Sunday, September 29, 2019

Me Wassup #54 – Singapore dan Setelahnya


Hi, guys! How y’all doin?

Late post ya, kompilasi dari tanggal 14-29 September.

So, seminggu setelah pulang dari Korea, gw cabut ke Sg buat liburan. Lumayanlah ada jeda seminggu, ga kayak traveling for work yang lain yang literally sehari setelahnya langsung ke Melbourne & Singapore.

Tujuannya adalah nonton konser Epik High. Sungguh beruntung sekali bisa nonton konser mereka, coz who knows tahun depan mereka udah bubar ye kan? Apalagi gw udah bersumpah sejak nonton YG Famcon tahun 2014, bahwa gw harus nonton solo konser mereka apapun yang terjadi. So here I am!

Review konser:

Venue asyik, di Coliseum Sentosa (part of Hard Rock) ga gede2 amat jadi konsernya intimate. Tapi panas gila, entah kenapa pihak Hard Rock ga nyediain kipas agin yang keluar air~ Abis konser selesai baju gw basah banget~

Performance Epik High karismatik seperti biasa. Seperti waktu mereka overshadow Big Bang dan 2NE1 di YG Famcon, yang namanya jam terbang ga bisa bohonglah. Bener2 menguasai panggung, menguasai penonton, tau apa yang penonton pengen, on top of that suara dan gesture panggung mereka mateng banget, ga ada celahnya, interaktif pula, setiap abis 3 lagu pasti sesi Ment, sesi ngobrol yang selalu kocak, dan berbahasa Inggris tentu saja, karena Tablo.

Music pun tidak ada celahnya, sound system-nya bagus. Iyalah bagus, venue kecil gitu kalo sound system jelek malu2in banget~

Lagu kata gw yang paling asyik dibawain Burj Khalifa sama Born Hater. Dua lagu favorit gw sih, hehehe~ Tapi seriusan stage-nya 2 lagu itu asyik banget, soalnya lagunya di-improv sama Epik High.

Love Love Love juga lucu seperti biasa. Bikin gw langsung keinget Dara pas dibawain. Untung berhasil mengontrol diri, kalo nggak bisa nangis tuh~ hahahaha~

Lovedrunk, title track di album terbaru, justru kurang asyik versi live-nya. kurang greget, mungkin karena Crush ga ada di situ dan Tablo mencoba menggantikan tempatnya dengan nyanyiin part-nya si Crush. Bukan masalah suara, tapi yang bikin spesial Lovedrunk itu justru serenade-nya Crush. Ketika dinyanyiin orang lain, bahkan yang bikin lagunya sendiri, jadi nggak spesial.

Gw rada nggak ngerti pemilihan beberapa lagu seperti Kill This Love, 1 Minute 1 Second, New Beautiful, dll. Kurang terkenal dan kurang enak juga, nggak pas buat dijadiin setlist konser. Kenapa mereka ga bawain Fly, Here Comes The Regret, No Different (kebetulan lagi di Sg kenapa ga tarik Yuna dari Malaysia buat nyanyiin lagu itu gitu..) atau lagu2 lain dari Shoebox, keknya lebih concert worthy~ Ini yang jadi off-moment di konser kemarin.

So yeah, that was Epik High.

The rest of my Singapore visit was pretty mainstream. Ke Marina Bay, ngecek harga sweater Comme des Garcons yang gw taksir, ternyata belum turun~ Hix~ Nyobain Liho Tea yang katanya enak, beneran enak, gw nyobain yang rasa alpukat. Oh iya sempet ke Muji concept store juga di Plaza Singapura, keren yaa~~ Super homey like always~ Oh Muji I love you!!

Pertama kali nyobain restorannya, yang menu makanannya super duper healthy. Gw nyobain 2-dish deli seharga $12-an, bisa pilih yang hot dan cold, tambah nasi dan miso. Semua menunya ga familiar, gw cuma nangkep “chicken” and “mushroom”, 2-2nya rasanya b-aja. Yang dijual emang gimmick ya, dining experience. Begitu nyampe, harus cari tempat duduk dulu, terus kasih sign kalo udah dapet. Kalo cuma sendiri kayak gw, kemungkinan besar meja lo digabung sama orang lain yang sendiri juga, soalnya penuh. Abis taro sign, baru antre makanan seperti biasa. Paket 2-dish deli ga termasuk minum, akhirnya beli organic apple juice tambahan $4.

Terus sempet juga ke Vivo City sambil nungguin Epik High, nongkrong di outdoor areanya yang menghadap ke laut. Liat orang2 baru dateng dari Batam, seperti gw 10 tahun yang lalu pertama kali solo travel ke Singapore via Batam. Full of excitement, and indeed got the best experience. That’s why gw segitu cintanya sama Singapore.

