Tuesday, May 12, 2020

Birthday During Pandemic

Hello~

Hampir 2 bulan di rumah.

Gw inget pertama kali WFH diumumin, kita actually iri sama Filipina karena mereka langsung diumumin WFH sebulan (karena mereka total lockdown), instead of 2 minggu kayak initial plan-nya Jakarta.

But then the 2-weeks-plan isn’t working, sehingga along the way HR terus2an revisi back-to-work notice. Sampai hari ini, udah direvisi 5 kali dan hopefully yang terakhir itu revisi final. Kita akan masuk kantor lagi tanggal 8 Juni.

Hopefully.

At this stage semua “hopefully” itu terasa bulshit dan mengandung kehaluan yang luar biasa. Abis Covid, gw mau ini, mau itu, blablabla, bulshit~ There’s no such thing as “abis Covid”, penyakit ini akan ada hingga waktu yang ga bisa ditentukan, semua prediksi salah~

Gw kurang lebih setuju sama pernyataan kontroversialnya Jokowi yang bilang kita harus berdamai dengan Covid. It’s true tho, ini penyakit ga ada yang tau ujungnya kapan. Kalo terus2an diem di rumah, ga kerja, ekonomi negara ini mati, orang2 kehilangan pekerjaan, ga punya uang, ga bisa makan, dan eventually mati.

Bener juga yang diomongin salah satu penulis/pengamat politik/jurnalis favorit gw, bang Denny Siregar: lebih serem liat angka pengangguran yang bertambah daripada yang positif Covid~

Gw sih masuk tim yang pro-kerja ya, karena for fuck sake gw ga mau kehilangan pekerjaan gw sekarang, secara udah pernah ngalamin jadi pengangguran dalam waktu cukup lama (3 bulan itu lama buat gw). Gw bener2 ga mau kembali ke mimpi buruk itu, masih berasa sampai sekarang traumanya, depresinya, ketakutannya.

I mean, misalnya nih buruk2nya gw kena corona gitu ya, masih ada kemungkinan sembuh dengan perawatan intensif. Tapi kalo gw kehilangan pekerjaan, wah gila itu bisa berbulan2, atau bahkan bertahun2 baru ketemu solusinya, apalagi dengan umur gw sekarang~

Gw juga against PSBB any longer. Kantor gw harus bertahan demi supaya bisa terus menggaji gw. In order for Dian to survive, karyawan harus kembali kerja normal.

So yeah, I prefer to go to the war.

Anyway on a lighter note, I just turned 31!!!

Ulang tahun kali ini cuma sebel ga bisa kemana2 aja. Gw kehilangan kesempatan di-surprise-in anak kantor—karena tradisi~ Terus jadi ga bisa makan2 sama besties juga~

Alhamdulillah masih dikirimin kue dan hampers sama beberapa kesayangan sihhh~~

Tapi kan feel-nya lain gitu~ huhu

Terus ya memasuki usia 31 ini gw lebih santai sih. Tahun lalu seinget gw mau gila banget pas turning 30, kek what the fuck gonna happen to me umur gw udah 30 tahun my life gon be harderrrr!!!

But then the rest of 2019 went incredible, so I was like oh, ternyata seru juga kalo dijalani dengan semangat. So, 31 juga pengen gw jalani dengan semangat yang sama.

Oiyaaa gw menghadiahkan diri gw sendiri 3 sunnies Quay Australia and I feel soooo good about it! Beli kacamata ini lumayan nekat, without knowing gw akan kena pajak barang impor kurleb 30%~ Wkwk~ Tapi gapapa~ Sekali-sekali. Kan lagi ultah.



Seriously can’t wait to take these bad gurlz out! Gonna be one helluva swaaaggg~~

Ternyata seru juga beli barang impor gini. Bolehlah kita praktekan beberapa bulan sekali. Nyehehehe~

Oiya kemarin baru dapet THR. Hamdulila.

Tanggal 20 menyusul bonus dan gaji. Mayan.

Di tengah pandemi gini kabar gembira selalu dinanti. Walaupun kepingin banget hedon, tapi harus ditahan. Posting2 di sosmed juga harus ditahan, be thoughtful ceunah, banyak orang di-PHK. Ga baik pamer2 THR, gaji, apalagi bonus. Keep it to yourself aja.

Anywaaayy~~ Happy 31st bday Lescha Mayseeta Caesariany.

You’ve done awesome so please continue that way.

Tetep jadi Seeta yang baik hati, open-minded, selalu curious, selalu pengen belajar, logis, praktis, realistis, sayang mama papa noveeta, dan cinta Indonesia.

Semoga di umur 31 ini, resolusi 2020 tercapai: less head more heart. 

Semoga dalam setiap pengambilan keputusan dalam hidup, kepentingan hati lebih diperhatikan. Hati harus dilibatkan pas decision making, jangan melulu kepala yang dipake.

Semoga dapet rezeki tambahan tahun ini, whether it’s in the form of materi, atau human? Who knows?

Kemarin pengalaman dari Bumble lumayan menarik. Walaupun semuanya udah bubar, tetap bisa jadi pembelajaran.

It’s true tho, I get to know myself more after those short flings. So yeah, mudah2an lebih prepared buat yang selanjutnya.

Amien ya rabbal alaminnnn~~~

Okelah. Segitu aja

Let’s continue living!