Friday, September 29, 2017

I left my heart in Gold Coast

Salah satu buscketlist gw selama tinggal di Aussie adalah mengunjungi Movie World atau yang dulu lebih dikenal sebagai Warner Bros Studio. Itu no brainer-lah untuk seorang pop culture sucker macem gw, gimmick Hollywood apapun yang tersedia hukumnya WAJIB dijajal~

Secara selama semester 1 dan 2 Unimelb sangat tidak manusiawi terhadap mahasiswanya, meaning tugas kuliah menumpuk dan posesif sampai elo bener2 ga bisa bergerak apalagi liburan~ Semester 3? NOW IT’S TIME!

Began planning out in July. First thing first, mau pergi sama siapa? Temen2 Indo jelas madesu. Mereka lebih sayang assignment dibanding gw. Jadi pilihannya temen2 internasional: Lebah dari Thailand dan Matahari dari China, dua manusia awesome yang satu visi dan misi sama gw selama kuliah di Melbourne: work hard, play harder!

Team assembled, tahap selanjutnya: menentukan tanggal! Mid semester break 25 September-1 Oktober 2017, tapi alangkah tidak bijaknya kalau kita pergi ketika semester break. Pesawat dan hotel akan mahal, dan tempat wisata akan penuh. Jadi kita putuskan untuk be strategic: pergi 1 minggu sebelum semester break, 20-22 September 2017.

Tanggal dapet, saatnya beli tiket pesawat dan akomodasi. Cek situs Webjet, karena konon katanya bisa dapet deal pesawat+hotel murmer. TERNYATA BENAR! Kami dapet harga $280 per person, including tiket pesawat PP (Jetstar) dan hotel bintang 4 (Wyndham Hotel) 3 hari 2 malam – two-bedroom apartment lengkap sama kitchen, bar, dining room, living room, laundry, 2 bathrooms, yang harga normalnya up to $500 per night!

Lebah bilang: ขอบคุณพระเจ้า!

Matahari bilang: 上帝!

Gw bilang: ALHAMDULILLAH MAKASIH YAOWOOOHHH!

Seneng banget asli, dapet tiket murah. It’s like a sign that God approved our plan. Wkwk~

Aight, next: bikin itinerary!

Movie World butuh satu hari full, so it will be on the 21st. Jadi kita tinggal menentukan tanggal 20 dan 22 mau ngapain. Berhubung trip-nya sangat short, kita fokus ke satu area aja: Surfers Paradise. Kebetulan lokasi hotel kita di situ dan kebetulan juga suburb itu adalah pusat tourism karena letaknya persis samping pantai.

Wait, did I say pantai???

Fuck yeah, baby! Pantaiii~~~ Jadi kita WAJIB berenang!!!

FYI, weather in Gold Coast is PURRRRFECT! Around 20-28 degrees every day and always sunny! Secara udah terekspos winter 6 bulan terakhir, tentu berkunjung ke daerah yang hangat membuat gw sangat ecstatic! Girang banget, njir! Pengen tanning, sunbathing, swimming, jumping over waves, catching crabs, playing with sand, flirting with hotties, etc…

Siplah, kita masukin pantai di tanggal 22, right before we went home. Karena kalo pantai ditaro hari pertama, banyak resiko including masuk angin pantai dan drunk by seawater~

Matahari kemudian menemukan deal 3 hours’ boat-trip mengelilingi beberapa pulau di sekitar Gold Coast. Hmmm… yeah, why not? Gw belum pernah naik boat what so ever di Aussie, so I thought it was a great deal, so… booked for the first day!

Sisa waktu yang ke-detect kita gunakan buat wisata kuliner dan mengeksplorasi CBD-nya Gold Coast.

MANTAP JIWA!

Berikut review Gold Coast trip kami kemarin. Bentuknya akan poin per poin dimana gw ga hanya akan kasih komentar, tapi juga tips yang berguna misalnya lo mau kesana someday!

Get your sunnies on!

Gold Coast is so sun-friendly, begitu mendarat langsung disambut matahari 10 biji. Untung cuma 10, ga 50 kayak di Jakarta~ Jadi masih bisa ditolelir. Hehe~ Yang penting langsung siapin sunnies di tas (jangan taro di koper).

Get Go Explore, NOT Go card!

Call me kurang riset, whatever, it’s true. Ini adalah kesalahan paling fatal yang kita lakukan di Gold Coast. Setelah browsing dan tanya sana sini, gw dianjurkan untuk beli Go Card untuk transportasi di Gold Coast. Konon untuk turis, tarifnya ga lebih dari $10 per hari sepuasnya. Oh oke, berarti sistemnya kayak Myki di Victoria. Flat rate.

Awalnya curiga sih, dia tau darimana mana yang turis mana yang bukan? But since kita belinya akan di kios di bandara, maybe petugasnya udah tau kalo kita turis. Okay cool. Kita beli Go Card deposit $10 untuk kartunya dan $30 untuk transport 3 hari.

Hari pertama, kita melanglang buana kesana kemari, harusnya saldo Go Card ga kurang dari $20 dong logikanya. Eh pas kita cek terakhir sebelum balik hotel, tinggal $16 aja dong!!! HOW COME??!!!

