Sunday, March 26, 2017

Please Don’t Kill Yourself

Tiba-tiba tersentil untuk nulis tentang isu ini di blog. Karena ada recent case yang cukup mengejutkan, karena gw pernah kenal sama oknum.

Okay.

Sekitar 4 hari yang lalu, ada temen yang kerja di salah satu agensi franchise Jepang, kita sebut aja agensi X, yang cerita kalo di kantornya lagi heboh karena salah satu bosnya bunuh diri~ 

Ternyata si bos itu adalah manager artis yang kebetulan dulu gw sering wawancara. Jadi gw lumayan kenal both si artis and si manager. Gw pun pernah wawancara si manager sekali, waktu si artis baru awal debut kalo ga salah~

Anyway, so yeah si manager itu bunuh diri~ T.T

Sedih banget dengernya, apalagi yang jadi alasan (katanya) adalah tekanan pekerjaan~ Makin sedih ketika tau si manager punya istri dan anak yang masih kecil~

Gw cerita sama Kak Cia, Acu dan Elf soal ini. Acu dan Elf sama kagetnya sama gw. Sedangkan Kak Cia, yang adalah pecinta budaya Jepang sejak dulu, nggak terlalu kaget. Kata Kak Cia, bunuh diri itu udah biasa buat orang Jepang. Bahkan di Jepang ada hutan khusus bunuh diri, supaya jasadnya ga dicari/ditemukan orang lain~

Terus kata Kak Cia, bunuh diri dengan melempar badan ke rel kereta itu cara yang paling populer, udah jadi makanan sehari-hari katanya. Pas Kak Cia lagi traveling ke Jepang bahkan pernah menyaksikan fenomena itu dengan mata telanjang. Orang terjun aja gitu ke rel kereta out of nowhere. Horor~

Lantas gw heran dong, kenapa segitu fenomenalnya bunuh diri di Jepang~ Apakah benar karena tuntutan pekerjaan yang begitu besar? I mean kalo emang stress kerjaan, kenapa ga resign aja? Langsung selesai masalahnya.  

Gw tanyalah sama Kak Cia yang lebih ngerti sama isu ini. Menurut Kak Cia, sebenarnya bukan karena pekerjaan, lebih karena merasa gagal dalam hidup lantaran ekspektasi yang terlalu tinggi pada diri sendiri.

Jadi ketika melakukan kesalahan yang merugikan/membawa impact besar kepada pihak-pihak terkait, entah kantor, keluarga, atau bahkan diri sendiri, para oknum merasa hidupnya udah gagal dan ga ada artinya lagi untuk diterusin~

That is really sad.

But I think that will not solve the problem~

I mean, when you make mistake that makes people around you suffer and you decide to end your life, that will not make them less-suffered~ That will not change anything and definitely will not solve the problem~

I’m not trying to be wise or whatever, but I think when you make mistakes, hadapilah dengan ksatria. Bertanggungjawablah. Perbaiki keadaan. Lalu belajar dari kesalahan. Be a better and bigger person. This will always result in goodness.

Bunuh diri ga akan mengubah keadaan. Yang ada lo bikin orang2 yang menderita tambah banyak karena sekarang keluarga dan temen2 lo ikut menderita~

I know what you guys think… Siapalah gw? Ya kan? Siapalah gw menghakimi orang2 dengan suicidal intention atau orang2 yang suicide~ Gw ga tau apa yang benar2 terjadi sama mereka, ga pernah ada di posisi mereka, ga ngerti seberapa dalam mereka menderita~ Sekedar kata2 motivasi dari gw, ga mungkin bisa mencegah bunuh diri itu untuk terjadi~

Well yes, that is true.

But one thing, I do know what will happen to people around them after they die~ Kayak yang tadi gw bilang sih, keluarga dan temen2 mereka pasti ga bisa hidup normal lagi~ Di samping harus “menanggung” efek2 teknis yang terjadi setelah oknum terkait meninggal, mereka juga harus menanggung beban pikiran~ 

Mereka akan sedih, mereka akan capek, mereka akan frustasi, mereka akan marah, mereka akan selalu ditanya2 orang, meanwhile mereka masih dalam keadaan bingung karena ada satu pertanyaan yang ga akan pernah bisa mereka dapetin jawabannya: kenapa (oknum terkait) bunuh diri?

