Showing posts with label critics. Show all posts
Showing posts with label critics. Show all posts

Sunday, June 14, 2015

Me Wassup #35 – Surviving 3rd Weeks, Reuniting with the big screen and Jurassic World REVIEW!!!



Hi, guys! How y’all doin?

So happy to be back to blogging! I'm in very good mood! All thanks to Jurassic World, such an awesome movie, made my day yesterday, and today~ fuck it’s so awesome!

Anyway… Gw juga seneng karena gw berhasil melewati minggu ketiga di WKWKWK dengan baik~~ Learnt lots of new things, got to know my colleagues better, started to make a good life_work atmosphere. It’s good. :)

Okay now to the dope part: JURASSIC FREAKIN WORLD BABY!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Gilak kemarin hari Jumat itu gilak! Feels… Just… Too… Much… Feels….

Jadi ceritanya sejak ga berkantor di XXXXX kan gw otomatis ga bakalan bisa screening film2 lagi yaa~~ #sad Jadi hubungan gw dengan bioskop agak renggang. Apalagi jam kantor gw sekarang sangat ga bersahabat, gw jadi ga bisa nonton bioskop weekdays (except Jumat, karena besoknya libur, jadi mau pulang semalem apapun terserah). 

Weekend gw 99% ga mau diajak jalan (kecuali masih sekitar Bekasi) karena gw mau istirahat. Seriously guys, kalo lo tinggal di suburban, lo akan merasakan betapa lelahnya bolak balik Jakarta tiap hari. So my weekend concept is NO JAKARTA!

Anyway~~

So yeah, sejak hubungan gw dan bioskop merenggang, gw jadi jarang banget nonton. Film terakhir yang gw tonton itu Pitch Perfect 2 dan itu judulnya masih screening. Sejak di WKWKWK gw kelewatan San Andreas, Parasyte 2 dan Tomorrowland~~ T.T

Tapi no regret sih soalnya setelah baca review-nya pun film2 itu ga dapet kritik positif (especially Tomorrowland.. too bad.. kenapa ya?). Jadi skip nonton gapapalah.

But then JURASSIC WORLD happened!!! Salah satu film yang paling gw tunggu2 taun ini!!!!! Kalo ga nonton harom namanyaahhh~~

Tadinya gw mau nonton Jurassic World di hari pertama dia rilis, yakni Rabu kemarin. Tapi sumpah gw tepar setepar-teparnya dan hujan! Gagal deh~~

Sebagai orang yang kalo nonton film nggak-bisa-nggak-premiere, kemarin itu rasanya gw mau ngilang aja~ So fucking miserable~~~ T.T Apalagi pas liat orang2 komen di Twitter dll, bikin review tentang filmnya, SEBELUM GW!

Sakitnya….. tuh…… di….. si…….

Anyway~

I seriously couldn’t wait for Friday and get my ass to the nearest cinema, and… yep.

T.H.E.M..F.E.E.L.S

God it felt sooo good to be back in the cinema~~~

My first movie in 3 weeks!!!!!!!!!!!!! T.T

And it’s JURASSIC WORLD~~~ MY MOST ANTICIPATED MOVIE IN 2015!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!



Okay sekarang mau review. Sorry gw harus mengganti style penulisan sedikit jadi ala2 kritikus film, but I promise I’ll do it my style! ;)

Sooo… THIS SPIELBERG-APPROVED MOVIE IS AWESOME!!!

Menceritakan taman Jurassic di pulau Isla Nublar 22 taun setelah kejadian di film pertamanya, yang (kalo ga salah) ketika itu terjadi chaos karena ada pegawainya yang messing with the security system, membuat para dinosaurus kabur dari kandang, termasuk the greatest and beastest of all, Tyranosaurus rex alias T-rex. Menyebabkan Jurassic Park yang saat itu udah ready to be launched for public, harus di-shut down dan di-abandon begitu saja.

Nah, 22 taun kemudian, para ilmuwan kembali ke Isla Nublar dan ‘membereskan’ semua kekacauan yang ada di dalamnya dengan bantuan teknologi dan science modern, and voila! The whole brand new Jurassic World is now certified safe dan boleh dibuka untuk umum.

