Showing posts with label words. Show all posts
Showing posts with label words. Show all posts

Saturday, March 12, 2016

My Thoughts On: Gay (homosexuality)

hi, guys! how y’all doin?

topik ini seger lagi, bukan “lagi seger” tapi “seger lagi”, gatau kenapa, padahal peak-nya itu kan sekitar pertengahan tahun lalu ketika all 50 states di USA melegalisasi gay marriage, atau yang lebih terkenal dengan istilah #lovewins

setelah itu lumayan reda isunya, tapi belakangan ini homosexuality rame diomongin lagi, terutama di social media. lagi ada momen apa sih? yang LGBT UI itu yah?

anyway, since tahun lalu gw belum sempet share my thoughts on it, jadi sekarang ketika topiknya seger lagi, gw akan melakukannya. :)

so homosexuality, do i support it? YES.

why? becoz i don’t and never think it’s wrong.

gw bisa dibilang cukup terbuka sama isu ini. menurut gw homosexuality bukan suatu kesalahan/kelainan/penyakit/ancaman/penyimpangan/aib atau semacamnya. itu label yang biasa, seperti halnya kita dilabeli perempuan, laki-laki, anak-anak, remaja, dewasa, white, black, yellow, dll. 

menurut gw homosexuality itu adalah variasi dari orientasi seks yang dianggap normal oleh semua orang. a variety of love or feelings. semua orang punya hak yang sama untuk jatuh cinta dan menentukan pasangan hidup. jadi yaa.. terserah mereka. as long as they are responsible for that, meaning they know the consequence and ready for that, for me it’s all fine. 

there’s really nothing wrong with that. 

mungkin kalo ditanya alasannya kenapa, jawaban gw sangat2 simpel: karena gw punya temen yang gay. ga perlu gw sebutin siapa oknumnya, but yes i have some gay friends jadi gw tau banget seberapa struggling-nya mereka untuk hidup. mereka dijauhin orang2, sering disindir, dikecam, di-judge macem2, dibenci, dianggap ga normal dan semacamnya. bener2 ga bisa hidup dengan tenang. 

dengan kondisi seperti itu, sebagai teman, udah kewajiban gw untuk men-support. logika yang sangat simpel, hidup mereka tuh udah susah, jangan dibikin tambah susah dengan menentang kondisi mereka. mereka butuh support dan support sekecil apapun, se-nggak-penting apapun, akan sangat berarti buat mereka.

support yang paling gampang tentunya datang dari orang2 terdekat, misalnya keluarga atau teman-teman, or whoever is home to them. orang2 yang bersama merekalah para homosexual merasa paling secure, paling aman, nyaman dan tentram. so here i am fulfilling that duty. 

itu aja sih. 

orang2 di internet banyak yang berpikiran sama seperti gw. contohnya aja ga butuh waktu lama untuk #lovewins jadi trending. but unluckily, di dunia nyata, orang2 ga sesuportif itu.

beberapa waktu lalu gw diskusi sama temen2 kantor di WKWKWK dan mereka rata2 menentang homosexuality. wah, kita langsung debat kusir. gw tanya kan, kenapa? jawaban mereka rata2 klasik: karena itu ga sesuai kodrat manusia atau di mata agama itu salah, which is pretty silly buat gw, karena alasan semacam itu bisa dipatahkan dengan logika dan science.

anyhow, ini beberapa alasan temen2 gw yang yang opposing homosexuality dan bagaimana gw menanggapinya:

“ga sesuai dengan kodrat manusia, cewek ya pasangannya cowok, cowok ya pasangannya cewek, God created Adam and Eve not Adam and Steve.”
>> well, kalo dari awal Tuhan cuma menciptakan 2 manusia, berarti kita, anak-anak adam dan hawa, incest dong??? #science

terus uhmm... ngomongin kodrat ya? i don't think kodrat bisa dipatahkan secara science, jadi coba kita bahas dengan pendekatan..... linguistik! before everything, mari kita samakan persepsi akan arti kata "kodrat"

menurut KBBI:


kodrat/kod·rat/ n 1 kekuasaan (Tuhan): manusia tidak akan mampu menentang -- atas dirinya sebagai makhluk hidup2 hukum (alam): benih itu tumbuh menurut -- nya3 sifat asli; sifat bawaan: kita harus bersikap dan bertindak sesuai dengan -- kita masing-masing;

1. kekuasaan Tuhan > poin ini akan dibahas lebih lanjut di bawah! stay tune!

