Sunday, February 11, 2024

BON CLAY

Hi guys! How yall doin?

Kembali lagi dalam edisi Seeta ngewibu. Wkwk~~

So, gw masiiihh lanjott nonton One Piece, sekarang udah di arc Marineford. 

Gile nih ga berenti-berenti nontonnya. I thought gw akan bosan—which is iya udah berasa bosennya apalagi pas berantem-berantem. Kayak.. hadeh ga abis-abis, berantem mulu, ya namanya juga shonen~

But there’s something else about One Piece that got me hooked. The friendship. OMG so lovely. I would rather watch the Straw Hats on their slow days, with no enemies to fight with, just a group of friends chillin at the sea.

Sanji’s cooking, Robin’s reading, Zoro’s sleeping/working out, Luffy, Usopp, Chopper, Franky goofing around, Brook’s singing, Nami’s drawing world map. All in peace. ITU AJA UDAH CUKUP LOH!

So yeah, I stick around for the friendship…… and maybe a couple of characters that I found interesting…….like BON CLAY!

WKWK~

Gila, gw abis kelar arc Impel Down langsung ngefans gitu sama Bon-chan alias Bon Clay! Duhhhh~~

Sebenernya udah respect sama Bon Clay sejak di arc Arabasta, sejak dia 1on1 sama Sanji. Keren banget, guys. Satu dari sedikit berantem di OP yang ga gw skip tuh ya Sanji vs Bon Clay. Pas berantemnya selesai gw sampe tepuk tangan. Good game, gentlemen! Good game!

Terus si Bon Clay unique gitu kan package-nya. Kalo ngomong ada aksen lucu yang dia tambahin di setiap akhir kalimatnya. Kalo di Indo kayak logat orang timur. Kalo di South Korea kayak logat orang Busan. Hehehe~~

Penampakannya juga gemezt banget~ 




"Cowok", tapi ballerina. A proud Queer. 

Full makeup. Eyeshadow + lipstik + blush, on point!

They [trans and gender non-conforming people use 'they', 'them' and 'theirs' as personal pronouns. 'They' is considered a gender-neutral pronoun] wear ballet shoes, have wings, with 2 swans hanging like a crown, pink and purple robes with all those feathers, and medieval bottoms… so damn cute!

Character wise, awalnya jahat kan, jadi anak buahnya si Crocodile. 

Tapi setelah dikalahin Sanji, jadi baik. Setelah 1on1 itu dia mengakui kekalahannya dan sportif banget. Lalu menjadi teman the Straw Hats. Dari awal emang udah satu frekuensi sih, jadi ketika akhirnya berteman, ga heran. It’s only natural for them.

Disusul adegan dia mengorbankan diri demi menyelamatkan the Straw Hats. Kemudian menyelamatkan Luffy untuk kedua kalinya di Impel Down. With no hesitation, those guys,  fight alongside Luffy the whole time, even in their lowest state, so helpless, so weak, tetep berjuang dengan berani demi Luffy. They are  true heroes! Rispekkk!!!

I’ve never seen such an amazingly fabulous portrayal of a queer in an anime before and Bon Clay is just F.L.A.W.L.E.S.S. 

Like, Beyonce—if she’s a wibu, she’ll have a whole album named Bon Clay and that just makes sense.

I gotta thank Eiichiro Oda for creating the honorable Bon Clay. In an immensely vast and massive OP universe, full of a diverse range of races, each with unique qualities and abilities that set them apart from humans, there is this wonderful representative from the queer community, being a strong, brave, charismatic, loyal, cheerful, genuine, confident, persistent, tough, funny, adorable, full of hearts, and all in all lovable human being. 

Buat gw selaku supporter LGBTQI+, seneng banget sih ada Bon-chan di OP. From now on kita panggil dia Bon-chan ya coz they’re so adorbs!!

I mean jarang-jarang lho ada queer character yang di-portray dengan SEMPURNA. Biasanya kan cuma jadi supporting character yang cuma pelengkap doang, atau side kick. Tapi ya gitu aja kayak cuma pajangan, supaya creator-nya ticked the box. Asal punya aja queer character supaya kontennya masuk kualifikasi konten yang “woke” sesuai tuntutan jaman now. Tapi karakternya kosong dan very much forgettable. Nggak berkesan. 

Bon-chan is the epitome of all good things. Their personality is GREAT. It’s a wonderful experience to watch and get to know this character, growing from antagonist to major protagonist, from zero to hero, tirelessly fighting for something they believe and love, PROUD of their identity, BON-CHAN YOU ARE LEGEND!