Hari berikutnya main2 ke Singapore Botanic Gardens, yang gw belum pernah. Mirip2 Royal Botanic Melbourne, beda weather aja. Kemaren weather-nya kek Jakarta, baru jalan berapa meter udah keringetan. Tapi okelah dapet foto2 bagus. Kemarin karena waktu mepet cuma explore 1 bagian aja, next trip kata Bone bakal explore bagian2 lain. Siap Bon! Doain aja business trip ke Singapore berikutnya dalam waktu dekat (amien~~).

Now onto something that is less fun. My job application just got rejected.

Ha. Ha. Ha.

Turn off banget ya.

I don’t wanna go into details about what happened. This application bahkan gw ga apply, hanya di-approach via Linkedin. They called for an interview, gw iyain, going with the flow aja. Udah jobtest dan nego gaji segala macem, literally tinggal keputusan.

Ternyata ditolak.

Somehow gw ga kaget, karena dari nego gaji sampai keputusan itu udah lumayan lama. Deep inside gw udah tau keputusannya bakal gimana. I mean kalo mereka emang butuh banget, pasti langsung hire kan setelah nego gaji. Tapi ini gw didiemin sekian lama, so yeah gw udah taulah gimana endingnya.

Kecewa pasti ada, tapi dikit. Somehow malah seneng karena berhasil sampai sejauh ini. Rata2 job interview yang gw jalani cuma end up sampai interview user 1, atau interview HR 2. Ga pernah yang sampai nego gaji.

Pengalaman ditolak kali ini membuat gw semangat, karena next-nya gw bisa bikin strategi baru, setelah berkaca dari pengalaman yang sekarang. Insya Allah, next-nya bener2 100% diterima. Amien…

Lalu, apalagi ya yang mau diomongin?

Udah ah itu aja.

Byebooo~~

Monday, September 16, 2019

I Seoul You


Hi, guys! How y’all doin?

Gw baru pulang dari Seoul.
 
Yes, Seoul as in South Korea.
 
Dikasih kesempatan kantor untuk pergi ke Seoul, menemani para pemenang kuis social media yang diadakan Dian dan supervisi vendor tur yang kita tunjuk.
 
Jujur sejak resign dari perKpopan tahun 2016 lalu, motivasi gw ke Korea 0 besar alias udah ga ada sama sekali. Gw udah terlalu sakit hati sama Kpop. Park Bom difitnah, 2NE1 dibubarin, Jonghyun bunuh diri karena depresi, Seungri ternyata mucikari, B.I dikeluarin dari iKon karena narkoba, idol2 2nd generation yang tumbuh besar bersama gw either pensiun dini atau terpaksa vakum karena pada kena skandal~
 
Kalau nggak karena Kpop, Korea hampir ga ada daya tariknya buat gw. Well maybe a bit of their landscape and culture, tapi daya tariknya ga sekuat Cina buat gw. Jadi sejak resign dari Kpop, ya ga ada alasan lagi buat gw mengunjungi Korea.
 
Ketika dikasih tau kantor bahwa gw akan ditugaskan ke Korea, reaksi gw bener2 biasa aja. Excitement ada, tapi paling cuma 10%. Excited karena bisa ke LN gratis aja, not because of the country.
 
But as much as I didn’t like it, karena selain udah ga into Kpop, proses persiapan keberangkatannya penuh drama dan super ribet, not to mention gw lagi sibuk2nya di kantor sehingga ga bisa fully focus on the trip, all in all, setelah reflect lagi, tetep Alhamdulillah bisa kesana.

Berikut hal2 menyenangkan yang gw temukan di Seoul!
 
1. Surga belanja Myeondong
 
Mungkin ini terdengar basic banget ya, ya maklum saya kan baru pertama kali~ Wkwk~ Menurut gw Myeondong tuh surganya belanja banget, apalagi buat skincare sama cemilan Korea ya. It's like the place is designed for shopping only. Elo ke Myeondong ga niat belanja pun pasti pulang bawa tentengan.
 
Hotel gw cuma 5 menit dari Myeondong. Jadi tiap hari setelah tur selesai, gw pasti ke sana dan mendukung perekonomian Korea Selatan dengan belanja. Awalnya cuma nyari titipan orang2, ternyata ujung2nya belanja buat diri sendiri juga. Susah menahan diri untuk ga belanja di sana, gapapalah, itung2 retail therapy untuk kesehatan mental.
 