Nggak hanya me-2.0 park-nya, di bawah komando wanita bertangan dingin, Claire Dearing, mereka juga mengimprovisasi spesies Dinosaurusnya. Dinosaurus yang mereka biakkan ga cuma dino-dino cupu nan mainstream yang DNA-nya diambil dari jasad nyamuk zaman purba dicampur dengan DNA kodok. Tapi juga dino-hybrid yang DNA-nya merupakan campuran DNA T-rex, raptor, carnosaurus, gigantosaurus, dll.

Sampai level ini, ilmuwan2 di Jurassic World confirmed punya otak dan ambisi yang jauh lebih sick dari Jurassic Park! Their new-born baby goes by the name of INDOMINUS REX alias I-REX! Dan as expected, si I-rex inilah tokoh antagonis di Jurassic World.

And that’s how the story goes. Si I-rex yang notabene jauh lebih smart, lebih kuat dan lebih buas dari dino2 carnivora lain ini, kabur dari kandang karena kesalahan sepele si Claire Dearing. Timing kaburnya worst banget lagi, ketika park-nya itu lagi rame2nya, peak season, 20 ribu orang lagi ada di situ. A fun and happy day at the theme park turns out to be a horror!

How do they stop it?

Itulah yang disajikan dalam film ini.

Gw suka banget alur dan logika ceritanya, dan sinematografinya. Bener2 another level compared to the previous ones. Bigger scale of production, more complicated and smarter story. I really love it!

Meskipun begitu, ada beberapa hal yang mau gw soroti juga. Jurassic World is awesome, but it doesn’t mean it's completely flaw-free. I did find some things questionable and cringeworthy. Gw juga baca review orang2 di internet dan banyak hal yang mereka garis bawahi tentang film ini. Ada yang gw setuju, ada yang nggak. So now I wanna talk about it.

First of all, I really like the park!!!

Bener2 konsep theme park modern. Ga kayak Jurassic Park yang sistemnya kayak Taman Safari (cuma jalan2 keliling2 di dalem mobil), Jurassic World menawarkan a whole new experience. Ga cuma menyajikan visual service, visitor bisa berinteraksi langsung dengan para dino. Riding baby dino, digging historical site, petting zoo, dll. Dan kalo mau jalan2? Ga usah naik mobil dalam trek yang udah ditentukan lagi, tapi naik Gyrosphere yang bisa dikemudikan sendiri dan bebas mau kemana aja. Canggih ya?

Gw juga suka mereka lebih mengeksplorasi theme park-nya, dibanding dino-nya. Ga usahlah zoom out badan dino sampe ke pori2, it’s so 15 years ago, kita juga udah pada tau kalo Dino itu extremely big and beautiful. Lagian sama aja kan dino2nya. Instead kita dikasih liat experience main di theme park, yang pastinya bikin mupeng pengen ikut main.

Second of all, let’s talk about the casting.

Untuk franchise sebesar dan sepopuler Jurassic World, pemilihan casting sungguh disayangkan. Menurut gw ga ada karakter yang bener2 kuat dan iconic, like Jeff Goldblum or Julianne Moore. Bahkan dua lead role-nya, Chris Pratt dan Bryce Dallas Howard, ga berhasil meninggalkan kesan tersendiri di film ini. Para child actors yang di film2 sebelumnya punya peran penting dalam cerita, di sini cuma jadi pemanis doang. Not to mention kemampuan aktingnya di bawah standar.  

Like hell, masa karakter dino-nya lebih kuat daripada karakter manusianya. -_______-

Seriously tho, dino2nya tuh oke banget lho karakternya. Apalagi para raptor. So smooth, so slick. Bener2 menghilangkan image buruk raptor yang melekat sejak Jurassic Park. Raptor di sini jadi sahabat manusia dan jadi pahlawan di saat terakhir.

Walaupun perkembangan karakternya agak2 aneh dan inconsistent, masa yang awalnya bromance sama Owen terus abis ketemu I-rex langsung berpindah ke lain hati, eh terakhir2nya masuk geng Owen lagi~ Aneh sih, tapi dimaafkan kok.

Anyway about the two lead roles, I think Chris Pratt is doing what he’s best at, tapi karakternya mainstream banget di film2 semacam ini. Ga ada yang bedain dia dari protagonist male lead lain. Well maybe he can whisper to raptors and treat them like his own sons. 

And then we have Bryce Dallas Howard.

