Sunday, June 12, 2022

Makasih Yumi’s Cells 2!

Hi, guys! How yall doin?

Here’s a little fact about me:

Sejak di-PHK QQ, gw kehilangan passion, interest, dan skill untuk nonton drakor. :”)

Yes, it’s true. Gw mencoba beberapa kali nonton drakor sejak bulan Januari 2022, gagal terus. Even drakor Netflix yang kalo ga nonton bikin fomo pun gagal nonton.

Gagal di sini artinya gw sudah mencoba nonton episode pertama, dengan harapan langsung hooked dan jadi motivasi lanjut nonton episode berikutnya (yes, gw masih tim nungguin episode baru tiap minggu—it’s nice to have something to look forward to every week!), tapi… ga bisa~

Ga ada tuh ecstatic moment yang bikin gw “OMG INI KEREN BANGET LUV BANGET AKU TERPESONA TERLENA NEXT EPISODE PLEASE COME SOONER AAAAAKKKK!”

Bland aja gitu. Datar. No reaction. No excitement. No emotion. At all.

Ini terjadi waktu gw coba nonton Business Proposal yang viral dimana-mana. Padahal itu komedi dan cuma 12 episode. Nonton episode 1…… lost interest.

Lalu gw coba lagi nonton Thirty Nine yang katanya relate banget buat cewek2 “berumur” yang belum nikah. Padahal itu yang main salah satu aktris favorit, Son Ye-jin. Nonton episode 1…… lost interest.

Masih ga menyerah, gw coba nonton Princess Hours—yes, the legendary Princess Hours. Waktu kuliah gw ulang2 terus saking sukanya. Yang main my ultimate eonnie, Song Ji-hyo, plus my oppa Joo Ji-hoon. Ceritanya bagus, soundtrack-nya bagus. Harusnya ini ga bisa salah. Nonton episode 1…… oke hooked. Episode 2…… lost interest. :”)

Something is definitely wrong with me. 

Kok bisa-bisanya?

Gw mencoba mengingat-ingat kapan terakhir nonton drakor.. dan jawabannya… Happiness dan Bad and Crazy. :”)

Setelah itu, vakum sih. Keknya sejak masuk Errthing deh ga pernah nonton lagi sampai sekarang. Yang kepikiran sama gw hipotesanya ya karena within those timeframe gw kena PHK—oleh perusahaan yang jualan drakor. 

Jadi… ada trauma di situ… dan ada sakit hati… berasa dikhianati, dibuang. Jadi yaa… gitu. Passion-nya hilang, interest-nya hilang, bahkan skill-nya pun hilang. 

Oh yeah, nonton drakor requires skill juga. Kalo cuma sebatas hilang passion dan interest, harusnya Princess Hours yang legend itu bisa gw selesaikan karena drakor yang satu itu punya tempat spesial di hati gw no matter what. Kenyataannya? Gagal juga. 

Menyedihkan. 

That’s why gw menanti-nantikan Yumi’s Cells Season 2 banget. Karena Season 1-nya gw suka banget banget banget! Drakor yang sangat realistis, sangat relatable, sangat pintar… Bikin mikir, bikin introspeksi, bikin mawas diri… Ngajarin psikologi, ngajarin IPA, ngajarin mengenali hubungan logika dan perasaan, ngajarin apa yang terjadi di pikiran kita… The best!

Yumi’s Cells sama statusnya kayak Princess Hours di hati gw. Ga bisa salah. Jadi, kalau ada kesempatan gw untuk mengembalikan passion, interest, dan skill menonton drakor, ya itu ketika Yumi’s Cells Season 2 dirilis.

And I was right! :”)

Baru 2 episode, wagelaseh, udah bukan hooked lagi, immersed! LOL

Reuni sama Gone alias Kim Go-eun aja udah bikin seneng. I honestly think yang bikin Yumi’s Cells bagus tuh ya karena Yuminya si Gone yang aktingnya stellar. Emang ya, chungmuro actress ga kaleng2 aktingnya. Semakin lucu Yumi, semakin kita bisa melihat betapa seriusnya akting Kim Go-eun.