Ternyata oh ternyata, kartu buat turis itu Go Explore, bukan Go Card sodara-sodara. They are two different cards, so you have to be very very clear which card you want to buy. Dibanding Go Card yang bisa dipake buat train dan boat juga, Go Explore terbatas untuk tram dan bus doang. Tapi kalo lo traveling sekitar Surfers Paradise (+Oxenford aka lokasi Movie World) doang sih gapapa. Efisien banget pengeluarannya.

So yeah, choose Go Explore, NOT Go Card!

Check out Pacific Fair Shopping Centre!

I don’t know if I had ever said this to you, but shopping malls in Melbourne are soooo lame~~~

Desainnya biasa banget~ Yang agak kece paling Chadstone, karena besar, mevvah dan sophisticated. Tapi itu pun masih kalah jauh sama Gading atau CP~

Sampai di Gold Coast, kita kelaparan dan mampir ke mall terdekat bandara, namanya Pacific Fair Shopping Centre. Dari depan sih biasa aja, walaupun gw mendapat kesan mall ini lebih besar dari Chadstone. Begitu masuk ke dalem, buset~~ Keren banget!!

Gw suka konsep open space-nya sih, mengingatkan gw pada CP dan Vivo City di Singapore. Di Melbourne ga ada mall yang open space—faktor cuaca. Makanya gw girang banget ketemu mall open space, di tengahnya ada taman, playground, dan kolam cantik dan instagramable. Bawaannya pengen piknik di sana, tapi jadwal padet. Jadi abis makan langsung cabut deh~ Huhuhu~ Till we meet again, gorgeous!

Movie World oh Movie World~

Oh God ini gw harus mulai darimana? Introduction dulu aja kali ya~ Movie World dulu namanya Warner Bros Studios. Rebranding jadi Movie World karena dibeli sama Village Roadshow, salah satu perusahaan film+bioskop (yang gw ga pernah nonton di sana karena mahal~) besar di Australia yang kantor pusatnya di Melbourne (yang gw pernah apply magang di sana tapi ga diterima *lah jadi curhat*)~

Anyway, feature2 yang ditampilkan adalah gimmick Warner Bros. Looney Tunes gang like Bugs Bunny, Road Runner, Elmer Feud, etc.. DC comics gang, Batman, Superman, Wonder Woman, etc.

Agak… kurang relevan yah, ketika kita hidup di zaman dimana semua orang (termasuk gw) mengagung-agungkan Disney dan Marvel dan sangat skeptical terhadap DC dan Warner Bros. Wkwk~ 

Tapi gapapalah, there was a time when karakter2 Looney Tunes yang nakal, licik, serakah, cerdik, nyebelin, determined, jahat, dll itu jadi angin segar di tengah dominasi karakter Disney yang bisanya happy2 doang dan boring.

Sedangkan untuk DC comics gang, mungkin all credits go to Chris Nolan yang sukses menaikkan relevancy Batman ke level yang cukup sustainable untuk kemudian generating more movies and tv series about affiliated superheroes like Superman, Wonder Woman, The Flash, Supergirl, Aquaman, as well as villains (uhuk uhuk Suicide Squad). 

Regardless aktornya udah ganti dan beberapa flagship-nya “gagal” di pasaran, with unlikeable characters, not-people-friendly premises, and confused direction for future films, well... the fans remain and that’s all that matter. Thus, melihat gimmick film2 mereka dijadiin ride di Movie World, bikin gw seneng juga.

Bisa lo bayangin ga betapa ecstatic-nya gw ngeliat roller coaster namanya Arkham Asylum, pas masuk disambut The Joker, di dindingnya tulisan “ha ha ha ha” dan “Joker Fun House” dimana2, di dalamnya ada poisonous liquid satu gentong gede, foto2 inmates lain termasuk di antaranya Harley Quinn, terus guards-nya digantung di atap, staff-nya pada pake baju inmates, I AM SOLD!

Ride review: sinting sih. Tikungannya horor. Gw selama jadi adrenaline junkie nyobain rollercoaster dimana2 ga pernah sampai pengen muntah setelah turun, kemarin hampir pecah telor gara2 Arkham Asylum. Pengen muntah, nyet. Untung bisa ditahan pake softdrink~

Roller coaster lain yang berkesan ada Superman Escape yang cepet banget 100 km/h!!! Gw ga ngerti lagi~~ Before you know it udah sampai di titik start lagi! Like-what-the-fuck-was-that bangetlah pas turun~

Ada juga Scooby Doo Spooky Coaster yang based on the 2002 movie, yes, the one with Mr. Bean in it~ Kirain coaster ini levelnya Scooby Doo, which is cemen~ Ternyata nggak~ Rada kampret juga sih di dalemnya gelap gulita. Hampir seperti Revenge of The Mummy di Universal Studio, tapi versi mini karena 1 cart isinya cuma 4 orang. Gw naik ini 2x, yang pertama takut karena sensasi cart-nya bakal jatoh kerasa banget. Yang kedua sih udah biasa aja, bisa sambil ngitung ada berapa turns sepanjang ride. Haha~

Green Lantern Coaster lumayan tinggi, tapi biasa aja. Road Runner Coaster di kids area bisa dinaikin even sama balita.