Kalo lo follow Twitter gw dan baca timeline gw Jumat malem, itu isinya gw marah2 sama aktingnya mbak yang satu ini. Simply becoz I really hate her acting! Padahal tokoh yang dia perankan dia, si Claire Dearing itu karakternya oke banget menurut gw. 







Kira-kira begitu.

I mean, dia wanita karir yang ga punya kehidupan, completely geek, she hasn’t met her family in 7 years, she never dates anyone (just a blind date with Owen Grady, but it didn’t happen), dedicating her life for work and science, and she has no heart, likes controlling people, being harsh to them, etc… 

Does it sound like she has a complete potential to be a female villain?????????

And you know I worship female villain, right???????

Gw awalnya excited banget sama peran ini. Expecting her to be Julianne Moore 2.0~ Kalo si Bryce bisa membawakan karakter semegah ini dengan maksimal, mungkin dia bisa dapet nominasi Oscar! 

But her acting turned out to be a BIG-MEH! Completely unremarkable~ Gw merasa aktingnya dia ga meyakinkan banget, lacking in every aspect, malah membuat karakternya terlihat becanda~ 

Impact yang dia berikan ke film ini almost zero, which is sayang banget. Orang ga bakal inget dia kalo ngomongin Jurassic World. Ya menurut lo aja, karakternya Chris Pratt yang mainstream banget di film-film aja terlihat lebih kuat karena aktingnya lebih oke. Bahkan raptor aja lebih berkesan dari si Bryce.

Ah saya kecewa. Padahal kalo akting lo bagus, lo bisa memberikan film ini sedikit feminist touch lho, Bryce! 

They should've signed Jessica Chastain instead. Same face, but more advanced acting and countless receipts. 

And oh one more thing about Claire Dearing. This thing has been bugging me. Why is she being such a bitch to Jurassic Park? Kenapa dia sensi banget sama Jurassic Park? Ngeliat si Lowery pake baju Jurassic Park aja langsung nyinyir. Terus taman asli Jurassic Park dikubur jauh2 di dalem Isla Nublar. Kenapa sih? Ada apa? What's the deal?

I mean, the idea of Dino-theme park kan awalnya bukan dari dia juga~ Kenapa dia jadi sewot?! Harusnya dia respect dong~ Kalo ide itu ga ada dia udah jobless sekarang~ 

Atau dia merasa lebih pinter dan lebih kompeten (now that she has the mighty Jurassic World) dan kegagalan Jurassic Park itu membuat dia jadi songong?

Kalo ada yang tahu kenapa si Claire bersikap aneh kayak gitu, please kasih tau gw.

Anywaaayy... Casting juga berhubungan erat sama sisi drama di film ini.

What I mean by drama is that part of story aside from the Dino. Yang completely human interest. CMIIW, ini daftar drama yang berhasil gw simpulkan di Jurassic World:

- aunt and nephews relationship
- brother to brother relationship (Zach and Gray)
- sister to sister relationship (Claire and Zach and Gray’s mom)
- love interest (Claire and Owen)
- spouse relationship (orang tuanya Zach and Gray)
- parents and kids relationship (keluarga Mitchell di tengah divorce orang tua)

Sekian banyak problem manusia dan potensi drama yang ditawarkan, none of them actually solved and mattered to the main story. Ga ada “ha moment” yang menyimpulkan kalo problem2 itu selesai. Pembangunan karakternya kacau, ga ada progress yang signifikan dari awal sampe akhir film. It’s so messy!

Anyway, moving on!

Not Make Sense (?)

Jadi sebelum nonton filmnya, gw baca review orang2 dan most of these reviews bilang kalo film ini ga make sense.

Err… duh? First of all, why does it have to make sense? It’s a freakin science fiction~

Seriously, kenapa elo mempertanyakan ke-make-sense-an film ini? Ini kan fiksi belaka~ Kalo lo merasa Jurassic World ga make sense, dari awal bikin dino pake jasad nyamuk+ DNA kodok juga udah ga make sense~

Tapi setelah gw nonton filmnya, gw ngerti apa yang orang2 bilang ga make sense.

CMIIW, is it the communication?

If yes, HAHAHAHAHAHA~~

Yeah maybe that doesn’t make sense.

Awalnya gw juga merasa komunikasi Owen sama raptors, terus raptors sama I-Rex itu wtf banget~ I mean, kalo dari awal mereka udah tau kalo dino bisa diajak komunikasi, ya kenapa ga dibiasain dan dilatih aja dari kecil?