2. hukum (alam) > artinya hukum yang berlaku di alam. sepemahaman gw, alam itu ga cuma berisi manusia, tapi juga binatang, tumbuhan, dll. so uhmm... just put it simply like this: banyak lho binatang yang homoseksual, ada list-nya di wikipedia, lo bisa cek. manusia aja pada dasarnya hewan kan? homo sapiens~ so this only means... homosexuality is natural. jadi... argumen menentang homosexuality dengan dasar "tidak sesuai hukum alam", invalid yah. :)

3. sifat asli; sifat bawaan > ini gender role, akan dibahas lebih lanjut di bawah juga! stay tune! 

“di mata agama itu salah~ God doesn't approve, gay itu dosa, gay itu haram~ alquran, alkitab, dll jelas2 menuliskan bahwa gay itu dilarang.”
>> okay let's just say semua argumen yang bawa2 Tuhan atau agama receipt-nya adalah kitab suci ya.  

first of all, i always think semua kitab suci itu buatan manusia, hasil interpretasi manusia akan whatever kind of religion-related-event happened in the past, jadi yaa… bisa aja salah~ 

i mean interpretasinya macem2, ga ada yang salah, ga ada yang bener, terserah masing2 mau percaya yang mana. maka dari itu kita ga berhak untuk memaksakan suatu keyakinan based on what is written di kitab suci kepada orang lain, karena who knows yang ditulis di kitab suci itu bener/salah~ lagipula interpretasi lo dan dia akan hal itu pun bisa jadi berbeda. 

this is where our views on religion intersect. i’m that kind of person who believes religion is not about rituals, religious texts, or prayers. a very simple and logical example: in Islam, you have to do a prayer in Arabic right? why must so? Islam itself say that Allah is might, they say it over and over during prayers~ but if Allah is might, why can’t we pray in bahasa? why is it wrong if we do so? 

contoh lain, misalnya waktu solat tinggal 5 menit, tapi kemudian lo melihat ada orang kecelakaan di depan lo. lo pilih nolongin orang itu dulu atau solat dulu? which one is more important to you, helping people or praying? if you don't pray you get sin, if you don't help people, you will feel guilty but technically you don't get sin. 

these are only small examples. my point is those religious obligations and gimmicks sometimes don’t make any sense to me~ 

for me religion is beyond those. it's more about any kinds of positivities, such as kindness, tolerance, acceptance, understanding, love and peace. agama manapun intinya sama: menuntun manusia untuk selalu berbuat kebaikan di bumi.

and i do too believe that religion is only between one and God, other person can’t interfere. meaning whatever one does/decides, he/she is only responsible to God, not to other person/people. and other people too, can’t judge or hate or blame or whatever.

jadi kesimpulannya, based on my view of religion as stated above, kalo lo ngelarang orang jadi gay/nge-judge negatif para gay, well, it’s not nice, man! 

point 1: understanding. 
point 2: tolerance. 
point 3: acceptance. 
point 4: dia gay/nggak itu urusan dia sama Tuhan, lo ga berhak ikut campur, dia akan bertanggungjawab sama Tuhan, bukan sama lo. 


“gay itu kelainan seksual. pedofil juga kelainan seksual. kalo lo support gay, berarti lo support pedofil!”
>> first off, i never think or say that gay adalah kelainan seksual. man, that’s rude. mereka itu physically and mentally healthy kok! jadi cukup refer mereka sebagai orang-orang dengan orientasi seks yang berbeda. OKE? second of all, how in the world lo menyamakan gay sama pedofil?? i mean, itu tuh bener2 beda, OKE? gay relationship atau gay marriage dilakukan oleh orang2 DEWASA, orang2 yang udah YEAR OF AGE, orang2 yang sudah bisa mengambil keputusan dan bertanggungjawab atas keputusan mereka.