Gw cukup beruntung karena kunjungan gw kemarin ke Movie World bertepatan dengan launching ride terbaru mereka, DC Rivals. Ride ini mengklaim diri sebagai fastest, longest, highest.


GOLD COAST 20-22 September 2017

Verdict: longest and highest yes, fastest no. Masih lebih cepet Superman Escape kemana2~ Tapi DC Rivals paling enjoyable sih karena panjang banget dan cukup lama (up to 2 menit), jadi bisa sekalian liat view sekitar. Kalo mampir ke Movie World, first thing first cobain DC Rivals, karena letaknya paling depan deket pintu masuk. Semakin siang antrean semakin panjang dan ga manusiawi. So don’t waste your time, ignore the fear, hop on!

Nilai plus DC Rivals buat gw karena relnya warna ungu. Wkwk~

Size wise, menurut gw sih masih lebih gede Universal Studio Singapore (USS). Soalnya ga butuh banyak waktu buat gw untuk mengeksplor seluruh bagian theme park. Sekali muter kelar. Terus jarak antara satu ride dan ride lain juga ga jauh. Green Lantern, Batman Wing, Arkham Asylum, Justice League: Alien Invasion 3D dan Superman Escape, DC Rivals, semuanya sebelah2an.

Food and souvenirs, mostly terpusat di Mainstreet yang deket banget sama pintu masuk. Ga seperti USS yang perlu waktu 2 jam sendiri buat explore semua merch dan makanan, Movie World cuma butuh setengah jam aja. Pilihannya cuma dikit dan kecil2.

Seperti halnya USS, banyak movie charater yang lalu lalang juga di park. Gw berharap bertemu The Joker, tapi doi cuma muncul di parade, pun penampilannya bikin ilfil~ Ga seperti alm. Heath Ledger atau minimal versi Jared Leto~ Heck, Joker-nya bahkan ga makeup, cuma pake topeng~ :/

Gw sempet foto sama Superman dan Dorothy~ Agak heran juga kenapa tiba2 ada Dorothy~ Setelah Google ternyata Warner Bros yang megang mechanical license buat DVD home videonya. Okelah.

GOLD COAST 20-22 September 2017

Overall kunjungan gw ke Movie World sangat menyenangkan sih. Meskipun kecil, ride-nya memuaskan, apalagi ada beberapa yang bisa naik berkali2 dan ada ride baru yang hella dope. Yang gw sayangkan adalah arung jeramnya, Wild West Falls lagi refurbishment, jadi ga buka~ Padahal udah siap baju ganti in case basah kuyup~

Tapi ga sepenuhnya menyesal sih, karena kalo liat di YouTube, Wild West Falls ga sepenuhnya arung jeram. Cuma kayak Niagara tapi lebih panjang~

Other than that, I have no complaint about anything else. Makanan, walaupun limited, tetep oke. Toh cuma sekali makan, sekali ngemil. Merch agak mahal, well, standar theme park sih, tapi gw manage buat beli hoodie jacket The Joker seharga $40, cukup ekonomis. T-Shirt standar $20-an. Desainnya berkisar DC Comics dan Looney Tunes. 

Ada beberapa Harry Potter merch juga, karena Warner Bros. Awkward sih merch-nya ada, ride-nya ga ada~ Soalnya yang megang license buat ride si Universal. Wkwkwk~

Basic info lain yang perlu lo tau paling tiket. Harga normal $75 per hari. Tapi mereka punya paket all-year-long dan all-parks ticket yang include Sea World, Wet n Wild, dan Paradise Country. Gw beli yang itu, tapi bukan di situs resminya. Gw beli di Chinese tour agent atas rekomendasi Matahari. Dapet harga $75 juga, tapi bisa dipake unlimited selama setahun untuk 4 parks itu.

Well, anggep aja doa ya, Insya Allah within one year bisa ke Gold Coast lagi, main lagi~ Amien~~

Loving the government policy!!!

Gw cuma mengekplor seperseratusnya Gold Coast, tapi udah bisa menjustifikasi kalo government policy-nya jauh lebih cool daripada Melbourne!

Pertama, tentu karena mereka punya Movie World, which is pretty embarrassing and lame for Melbourne karena secara populasi Melbourne lebih banyak dan lebih multicultural kemana2, meaning pasarnya lebih besar. Tapi Movie World justru jadi hak milik Gold Coast~ Melbourne cuma punya Luna Park yang ga ada seru2nya~

Gold Coast sangat terbuka dengan bisnis atau franchise sarat culture.

Hard Rock, di Gold Coast ada, di Melbourne ga ada.

Hooters, di Gold Coast ada, bahkan di Jakarta sekarang ada, di Melbourne ga ada.

Mos Burger, OMG~ Kangen banget. Dulu cuma bisa dinikmati di Singapore, kemudian buka di Jakarta, nyari di Melbourne? Tentu ga ada. Eh, di Gold Coast ada. :”)

NYX, di Melbourne cuma bisa ditemukan di selected drugstore. Di Gold Coast ada flagship store-nya sendiri.