Kayak si Owen dan raptors, karena dia yang membesarkan si raptor, dia bisa komunikasi dengan baik sama mereka dan menjalin hubungan layaknya keluarga. 

So why didn’t they do the same thing to I-rex? They had it since birth, they raised it. Why didn’t they train it to communicate? They can have the raptors as the translator/interpreter. 

Kalo mereka bisa berkomunikasi kan ketika I-rex mencoba kabur tinggal suruh aja balik ke kandang, selesai masalahnya. Remember: communication is key!

………………………..

I don’t make any sense, do I?

Alrite moving on! *kabur*

You know, as much as I love the story, gw cukup kecewa karena alur ceritanya ketebak. Apalagi ending-nya.

I don’t know about you, but I have predicted T-rex will come out and beat the shit out of I-rex in the end.

Nope, gw ga baca/liat spoiler kok.

Gw bisa mengasumsikan hal itu karena menangkap beberapa kode. Like: where the hell is T-rex when the chaotic stampede happened? Terus setelah semua senjata (termasuk raptors) udah dikeluarin dan semua dino mati, apalagi yang bisa ngalahin I-rex selain the king of the jungle itself? Dan bukannya kemunculan T-rex di saat2 terakhir emang jadi trademark franchise ini ya? 

All of those codes are leading to: they save the best for the last. 


Tapi jangan khawatir, prediksi gw stop sampe situ aja kok. Adegan pas T-rex udah mau mati out of nowhere Blue si raptor dateng dan nolongin, sampe akhirnya mereka this close to beat I-Rex suddenly Mosasaurus joined the cool squad and finish the job by eating the jerk alive, FUCKING EPIC! Ga ketebak sama sekali! *tepok tangan*


Well that’s it my review-not-so-review about Jurassic Park.

Sebenernya masih banyak yang bisa dibahas, seperti soundtrack-nya yang jujur aja gw cukup kecewa karena mereka cuma sedikit sekali mengimprovisasi original soundtrack-nya. Kalo pendengar awam mungkin akan mengira mereka hanya copy paste dari yang dibuat John Williams. Gw bisa menangkap improvisasi, tapi dikit banget dan ga memberikan impact~ 

Sayang sekali~ I was expecting a super majestic soundtrack. Sekarang soundtrack pas2an itu clash sama soundtrack Harry Potter di otak gw. I can’t really separate them, it’s like an unwilling mashup going on in my head~

Anyway. I think that’s it for today. Moral of the story is I’m so going to watch Jurassic World again next week in IMAX. And I don’t think it’ll be stopping until 5th round. Hahaha~

Oh iya, selamat menjalankan ibadah puasa ya kawan2! Minal aidin wal faidzin. Semoga membawa berkah bagi kita semua, well except for me coz I don’t get THR this year and BigBang’s ticket just robbed me~ T______T

Laters!


Sunday, July 8, 2012

The Amazing Spider-Man Review


Prolog:

Hi all! How you guys doin?

Sebenernya gw lagi ga mood untuk ngepost apapun malem ini karena gw baru sembuh sakit. Well, belom sepenuhnya sembuh sih, tapi seenggaknya lebih mendinganlah daripada kemaren. Entah kenapa ngerasa ada suatu keharusan untuk ngeblog. Tadinya pengen curcol satu dan lain hal tentang… life, tapi ngerasa bahan curhatannya belom kekumpul semua. There’s still something unclear about what I’ve been worrying this past few weeks, so I need to figure out what it is. I’ll tell you guys later when I got the answer, yes?

So, I’ve watched The Amazing Spider-Man.

(Thank you Ema, for accompanying me last Friday!)

So I think about making a review. Udah lama juga ga nge-review film di blog.

Hmmm… where do I start?

Seperti halnya The Avengers, Spidey juga jadi film unggulan tahun ini. Jadi harom namanya kalo ga nonton, lebih harom daripada ga nonton Brave. Apalagi cast utamanya, Andrew Garfield dan Emma Stone adalah artis yang gw tunggu-tunggu~

………………………………………………………………………………………………………………..

Ini sebenernya gw mau ngomong apa sih?!

Bingung sumpah mau nge-review darimana~

Oke, satu-satu.