Urusan harga, sebenarnya Myeondong tidak murah. I mean kalau harga2 di sana di-convert dari Won ke Rupiah, jatohnya mahal juga. 1 piece face mask misalnya, at least 5000an juga kalo diconvert, nggak kayak di Cina yang bisa 2000an. Maybe karena branded dan mereka tau turis pasti rela bayar segitu.
 
Gw sendiri menenteng 6 pak skincare, 5 pak cemilan, dan sekantong pernak pernik ga penting sepulangnya dari Myeondong. Tadinya mau beli sepatu lari, tapi tax refund-nya dikit, mending beli di Indo pake voucher MAP~
 
Gw yang biasanya kalo ke LN selalu beli baju buat kenang2an, untuk Seoul pass dulu. Ga ada yang cucok, baik dari segi model atau warna. Yang gw perhatiin kemarin pas gw dateng kebanyakan baju fall collection gitu, karena memang bulan September menuju fall di Korea. Jadi mostly sweater, long sleeves, light coat, oversized pants, dll. Jarang ketemu kaos2an/kemeja motif~ Dari segi warna pun didominasi dusty pink, yellowish brown, dan cream. Ga gw banget gitu~
 
2. Beautiful landscape
 
I think Seoul is beautiful. Gedung2 fancy, rumah, dan jalanan tertata rapi. Gw mengamati tata kota Seoul dari dalam tour bus dan pemandangannya sangat memanjakan mata. Waktu gw dateng, weather lagi gloomy banget. Thunderstorm dan typhoon berturut2, tapi ga mengurangi keindahan kotanya.
 
Seoul juga unik, karena di tengah kota banyak bukit, makes you wondering if you're really in the capital city, also wondering if people go there on daily basis. Pulang kantor atau sekolah gitu kan, cari angin, mendaki bukit. Wkwkwk~
 
3. Super clean toilets!
 
Seoul! I really appreciate all those super clean toilets! Literally semua toilet, baik public maupun private yang gw datengin, super clean! Tisu selalu tersedia dan ga becek. Coming from someone who just went to China 2 months ago, dimana gw harus selalu nahan kencing seharian karena toiletnya jorok penuh bom dimana2, tentu saja bertemu toilet bersih di Korea, ibarat disapa "Hi Seeta, welcome to Seoul, hope you enjoy your trip." Keep up the good work, Seoul City!
 
4. Friendly English speaking people
 
Same thing, just got back from China where almost nobody speaks English, di Seoul the majority of people speak English, so it's a relief. Kalaupun ada yang ga bisa, mereka masih mengerti dan bisa menjelaskan dengan bahasa tubuh, dengan gesture yang ramah dan welcoming.
 
Kemampuan mereka berbahasa Inggris ini sedikit banyak menumbuhkan kepercayaan diri gw untuk berkomunikasi pakai bahasa Korea. My Korean came out very very naturally, putting my Mandarin to shame. Annyeonghaseyo, arasseo, ne, cakamanyong, kajah, yoboseyo, gamsahamnida, dan teman2nya sangat lancar gw praktekan.
 
Emang orang tuh kalo belajar sesuatu lebih efektif kalo ga under pressure ya. Bahasa Mandarin gw pelajari di kelas, dengan guru, tugas, ujian, deadline, dan kompetisi antar teman. Sedangkan bahasa Korea gw pelajari otodidak dari menonton drama dan dengerin musik. Hasilnya? I practice my Korean more confidently. Waktu di Cina gw udah kicep duluan kalo ngomong sama orang~
 
Kesan2 lain terhadap Korea yang gw rasakan antara lain:
 
Kpop jadi nggak segitu spesialnya ketika lo berada di Seoul. Mungkin karena everyone looks the same, idk, I mean, para idol itu bisa aja papasan sama gw waktu belanja di Myeondong, cuma ga ketauan aja karena mereka pake masker.

Kalo lewat apartemen mewah di daerah Gangnam, Itaewon, atau Nodeul Island, bisa aja CL, Dara atau Bom tinggal di salah satunya, Kalo lewat daerah pinggiran dimana banyak camp2 wamil, bisa aja ada GD disitu. Kalo lewat kantor polisi, bisa aja ada Seungri lagi diinterograsi disitu. Kalo liat bus sekolah, bisa aja ada Haru anaknya Tablo di situ. Intinya sih, melihat kpop superstar di negaranya, tak ubahnya dengan papasan sama artis Indo di mall. Biasa aja.
 
Btw, tempat2 apa aja yang gw datengin kemarin? Berikut list-nya ya:
- Wolmido Island
- Line Friends Store Itaewon
- Myeon-dong
- Insa-dong
- Apgujeong-dong
- Gangnam
- Hongdae   
- Dongdaemun
- Seoul National University
- SM Town
- Myungpoomkwan
 

Sekian.