Sunday, November 27, 2022

Checking in

 Hi, guys! How y’all doin?

Just a quick check in. I’m still alive despite cobaan bertubi-tubi, petaka tiada akhir~ Errthing, you suck~

Few good stuff did happen. Stayed over at ex-work’s bestie, my influencer fwend, Wenny’s house—apartemen di Taman Anggrek yang super kece dan mengingatkan gw pada Singapore. Had a heart-to-heart talk with her yang bener2 bikin plong. Had a blast karaoke-ing in Lime Light Tanjung Duren—literally (masih) korslet dengerin Kpop. Ate very good food (luv Jakbar!). Mentored about marketing at the Deall Job’s event. 

That was last week. Minggu ini aku tidak punya weekend. Yup, Sabtu-Minggu pun kerja. Salah gw sih, kerjaan yang harusnya dikerjain kemaren2 ga dikerjain—ya karena lagi ngerjain yang lebih penting dan literally waktu abis.

Hiburan gw minggu ini adalah nonton RANS di World Cup Qatar dan The Prediksi di Soundrenaline. Wah bapack2 gaul idolaku ini sungguh menghibur sekali dengan gimmick2nya. Yeah, selera hiburan gw belakangan ini emang selokal itu. Lupakan series2 edgy di OTT luar. Wkwk

Oiya, gw ga dapet tiket Blackpink di SG. Simply karena gw sama Bone lupa hari Kamis kemarin itu on sale-nya. Gw lupa karena banyak pikiran dan ketiduran, Bone juga kecapean abis lembur. Yowislah ya. Bukan Blink anyway. Tahun depan fokus liburan ke Hong Kong aja kalo gitu. 

Okay, nulis postingan ini just to check in untuk mengabari bahwa gw insya auloh baik-baik saja. Kemarin pikiran kacau salah dua faktornya adalah PMS dan burnout. Besok pagi gw akan dikeramas bos gw (bos 2 level di atas gw, bukan bos langsung, kalo bos langsung gw mah angelic orangnya—tidak akan mengeramasku), so fuck it aja. I don’t like her anyway. Just trying to make everything politically correct. 

Bismillah.

Annyeong. 

Saturday, November 12, 2022

Otak gw acakadut

 I’m in a very very bad mood right now. It’s been going on for a whole week. Kayaknya terakhir mood gw bagus tuh Sabtu minggu lalu pas jalan2 ke Gading sama nyokap. Abis itu drop berhari2 sampai sekarang. It’s rough. 

Literally semua yang gw liat sekarang tercerna dengan negatif di otak. Semua keliatan salah, keliatan sucks, keliatan cringe, termasuk Wakanda Forever.

Gw kira salah satu yang bisa menyelamatkan mood gw minggu ini adalah Wakanda Forever, karena gw adalah die-hard fans Black Panther. Buat gw nonton Black Panther itu semacam ibadah. Wakanda itu semacam agama yang prinsip2 keunikannya, keindahannya, ide-idenya, value-nya, attitude-nya gw pegang teguh. It changed my life in 2018, membuat gw lebih berani, lebih percaya diri, lebih bangga akan diri gw sendiri, dan lebih bisa menerima diri gw apa adanya. 

That’s why gw punya very high expectation untuk sekuelnya. Ternyata filmnya… well dibilang mengecewakan sih nggak, production quality-nya tetep top notch, visualnya gokil, acting, action, and cinematography nggak ada celah… but still… my heart ga kena~

Padahal yang membedakan Black Panther sama film2 Marvel lainnya adalah bagaimana dia tidak hanya memanjakan visual, tapi juga mengena di hati dengan dialognya, konsepnya, message-nya, moral viber-nya, musiknya..

Itu semua gw ga dapet di Wakanda Forever. Filmnya ya masuk kategori film Marvel pada umumnya aja buat gw. Terlebih gw sangat mengharapkan scoring yang bagus dari Ludwig Göransson, yang tahun lalu bikin scoringnya Black Panther dan menang Oscar. Well deserved. Emang sebagus itu. Scoringnya Ludwig sangat komplemen adegan-adegan Ryan Coogler yang awalnya udah keren, jadi keren banget. Contohnya adegan ini:



Sampai sekarang scoringnya Black Panther masih terdengar magis di telinga gw. 