Jadi please, siapapun elo, kalo suatu saat terlintas di pikiran lo untuk commit suicide, tolonglah… please… inget orang2 di sekitar lo yang sayang sama lo. Suicide is not all about you, it’s about others as well~ When you feel like you fail at life, your beloved ones will feel like they fail at being your parents, being your friends, being your partner, etc.

By suicide you just generate another failure, man. Trust me, you don’t want to put them in that position~ It sucks, so don’t~

Kalo merasa ga punya siapa2 di dunia ini, ga usah khawatir, masih banyak alasan untuk lo tetap hidup. Cadangan video di YouTube, music, TV series, film, Netflix, dll masih banyak dan ga akan habis-habis, enough to keep you entertained for the rest of your life without needing anyone to be with you. Blog, vlog, social media, any online platform will let you speak your mind and connect you with people from the other side of the world so you won’t feel less-alone. Movements, be it for LGBT, minority, Asian, religion-based community, etc.. lagi digalakkan banget sekarang, so you’ll find people who share the same fate as you, who striving to make the world the better place and THEY WILL WIN! So make sure you stay here when they’re winning so we can celebrate together!

See? So many reasons for you to stay alive. The world is pretty, and it will get prettier.

If you have any problem, TALK. Please. Jangan disimpen sendiri. Share your problem. It’s not wrong. Maybe you can’t change things, you can't rewrite destiny, but at least when you talk to someone, it will make you less-suffered.

Isu bunuh diri ini jadi salah satu alasan kenapa gw percaya akan balance life. Kenapa gw percaya porsi kerja/kuliah sama porsi main/bersenang2 itu harus seimbang. Gw udah pernah cerita di sini.

Sekarang nih contohnya. Gw udah masuk Semester 2 kan, tugas2 udah mulai sakit jiwa lagi. Stress level meningkat tajam dalam kurun waktu sebulan; dan akan makin tajam dalam dua bulan ke depan.

Gw harus bekerja lebih keras of course. But that’s the thing, mainnya juga harus lebih keras. Work hard play hard. Kalo kerja terus dan ga main, well I’m doomed~

Beruntung spring (well it’s autumn in Oz, but yeah kita pake logika Amrik aja biar hepi) itu waktu2 banyak film bagus di bioskop, film2 pengantar summer. Jadi akan selalu ada alasan buat gw untuk main~ Event2 gratisan dan ga gratisan juga banyak di Melbourne, gw selalu usahakan untuk ikutan di sela2 assignment.

Cari anginlah, cari inspirasi. Kasian otak kalo diforsir terus~ Otak kan fungsinya ga cuma buat mikir/menghapal/menyelesaikan masalah aja. Otak itu yang merespon semua senses lo, mengontrol apa yang lo lakukan, menjadi pusat emosi kayak yang dikasih liat di film Inside Out, dan masih banyak lagi fungsi yang lain~ Otak lo itu ga pernah berhenti bekerja, bahkan saat lo tidur pun si otak bikinin mimpi buat lo~

Jadi yaa.. seperti halnya bagian tubuh yang lain, otak juga butuh makan, butuh oksigen, butuh istirahat, butuh diakomodasi, di-nurture. 

Istirahat sis, bro. 

Memaksakan diri untuk berpikir 24/7 di depan laptop ga akan membuat nilai lebih baik. Yang ada otak jadi capek dan lo jadi stres. Kalo otak udah stres, wah bahaya itu. It has the power to stop your organ from functioning~ Lo bisa dibikin ga laper padahal lo laper, dibikin ga tidur padahal lo ngantuk, or it can stop your heartbeat whatever it takes~

Gw sendiri tau banget kapasitas otak gw segimana jadi gw tau kapan gw harus mulai dan berhenti belajar. 24/7 in front of laptop is totally not my style. I'm more like 8 hours of study and 8 hours of play every day. 