Officially my favorite character after the Straw Hats. 

Buat gw Impel Down tuh arc-nya Bon-chan sih. They are the MC. Period. They totally shine there! Bon-chan is a true friend and a real G.O.A.T.

Another important thing to point out: acceptance. Bon-chan selalu diterima dengan baik di manapun. Waktu masih jadi jahat di gengnya Crocodile, lalu setelah jadi baik dan berteman dengan the Straw Hats, dia ga pernah kesulitan menemukan tempatnya because everyone accepts them. <3

I’m also stunned by the fact that Oda-sensei created this character like... 10 or 15 years ago or so? Wow, Japan is very progressive!

Oh what an experience. Bon-chan you are truly a gem. <3

I want more Bon-chan please~~ That’s a solid reason for me to keep watching OP till the very end. Please Bon-chan ada lagi. I hope he appears again, but this time as a member of the Straw Hats. They’re really that one gay best friend everyone needs. <3
 

Sunday, February 4, 2024

Gak semua masalah di usia 20an ituuu…

Hi guys! How yall doin?

Lagi suka nontonin konten TikTok @rayeandrepila yang ini, ini, dan ini, dimana mereka menyoroti cara-cara/solusi-solusi aneh untuk menyelesaikan masalah-masalah di usia 20an. Kocak banget. 

Karena beberapa solusi masalah yang mereka mention pernah gw lakukan juga (or belum pernah dilakukan tapi iseng aja pengen komenin), yuk kita bahas di sini. Point of view bertahun-tahun kemudian, setelah menjadi 30-something y.o, setelah masalahnya sudah lewat, but not necessarily sudah teratasi. Wkwkwk

Solusi Masalah #1: S2 di luar negeri

Wah ini menohok sekali memang. Pernah gw bahas juga di blog ini juga, arsip tahun 2015 & 2016, lo baca aja. 

Gw apply beasiswa S2 ke LN itu memang saat lagi galau-galaunya. Terutama soal karier. Mana abis quarter life crisis juga lagi~

Ceritanya waktu itu gw frustrasi karena ga bisa dapetin jalur karier yang gw mau. Just straight up unqualified. Why am I not good enough? Pertanyaan itu berulang kali muncul. 

Setelah berpikir panjang dan melelahkan, solusi yang terpikirkan sama gw waktu itu adalah kuliah S2, supaya at least gw lebih qualified untuk karier yang gw mau, menjadi “good enough”. 

Kebetulan ada opportunity-nya di beasiswa purpose, jadi gw ambil.

Lalu apakah masalahnya terselesaikan setelah S2? Nggak juga. Wkwk~

But at least gw dapet healing 1,5 tahun, away dari Jakarta dan segala pressure-nya yang menyebalkan ini. Dapet ilmu, pengalaman, wisdom, dan cakrawala baru. Dapet attitude dan confidence yang sebelumnya ga pernah gw punya. Dapet temen baru dari mancanegara. Banyak lagi bonus lainnya yang semuanya punya kontribusi penting di chapter-chapter kehidupan gw selanjutnya. 

Masalah utamanya memang tidak terselesaikan. S2 memang bukan solusi. Tapi ada hal-hal lain yang lebih penting. Yang membantu gw untuk menghadapi masalah-masalah hidup selanjutnya dengan lebih siap dan berani. 

So, “gak semua masalah di usia 20an itu bisa diatasi dengan kuliah S2 di luar negeri”…

My POV: Not quite true. Kuliah S2 di luar negeri bisa mempersiapkan lo untuk menghadapi masalah-masalah yang lebih berat ke depannya. Not an instant solution, but definitely a long-term investment. So, gas lanjut S2! Wkwk~


Solusi Masalah #2: Insta-story lagi ngegym setiap hari

HAHAHAHAHAHA~~

Temen-temen gw banyak lagi yang kayak gini. 

POV gw… gimana ya? I mean, I’m not against orang2 yang bikin konten gym, karena proses bikin konten tu susah kan, jadi sepatutnya dihargai aja. Konten gym juga bisa bikin orang lain termotivasi juga untuk hidup lebih sehat, so sah-sah aja dipost.

Testimoni temen-temen gw yang gym rat juga pada bilang gym tuh bikin badan seger, pikiran positif, semangat kerja, lepas beban pikiran, rehat dari gadget sejenak, ngilangin toxin dalam tubuh, etc. All of those good things. 