Yang bikin kaget, Ripley’s Believe or Not Museum! Itu kan Amerika banget!! Ada di Gold Coast, men!!!

Kesimpulan gw adalah pemerintah Gold Coast lebih welcoming dan friendly akan produk-produk budaya asing yang masuk in terms of starting business and make money out of it. Sedangkan pemerintah Melbourne lebih selektif, apalagi untuk entertainment. Budaya Aussie asli (termasuk Aboriginal) lebih diutamakan, which mostly manifested in old skool arts like visual arts, performing arts, and such. Mereka bawa franchise sih, kayak baru2 ini ada musical Aladdin dan Matilda. Tapi jarang, paling setahun sekali~

Gw ngomong gini bukan bermaksud ngejelek2in Melbourne atau gimana ya. Melbourne is my home and I really love it. Yang gw rasakan sekarang pretty much peribahasa the grass is always greener on the other side alias rumput tetangga selalu lebih hijau. 

Gw hanya berharap simpati dari lo sih. Gw harap lo sekarang ngerti betapa struggle-nya gw untuk memenuhi kebutuhan entertainment di Melbourne. Wkwkwk~

Bitches at the beaches

Sesuai schedule, hari ketiga kita main di pantai. Pantainya Gold Coast tepatnya Surfers Paradise beach yang cuma one bra-throw away alias selemparan beha dari hotel. Pantainya masya Allah sih besarnya dan ga banyak orang jadi aku senang~ <3 o:p="">

Semua aktivitas pantai yang sudah direncanakan terlaksana dengan baik. Gained myself two levels of shade as planned. Piknik juga karena malam sebelumnya udah belanja di Woolsworth. Ombaknya mantap, gw sangat menikmati sensasi flying kebawa ombak walaupun airnya dingin (at first try, lama2 sih ga kerasa).

Kurang lebih 3 jam kita mantai, lalu bilas di pancuran yang disediakan deket situ. Ga bisa mandi tapi, soalnya letak pancurannya di tengah taman, jadi bisa diliatin banyak orang kalo mandi~ wkwk~

Overall

Gold Coast is such an underrated gem of Australia. If California, Bali and Singapore had a threesome and somehow conceived a baby, that would be Gold Coast. Gw melihat Gold Coast seperti Bali di masa depan, ketika Jokowi (fuck yeah kepilih lagi!! amien) semakin membuka diri pada investor asing (atau lokal juga boleh) yang mau bikin gedung2 skyscraper di pinggir pantai di Bali. Nah, nanti jadinya kayak Gold Coast tuh. Main di pantai sambil diliatin orang2 di dalem gedung. Wkwk~

Gold Coast trip was a total fun. Every second was memorable so I left my heart in Gold Coast hoping I could go there again someday for another visit.

Foto2 di Gold Coast udah gw upload ke Flickr. Buat yang mau nanya2 soal Gold Coast, Movie World, dll, bisa langsung komen di bawah. Insya Allah bisa bantu jawab.

Cheers!

Wednesday, September 6, 2017

Drama Ariana Grande

How should I start?

It started with an obsession, I guess?

Gw tuh sukaaaaaa banget sama lagu Right There-nya Ariana Grande---yes lagu super dangdut tapi cantik itu. Udah jadi rahasia umum kalo selera music gw emang murahan~ :p

Debut album-nya dia, Yours Truly in general gw suka sih, karena pop R&B gitu kan, tapi yang bener2 terobsesi ya si Right There itu. Karena terobsesi itu jadinya gw dengerin ulang2 mulu kan sepanjang tahun 2013-2015 itu, sampai akhirnya gw menyadari: wah, Ariana ini suaranya bagus banget, gw harus nonton dia nyanyi live!

So yeah, Ariana dengan mudahnya masuk wishlist konser gw. Bukan prioritas, but still I need to witness this girl singing with my bare eyes. Tekad gw hampir terkabul ketika tahun 2015 dia announce konser di Indo, tepatnya di bulan Agustus. Sebenernya gampang banget untuk mewujudkan tekad gw. Tinggal beli tiket, nonton deh. But alas, manusia hanya bisa berencana, tapi the great Gee Oh Dee yang menentukan.

Kita flashback dulu yuk ke tahun 2015 bulan Agustus itu gw dalam kondisi apa. Sila buka arsip kehidupan gw bulan Agustus 2015 di sini, dan September 2015 di sini. Basically Agustus-September 2015 itu hidup gw revolved around: BigBang, IELTS preparation, BigBang, pre-unpaid leave, BigBang, work overload, BigBang, friends reunion, BigBang, beli laptop baru, BigBang, IELTS test, BigBang, daftar beasiswa, tes sana tes sini, BigBang, and blah blah blah lainnya, BigBang. Singkat cerita, I WAS BROKE!

Poor Ari, karena dia bukan prioritas investasi gw, jadi terpaksa dikorbankan.

So yeah, jadi gw berserah aja, maybe someday ada kesempatan lagi. Percaya aja, kalo jodoh ga kemana.