well ada sih orang2 yang udah coming out sejak kecil/remaja, but still, when they decided to be in a homosexual relationship, if they’re still underage, their parents must supervise, sama aja sih kayak pasangan hetero, kalo belum cukup umur tentu harus di bawah pengawasan ortu, dan kalo bisa sih jangan ambil keputusan serius sampai memasuki usia dewasa.

sedangkan pedofil kan pasangannya anak kecil, yang belum bisa mengambil keputusan atau bertanggungjawab akan diri mereka sendiri. mereka belum ngerti konsekuensinya, mereka belum siap secara fisik dan mental! how is it okay then??

tapi lo bilang yang penting orang tua mereka concern, kalo gitu boleh dong? 

whaaattt??? do you seriously think ada orang tua yang rela anaknya yang masih kecil dipacarin/dinikahin pedofil??? well, mereka gila. elo juga gila. 


- gapapa sih kalo ada pasangan gay, tapi kalo nanti mereka married, kasian anaknya dong?
>> well first of all, gimana caranya pasangan gay bikin anak? HAHAHA~ oke2 bisa adopsi, pake surrogate mother and so on~ secondly kenapa anaknya harus dikasianin ya? is it becoz instead of having mom and dad, they’re gonna have dad and dad, or mom and mom? 

well, so what??? parenting it’s not about having a mom and a dad. if you think parenting is about having a mom and a dad, itu sih sama aja lo bilang marriage is about sperm and egg~ it's so narrow-minded, sis!

i think parenting is about playing the role of parents, and it doesn’t have to be played by 1 woman and 1 man. ga ada tuh SOP-nya kayak gitu~ ga pernah ada~ so for all of you who are against homosexuality becoz of this reason, i believe you are living in a cave.

i mean, it is already 2016. orang2 udah pada pinter dan cultured. implementasi gender role udah lebih fleksibel. konsep gender role-nya sendiri udah sering dianggap bullshit. i mean, cowok bisa kok masak, nyuci, bersih2 rumah, ngurus anak, anterin anak sekolah, dll. cewek bisa kok mencari nafkah, nyuci mobil, betulin genteng, ngeronda, dll. 

what i’m trying to say is yang penting buat anak itu bukan punya 1 bokap cowok dan 1 nyokap cewek, tapi punya orang tua yang menyayangi mereka sepenuh hati segenap jiwa.

selama gay parents bisa memberi kehidupan yang layak untuk anak mereka, bisa membesarkan dan mendidik anak-anak mereka dengan baik dan benar, dan bisa fulfil the role of mom and dad itself, buat gw ga ada masalah.


“jijik ah liat pasangan gay!”
>> HAHAHAHAHA~~ you know what, gw pernah nanya sama salah satu temen gw yang gay. “lo kalo liat pasangan heterosex gimana?” dan jawaban dia adalah “gw jijik kadang-kadang” HAHAHAHAHA~~ jadi kalo di mata lo gay itu jijik, di mata gay, elo yang jijik. wkwkwk~~ oke this doesn’t even make sense~

tanggapan gw untuk yang satu ini cukup simpel: it’s okay, lo boleh berpendapat gay itu menjijikan. kalo itu udah pendapat lo, there's nothing i could do to change that. 

tapi walaupun lo bilang demikian, bukan berarti lo bisa melarangnya untuk terjadi

got it? got it?

ya samalah kayak gw kalo liat orang makan pete jengkol, menurut gw itu jijik, tapi bukan berarti gw bisa ngelarang orang itu untuk makan dong?


“i’m in the middle, i don’t agree, but i don’t disagree either. gw ga mendukung, juga ga menentang. in other words, i don’t care. terserah mereka mau gimana selama ga ganggu hidup gw.”
>> ini alasan paling aman yang bisa seseorang ucapkan ketika diminta opini tentang homosexuality. kayak jalan pintas gitu biar ga ditanya2in lebih dalem. wkwkwk~

unlucky for them when they meet me, biasanya kalo ada orang2 yang jawab kayak gini, gw akan lanjut nanya ini:

“someday kalo lo punya anak dan anak lo ngaku ke lo bahwa dia gay, apa yang akan lo lakukan?”

disentil pertanyaan sensitif kayak gini, baru deh ketauan posisi mereka sebenernya di mana. ini variasi jawaban mereka:

1. “Kalo anak gw gay, gw akan mengembalikan dia ke jalan yang benar, ga tau caranya gimana, mungkin gw kirim ke asrama, atau taro di pesantren, atau kasih terapi. pokonya gw bakal bikin dia nggak gay lagi.”