Bukan berarti gw less-effort ya, I’m still giving my best of course. But I’ll do it in my own way. It doesn't always give me a satisfying result. But whatever result I get, I promise myself that I will not regret it coz I know I’ve given my best. 

Don’t wanna push myself too hard coz that’s what ultimately will trigger suicide~

BUT IF, one day, life ever turns me down and makes me come across any suicidal thoughts, I want this blog to be a reminder of what I’ve said. 

I might forget, so, just in case, here’s a letter for myself. Hopefully, my subconscious will redirect me to this letter before I decide to hang myself with a rope or thrown myself into a railway or meet Robert Downey Jr in person~


Dear Seeta,

Are you seriously thinking of suicide right now???

Holyshit~

You can't do that, gurl~ YOU CAN'T DO THAT!

You said it yourself, you don't want to put your beloved ones in such a difficult position. You don't want to make them fail their life as you fail yours. Coz you don't fail, gurl~ You don't!!! You just had a shitty day that's all!!!

So, right now, please picture in your mind,

The face of Mom and Dad,

of V,

of Grace,

of Elia, Apre, Anggie,

of Pika (and her newborn baby that you haven’t met),

of Putri and Bone,

of Pita and Irma,

of Iif, Ira, Ema, Rhara, Rini and Chika,

of Nanien,

of Kak Ayu, Acu, Lizta, and Kak Cia,

of the Melbourne squad,

of the guys from XXXXX, WKWKWK, and Purpose,

of the guys from Kom UI 07 and Arts Management Mel Uni 2016

of your motherfucking significant other (if you already have one, if you haven’t, just picture the face of Ryan Gosling and let it be a prayer),

of anyone who has a special place in your heart.

Everyone is smiling, very very beautifully.

Everyone is there waiting for you to go home to them.

So please, don’t kill yourself.

Don’t erase those beautiful smiles from their face.

Don’t make them feel like they fail at life too.

They are too precious. As precious as you are.

Love yourself, dear.

Now go get some Gourmet Angus Truffle and Cheese and Grape Green Tea with Basil Gong Cha upsized!

Life is good.

Make the most out of it.

Love yourself.

:)


***

Thursday, March 9, 2017

Australian Hospitality

Hi, guys! How y’all doin?

One of the most random thing that could happen to you when you’re living far away from your family is how fast a stranger can be your family.

Who knows 2 orang yang baru gw kenal sejak bulan Desember kemarin, dengan cepatnya berubah status dari “temennya temen” menjadi “keluarga”.

This is a story about Bunda and Papi.

Alkisah, Kaka Inunk, one of my best friend merangkap my best ngebolang friend alias temen keluyuran gw di Melbourne, bergabung dengan grup angklung ibu-ibu dharma wanita. Quite random, if you ask me. Karena yang main angklung di sana literally ibu2, wanita paruh baya to be specific. Sedangkan Kaka Inunk ya seperti gw, mahasiswa.

Anyway, Kaka Inunk selalu bragging ke gw soal grup angklungnya ini. Salah satu yang paling sering di-brag ke gw adalah salah satu temennya di sana, bernama Bunda. Well nama aslinya bukan Bunda, but everyone calls her Bunda.

Bunda adalah salah satu orang pertama yang Kaka Inunk kenal di Melbourne. Kenalannya dengan dikenalin temen, Mba Desyi, yang juga temen gw, sesama awardee beasiswa you-know-what. Mba Desyi dan Kaka Inunk adalah teman dekat dan satu jurusan. Mba Desyilah yang mengajak Kaka Inunk bergabung di klub angklung.

Mba Desyi kenal Bunda juga dengan cara yang cukup random. Waktu itu Mba Desyi lagi medical check up untuk bikin visa Aussie. Ketemulah sama Bunda yang lagi mengantar ibunya medical check up untuk visa juga. Secara medcheck adalah suatu proses yang panjang, ga mungkin kalo ga kenalan sama orang. Gw pun waktu itu ada kali kenalan sama 3-4 orang yang juga nungguin medcheck.

So yeah, dari situ mereka kenalan dan Bunda langsung mengajak Desyi gabung ke grup angklung (yang mana kemudian Mba Desyi mengajak Kaka Inunk untuk gabung juga) dan main ke rumahnya ketika udah sampai di Melbourne. Bunda juga mengenalkan mereka ke suaminya, si Papi, yang adalah orang Australia asli. 