Eh, mengecewakan. Feeling magis-nya ga dapet juga. Semuanya berlalu begitu saja tanpa meninggalkan kesan yang spesial. 

jUsT bECauSe yOu DoNt LiKe tHe ScOriNg dOEsN’t mEaN tHe mOviE iS NoT goOd~~

Yeah whatever~ 

I mean not just becoz of that, many layers also weakened without the presence of Chadwick. Kayak ada yang kosong gitu. It’s hard to describe, but there’s a missing emotion for sure. 

The only thing I cherish di Wakanda Forever adalah the ladies of Wakanda. Ini film value women empowerment  banget, 80% cast-nya cewek-cewek kuat. Berkutat untuk menyeimbangkan status, tanggungjawab, emosi, intelegensia, dan kerapuhan. It’s such a joy to see all of them manifested in Shuri, Ramonda, Okoye, Nakia, and others. 

Sekarang gw lagi nonton Black Panther lagi untuk at least feeling good sedikit. 

Anyway back to bad mood, sebagian besar yang ngerusak mood gw adalah kerjaan. Wagelaseh Errthing. Lu fix kerjaan tergila yang pernah gw jabanin. So much for “living my passion”. Tobat buruan!

Udah ah males ngomongin kerjaan nanti makin bad mood.

On a lighter note gw sekarang lagi demen sama girlgroup NewJeans. Discovery-nya gara2 our Yumi alias si Ggone yang di anniversary ke-10 debutnya melakukan method acting sebagai idol girlgroup Korea. 



Ngeliat Ggone enjoy dan lepas banget joget lagu itu, emang dasar ni orang aktris kelas berat ya, very mesmerizing acting-nya, langsung terinfluens buat joget juga loh. Jadi dengerin lagunya deh. Eh, enak. Syaul~ lol

Lagu2nya NewJeans wuapik semua. Yes, musik adalah drive utama gw untuk menyukai mereka. Mereka baru punya 1 EP berisi 4 lagu, oke2 semua. Vibe-nya beda-beda tapi masing-masing very unique, charming, and distinct. 

Hype Boy >> fresh, authentic, bright, easy listening, vocal’s on point, anthem of the summer

Attention >> fun, exciting, elegant, dreamy, ada kemiripan beat dan piano sama Baby I Miss You-nya 2NE1. 

Cookie >> bubbly, cute, groovy, full R&B

Hurt >> chill, soothing, soulful, mellow

Drive kedua member dan style, gemesh2 ya. Kalo manggung cuma pake jersey + celana ketat or jeans + kaos. Macem nak2 esempe esema lagi ngumpul2 buat ekskul. Wkwk~~

Drive ketiga: dance. Sangat gampang diikutin ya. Bisa buat aerobic. And these kids put so much swag into the dance. Keren lho. 

Later I found out dedek2 ini muda2 banget woyy, yang termuda kelahiran 2008. Yaolo gw dah kuliah dia baru lahir~~

Anyway, NewJeans sangat worth to check out. Gw akan pantau terus dedek2 ini ke depannya. Mudah2an the next music as listen worthy as the 1st EP. 

Itu aja dulu. Semoga mood gw membaik dalam waktu dekat. 

Saturday, November 5, 2022

My Thoughts On: Konser Rusuh & Burung Biru Layoff

 Hi, guys! How y’all doin?

Hari ini mau misuh-misuh berkomentar tentang 2 isu yang lagi hangat. 

Pertama, konser rusuh pada dibubarin. Dooohh, kasian amat sih. Niat nonton konser buat healing dan seneng2, eh dibubarin. Semua karena panitia/promotor ga becus. Ya overcapacity-lah, crowd control ga kompetenlah, panitia ga ada yang standby-lah, dan segala macem isu yang harusnya bisa diantisipasi dengan planning yang baik dan benar.

Like… overcapacity… I’m speechless. Itu kan simple math, itung-itungan sederhana. Lo sewa venue kan udah ketauan berapa capacity-nya, tinggal di-convert jadi tiket. What the hell went wrong sampai overcapacity???

