Hi, guys! How y’all doin?
One of the most random thing that could happen to you when you’re living far away from your family is how fast a stranger can be your family.
Who knows 2 orang yang baru gw kenal sejak bulan Desember kemarin, dengan cepatnya berubah status dari “temennya temen” menjadi “keluarga”.
This is a story about Bunda and Papi.
Alkisah, Kaka Inunk, one of my best friend merangkap my best ngebolang friend alias temen keluyuran gw di Melbourne, bergabung dengan grup angklung ibu-ibu dharma wanita. Quite random, if you ask me. Karena yang main angklung di sana literally ibu2, wanita paruh baya to be specific. Sedangkan Kaka Inunk ya seperti gw, mahasiswa.
Anyway, Kaka Inunk selalu bragging ke gw soal grup angklungnya ini. Salah satu yang paling sering di-brag ke gw adalah salah satu temennya di sana, bernama Bunda. Well nama aslinya bukan Bunda, but everyone calls her Bunda.
Bunda adalah salah satu orang pertama yang Kaka Inunk kenal di Melbourne. Kenalannya dengan dikenalin temen, Mba Desyi, yang juga temen gw, sesama awardee beasiswa you-know-what. Mba Desyi dan Kaka Inunk adalah teman dekat dan satu jurusan. Mba Desyilah yang mengajak Kaka Inunk bergabung di klub angklung.
Mba Desyi kenal Bunda juga dengan cara yang cukup random. Waktu itu Mba Desyi lagi medical check up untuk bikin visa Aussie. Ketemulah sama Bunda yang lagi mengantar ibunya medical check up untuk visa juga. Secara medcheck adalah suatu proses yang panjang, ga mungkin kalo ga kenalan sama orang. Gw pun waktu itu ada kali kenalan sama 3-4 orang yang juga nungguin medcheck.
So yeah, dari situ mereka kenalan dan Bunda langsung mengajak Desyi gabung ke grup angklung (yang mana kemudian Mba Desyi mengajak Kaka Inunk untuk gabung juga) dan main ke rumahnya ketika udah sampai di Melbourne. Bunda juga mengenalkan mereka ke suaminya, si Papi, yang adalah orang Australia asli.
Bunda dan Papi tinggal di daerah Pakenham alias Pakky. Pakky adalah suburb-nya Melbourne yang nun jauh di sana (sejam dari CBD naik train). Ibarat Bogor gitulah, yang harus lewat tol untuk ke sana. Jauh, tapi bagus banget, tenang dan damai.
Sebagai temen Mba Desyi, Kaka Inunk pun kecipratan perks jadi temennya Bunda. Simply put, kehidupan awal Kaka Inunk di Melbourne sangat kontras dengan kehidupan awal gw simply because of Bunda.
Kehidupan awal gw penuh dengan kenistaan dan kenelangsaan~ Kedinginan tiap hari, makan seadanya, pergerakan terbatas karena buta arah, ga bisa experience the real Melbourne/Australia. Kaka Inunk? Happy bener diajak jalan2 ke Ballarat, Sovereign Hill, liat wildlife Kangguru, not to mention Bunda masakin makanan enak dan ngajak nginep di rumahnya. So damn lucky!
See? Ga heran kalo Kaka Inunk terus2an bragging soal Bunda ke gw. Tapi bragging-nya bragging yang baik kok, karena ujung2nya mengajak gw untuk berkenalan sama Bunda dan Papi juga.
“Ta, kamu harus kenalan sama Bunda dan Papi. Nanti kapan2 kita main ke rumah mereka di Pakky. Rumahnya besar dan bagus banget! Ada kolam renangnya! Berasa tinggal di vila deh!”
Secara gw anaknya kurang piknik, diiming2i tinggal di rumah besar yang ada kolam renang, jauh dari hiruk pikuk kota Melbourne, i’m totally sold!
Long story short, one day, gw ikut Kaka Inunk latihan angklung dan akhirnya dikenalin sama Bunda. Kebetulan juga, hari itu Papi ikut nemenin Bunda latihan angklung, jadi gw dikenalin sama Papi juga. Bener lho kata Kaka Inunk, di hari pertama gw dikenalin, langsung diajak ke rumahnya. Bunda dan Papi baik sekaliii~~
Sabtu, 10 Desember 2016, gw habis menghadiri BBQ-an di rumah temen gw si Mawar di daerah Chelsea. Hari itu, gw dijadwalkan untuk nginep di rumah Bunda. Jadi rencananya gw langsung menuju Pakky dari Chelsea. But then di hari H, rencananya terpaksa diubah karena Bunda mau jenguk temennya di daerah Frankston. So, I gotta catch the train to Frankston untuk ketemuan sama mereka di sana dan sama2 menuju Pakky.
