belgium to teach karate.”

Kalo oma Junita, dulunya model dan chef. Sekarang guru salsa. So awesome~~

“Saya suka masak pedas tapi tidak suka makan pedas.”

Wkwkwkwk~~~

Oh it’s so amazing orang2 yang sama sekali ga ada hubungan darah sama kita bisa sebaik itu sama kita. We used to be complete strangers, but they treat us like their own family. 

Ini adalah pengalaman kedua gw di-treat seperti keluarga sendiri oleh orang yang bener2 ga punya hubungan darah sama gw. Pertama kali ketika di Melbourne, ada sepasang sejoli baik hati yang sudah menganggap gw seperti anak mereka sendiri. Bunda and Papi. Pernah gw ceritain di sini

Sampai sekarang masih aktif kontakan via Facebook sama Bunda. Lebaran kemarin sebenernya Bunda pulang ke Indonesia, tapi gw-nya lagi di Belanda.. Hix

Kapan ya bisa balik ke Aussie ketemu mereka lagi? Miss them so much.. :’(

So yeah, I’m so lucky, blessed, and eternally grateful to have them as my extended family. Jadi nggak nelangsa-nelangsa banget kalo keluarga aslinya berkurang. Hahaha~~

In the meantime, mari kita cari lagi another extended family. They make our lives even more content and more meaningful.

The chosen family is the REAL family. <3




No comments:

Post a Comment