Balik lagi ke present time, Ariana udah rilis album ketiga, Dangerous Woman dan mulai tur lagi. Untuk Australian leg sendiri di-announce di bulan April. But alas, berhubung Semester 2 itu gw total nerd, gw bahkan ketinggalan info kalo dia mau konser~

Gw baru tau dia mau konser bulan Juni dan of course, ketika itu tiketnya udah sold out. FYI, konser di Australia itu selalu sold out, terutama konser artis mainstream ya, ga mungkin ga sold out. Tiket akan habis dalam hitungan jam setelah penjualan dibuka. Dalam usaha terakhir ngecek web Ticketek, ketika klik "best available" langsung diarahin ke VIP package $600. Yassalam~

Jadi satu2nya harapan gw tinggal ngecek Ticketmaster Resale mendekati hari H. Siapa tau beruntung lagi seperti waktu Bieber. Tiket di website resmi udah abis, tapi mendekati hari H, banyak orang2 desperate yang jual tiketnya dengan harga variasi, bisa lebih mahal, bisa lebih murah. Gw? Nungguin yang murah of course~ Selain uang gw udah abis buat GD, balik lagi, Ariana kan bukan prioritas~ :p

Jadi mindset gw adalah kalo ada GA (General Admission/festival/floor, gw udah kapok duduk di tribun, ga bisa joget~) di bawah harga normal ($150), takis! Kalo ga ada ya, bye Ariana. Ternyata kita emang ga jodoh.

Mendekati hari h, orang2 desperate mulai jual2in tiket. Mostly dengan harga lebih mahal. Tiap hari gw pantengin itu Ticketmaster Resale berharap keajaiban datang, dan benar, keajaiban itu datang tepat seminggu sebelum hari H. Ada yang jual tiket GA $80 ajah~

At first I’m like, are you kidding? Masa sampai setengah harga? GA, lho! Pengalaman Bieber, GD, dll ga akan dapet tuh GA under $100~ Aduh beli ga ya? Kalo beli terus ternyata fake gimana? Murah banget masalahnya~

Gw baca buying terms-nya dan kalo tiketnya terbukti fake, or in any way ga bisa memasukkan gw ke venue, gw dapet refund 100%! Hmmm… it’s not a problem then. I could just try my luck, dateng bawa tiket itu, kalo ga bisa masuk ya tinggal protes dan duit gw balik.

Tapi ga kebayang sih kalo beneran fake dan gw yang udah usaha sebegitunya gagal maning ketemu Ariana~ T.T

So yeah, finger crossed, it’s not fake, I’m going to see Ariana! *mantra*

PROCEED TO PAYMENT >>> TRANSACTION IS SUCCESSFUL!

KYAAAAAAAAAAAAAAAA~~~~~~~~~~~~~~~~~

I’M GOING TO SEE ARIANAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!

HAPPY BERAT---for couple seconds, until I realized… gw kan… sama sekali ga tau… lagu2 barunya~~

OMG~ H-seminggu gimana caranya ngapalin lirik?????

OKELAH KITA INTENSIF! Kalo udah niat mah pasti bisalah~

Search setlist-nya. Bah, ga ada Right There~ T.T

Ada One Last Time sih, untung gw hapal tuh liriknya, oke skip 1, sisa 23. Cingcailah 23 mah. 2NE1 total discography 48 lagu in Korean aja bisa hapal, masa Ariana 23 lagu doang ga hapal? Wkwk~

Beberapa menit kemudian gw dikirimin tracking number sama Ticketmaster Resale untuk mengetahui status tiket gw. Sounds like a good sign? Nope~ Karena di sinilah drama dimulai.

Gw beli tiket hari Sabtu dan sesuai policy Australian Post, express post yang gw pilih sebagai delivery system, akan mengantar tiket gw maksimal hari Selasa. Tapi, nyatanya nggak tuh. Hari Selasa tiket gw belum dateng. Hari Rabu gw telponlah customer service, mereka bilang akan follow up seller tiket gw dan email gw hari Kamis untuk ngasih tau perkembangannya.

Kamis gw tungguin, nihil. Tracking di web Aus Post pun nihil. Jumat pagi gw telpon lagi dan mendapatkan jawaban yang sama seperti hari Rabu: “nanti dikabarin by email ya, mbak”. Mulai panik, kalo tiket gw ga dateng hari Jumat, opsinya adalah itu tiket dateng hari Senin (h-1 konser) atau even worse, Selasa (d-Day).

WHAT THE FUCK?!

Riskan banget~

Kalo delivery-nya nyasar gimana? Kalo tiketnya rusak gimana?

Senin pagi, gw stress banget~ Pengen telpon tapi tagihan telpon gw udah bengkak gegara telpon2 sebelumnya. Jadi gw email:




Sejam kemudian, gw ditelpon. Katanya seller akan anterin langsung tiketnya ke rumah gw, tapi ga ada info hari ini atau besok dianternya~

WHAT THE FUCK?! (2)

Terus apa gunanya tracking system???

Gw udah bayar express delivery mahal, nyet!