Kedua karena sel-selnya yang selain visualnya lucu, kerap kali menyisipkan subtle science touch yang bikin kita pinter!

Ep 1 & 2, highlight-nya adalah ketika mereka ngajarin the science of apa yang terjadi di pikiran kita ketika lagi fangirling/fanboying. 



Tergokil emang writer-nya Yumi’s Cells. Idenya jenius banget. Ga ngerti lagi. 

Lalu karakter2 lainnya (welcome Babi! Also, welcome back sel mesum!!! wkwk), dialognya, cinematography-nya, everything altogether contributes to re-activating my drakor passion, interest, and skill, and it feels sooo good!!!

It feels like coming back home. :”)

Sel Mesum. Forever my fave!


Thank you so much, Yumi’s Cells. 

Season 1-nya ada 14 episode, kayaknya Season 2 juga segituan. So it means 2-3 months ke depan ada sesuatu yang bisa gw tunggu-tunggu setiap minggu, tepatnya setiap hari Kamis. Yeay!

Semoga setelah Yumi gw ga trauma lagi sama drakor. Karena sungguh drakor dan Kpop adalah bagian dari hidup gw yang cukup penting untuk menaikkan mood dan relevansi dalam kehidupan sosial. Hehehe~~

Itu aja. Gw mau yoga dulu. Annyeong!

Wednesday, June 1, 2022

The Devil Wears Prada

 Hi, guys! How yall doin?

Today hari liburrr~~~

And thank God orang kantor pada anteng, jadi bisa menikmati libur dengan tenang. 

Tiga minggu terakhir ada hari libur gitu di tengah minggu, yang direspon oleh sebagian masyarakat Indonesia dengan liburan. Duh, pengen. Tapi paspor basi, gimana dong?

Lagian, gw ada big launch next week, kerjaan lagi padat-padatnya. Ga bisa deh ditinggalin. 

So today, since I got some time off, gw menggunakannya dengan bijak dengan menonton ulang salah satu film favorit gw sepanjang masa: The Devil Wears Prada



God I loveeee this film! Anne Hathaway is great, Meryl Streep is perfect, dan yang suka dilupain orang2 dari film ini, EMILY BLUNT! OMG! She is PHENOMENAL!

Gw pertama kali nonton TDWP kan pas SMA yah, tahun 2006. Jadi mungkin gw udah nonton film ini ratusan kali since then, ga bosen-bosen lho, sumpah! Karena seiring berjalannya waktu, the way I interpret the film keeps changing. 

Tahun 2006, gw melihat sosok Andy Sachs—perannya Anne Hathaway di situ kayak inspiring banget. Anak kampung berani merantau ke kota besar untuk berkarier, nekat ngelamar di majalah fashion paling bergengsi di dunia, dan diterima. Dia walaupun awalnya ga suka kerjaannya dan diremehkan semua orang, tapi berniat dan kerja keras untuk membuktikan diri bahwa dia bisa dan berhasil!

Tahun 2022, gw malah ilfil sama si Andy. Wkwk~ Bisa-bisanya dia wawancara kerja ga riset dulu perusahaannya & siapa yang wawancara dia! Terus ga ada manner-nya gitu di tempat kerja, menganggap fashion itu aneh dan ga sungkan-sungkan menunjukkan ketidaksukaannya di depan semua orang yang very passionate about fashion! Gurl you ain’t shit~ If it wasn’t because of these people, you’ll be jobless in New York! At least show some respect, be professional!