2. “Kalo anak gw gay, gw asingkan dia ke tempat jauh dulu deh biar tobat, mungkin disuruh tinggal sama kakek neneknya di kampung atau di mana kek, soalnya gay itu kan biasanya karena pengaruh lingkungan, mungkin lingkungan tempat di mana gw membesarkan dia mendukung dia untuk jadi gay, jadi gw pindahin dululah sementara anaknya. biar jauh dari lingkungan yang bikin dia gay.”

3. “Kalo anak gw gay, langsung gw kawinin sama cewek (buat anak cowok, vice versa).”

4. “Kalo anak gw gay, gw usir dari rumah.”

geez... 

i have no idea a very simple idea could be so threatening for them~ gw denger jawaban mereka rasanya sediiihh banget, padahal gw bukan anaknya~ :p

i mean, kok tega ya??? T.T

as i said before, support buat orang gay itu penting banget, sekecil apapun, dan support yang paling mudah didapatkan tentunya datang dari orang2 terdekat, misalnya keluarga atau teman-teman, or whoever is home to them. orang2 yang bersama merekalah para homosexual merasa paling secure, paling bisa jadi diri mereka sendiri, paling aman, nyaman dan tentram.

jadi lo bayangin aja, saat mereka udah di-judge macem2 atau dikecam di luar sana dan ketika pulang ke rumah masih digituin juga, gimana perasaan mereka???

padahal yah guys, gay person kalo di-support sama keluarga mereka tuh bisa jadi keren banget, lho! ga bedalah sama orang normal. liat tuh desainer2 cowok yang coming out as gay, kece2 kan kariernya! karena mereka di-support sama keluarganya. lesbian juga, liat tuh ellen degeneres, di-support sama orang tuanya, look at her now, salah satu wanita paling sukses dalam sejarah, dapet istri cantik banget pula. content banget hidupnya.

anyway, in my opinion, dalam konteks setuju/tidaknya kita sama homosexuality ini, ga ada tuh posisi di tengah2. it’s always… when you dig deeper, you’ll find out everyone’s position. :)))

*****

so yeah that’s about it. remember this is only my opinion and you don’t have to agree with me. gw bikin postingan ini bukan mau mengajak orang2 untuk pro gay rights (even though i really wish you do) atau semacamnya, cuma mau mengutarakan pendapat aja, in other words: DON’T BASH ME! 

peace, love and gaul y’all! or since i have told you what i have in mind, let’s improvise that to:

peace, love, kindness, tolerance, acceptance, understanding, and gaul!

mmuah!

laters!



Friday, November 18, 2011

My Thoughts On : Fashion Week


Perkenalkan rubrik baru di blog: My Thoughts On

Isinya pure pemikiran gw akan berbagai hal. Satu postingan satu topik. Rata-rata topiknya adalah hal-hal yang gw temui sehari-hari. Random. Lagi ketemu apa, kepikiran apa, langsung ditulis disini. Tulisannya pun bisa positif bisa negatif -ya namanya juga pendapat- dan terserah gw, wong yang mikir otak gw, medianya blog gw~ Tulisannya ga pake cencorship, jadi kalo sarkas harap maklum aja. Haha~

Okay. This is My 1st Thoughts On : Fashion Week

Ada banyak kebiasaan-kebiasaan negara dunia pertama (baca: USA) yang menurut gw ga cocok, atau bahkan ga bisa diterapkan di Indonesia. Banyak banget. Gw udah liat beberapa, udah kepikiran untuk bahas beberapa juga di blog ini. Tapi karena gw procrastinate, ga pernah jadi ditulis.