Terus kalo baru besok dianterin, gimana caranya gw ambil itu tiket ke rumah sedangkan gw mau langsung dari kampus ke venue~

Tapi aslilah waktu itu kondisinya gw udah capek banget, mau marah2 ditelpon udah ga sanggup, jadi pasrah aja.

Masih hari Senin, jam 12 siang, gw mau berangkat ke kampus. Pesimis banget itu tiket udah dateng karena ga ada yang ngetok pintu rumah untuk nganterin barang. Tapi secercah harapan masih ada, gw liat ke kotak pos. 

Eh, ada. :’)

Lega bukan main. Tapi masih waswas karena tiket itu bisa aja fake.

Fast forward ke hari H. Jadwal gw setiap selasa itu ajaib bangetlah. Kelas jam 10-12, terus kosong, kelas lagi jam 5-6.30. Rencana gw abis kelas pertama gw pulang, naro laptop, ganti tas, balik kampus buat kelas kedua, terus cus ke venue.

Manusia hanya bisa berencana, tapi the great Gee Oh Dee yang menentukan.

Cuaca Melbourne itu kemarin jelek banget. FYI, cuaca Melbourne itu jelek in general. Tapi kemarin itu exceptionally jelek. Ujan sepanjang hari, dingin mampus, anginnya gila~ Sebenernya ga masalah sih hujan di Melbourne bukan yang heboh sampai banjir kayak di Jakarta. Jadi as long as bawa payung ga masalah.

But then, drama kedua dimulai.

Sebelum berangkat ke kampus lagi gw iseng ngecek twitter-nya Rod Laver Arena (venue) untuk make sure konser mulai jam berapa dan merch masih ada/ngga. Did you know what I found?



No bag policy??? Are you serious???

Gw kan harus bawa payung, dan jaket, dan syal, dan dompet, dan hape, dan makeup, dan makanan, dan minuman, DAN GW MAU BELI MERCH! Most importantly, gw dari kampus, which means gw bawa buku, stationary, dll~

How the hell am I supposed to go without a bag??

Ini gw suspect gegara Manchester bombing itu deh~ Kan konser Ariana juga tuh~ Dasar bule~ Kalo udah parno, parno banget~ 

Well I get it that safety is their #1 priority~ Tapi liat situasi kondisilah. Kemarin itu hujan deras, masa orang ga boleh bawa tas buat naro payung, rain coat, dll?? What’s the point having security check then?! It’s so silly~

Yaudah deh, karena ga boleh bawa tas, gw ga bisa ke kampus karena itu kondisinya hujan deras. Ga ada pilihan lain, harus langsung ke venue~ Bye bye class~ T.T

Long story short, gw cuma bawa hape+dompet koin. Sampai di venue jam 5:45, karena katanya open gate jam segitu. Ternyata belum dibuka. Sekitar 10 menit kemudian hujan makin deres. Tetep positive thinking paling bentar lagi buka. Ternyata baru buka 6:30. Kampret. Jaket kondisinya udah basah kuyup. Rambut udah ga lurus. I swear to God kalo malemnya gw ga meriang itu amazing banget sih~

OIYA TIKET GW GA FAKE LHO ALHAMDULILLAH~

Menunggu dan menunggu. Beli teh, beli chips, makan. Beli merch, dengan harapan dapet kantong plastik untuk naro segala perintilan, ternyata mereka ga punya. Darn it~ Terus ini merch (kaos) gw tenteng gitu sambil joget2?? Rempes banget~

Speaking of merch, tadinya gw ngincer baju yang ada tulisan lirik lagunya Ariana. Well, karena dulu mau beli merch Bieber yang ada tulisan “my mama don’t like you” ga kesampean. Jadi pengen beli merch serupa. Ketika liat list-nya, pilihannya cuma satu:



Err… What is that?

Gw suka sih kalimatnya, tapi… itu lagu apa ya?

Sama sekali ga mengenali itu lirik lagu yang mana. Google dulu baru ketauan. Ternyata Side to Side. Yang featuring Nicki Minaj. Yang aneh itu. I mean lagunya, not Nicki, Nicki’s awesome. But the song is just meh~ One of the weirdest song in 2016. Ariana’s attempt to re-live Bang Bang, but failed~

Of course, Bang Bang was a bang first and foremost it’s becoz of Jessie J. Kedua Nicki Minaj. Ariana cuma pemanis. My theory is that lagu itu akan sukses juga dengan atau tanpa Ariana. Kalo dikulik dari sejarahnya, the song indeed was made only for Jessie J. Ariana bisa tiba2 ikutan gw curiga karena pengaruh Scooter Braun. Timing-nya pas banget Ari baru debut dan butuh publikasi soalnya. Scooter Braun kan man of timing ya, so yeah he probably managed to get the deal for her and the song happened~

Side to Side was meant to re-live the power of Bang Bang, but it turned out pretty lackluster. Gw ga bisa merasakan chemistry Ariana sama Nicki sama sekali sih di lagu ini. Melodinya juga aneh. Video klipnya juga aneh. Everything about this song basically is weird~

So yeah, I don’t wanna wear something that originally came from a flopped song~ Gw pake itu baju pun orang2 juga ga akan ngeh itu lagu Ariana~ “I give zero fucks and I got zero chill in me” ga se-impactful “my mama don’t like you”. Sorry not sorry~

Lucunya, walaupun di booth merch kata “fucks”-nya itu disensor, di dalem venue gw liat banyak banget bocah2 yang pake baju itu, dan mereka dateng sama nyokap bokapnya~ LOL~ Parents!!