Filmnya: menurut gw The Amazing Spider-Man ga bagus. There, I said it. Kalo diminta nilai pake angka gw kasih 6.5 dari 10. Tadinya mau gw kasih 7 buat chemistry Andrew Garfield dan Emma Stone yang luar biasa, tapi… Nah, ini yang mau gw bahas.

Film ini film reboot, yang berarti jalan ceritanya beda total sama Spidey yang sebelumnya. Sebetulnya reboot ini bisa jadi sesuatu yang menguntungkan karena ada kebebasan untuk melakukan apapun yang belum pernah dilakukan di Spidey yang dulu. Apalagi, dari segi cerita pun udah dibikin beda banget. Sayangnya, secara keseluruhan filmnya kurang terintegrasi dengan baik.

Gw ga ngerti ya batasan2 reboot itu sendiri ada di apa aja. Apakah semuanya boleh beda total atau ceritanya beda tapi karakter pemainnya sama, atau sebaliknya~ karena gw melihat hal ini sebagai sesuatu yang masih mengambang di film ini. Maksud gw gini, awalnya gw kira reboot berarti ceritanya diubah, tapi karakter tokoh2nya tetep sama. Menurut gw karakter itu sesuatu yang harom kalo diubah, apalagi Spidey adalah adaptasi komik legendaris yang mana karakter tokoh2nya itu harus dipegang teguh persis seperti aslinya. 

Tapi di film ini nggak~ Ini masalah banget buat gw ketika Peter Parker yang harusnya jadi anak SMA yang nerd, cupu, culun, geek, etc… jadi terlihat cool banget dengan skateboard, sikapnya yang selenge-an dan wajahnya yang maha ganteng. Emang sih Andrew Garfield pas banget ngebawain Peter Parker yang baru. Tapi men, please~ ini sih namanya mengkhianati komiknya dong~

Jujur gw keganggu banget sama karakter Spidey yang baru ini. Lepas dari fakta klo gw ngefans sama Andrew Garfield. Okelah di karakter itu dia ada geek2-nya juga, tapi itu dikit banget, banyakan versi cool-nya. Yang gw heran ya, cowok se-cool itu kenapa susah banget pas ngajakin Gwen Stacy kencan? Come on, nggak make sense. Dia bisa dapetin cewek manapun dengan sekali kedipan mata. Kalo masih susah ngajak cewek kencan sih, itu karakter cowok geek banget, bukan yang cool kayak gitu~

Ada poin yang hilang seiring dengan berubahnya karakter Peter Parker jadi cool guy ini. Menurut gw, se-beda-beda-nya cerita Spidey yang baru ini sama yang lama, tetep harus ada momen dimana Peter Parker mengalami fase pendewasaan diri ketika berubah jadi Spiderman. Ini yang ga gw liat di The Amazing Spider-Man. Karena Peter udah cool dari sananya, ketika dapet tanggung jawab yang lebih besar pun dia lebih terlihat menikmati privilege jadi superhero, tapi ga ada kesiapan untuk something like… membasmi kejahatan or something. Dari segi kepribadian, dia tetep bocah. Jadi Andrew, no offense, acting lo keren, tapi di mata gw Peter Parker yang bener ya tetep Tobey Maguire.

Second of all, banyak adegan gantung dan adegan yang ga masuk akal, don’t you think?
Ini gw list beberapa yang gw inget:

- Peter bersumpah akan memburu pembunuh Uncle Ben. Di Spiderman yang dulu, pembunuh Uncle Ben berhasil diburu dan dibunuh sama Spider-Man. Tapi di The Amazing Spider-Man, dikasih liat usaha Peter nyari si pembunuh, tapi ga selesai dan terlupakan begitu saja.

- Waktu dikejar gangster, peter jatoh ke ring tinju dan nemuin graffiti laba-laba dan… terinspirasi untuk bikin baju dengan gambar itu. Lah terus apa gunanya digigit laba2? Itu belom menginspirasi emangnya?

- Kisah cinta Peter sama Gwen menurut gw terlalu cepat. Just one date and they already make out. Padahal Peter bilang suka pun belom, membuktikan diri dengan menyelamatkan dunia pun belom. Keliatan banget usaha sutradara membuat penonton ga menyadari hal ini dengan ngasih liat terus2an chemistry Andrew Garfield dan Emma Stone. Chemistry mereka emang luar biasa, jadi wajar kalo orang2 never mind dengan logika cinta yang terlalu ga masuk akal ini.