Sekarang yang lagi kepikiran banget, dan mumpung isunya masih fresh dalam ingatan gw karena gw baru mengalaminya kemarin (yes, kemarin banget, tadi malem) adalah Fashion Week. Sebelumnya gw udah tau kalo FW ini adalah event besar, selalu ditunggu-tunggu berbagai kalangan kelas atas ibukota, dan jadi salah satu praktek hedonism yang positif (whatever the hell ini maksudnya apa).

Gw, sebagai self-proclaimed ‘fashion disaster’, ga pernah suka dengan hal-hal berbau fashion kayak gitu. Ga pernah terbesit sekali pun dalam pikiran gw untuk ngikutin trend fashion, belanja baju2 rancangan designer ternama, mix and match baju, on the other word: peduli penampilan! Menghadiri fashion week pun begitu. Gw ga pernah mau dateng ke FW, simply because I don’t like it, at all. That is just not me. Gw prefer ke bioskop nonton film crap daripada menghadiri event kayak gitu.

(Un)fortunately, tahun ini gw memecahkan rekor.

Gw dateng dong ke FW! Haha~ karena ada titah dari kantor alias liputan sih. Untungnya gw ga harus menulis banyak tentang apa yang gw liput, cukup dari press release yang dikasih aja. Gw ga kebayang kalo gw disuruh nulis 1 halaman full untuk FW yang gw liput. Mungkin sama nyiksanya kayak disuruh nulis tentang Breaking Dawn~

Alright gw ga mau bertele-tele, ini list hal-hal yang terbesit di benak gw selama ada di FW:

There are a LOT of Indonesian fashionistas. Gw ga pernah liat fashionista sebanyak itu di Indonesia. Orang2 yang ngantri bermeter2 buat liat satu show, orang2 yang dress up super stylish from head to toe, orang2 berpakaian ‘ajaib’, dll. Di satu pihak gw kagum sama mereka (pecinta fashion) karena mereka bisa melihat menariknya suatu hal yang paling ga bisa gw mengerti di dunia. I seriously can not understand fashion, apalagi kalo bajunya udah aneh2. I mean, let’s get this real, emang kalo jalan2 lo mau pake baju aneh2 kayak gitu? Pake head-piece segede2 gaban, pake heels yang malah bikin lo ga bisa jalan. Dimana logikanya semua itu?!

Tapi mereka santai2 aja tuh, malah excited. Yaa.. gw ngeliatnya ga jauh bedalah sama gw pas mau nonton Harry Potter. Ada perasaan ‘this is exactly where I belong’ aja gitu. Nah yang kayak gini nih yang bikin gw respect. :)

Fashion is only for rich people. I mean, untuk fashion yang bener2 fashion ya, yang bener2 memuja dan loyal pada suatu brand gitu, bukan yang beli di ITC atau Hong Kong :p Ini balik lagi sama realitas. Orang2 dress up pake baju bagus, mahal, seksi, pastinya adalah orang2 yang bawa mobil dong? Ini bagian dari prestige juga, apalagi buat bersosialisasi di ajang seperti FW. Mana mungkin mereka dateng ke FW naek Kopaja atau Busway, minimal taksilah. 

From that point, gw harus mengakui kalo bisnis fashion bisa diterapkan di Indonesia. Gw liat dengan mata sendiri ada tante2 beli baju pesta rancangan entah siapa seharga 17juta. Terus apa kabar orang yang punya sense of fashion tinggi tapi ga mampu beli baju2 brand ternama yang harganya selangit? In my opinion, ga bisa. No offense, karena fashion yang sebenarnya itu yaa.. yang gw liat kemarin di FW. Fashion yang kayak di Paris, Milan, New York, etc… Makanya para designer towardnya ke kota-kota itu kan? Jadi kalo sekedar gaya aja sih, bukan fashion.

I have a pity on the models. Gw kasian liat model-model itu.. mereka kurus banget :( gw sampe takut badan mereka patah. Ringkih gitu, ga ada dagingnya sama sekali. Selama mereka tampil gw bertanya2 dalam hati: “Mereka udah makan belum ya?” “Mereka capek ga ya?” “Mereka ribet ga ya pas ganti baju?” “Mereka deg-degan ga ya pas lagi di catwalk?” “Mereka takut jatoh ga ya?” “Mereka takut keserimpet ga ya?” Kebetulan gw mengetahui beberapa hal behind the scene runway kemarin, and gotta tell you, that show was an ironi.