Tapi sialnya, karena kegoblokan gw, gw ketinggalan kereta ke Frankston~ T.T dan karena hari itu weekend, train service is every 30 minutes, which is very long. Gw udah hopeless, takut ditinggal rombongan Pakky. But then you know what happened? They said they’re gonna pick me up in Chelsea! Baik banget!!! T.T
So yeah, that’s how my first adventure in Pakky began. Kita roadtrip ke Pakky. Karena itu Christmas season, sebelum pulang Papi ajak kita ke Bonbeach Beach, salah satu pantai yang bagus dan bersih banget di Victoria. Tapiii… ga bisa dipake berenang, soalnya belum shark-free! Tapi kata Papi kalo orang nekat sih cuek aja berenang. “We are Australian, sharks are our friends!” katanya. Hahahaha~~
Papi juga cerita waktu muda dia sering banget nekat berenang di Bonbeach dan pernah suatu ketika ada shark kecil berenang disela2 kakinya!
Bonbeach with Papi, no swimming no cry!
Abis dari Bonbeach kita jalan2 lagi ke… kemana yah? Ke daerah Rowville kalo ga salah, untuk liat Christmas Decoration. It was sooo lovely! Felt like we’re in the fairy land!
After fairy land, baru deh pulang. Seperti yang dibilang Kaka Inunk, rumahnya Bunda n Papi itu besar dan bagus banget! On top of the hill! View dari atas keren banget~ Berasa di Puncak! Interior di rumahnya juga bagus2, pokoknya bikin betah deh! Not to mention kamar gw dan Kaka Inunk yang bener2 kamar kos idaman. Like seriously, kalo Pakky jaraknya ga satu jam dari CBD, gw mau deh ngekos di sana~
Envy me?
Malem itu kita disuruh bobo cepet sama Papi, soalnya mau diajak jalan2 lagi besoknya. Bener aja lho, besoknya kita dibangunin pagi2 karena mau diajak ke Dandenong Market, Akoonah Park (yang juga lagi ada Sunday Market) dan makan di restoran Afghanistan favorit Papi. Setelah makan, kita menuju stop terakhir, Monash Medical Centre, menjenguk temennya Papi. Kunjungan rumah sakit pertama gw di Melbourne. Dapet pengetahuan baru, orang Osi yang sudah mau bertemu ajalnya, akan dirawat sampai meninggal gratis. Jadi keluarga ga terbebani. Perlu dicontoh nih di Indo.
Setelah dari RS, Bunda dan Papi anterin kita ke stasiun terdekat untuk pulang. Sebenernya Bunda ngundang Christmas Eve di rumahnya. Tapi gw ga bisa karena Bunda dan Papi beneran gw dateng~ hahaha~
Anyway~ So yeah intinya gw bersyukur banget bisa kenal sama Bunda dan Papi. Banyak following events yang gw alami bersama mereka dan semuanya menyenangkan. Mulai dari diundang BBQ waktu Straya Day, nemenin Bunda ke baby shower sodaranya (which marked my first ever baby shower di Osi yang gw yakin banget ga banyak anak2 Indo lain yang bisa merasakannya, seru banget lho!!!), berenang di private pool rumah Bunda dan Papi, dan masih banyak lagi.
Baby Shower Hailey and Pete
Yang paling bikin terharu adalah sejak saat itu Bunda sama Papi selalu refer kita berdua (gw dan Kaka Inunk) as their kids. Jadi setiap ketemu orang, kalo ditanya “ini siapa?” Bunda dan Papi ga ragu bilang “They are my kids!” Semacam diadopsi gitu kita~ Wkwk~
So I’m really thankful to have them here. Cukup mengobati rasa kangen rumah, karena merekalah rumah baru buat gw.
Dari dulu gw selalu pengen punya “keluarga kedua”, while belum ada family in law, Bunda dan Papi cukuplah. Gw bisa merasakan kehangatan dan care yang biasa gw rasakan di Duta Indah. :)
Sekarang setiap kesepian, gw selalu inget Pakky atau langsung meluncur ke sana kalo situasinya memungkinkan. Sebenernya gw masih pengen banget setiap minggu ke Pakky, tapi udah ga bisa karena kuliah~ T.T
Beberapa waktu yang lalu Papi mau ajak gw sama Kaka Inunk ikut Dandenong Drive In Movie, itu lho, layar tancep yang nontonnya dari dalem mobil~ Seru kaaann~~ Entar deh pas Easter Break, janji ke Pakky lagi! *fingercrossed*
Family Portrait <3 b="">3>
Alrighty~
No comments:
Post a Comment