- Hubungan Peter Parker sama Uncle Ben dan Aunt May kurang dalem. Gw ga ngeliat ada kasih sayang dari Peter ke mereka. Peter terlalu banyak membangkang. Again, kenapa juga Peter  dibuat cool banget? Terus lagi, gw bingung ya, sebenernya gimana sih kondisi keuangan keluarganya Peter Parker? Bukannya dia harusnya miskin? Kalo di Spidey yang dulu kan si Peter harus cari kerja sampingan buat bantu paman dan bibinya. Yang jadi fotografer freelance itu kan? Nah Spidey yang baru ini tajir banget kali ya? Sampe dia ga harus kerja macem2, udah bisa beli ini itu, bisa bikin lab mini di kamarnya, bisa bikin baju berbahan Spandex tanpa harus ikutan taruhan tinju liar, dsb~ The new Spidey is a spoiled~

- Dr Connors yang awalnya baik banget, kenapa jadi jahat banget? Karena kehilangan pekerjaan? Oke itu make sense. But correct me if I’m wrong, bukankah kronologinya gini:

Dr Connors dipecat –> si Irrfan Khan (that India executive who fired him) mau uji coba serum itu ke rumah sakit veteran –> Dr Connors berusaha mencegah –> dia uji coba serum itu ke tangannya sendiri –> dia pingsan –> pas bangun tangannya tumbuh –> dia seneng –> tapi kemudian dia berubah jadi The Lizard –> dia berusaha mencegah si Irrfan Khan –> di jalan dia kepalang jadi The Lizard –> dia cari mobilnya Irrfan Khan –> ketemu –> dia coba bunuh si Irrfan Khan –> ga berhasil, keburu dihajar Spider-Man –> dia kabur.

Gantung. Jadi Irrfan Khan-nya gimana? Apakah dia jadi uji coba serum itu ke rumah sakit veteran? Ini sampe akhir film pun ga dibahas lagi lho. Yang bikin gw tambah bingung, kenapa Dr Connors jadi jahat? Bukankah di tadinya mau mencegah si Irrfan Khan berbuat kejahatan? Kenapa kemudian dia jadi yang berambisi menyebarkan virus itu ke seluruh kota?

- adegan The Lizard keluar dari kloset kamar mandi sekolah buat nyari Peter Parker itu KONYOL banget. Kenapa harus kloset??? I mean, okelah dia bikin semacam lab darurat di selokan, tapi yaa again, KENAPA HARUS DI SELOKAN??? Apakah dia jatuh miskin karena dipecat? Apakah dia ga punya rumah sebelumnya? Wait a minute, bukannya ada adegan Peter berkunjung ke rumah Dr Connors?

- The Lizard sempet menularkan virus ke beberapa polisi tapi para polisi itu ga langsung berubah jadi monster. Padahal si professor itu langsung berubah abis disuntik. Lebih seru kayaknya kalo monsternya banyak, tapi kenapa para polisi itu ga berubah2 ya? Running out of budget?

- Para polisi udah spotted The Lizard bikin kekacauan dimana-mana, tapi yang dikomandokan Captain Stacy kepada anak buahnya adalah: “tangkap Spider-Man secepatnya!” wait, WHAT?!! Are you fuckin with me??? Itu monster bisa dimana aja, kenapa malah Spider-Man yang dikejar? Aneh bin ajaib....

- The Lizard mergokin Gwen Stacy bikin anti-serum buat membunuh virus berbahaya. Eh~ Gwen Stacy-nya didiemin aja~

- Tanpa alasan yang jelas, Peter mutusin Gwen. Padahal, bapaknya Gwen bilang sendiri ke Peter kalo Gwen jadi tanggungjawab Peter setelah dia meninggal. Terus kenapa diputusin??? Kalo ini cuma clue untuk sekuel berikutnya, gotta tell you, it’s lame as fuck! Penonton udah pada tau lagi, kalo Gwen Stacy itu cuma cinta monyetnya Peter Parker, bahwa selanjutnya akan ada karakter cewek baru di hidup Peter. Tapi ngasih tau penonton lewat adegan diputusin ini, hahahahaha~ Konyol abis.