Bunda dan Papi tinggal di daerah Pakenham alias Pakky. Pakky adalah suburb-nya Melbourne yang nun jauh di sana (sejam dari CBD naik train). Ibarat Bogor gitulah, yang harus lewat tol untuk ke sana. Jauh, tapi bagus banget, tenang dan damai.

Sebagai temen Mba Desyi, Kaka Inunk pun kecipratan perks jadi temennya Bunda. Simply put, kehidupan awal Kaka Inunk di Melbourne sangat kontras dengan kehidupan awal gw simply because of Bunda.

Kehidupan awal gw penuh dengan kenistaan dan kenelangsaan~ Kedinginan tiap hari, makan seadanya, pergerakan terbatas karena buta arah, ga bisa experience the real Melbourne/Australia. Kaka Inunk? Happy bener diajak jalan2 ke Ballarat, Sovereign Hill, liat wildlife Kangguru, not to mention Bunda masakin makanan enak dan ngajak nginep di rumahnya. So damn lucky!

See? Ga heran kalo Kaka Inunk terus2an bragging soal Bunda ke gw. Tapi bragging-nya bragging yang baik kok, karena ujung2nya mengajak gw untuk berkenalan sama Bunda dan Papi juga.

“Ta, kamu harus kenalan sama Bunda dan Papi. Nanti kapan2 kita main ke rumah mereka di Pakky. Rumahnya besar dan bagus banget! Ada kolam renangnya! Berasa tinggal di vila deh!”

Secara gw anaknya kurang piknik, diiming2i tinggal di rumah besar yang ada kolam renang, jauh dari hiruk pikuk kota Melbourne, i’m totally sold!

Long story short, one day, gw ikut Kaka Inunk latihan angklung dan akhirnya dikenalin sama Bunda. Kebetulan juga, hari itu Papi ikut nemenin Bunda latihan angklung, jadi gw dikenalin sama Papi juga. Bener lho kata Kaka Inunk, di hari pertama gw dikenalin, langsung diajak ke rumahnya. Bunda dan Papi baik sekaliii~~

Sabtu, 10 Desember 2016, gw habis menghadiri BBQ-an di rumah temen gw si Mawar di daerah Chelsea. Hari itu, gw dijadwalkan untuk nginep di rumah Bunda. Jadi rencananya gw langsung menuju Pakky dari Chelsea. But then di hari H, rencananya terpaksa diubah karena Bunda mau jenguk temennya di daerah Frankston. So, I gotta catch the train to Frankston untuk ketemuan sama mereka di sana dan sama2 menuju Pakky.

Tapi sialnya, karena kegoblokan gw, gw ketinggalan kereta ke Frankston~ T.T dan karena hari itu weekend, train service is every 30 minutes, which is very long. Gw udah hopeless, takut ditinggal rombongan Pakky. But then you know what happened? They said they’re gonna pick me up in Chelsea! Baik banget!!! T.T

So yeah, that’s how my first adventure in Pakky began. Kita roadtrip ke Pakky. Karena itu Christmas season, sebelum pulang Papi ajak kita ke Bonbeach Beach, salah satu pantai yang bagus dan bersih banget di Victoria. Tapiii… ga bisa dipake berenang, soalnya belum shark-free! Tapi kata Papi kalo orang nekat sih cuek aja berenang. “We are Australian, sharks are our friends!” katanya. Hahahaha~~

Papi juga cerita waktu muda dia sering banget nekat berenang di Bonbeach dan pernah suatu ketika ada shark kecil berenang disela2 kakinya!

Pakky Loves

Bonbeach with Papi, no swimming no cry!

Abis dari Bonbeach kita jalan2 lagi ke… kemana yah? Ke daerah Rowville kalo ga salah, untuk liat Christmas Decoration. It was sooo lovely! Felt like we’re in the fairy land!