Gays are mushrooming. I’m not a homophobic, I just never realized that their population is getting bigger! This just… surreal~ Apalagi di Indonesia yang nilai-nilai adat dan kebudayaannya masih dijunjung tinggi (eh masa sih?!)~ ckck.

The way they socialize… Gw tau acara semacam FW ini adalah tempatnya para sosialita, selebritis, designers, pejabat, orang-orang kaya, dll berkumpul. Gw nonton Sex and The City dan nonton FW kemarin rasanya persis kayak nonton adegan-adegan di film itu. Those Carrie Bradshaws are flawlessly walking, smiling to every people, getting high~ Buat gw yang sebelumnya ga pernah menyaksikan hal itu sebelumnya, berasa kayak nonton opera. Gw sih ga ngerti apa asyiknya bersosialisasi dengan cara seperti itu. Emang sih lo jadi bisa kenal public figure, ngobrol2 dan jadi deket, tapi, apa esensinya? Apa enaknya? Apa pelajaran yang bisa lo dapet dengan pertemanan seperti itu? Apa baiknya buat elo? Apa nilai-nilai penting kehidupan yang bisa lo petik dari situ?

Ga ada.

Life is way beyond getting social and wasting money.

Terlalu merugikan (word!) kalo lo hidup di dunia yang enak-enak aja. Emang sih semua orang pasti mau hidup enak, tapi rugi aja kalo lo ga memanfaatkan apa yang semesta tawarkan buat lo untuk mengembangkan diri, untuk mengenal sesuatu yang baru, untuk bisa berguna buat orang lain, untuk jadi lebih baik.

Gimana caranya?

Untuk yang satu ini gw mau meng-quote salah satu senior gw di kom. Beliau baru nulis sebuah postingan di blognya beberapa waktu lalu, dan gw setuju 100% dengan apa yang ditulisnya.

“Travel. Expose ourselves to less developed areas of the country (or the world). Choose a career line that is of benefit to other people. Living solely for our own happiness will sooner or later feel hollow and purposeless. It is not thoughtful, it is not even kind. It is being responsible; a lame attempt to avoid being ignorant. The cycle of inequality may only stop when we realise that it’s there. And not keep quiet.” (Inaya Rakhmani, 2011)

I believe, a person's worth is measured by what they've done for others,

… and (I think), that’s exactly how life is supposed to be.

:)

*Bonus Foto*


No matter how hate and how dumb I am about fashion, 
I’m still such a hypocrite who think this one is pretty cool! :D

Friday, October 21, 2011

New Record

It's a new record! 
It's not even a week, but i've already felt like losing myself.
Congratulation!
Now you know how it feels living in a jungle, Mess.

Thursday, August 18, 2011

Jerking Out

07.00 PM.

some day last week.

been YouTubing all day in my room.

she opened the door.

"Why don't you Taraweh?"

"I'm busy."

"Busy what?! i see you doing nothing but watching ridiculous videos!"

"That's why i'm busy."

"Nonsense, go Taraweh with your sister now."

"I've told you i'm busy."

"No you're not, why are you acting like this? You know what people say about you!"

"I don't care."

"I care, that's my daughter they're talking about! I don't want those people judge me if i didn't teach my children right!"

"You know what easy, Mom? Just don't care."

"You should be ashamed of yourself, your sister Taraweh, even though she got mountains of homework."

"She's ten."

"You should give her a good example! God what is wrong with you?!!"

"Nothing, nothing until you came and yelled at me i guess."

"I don't want you to be like this! You have to go Taraweh tomorrow no matter what happens, i'll make sure you do!"

she closed the door.

grab the phone, dialing.

"Hello?"

"Hey, it's me, are you at home tomorrow?"

"Yeah, why?"

"I'll stay at your place, i just don't wanna be home tomorrow."

phone hung up.