Well, well, well, cuma itu yang kepikiran. Yang mau gw komenin lagi adalah sinematografinya. Gambar udah bagus, tapi ditonton ga 3D kayaknya ga apa2. Efek-efeknya juga udah bagus, udah sekelas summer movies yang lain. Usaha Andrew Garfield ngomong dengan aksen Amerika juga udah lumayan. Walaupun di beberapa dialog gw masih mendengar logat British-nya dia. Hahaha… Gw juga menghargai usaha Emma Stone untuk jadi ‘cewek normal’, if you know what I mean~ haha~ selama ini kan peran doi yang kocak2 mulu, sekalinya normal awkward sih, tapi okelah.

Yang bikin sebel lagi adalah ceritanya yang lompat-lompat, yang tadi gw bilang ga terintegrasi dengan baik. Jokes, humor udah lumayan, walaupun beberapa jayus. Ini juga yang lacking dari film ini. Ga ada quotes yang memorable gitu lho~ Quotes sesimpel ‘with more power comes more responsibility’ aja ga ada. Mungkin mereka berusaha mengubah quotes itu dengan dialog yang lain, tapi sayang feel-nya ga dapet.

And then… hmmm… apa lagi ya? Gw ngeliat film ini terlalu banyak ngiklan~ Gw lupa persisnya apa aja tapi yang paling ganggu adalah Sony Ericsson Android~ Gila ya, sampe games-games didalemnya dikasih liat~ OMG~ Gw juga ngeliat si Spidey ini kayak ketergantungan gitu sama handphone-nya. Dikit-dikit ditelpon Uncle Ben, disuruh ini pake telpon, disuruh itu pake telpon. Di adegan terakhir dia nelpon Gwen Stacy buat ngasih tau The Lizard lagi ke Oscorp~ Seriously? Lo nelpon??? Banci banget! Come on, you're superhero! You get there and save the girl that's how it goes~ Percuma juga kan lo telpon, serumnya belom jadi, tetep aja lo harus kesana toh? Terus ngapain telpon? Ya buat ngiklanlaaaahhh………………………………

Satu lagi, gw ngikutin The Amazing Spider-man dari satu trailer ke trailer lain sejak taun lalu dan semua trailer mengarahkan kita ke satu pernyataan yang sama: The Untold Story. Cerita tentang hilangnya orang tua Peter Parker. Tapi di film-nya sendiri gw ga melihat kisah hilangnya orang tuanya itu jadi sesuatu yang penting. Well, ada sih saat2 Peter sama Dr Connors ngebahas hal ini saat ngobrol2 dan di klipingan koran2 itu. Tapi ngga ngasih pengaruh apa2 ke ceritanya. Ga ada andil cerita orang tuanya itu ke perjuangan Spider-Man kedepannya. Peter pun ga mempertanyakan hal itu ketika dunia sudah berhasil diselamatkan. Kemudian apa maksudnya hal ini dibahas lagi di akhir film, ketika Dr Connors yang udah dipenjara mendengar suara lain yang mempertanyakan hal ini? Clue untuk sekuelnya? Apakah itu berarti Dr Connors akan jadi musuh Spidey lagi?

Well overall intinya gw ga suka film ini (still love Andrew Garfield nd Emma Stone though). Marc Webb, so sorry my friend, you lose the bet. Film lo jelek, best director akan jadi ajang rebutan antara Chris Nolan sama Josh Whedon aja.

Yang jelas ide reboot ini turns out to be a disaster. Keliatan banget eksekusinya belum se-siap konsepnya. Masih banyak celah, masih banyak kurangnya. It’s like puzzle with so many missing pieces. Mudah-mudahan di sekuelnya nanti masalah-masalah ini udah diatasi. Mudah-mudahan juga siapapun yang meranin Mary Jane nanti ga membuat Andrew sama Emma putus.

Anyway gw juga mau menyampaikan sesuatu buat cewek2 yang jadi tergila2 liat Andrew Garfield disini.

“OMG… Andrew ganteng banget.. hot banget.. lalala lilili...”

BASI LO SEMUA!

Pas The Social Network kemana aja lo???

Capek deh baru nyadar Andrew ganteng sekarang~


PS: Gw jadi parno nih kalo beberapa taun lagi ada yang inisiatif nge-reboot Harry Potter, dimana karakter Harry Potter akan jadi cool laid back gimana gitu~ OH MY GOD JANGAN SAMPE DEH! Remake aja deh remake. Kalo di-remake gw ridho. Hohoho…