Pakky Loves

Fairyland with Bunda~

After fairy land, baru deh pulang. Seperti yang dibilang Kaka Inunk, rumahnya Bunda n Papi itu besar dan bagus banget! On top of the hill! View dari atas keren banget~ Berasa di Puncak! Interior di rumahnya juga bagus2, pokoknya bikin betah deh! Not to mention kamar gw dan Kaka Inunk yang bener2 kamar kos idaman. Like seriously, kalo Pakky jaraknya ga satu jam dari CBD, gw mau deh ngekos di sana~

Pakky Loves

Envy me?

Malem itu kita disuruh bobo cepet sama Papi, soalnya mau diajak jalan2 lagi besoknya. Bener aja lho, besoknya kita dibangunin pagi2 karena mau diajak ke Dandenong Market, Akoonah Park (yang juga lagi ada Sunday Market) dan makan di restoran Afghanistan favorit Papi. Setelah makan, kita menuju stop terakhir, Monash Medical Centre, menjenguk temennya Papi. Kunjungan rumah sakit pertama gw di Melbourne. Dapet pengetahuan baru, orang Osi yang sudah mau bertemu ajalnya, akan dirawat sampai meninggal gratis. Jadi keluarga ga terbebani. Perlu dicontoh nih di Indo.

Setelah dari RS, Bunda dan Papi anterin kita ke stasiun terdekat untuk pulang. Sebenernya Bunda ngundang Christmas Eve di rumahnya. Tapi gw ga bisa karena Bunda dan Papi beneran gw dateng~ hahaha~

Anyway~ So yeah intinya gw bersyukur banget bisa kenal sama Bunda dan Papi. Banyak following events yang gw alami bersama mereka dan semuanya menyenangkan. Mulai dari diundang BBQ waktu Straya Day, nemenin Bunda ke baby shower sodaranya (which marked my first ever baby shower di Osi yang gw yakin banget ga banyak anak2 Indo lain yang bisa merasakannya, seru banget lho!!!), berenang di private pool rumah Bunda dan Papi, dan masih banyak lagi.

Pakky Loves

Baby Shower Hailey and Pete

Yang paling bikin terharu adalah sejak saat itu Bunda sama Papi selalu refer kita berdua (gw dan Kaka Inunk) as their kids. Jadi setiap ketemu orang, kalo ditanya “ini siapa?” Bunda dan Papi ga ragu bilang “They are my kids!” Semacam diadopsi gitu kita~ Wkwk~

So I’m really thankful to have them here. Cukup mengobati rasa kangen rumah, karena merekalah rumah baru buat gw.

Dari dulu gw selalu pengen punya “keluarga kedua”, while belum ada family in law, Bunda dan Papi cukuplah. Gw bisa merasakan kehangatan dan care yang biasa gw rasakan di Duta Indah. :)

Sekarang setiap kesepian, gw selalu inget Pakky atau langsung meluncur ke sana kalo situasinya memungkinkan. Sebenernya gw masih pengen banget setiap minggu ke Pakky, tapi udah ga bisa karena kuliah~ T.T

Beberapa waktu yang lalu Papi mau ajak gw sama Kaka Inunk ikut Dandenong Drive In Movie, itu lho, layar tancep yang nontonnya dari dalem mobil~ Seru kaaann~~ Entar deh pas Easter Break, janji ke Pakky lagi! *fingercrossed*

Pakky Loves

Family Portrait <3 b="">


Alrighty~

See you later, folks!

Friday, March 3, 2017

Me Wassup #44: IT HAS BEGUN

Hi, guys! How y’all doin?

Sooo… SEMESTER 2 HAS BEGUN~

In case y’all wondering kenapa gw ga update blog selama bulan Februari, jawabannya ya itu. Gw sudah kembali berjibaku sama reading yang ga ada habisnya, not to mention setelah gw ambil semester pendek bernama Arts and Cultural Management in Asia itu, sekarang tiba saatnya gw untuk mengerjakan assignment2nya, which are due… next week!

Mateeekkkk~~ Mateeeeeeeekkkkk~~~

HOSH! Mari berjibaku lagi!