TaPi kAn aDa fAkToR FaNs BaRbaR jUgA…

Fans barbar harusnya bisa diantisipasi dengan panitia yang standby dan crowd control yang siaga. Sweep area regularly, any signs of barbarism, harus langsung ditindak! 

Gw melihat fenomena Berdendang Bergoyang dibubarin, kemarin konser NCT juga dibubarin karena alasan yang sama, yaolo miris. Soalnya temen2 gw banyak yang ke sana dan langsung meluapkan kekecewaan mereka di media sosial. Bayangin udah bayar mahal2, looking forward to the weekend just to see their idols, eh treatment-nya shit~

Ini promotor lagi berlomba2 jadi yang terjelek apa ya???

Serius nanya, kemana sih promotor2 bagus zaman dulu yang selalu smooth bikin konser? Java Musikindo, Big Daddy, Synergism… Now we’re stuck with promotor2 baru yang super shit dan don’t know what they’re doing~

Kalo kayak gini caranya sih nggak dulu deh nonton konser di Indo~ Such a dumb way to die—like literally, you can die just by going to concerts now. Kayak kejadian di Itaewon tuh, niat seneng2 malah berujung petaka karena—sorry to say, too dumb to still go in padahal jelas2 udah penuh ga bisa napas~



Be smart ajalah, guys. The logic is there. Daripada lo baper, marah, kecewa, kejepit, luka, memar, or worse… metong~

Just don’t go to concerts or go abroad sekalian for better treatment. Ga cuma treatment buat lo, tapi juga idol lo. Mereka ga deserve ngeliat kalian tersiksa sepanjang nonton mereka perform.

Jangan kasih room to grow untuk promotor2 shit itu, don’t buy their tickets. Save yourself. 

Oke next!

Isu perusahaan-perusahaan tech ngelayoff karyawannya kayaknya hampir tiap minggu ada ya sekarang. Memantau ecommurz tiap hari ada aja teas tech company yang crumbling. Ada yang di-announce secara terbuka, ada yang silent layoff. 

Kemarin bahkan salah satu perusahaan idaman 7 tahun yang lalu, si burung biru (bukan taksi) yang logikanya there’s no way mereka kesulitan financial or whatsoever karena perusahaannya udah stand strong belasan tahun, eh ngelayoff orang~

Yang dilayoff ga tanggung-tanggung lagi, yang udah senior position seperti mbak ini. Fun fact: gw pernah email orang itu beberapa tahun lalu, begging for job sepulangnya dari Aussie. 
This tech winter is getting more and more gloomy. Siapa yang menyangka tech winter juga melanda warga Silicon Valley, yang udah belasan even puluhan tahun hidup tenang bergelimang harta. Their golden era is over. 

For those impacted, sebagai senior di dunia per-layoff-an, I just wanna say, hang in there. This isn’t the end. Opening di luar sana banyak kok, tapi emang takes time yang ga sebentar. Kuncinya dua: patience and perseverance.

Do something to distract yourself from the sorrow. Go on holiday pake duit pesangon. Learn new skills supaya waktu sambil nunggu pekerjaan baru bisa dimanfaatkan dengan baik. Be productive, create something, even though it’s just something receh macem video TikTok, you need that sense of accomplishment to keep you sane every day. Reach out to your friends, families, former colleagues, etc, jangan malu untuk sharing, siapa tau ada yang bisa bantuin. 

Also, sharing dikit soal layoff dan financial insecurities. Salah satu hal yang gw sadari setelah di-layoff mendadak adalah betapa pentingnya punya multiple revenue stream. Jadi begitu ilang satu, ada cadangannya. Tetep ada duit masuk. 

This is something I still need to work on myself. Bukan proses yang mudah, apalagi untuk 9to6 corporate slave kayak gw. Waktu untuk side job amat sangat sedikit. 

But it has to be done. Sesedikit apapun waktunya, niatnya harus dibuletin untuk usaha. So, kalo ada waktu “nganggur”, mending pikirin deh gimana caranya punya pemasukan tambahan selain gaji bulanan. 

Itu aja gaes. Have a nice weekend!