Tahun 2006, gw melihat kantor majalah fashion itu sebagai tempat kerja yang menyeramkan, karena Miranda Priestly—yang adalah jelmaan Anna Wintour, pimred Vogue. Tahun 2011, gw malah nekat apply di XXXXX yang adalah part of YYYYYY Group—kantor majalah wanita/fashion. Hahaha~~

Gw melihat dengan mata sendiri beberapa spesies Miranda Priestly di YYYYYY Group, yes they did exist, and yes, they were scary AF! Jutek mampus, senyumnya mahal. Kalo lagi marah, mereka teriak-teriak di lantai 5 dan suaranya kedengeran sampai lantai 1. Beneran nunduk gw kalo papasan sama mereka. Kalo satu lift sama mereka, mending keluar lagi. Hihihi~~

Kalo spesies Miranda Priestly udah bikin keributan di kantor, gw ambil popcorn aja, terus nonton live sinetron depan mata. Drama banget, pasti ada aja karyawan yang nangis abis dimarahin. 

Thank God bos gw di XXXXX bukan spesies Miranda Priestly. Mba Didin mah baek, ga pernah marah (pernah cerita soal beliau di sini). Padahal temen2nya sesama pimred di YYYYYY Group  spesies Miranda Priestly semua. Alhamdulillah mba Didin ga ketularan.

Now looking back, kadang mikir, ngapain sih jadi orang jahat kayak Miranda Priestly gitu? Mentang2 jabatan udah tinggi~ Why can’t they be decent people and treat everyone with respect? Kan ga susah ya?

Eniwei, satu lagi yang mau gw bahas dari TDWP. Si Andy kan semakin lama semakin menikmati pekerjaannya. Unfortanely, that comes with a consequence which is her private life crumbled. Waktunya untuk orang2 terdekat semakin sedikit, dia jadi susah dihubungi karena dia harus mengutamakan pekerjaannya. Not to mention culture majalah fashion yang high-class menuntut dia untuk juga mengubah behaviour-nya, style-nya, prioritas-nya, dan ini tidak disukai orang2 terdekatnya. 

Tahun 2022, kok ini jadi relatable banget sama gw ya? Terutama bagian waktu yang banyak tersita pekerjaan. Kayak minggu ini aja gw harus mengorbankan staycation sama temen2 karena gw harus kerja on the weekend…

I feel really bad, pretty sure sekarang orang2 pada ngambek sama gw~ iNi kAn uDaH diReNcAnAiN dARi jAuH-jAuH hARi~~~

Oh please… Gw kerja di startup, anything can happen the next day, we can never plan ahead~~

Di situasi seperti ini, gw sama seperti Andy, tidak punya pilihan. Well, punya sih, pilihannya stay atau resign. Yakali deh gw milih resign kayak si Andy cuma karena ga bisa staycation~ 

Jadi plis ya, orang2 terdekat, tolong mengerti posisi gw juga. Rasa sayang ini harusnya 2 arah kan? Action-nya ga cuma di gw nih, di kalian juga. Kalo gw ga bisa, ya kalian ga usah ngambeklah. Deal with it~

Gw pribadi ga making it a big deal ya. Nggak yang jadi super drama kayak Andy. I mean yes waktu gw udah personal life berkurang, but I acknowledge that as part of the job, as simple as that. Kan ga tiap hari juga kayak gitu. 

Tapi bukan berarti I’m married to my job ya, work-life balance masih sangat penting buat gw. Me-time juga. It’s just… sekali2 lembur gapapa deh, beneran. 

Lagi pula gw kan ga kayak Andy yang dari awal benci dunia fashion sehingga dia melakukan pekerjaannya dengan terpaksa. Gw kan emang mencintai dunia entertainment jadi day to day job gw pun gw akui sebagai part of my personal life. Yaa… 70% kerja 30% mainlah. So it’s not harmful to me in any way.

Andy: “My personal life is hanging by a thread, that’s all.” 

Nigel: “Join the club. That’s what happens when you start doing well at work, darling. Let me know when your whole life goes up in smoke. That means it’s time for a promotion.”

:)