Anyway karena gw fans Ahok, gw menyukai sistem yang transparan dan tersupervisi. Jadi seperti biasa gw mau share jadwal kuliah, supaya kalian percaya gw bener2 kuliah di sini dan bisa berempati sama gw. Here we go:



Gw kembali kuliah 4 hari, hari Rabu libur. It’s okay-lah, yang penting hari Senin ga perlu bangun pagi. Wkwk~ Oh ya, matakuliah yang gw ambil antara lain:

Advanced Arts Management
Arts Law
Finance and Budgeting
Writing and Editing for Digital Media

Tiga yang paling atas adalah matakuliah wajib, jadi suka atau nggak suka gw tetep harus ambil. Yang paling terakhir gw ambil “for fun”~ LOL~ Hopefully~ Abis yang lain topiknya serius2 gitu kan. Gw pengen ada satu matkul yang bisa jadi “refreshment” setelah dihajar sama topik2 serius. Writing selalu menyenangkan, editing adalah pekerjaan gw 2 tahun belakangan, dan digital media selalu relevan. So yeah. Mudah2an matkul ini bisa jadi oase di tengah padang pasir buat gw.

Okay NEXT! Jangan bahas kuliah mulu ah~ Ga asyik~

Hmmm… What’s going on to me recently?

Oh! I went to White Night! Tanggal 18 Feb kemarin. Liputannya ada di IG:


Komentar: Acara yang menarik, walaupun confirmed gw ga mau dateng lagi walaupun ada kesempatan. Them crowd… Mau jalan aja susah~ Sangat tidak recommended untuk orang-orang penderita enochlophobia (fear of crowd) seperti gw. Pusing banget ih liat orang banyak banget OMG~

Tapi konsepnya okelah. Walaupun namanya sangat tidak inklusif. White Night??? LOL~

Satu hari sebelum White Night, gw dan Mawar nonton konser! Masih inget Mawar kan, temen Osi yang pemain orkestra. Pernah gw ceritain di sini dan sini

So yeah gw nonton sama Mawar dan ini adalah konser perdana yang gw harus bayar. Selama ini nonton konser gretongan mulu~ Wkwkwk~

Daaaannn… musisi yang mendapat kehormatan untuk gw bayar malam itu adalah……



Jeng jeng~

Ga sia2 belajar S2 jurusan Arts. Sense of arts gw alhamdulillah meningkat. Sekarang selera hiburan gw ga melulu mainstream_alay entertainment, tapi juga merambah ke sesuatu yang LEGIT arts. Gokil. Nanti pas pulang ke Indo ga ada lagi tuh nongkrong di GI, Sency, Kokas, Gading, dll. Find me at TIM, GKJ, Salihara, dll. HAHAHAHAHAHA *you wish*

Nggaklah. Don’t worry. Kiblat sholat akan tetap ke barat kok. Karena holiwut itu buat gw ga cuma sekedar hiburan, tapi AGAMA. LOL~~

Anyway, Ar Rahman~ Gimana konsernya? Well, gw lagi males mikir jadi gw cite quote-nya Mawar aja ya. Komen gw kurang lebih sama kok kayak dia.

“Best part of the night, Latika's Theme. The concert as a whole was disappointing. People were loud and rude, the concert was running an hour late, there was no host or welcome to country, and to top it all off no one knew what was happening because there were no announcements. Even the event tags on facebook were confused what time the concert was. Not to mention Rahman himself was only in 15 minutes of the concert. At the end, everyone just walked off stage, no thanking of the soloists or of Rahman, no concert etiquette, no conclusion. And Rahman didnt say a word even though it was his concert? The people didn't get what they wanted. What the hell, Asia Topa? (On a side note the mso was tops as usual)” (Merah Penuh Gairah, 2017)

Yeah that’s right. Salah satu konser paling aneh yang pernah gw tonton. This is coming from someone who’s been to hundreds of concert lho, ya. Frustasi ga sih lo bayar konser buat nonton artis utamanya, eh dia cuma tampil 15 menit~ Mana rude banget, ga ada basa basi ke penonton~ Cuma main piano doang, terus udah~ WTF!