Anyway moving on!

So I was going inside sekitar 1 jam sebelum konser mulai. Pertama kalinya ke Rod Laver. Dalemnya kayak Singapore Indoor Stadium. Melebar bukan memanjang. Area gw, General Admission (GA) udah keisi setengah. Secara nonton sendirian, sebenernya gw bisa aja sih nyempil di antara orang2 itu sampai ke area moshpit biar lebih deket sama Ariana. Tapi umur ga bisa bohonglah. HAHAHA~

Masa2nya gw dateng konser dari pagi supaya bisa berdiri paling depan itu udah lewat. Sekarang Tante Seeta berdiri di belakang ajah, sama para buibuk yang nungguin anaknya. Toh ini konser Ariana. Indra yang lebih bekerja adalah telinga, bukan mata. Wkwk~

Lagian enak di belakang lebih kosong jadi bisa leluasa jejogetan.

Menunggu lagi. Kemudian bosan dan menjadi observant. Wah walaupun hari kedua, penontonnya full juga. Wah panggungnya ada lidahnya, kalah G-Dragon. Wah fans-nya Ariana bener2 masih pada bocah ya, ada yang dateng masih pake seragam sekolah. Wah banyak groups of gay, cute banget pake baju serba pink lengkap sama bunny ears. Wah cecewe cecewe ini niat banget rambutnya di ponytail a la Ariana. Wah ada lagu disetel… tapi kok… bukan lagu Ariana?

Heyyy…. Rod Laver, aneh banget lu~ Yang konser siapa, lagu yang disetel lagu siapa~ Fans service? Helloooo~~ Masa Ariana mau konser lu setel lagu Taylor Swift?! You killed the vibe, bruh! Kalo yang disetel lagu Beyonce sih gw ngerti ya, kemarin itu kan Queen Bey ultah, jadi tentu harus dikasih acknowledgement. But Taytay? What the hell????

Yah drama lagi dah~ wkwk~~

Jam 8 lewat dikit konsernya mulai. AKHIRNYA.

Uhmm…  I’d like to thank you all for keeping up with me with this post. Postingannya masih long way to go, so get yourself some snacks. Also, I just want you to know that I’m going to use comparison approach a lot to review the concert. Most of the comparison will be GD’s, so SORRY NOT SORRY~ :P

Opening Video

Opening video adalah unsur vital dalam sebuah konser. Istilahnya sebagai introduction untuk overall konsernya jadi penonton bisa mengantisipasi what kind of act/music that will be showcased. Berperan juga untuk meningkatkan excitement. Gw sangat appreciate artis2 yang bikin opening video super niat. Taking this particular job seriously. So I was really expecting Ariana to take this seriously as well.

Eh, mengecewakan.

Seriously, lo liat sendirilah~


Gw ga punya kata yang tepat untuk menggambarkan betapa sampahnya opening video itu. Kalo opening video GD itu ibarat GD belanja spidol 2 juta di Gramedia, videonya Ariana ini ibarat spidol Snowman di Indomaret. Satu pak isi 10. Harganya 10 ribu. Pas dicobain, ada 1 yang ga nyata, NAH OPENING VIDEONYA ARIANA ITU YA SPIDOL YANG GA NYATA ITU!!!!!! Sesampah itu syayyy~~ Cuma Ariana ngaca2 ga jelas ke kamera, cengar cengir, mainin rambut~ No music, no effect (probably black and white but WHY DO WE NEED BLACK AND WHITE?!), no dance, no gimmick, no unique gesture what so ever~

Setlist

Bisa cek di sini. Di hari H, gw managed untuk ngehapalin 4 lagu dari album Dangerous Woman: Be Alright, Bad Decisions, Forever Boy, Greedy. Empat lagu yang gw suka. Sisanya gw pake plan B—Berserah. Dalam artian kalo live performance-nya bisa bikin gw suka, ya Alhamdulillah. Kalo ga bisa, yaudah. Ga masalah. Toh ini konser murah~ :p

Setelah dengerin lagu yang lain, yang live performance-nya lumayan dan do justice untuk recording version-nya menurut gw Everyday, Touch It, Knew Better, Sometimes. 

Everyday beat-nya mirip As Long As You Love Me-nya JB ya~ Ini gw baru nyadar setelah denger live-nya.

Sometimes, what can I say? Lagu ini ternyata bagus banget!!! Gokil~

Gw pangling banget pas Sometimes sih. Pas dengerin Sometimes di album, itu lagu forgettable banget. Aduh filler banget deh aslinya~ Ga appealing sama sekali. Sekali denger langsung gw skip~ Waktu dibawain live-nya gw kaget banget!! Ini tuh Sometimes yang biasa banget itu??? Pangling asli~

Gw bener2 stunned-lah waktu denger Sometimes, and I think everyone around me was too. Everyone stopped singing. The gays stopped dancing. We were just stood there in awe. Emotionally capturing banget performance-nya.  