Wednesday, May 11, 2011

Gratitudes


Thanks thanks thanks thanks thanks,



Zillion of thanks,



For you,



Every single one of you,



For every supports, prayers, spirits, wishes, and all,



I’m touched, 



and proud.



You guys make it happens today,



I’m so happy for having you.

Can’t thank you enough, guys!

Thursday, May 5, 2011

The Session – Something To Say Before


It’s almost 12 AM and it’s raining outside my home here in Pondok Gede. Twitter just reports that Jakarta is also raining in many districts, so i guess it’s the more reason to stay home today.

I went to campus yesterday to take care those ‘printilan’ thingies for my session next week and i gotta tell you it’s sucks!

Having the session earlier than others means you gotta take care everything by yourself because apparently everyone are doing it for your sake, so you gotta do more, it’s natural, way of life. But it also gives you some kind of privilege(s) which will judges you as an oppotunist person at the same time.

Honestly, i can’t understand why i wanna make it fast, all i want is to get it done as soon as possible ‘cause i’m getting really sick of it already for the past two months, and i see no point to postpone it any longer, to procrastinate, ‘cause it’ll make me stressing real hard i’m gonna blow up~

But i think all of these crazy stuffs i’ve been through are just a part of my deadlines. I used to make self-deadlines everytime i work on something. Just for you to know, i broke my deadlines already. If everything worked exactly like what i was planning to be, i would have had my session by the end of March. None of my targets accomplished on time.

But as you can see, of course there’s a lil bit of this and lil bit of that, which cost me delay, delay, delay. I was so fuckin’ slowly finishing it >> 8 fuckin’ months! While everybody else have enjoyed their new lives already, doing their new jobs, wasting their money and time having these mighty holidays, raising their glasses and said ‘i’m graduated, bitches!’ I was still sitting there, in front of my laptop, cluelessly trying to write something to keep up~

My parents, they keep asking me ‘how’s your final project’ or ‘when will you session happen’ everytime they got a chance to ask, and i was like ‘next month-next month’ ‘don’t worry’ ‘i have this under-control’ blah blah blah. In fact i am worry and i do not have this under control. But to explain the fact to them, God knows any idea how difficult.

I’m not proud of this achievement. People say it’s cool to finish early, to have your session early. It’s a congratulation i receive every single day until next week. They don’t have any idea how hard i put a smile on my face everytime they asked, ‘cause i’m not proud, at all.

Friday, February 4, 2011

lartuen

The best thing of being neutral is...

you don't have to bitchin' around,

and most importantly,

you don't have to give a shit!



#justsayin

Thursday, September 9, 2010

Kog Bisa Yah?

Minggu lalu gw baru masang Flag Counter di blog ini (coba scroll ke bawah sebelom GaGa Corner). Sebenernya gw ga mau masang2 kaya gituan, macem sitemeter gitu2, soalnya kesannya gimana gitu~ Aplikasi itu kan akan menunjukkan angka yang semakin besar setiap harinya. Angka yang semakin besar berarti view yang semakin banyak, artinya orang yang berkunjung ke blog gw pun semakin banyak. Kesannya blog gw bagus banget gitu ga sih?! Hal ini tidak baik, karena akan menimbulkan efek ke-Ge-Er-an yang akut.

Gw mengalaminya.

Belom ada seminggu gw masang itu, tau2 si Flag Counter udah melaporkan bahwa blog gw dikunjungi oleh ratusan orang dari dua belas negara lebih! Gimana ga Ge-Er coba? I mean, apa sih yang diliat orang2 dari segala penjuru itu di blog gw?? Prasaan blog gw isinya 90% keluhan gw tentang kerasnya dunia deh, xp

Dan lagi blog gw kan pake Bahasa Indonesia, emang mereka ngerti? Ya well mungkin satu dua postingan gw ada yang sok2an pake Bahasa Inggris, tapi kan still.. ga penting!

Kog bisa yah?

Tapi di lain pihak gw ngerasa seneng. Ternyata ada orang lain selain temen2 Kom 07 yang baca blog gw. Ini membangkitkan semangat ngeblog gw lagi.

It’s nice to have someone out there actually read what you write, no matter what it is.

Gw memutuskan flag counter itu akan gw pertahankan. :)