Tapi kalo setiap hari… too much ya. Wkwk~

Boring aja gitu, kayak.. lo ga ada konten lain apa, bro? Hidup lo ngegym doang apa? Lo ga punya sisi kehidupan lain selain gym? That’s sad…

So, “gak semua masalah di usia 20an itu bisa diatasi dengan insta-story lagi ngegym setiap hari”…

My POV: YEA DEFINITELY NOT. Mending insta-story kuliah S2 di luar negeri. Nyehehe~


Solusi Masalah #3: Bikin tato kecil

HAHAHA mampus……

Baru bikin tato lagi~

Eh, tapi tato gw ga kecil ya! Panjang 3cm, lebar 2,5cm. Tato kecil yang mereka omongin kan maksudnya yang kecil banget 1cm-ish dan barely keliatan unless bener-bener di zoom.

Kalo tato gw kan super bold dan prominent, semua orang yang liat tangan gw pasti liat. JADI BEDA YA. LOL~

Lagian gw bikin tato bukan karena punya masalah hidup. Emang udah niat dari 10 taun yang lalu dan untuk conquer fear of needles. JADI BEDA YA. LOL~

So, “gak semua masalah di usia 20an itu bisa diatasi dengan bikin tato kecil”…

My POV: Sana tattoo removal. Ngapain bikin tato kecil-kecil ga jelas gitu, mending sekalian yang besar, bold, make a statement. Itu baru keren.


Solusi Masalah #4: Nyelesaiin series 7 season 1 hari 

Agak relate tapi ga relate-relate banget.

Gw pernah crazy bingewatch itu beberapa kali. But not to solve problem-lah, lebih karena gw cinta motion picture, satu semesta ini taulah ya.

Kalo gw bingewatch sampai seniat itu tandanya gw suka banget banget kontennya. Hooked banget. Kalo udah hooked ya pengennya langsung hajar sampai tamat dalam seharilah.

Moreover ada kepuasan gitu kalo bisa selesaiin series in one day atau over the weekend. It’s also a statement, artinya seriesnya emang bagus dan layak ditonton.

Gitu ya, guys.

Nonton series bukan buat escape dari masalah. Gw ga pernah menjadikan nonton series pelarian dari masalah. I have so much respect for motion picture. Ga pernah nonton film/series/anime dalam keadaan galau. Selalu pas lagi good mood supaya bisa menikmati kontennya dengan maksimal.

Malah jadi semacam reward, setelah bekerja keras, libur sehari buat nonton. Ah, syurga~ <3  

So, “gak semua masalah di usia 20an itu bisa diatasi dengan nyelesaiin series 7 season 1 hari”…

My POV: Please treat the motion picture well. Have some respect for the writers, producers, and filmmakers. 


Solusi Masalah #5: Sesi tarot reading private

Lagi ngetren nih ya. Temen gw yang tarot reader lagi laku banget sekarang.

Ada yang hasilnya baik, ada yang kurang/tidak baik. Ada yang percaya, ada yang nggak. Ada yang menganggap serius, ada yang iseng doang. Beda-beda buat masing-masing orang.

Pada dasarnya gw sih ga percaya hal-hal superstitious seperti ini ya. I know banyak orang punya kemampuan-kemampuan melihat masa depan, membuka mata batin, menerawang aura, dll. Banyak yang certified juga. 

But for me bullshit-lah semua itu. 

Gw pribadi ga akan mencoba hal-hal seperti ini. Kecuali kalo gratis dan sifatnya iseng aja (which is gw pernah). Tapi semua omongan “peramal” itu ya I take it with a grain of salt aja. Ga dianggep serius. Cih, siapa lo? Sok mengenal gw~ You ain’t shit. 

Mungkin this idea not necessarily tarot reading ya, bisa lebih luas like sesi konsultasi sama psikolog/psikiater, atau orang-orang pinter lainnya dengan harapan bisa diberikan solusi atau cara-cara menemukan solusi. Ya kalo itu gapapa as long as analisisnya ilmiah dan berlandaskan science. 

Tapi ya gapapa juga kalo kalian penasaran dan pengen coba, sok aja. Siapa tau hasilnya sesuai harapan dan bikin seneng kan? Bisa jadi motivasi juga. Nothing wrong with that. 

So, “gak semua masalah di usia 20an itu bisa diatasi dengan sesi tarot reading private”…

My POV: Bebas ini mah. Suka-suka lo aja. Ada orang yang percaya dokter, ada yang percaya dukun. Sah-sah aja. 


Okaaaaayyyy~~~ byeeeee