See? Ini tuh salah satu alasan gw demen banget nonton konser. Kita bisa nemu hidden treasure in the middle of nowhere. And at the same time giving underappreciated tracks in the album the justice they deserve. Good job, Ariana! Coba itu Sometimes dikasih single treatment, dibikinin video klip biar laku. Hehehe~

Greedy. Mantap jiwa. Recording version-nya udah gokil sih. Dinyanyiin live lebih gokil lagi. Oiya Ariana bagi2 dollar masa abis nyanyi Greedy. LOL nice gimmicks.

Let Me Love You, masih aneh. 

Leave Me Lonely, I wasn’t feeling it. 

Into You, too forgettable so I pass. 

Bang Bang, Break Free & Focus, pretty much like how she has been doing, no improvisation.

Sejak tragedi Manchester, Ariana nambahin Over The Rainbow sebagai homage untuk para korbannya. It’s good to see her doing some good deed in the middle of a concert.

One thing about Ariana’s music, I just realized how appealing it is for the gays. Kirain tuh yang suka musiknya cuma bocah2, walaupun lyrics wise sangat tidak bocah sih Ariana yang bener aja lu ah, udah tau yang dengerin bocah2, lagunya ngomongin sex position~ LMFAO~

Anyway, yeah, gw ga nyangka aja banyak gays yang suka lagu2nya juga. I thought selera musik mereka 11-12 sama selera music gw: lebih ke Beyonce, Britney atau Lady Gaga yang lebih explicit, promoting self-loved and self-expression, women empowerment, etc. Musically lebih dancey dan lebih statement gitu.

Ternyata mereka demen juga sama musik cemen macem Ariana Grande.

Stage Act

Nama konsernya Dangerous Woman. Konsernya sangat tidak live up to its name. LOL~

Like seriously, Ariana, lo dangerous darimana deh???

Hal paling “dangerous” yang bisa dilakukan seorang Ariana Grande paling high heels-nya nyangkut di drain, terus dia lepas n bikin orang kesandung. Udah~ Paling segitu doang level dangerous-nya~

Tapi kan itu judul albumnya, Ta!

Well damn skippy I know that, duh!!!

Yang gw permasalahkan si Ariana ini ga melakukan apapun yang “dangerous”, atau saying something “dangerous” untuk stage act-nya. I’m not saying she has to do extreme stuff like playing with fire, jump off the roof, etc.. Kan bisa doing something with the dance, maybe? Atau di speech-nya saat berinteraksi sama penonton~

Kalo dibandingin sama konser Bieber, konser Ariana ini tampak small-scale sekali. Band cuma 4 orang, tanpa backvocal. Dancer cuma 8, cowok semua. Ga ada aksi panggung aneh2. Dance mungkin ga heboh kayak Bieber, tapi okelah untuk standar Ariana.

Aku senang karena Ariana jalan2 sepanjang panggung, ga stuck di bagian belakang doang. Dia jalan kemana pun gw bisa kejar. Jarak gw sama Ariana kemarin 10 meterlah kira2. Mayan.

Kostum panggung lucu2, walaupun membuat Ariana tampak kecil dan kurus sekali. Gapapa kok, Ari. Yang penting sehat. Terus kamu jangan boobjob ya. Buktikan kepada dunia kalo girls with small tits juga bisa sukses! Fuck yes!

Visual? Hmm.. Ala kadarnya sih. Ga ada yang bombastis. Yang cukup unik adalah permainan lighting yang menyenter ke arah penonton. Gw lagi asyik joget2 tiba2 disenter lampu! Haish! Ariana~ Kamu jangan gitulah, aku tau aku artis juga tapi ga usah senter2 aku gini ah~ Kan malu~ wkwkwk~

Btw ini salah satu “senteran” Ariana ke arah penonton yang berhasil gw tangkep:



Suara? Ga usah ditanya. Flawless. Bersih. Stabil. Indah. Persis sama kayak recording-nya. Pokoknya lo ga akan nyangka deh dari orang sekecil itu bisa keluar suara sebagus itu~ Oh Ari… Kamu dikasih makan apa sih, Nak?

But well, sebagus2nya suara Ariana, “penyakit” lamanya belum sembuh. She has been criticized as a poor enunciator, meaning pelafalannya parah, lo ga akan bisa nangkep dia ngomong apa. Selama dia belum bisa mengatasi masalah itu, performance-nya masih jauh dari sempurna. Gapapa kok Ari, you’re good enough, you don’t have to be perfect. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah, dan Beyonce. :P

Overall, konsernya memuaskan sih. Ga bombastis, tapi tetep oke. (8/10)

Untung drama2 yang terjadi sebelumnya terbayar dengan penampilan Ariana yang prima.

Okay~~ 

Wow~~ 

This post is hella long. If you’re reading to this point, thank you so much! If you don’t make it, that’s totally okay, I still thank you for hopping by. Any queries about the concert, don’t hesitate to ask me, leave a comment down below and I’ll give you a lightning-speed answer! 

See ya!