Tapi setlist-nya mayan sih. Most scoring dari motion picture yang ngetop2 (127 hours, Elizabeth: The Golden Age) dibawain, walaupun tentu gw cuma familiar sama sontreknya Slumdog. Oh, ini juga mengecewakan sih. Slumdog kan hands down film holiwut paling sukses n paling populer yang sontreknya dibikin sama si Om. Gw ga berharap seluruh scoringnya dibawain, tapi at least yang penting2lah ya, dan tentu durasinya lebih panjang. Kenyataannya yang dibawain cuma 3: Latika’s Theme, Mausam and Escape dan Jai Ho. Favorit gw, O… Saya, ga dibawain~ T.T

Oh well it’s only $40~ Can’t complain.

Here’s a picture of me and Mawar before we knew we were fucked. LOL~


Ar Rahman with Steph (LOL @ that guy behind us)

MOVING ON!

Gw ngapain aja yak?

Oh I did a little bit of modeling~ HAHA NOT!

Just a friend doing a favor for a friend, which he returned it BIG TIME.

second fave

hmmm

More photos on my Flickr!

Next… hmmm… oh! I WATCHED SATAN JAWA.

Ini gokil sih. Monumental. Bersejarah.

JADI CERITANYA:

Gw kan bekerja di sebuah majalah lokal, sudah gw ceritakan di sini. Nah one day, kita lagi rapat redaksi dan kemudian tercetuslah ide untuk meliput Satan Jawa. FYI, Satan Jawa itu film bisu super artsy dan super mantap arahan Garin Nugroho yang sudah melanglang buana di panggung internasional. Nah, film ini diundang untuk premiere di Melbourne karena Melbourne sedang mengadakan event bertajuk Asia TOPA-Triennial of Performing Arts. Konser Ar Rahman yang gw tonton itu juga bagian dari Asia TOPA. Nanti bulan Maret ada konser Kpop juga yang diadain Asia TOPA. ANYWAY!

So yeah, kita mau liputan Satan Jawa. Sayangnya, kita ga diundang meliput. Padahal, liputan Satan Jawa tentu sangat valuable untuk komunitas Indo. Alhasil, temen2 gw di redaksi, pada baper dan memutuskan untuk menyerah. Yaudahlah kelewatan satu event, masih ada event lain. Begitu pikir mereka.

Gw personally awalnya ga minat sama Satan Jawa. Karya seni seperti itu too artsy for my liking. I simply don’t deserve to watch it. No, I mean, Satan Jawa does not deserve an audience like me~~ I’m gonna be an insult to them really.

But.. but.. sewaktu temen2 gw di redaksi pada menyerah karena ga diundang liputan itu, entah kenapa gw tergelitik untuk berusaha mendapatkan undangan liputannya. Karena selama gw kerja di XXXXX, gw terdidik untuk menganggap press itu lebih penting daripada yang lain. Jadi, kalo ga diundang meliput, YA LO MINTA UNDANGANNYA. Karena by the end of the day, mereka yang butuh kita, bukan kita yang butuh mereka. Ya nggak? Iya dong~ Kalo ga diberitain press, orang2 ga bakal tau tentang event-nya~ Branding-nya ga jalan~

Jadi, gw mulai usaha deh dapetin undangan liputannya. Awalnya kontak Asia TOPA-nya. Email sekali, dua kali, tiga kali, ga digubris. Coba telpon, disuruh kirim email. Sama aja dong, hopeless. Akhirnya coba langsung email media centre-nya Arts Centre Melbourne, yang menyelenggarakan Satan Jawa.

EH LANGSUNG DIBALES DONG!

Gokil.

Dikasih dua tiket lagi. Not to mention diundang wawancara Garin dan artisnya juga, DAN KETEMU OFFICIAL VLOGGER-NYA SATAN JAWA SACHA FUCKING STEVENSON AAAAAAAAKKKKKKKK

pardon my muka is so sampah jadi harus disensor demi kemaslahatan bersama

Ya ampun ga nyangka bisa ketemu lagi ama Mba Sacha, dulu pertama kali ketemu jaman di XXXXX. Mudah2an Mba Sacha ga menganggap gw creep karena hal pertama yang gw bilang ketika ketemu dia adalah "Aku suka banget vlog Jobless Vloggers, Mba!!! Zee mana?? Kok ga dibawa?? Kyaaaa kyaaa Zee lucu bangetttt~~" Wkwk~~~ 

