Saturday, November 5, 2022

My Thoughts On: Konser Rusuh & Burung Biru Layoff

 Hi, guys! How y’all doin?

Hari ini mau misuh-misuh berkomentar tentang 2 isu yang lagi hangat. 

Pertama, konser rusuh pada dibubarin. Dooohh, kasian amat sih. Niat nonton konser buat healing dan seneng2, eh dibubarin. Semua karena panitia/promotor ga becus. Ya overcapacity-lah, crowd control ga kompetenlah, panitia ga ada yang standby-lah, dan segala macem isu yang harusnya bisa diantisipasi dengan planning yang baik dan benar.

Like… overcapacity… I’m speechless. Itu kan simple math, itung-itungan sederhana. Lo sewa venue kan udah ketauan berapa capacity-nya, tinggal di-convert jadi tiket. What the hell went wrong sampai overcapacity???

TaPi kAn aDa fAkToR FaNs BaRbaR jUgA…

Fans barbar harusnya bisa diantisipasi dengan panitia yang standby dan crowd control yang siaga. Sweep area regularly, any signs of barbarism, harus langsung ditindak! 

Gw melihat fenomena Berdendang Bergoyang dibubarin, kemarin konser NCT juga dibubarin karena alasan yang sama, yaolo miris. Soalnya temen2 gw banyak yang ke sana dan langsung meluapkan kekecewaan mereka di media sosial. Bayangin udah bayar mahal2, looking forward to the weekend just to see their idols, eh treatment-nya shit~

Ini promotor lagi berlomba2 jadi yang terjelek apa ya???

Serius nanya, kemana sih promotor2 bagus zaman dulu yang selalu smooth bikin konser? Java Musikindo, Big Daddy, Synergism… Now we’re stuck with promotor2 baru yang super shit dan don’t know what they’re doing~

Kalo kayak gini caranya sih nggak dulu deh nonton konser di Indo~ Such a dumb way to die—like literally, you can die just by going to concerts now. Kayak kejadian di Itaewon tuh, niat seneng2 malah berujung petaka karena—sorry to say, too dumb to still go in padahal jelas2 udah penuh ga bisa napas~



Be smart ajalah, guys. The logic is there. Daripada lo baper, marah, kecewa, kejepit, luka, memar, or worse… metong~

Just don’t go to concerts or go abroad sekalian for better treatment. Ga cuma treatment buat lo, tapi juga idol lo. Mereka ga deserve ngeliat kalian tersiksa sepanjang nonton mereka perform.

Jangan kasih room to grow untuk promotor2 shit itu, don’t buy their tickets. Save yourself. 

Oke next!

Isu perusahaan-perusahaan tech ngelayoff karyawannya kayaknya hampir tiap minggu ada ya sekarang. Memantau ecommurz tiap hari ada aja teas tech company yang crumbling. Ada yang di-announce secara terbuka, ada yang silent layoff. 

Kemarin bahkan salah satu perusahaan idaman 7 tahun yang lalu, si burung biru (bukan taksi) yang logikanya there’s no way mereka kesulitan financial or whatsoever karena perusahaannya udah stand strong belasan tahun, eh ngelayoff orang~

Yang dilayoff ga tanggung-tanggung lagi, yang udah senior position seperti mbak ini. Fun fact: gw pernah email orang itu beberapa tahun lalu, begging for job sepulangnya dari Aussie. 
This tech winter is getting more and more gloomy. Siapa yang menyangka tech winter juga melanda warga Silicon Valley, yang udah belasan even puluhan tahun hidup tenang bergelimang harta. Their golden era is over. 

For those impacted, sebagai senior di dunia per-layoff-an, I just wanna say, hang in there. This isn’t the end. Opening di luar sana banyak kok, tapi emang takes time yang ga sebentar. Kuncinya dua: patience and perseverance.

Do something to distract yourself from the sorrow. Go on holiday pake duit pesangon. Learn new skills supaya waktu sambil nunggu pekerjaan baru bisa dimanfaatkan dengan baik. Be productive, create something, even though it’s just something receh macem video TikTok, you need that sense of accomplishment to keep you sane every day. Reach out to your friends, families, former colleagues, etc, jangan malu untuk sharing, siapa tau ada yang bisa bantuin. 

Also, sharing dikit soal layoff dan financial insecurities. Salah satu hal yang gw sadari setelah di-layoff mendadak adalah betapa pentingnya punya multiple revenue stream. Jadi begitu ilang satu, ada cadangannya. Tetep ada duit masuk. 

This is something I still need to work on myself. Bukan proses yang mudah, apalagi untuk 9to6 corporate slave kayak gw. Waktu untuk side job amat sangat sedikit. 

But it has to be done. Sesedikit apapun waktunya, niatnya harus dibuletin untuk usaha. So, kalo ada waktu “nganggur”, mending pikirin deh gimana caranya punya pemasukan tambahan selain gaji bulanan. 

Itu aja gaes. Have a nice weekend!

No comments:

Post a Comment