Anyway, yaudah deh gw bilangin ke redaksi kalo gw dapet tiketnya! Sok gih dinikmati hasil kerja keras gw. Mayan kan dapet koneksi ke Arts Centre Melbourne. Siapa tau next time diundang lagi kan~

Eh ternyata ga ada yang bisa pergi~ Orang2 saking udah desperate-nya, ada yang udah bikin event lain, terima kerjaan lain, pergi ke tempat lain, dll. The only one available, ya gw~ hahahahahaha~

Yowislah cus kita.

Undangan buat 2 orang, ajak siapa ya? Hmmm… harus bener2 strategis milih siapa yang mau diajak. Orangnya harus bisa membantu liputan, kalo nggak, percuma. LOL~

Setelah seleksi ketat, terpilihlah KENDRICK (pernah gw ceritain di sini), yang adalah orang Jawa asli. Sinden orkestra di Satan Jawa akan menyanyi dalam bahasa Jawa. Jadi gw butuh interpreter bahasa Jawa yang dapat dipercaya. Saiku arek Malang, yowislah cocok!

Okelah. Sealed. Cek jadwal. Kendrick bisa. Cus!

Lumayan heboh nih persiapan menuju Satan Jawa. Mulai dari nyiapin baju yang appropriate, gw ama Kendrick sampai berdebat. Kendrick bilang harus pake baju formal, sedangkan gw stick to assumption gw datang sebagai wartawan, pake baju kasual gapapa dong, kan kerja~ 

In the end gw setuju pake baju formal alias batik, soalnya gw bawa baju batik dari Indo yang belum pernah dipake selama di Melbourne. Yaiyalaaahh~~ Mau ngapain pake batik?!? Wkwk~

Terus heboh juga sama prosedur peliputannya. Boleh motret atau nggak, harus dateng jam berapa, tempat duduk press bagian mana, aturan/kebijakan buat press di sini kayak gimana, dll.

But don’t worry, semua berjalan lancar. Hehe~ Even better, kita dapet kursi VIP yang jaraknya 4 row aja dari panggung. Gw bilang ama Kendrick, kursi kita itu kalo dihargain pake duit, bisa $300. She flipped. LOL~

--> So how’s Satan Jawa?




Lalu apakah Kendrick helpful?



LMAO~ Dasar Jawa millenial~ wkwk~ 

Yang justru banyak membantu gw justru si Reba (batik cokelat), si anak pintar yang sejurusan sama gw. Reba is an epitome of Indonesian arts. Lahir, tumbuh besar, dan bekerja di lingkungan seni Indonesia yang semurni2nya, ga ada penetrasi budaya luar samsek. Lo tanya anything seputar kesenian Indonesia sama Reba, pasti dijawab. Semacam kamus juga ini anak. Kerenlah! 

Orang2 kayak Reba ini yang bikin gw merasa undeserving untuk berada di posisi gw sekarang. Apalah gw mah alien di dunia seni Indonesia, cuma mengamati dari dalem UFO~ Heuheuheu~~~

Seriusan jadi emosional ini~ Belakangan ini gw sering mikirin hal itu lho beneran. Kok kayaknya gw merampas kesempatan orang lain ya? I mean banyak orang yang lebih layak dibanding gw untuk mendapatkan apa yang gw dapatkan. Tapi instead of mereka, malah gw yang mendapatkannya~

Tapi gw harus gimana dong, semua udah terjadi~ I can not give up~

Jadi yaa.. disyukuri ajalah. Sambil berusaha jadi deserving gitu. Slay all H1s, be good to people, give something back to the community, contribute and make Indonesia the better country……………………….

I mean Beyonce’s pregnant, Gal Gadot’s pregnant, MAKA NIKMAT DUNIA MANA YANG KAU DUSTAKAN~

Bersyukur ajalah, Ta.  

Starting from now.

Gw bersyukur ini udah malem, mata gw udah capek. Jadi postingan blog ini cukup sampai di sini.

Happy weekend and byeeeee~~~