Saturday, June 24, 2023

Meeting Albus!

Hi, guys! How yall doin?

Inget bos gw di QQ yang gw sebut Albus Dumbledore whom I adore so much? Gw pernah ceritain di sini

Di postingan ini, gw pernah menyatakan pengen banget ketemu beliau. 

Waktu kemarin ke Sg pun sempet kepikiran ajak ketemuan, tapi urung karena ga ada waktu. 

Setiap perkataan adalah doa.

Albus Dumbledore sekarang “kerja” di Errthing. :”)

Bulan lalu, gw inget hari pertama ngantor setelah balik dari Sg, gw sedang mengambil minum di pantry. Kebetulan pantry kantor gw itu letaknya di seberang ruang meeting yang berbentuk kaca, sehingga dari pantry kita bisa lihat siapa yang ada di dalam ruang meeting itu.

Sambil menunggu kopi gw mateng, gw mengamati orang-orang di ruang meeting kaca. Rata-rata same old folks di Errthing, ada management dan manager dari divisi lain. Tapi kemudian mata gw kemudian tertuju pada satu orang yang mukanya tidak familiar di Errthing, namun sangat familiar buat gw.

Albus Dumbledore was there. 

………………………………………

At first, I can’t believe my eyes. Impossible. It can’t be him. What is he doing here???

Karena waktu itu kondisinya buru-buru mau pergi, gw ga sempet menyelidiki lebih lanjut, jadi gw anggep salah liat aja. 

Tapi gw ga menyerah sampai situ. Gw kontak ex-colleague di Sg dan nanya keberadaan Albus sekarang.




Aah.. Make sense. Errthing itu emang punya kebiasaan nge-hire konsultan dari luar negeri.. Mungkin saking no clue-nya company ini mau dibawa kemana. LOL~

Fast forward weeks later. He was there again at the office. Kali ini gw melihat jelas mukanya karena papasan langsung. So I was 100% convinced it’s him. 

I FREAKED OUT!

Ya gimana sih, kayak fangirl ketemu idol. WKWK~

Gila gila gila gila~~

Sungguh setiap perkataan adalah doa.

Lagi-lagi doa gw dikabulkan oleh the great G.O.D! Dalam hitungan bulan! Allahu akbar, Allah maha baik!!! <3 <3

Okay tinggal menunggu timing yang pas untuk menyapa beliau. Gw menunggu momen kita papasan lagi supaya lebih leluasa ngobrolnya.

But then…

Selasa 13 Juni pukul 2 siang. Gw ada jadwal meeting dimana gw harus present marketing plan ke bos. It’s a regular biweekly thingy, nothing special. We got into a meeting room. Ketika mau mulai present, bos gw bilang “eh bentar kita masih nunggu 1 orang lagi mau join.”

Dan orang itu adalah Albus Dumbledore! :”)

Apa yah istilahnya dalam bahasa Inggris? Dumbfounded? Ketika elo kaget banget sampai ga bisa ber-word-word…

Soalnya posisinya gw harus present nih, 100% pakai bahasa Indonesia, tiba-tiba ada orang asing join, dan orang asing itu happened to be your former boss whom you adore for so long…

YA CEMANAAAA~~~

OKAY BE COOL SEETA ! CALM THE FUCK DOWN!

FIRST THING FIRST! Menyapa dulu dong~~~~ Finally!!!

Begitu dia masuk ruangan langsung gw tembak!

“Hi, are you Albus???”

“Yes, you're Seeta, right?”

ANJRIT DIA INGET GW!!!!!!!

AAAAKKKKK BERASA DI-NOTICE IDOL!!!!!!!!!!!

STAY COOL SEETA, STAY COOL! YOU’RE IN THE MIDDLE OF A GOD-FORSAKEN MEETING!

Tapi gw kelepasan ngomong sih..

“Oh my God, what are you doing here???”

LOLOLOLOLOL

“Hahaha… let’s connect later!” 

Loph!!!!! 

Abis meeting tukeran Whatsapp dan hari itu juga gw kabarin kabar gembira ini ke grup QQ!

“Gaes! Gaes! Gaes! Ada Albus Dumbledore di kantor gw!!!”

“Eh serius, Sit? Ngapain dia?”

“Huaaa mau ketemu jugaaa~~”

“Ajakin ketemuan aja bareng-bareng!”

“Nah ide bagus tuh, tanyain Sit, dia bisa ga?”

“Iya dinner aja tuh pulang kantor, jadi lebih fleksibel!”

“Okay gw tanyain yaa~~”

Mendadak jadi EO fanmeeting. Wkwk~

Gapapa, kalo ini mah gw ngerjainnya hepi. <3

Atur, atur, atur. Riset-riset resto. Back and forth chat sana sini..

Kamis, 22 Juni 2023 akhirnya mempertemukan geng ijo sama ex-papa tercinta. <3

Bener-bener kayak reuni sekaligus fanmeeting coz everyone was so happy to see him! 

Ternyata Albus di-hire sebagai konsultan bisnis Errthing. Backstory-nya ga bisa gw ceritain lengkapnya di sini karena confidential. Intinya he’ll be coming back and forth to Indonesia in the next couple of months. Meaning I’ll be seeing him often! <3

Coba itung berapa kali emoji <3 dipake di postingan ini. Hahahaha~~

Dia sempet nanya ke gw, kok gw tau itu dia pas liat dia di Errthing?

Yaelah, Bus. Gw jelas inget elo karena selain ngefans, gw juga utang budi sama lo. You helped me when I was at the lowest point in my life. That's something I won't forget forever. 

Ada juga gw yang seharusnya heran, kok elo bisa ngenalin gw??? Wkwkwkwk~~

Kita ngobrolin banyak hal. Catching up on lives karena udah pada berubah total sejak terakhir farewell di QQ. Si Mase sekarang bos perusahaan fintech, Kak Mira baru melahirkan anak ketiga dan baru resign juga—sedang mencari pekerjaan. Kak Angie sekarang di semacam Wattpad punya Bytedance. Maliya di platform music dari mainland yang dimiliki saingannya QQ. Jafri back to Dian. 

Ngobrolin industri teknologi dan platform streaming (sungguh faedah), bahas culture company di Indo, US, China (based on learning dari Albus of course), ngajarin Albus bahasa slang Indonesia, ghibahin orang-orang di QQ.. Wkwkwk~

If you think of it, the idea of meeting your ex-boss whom you never met before might sound awkward. Tapi kemarin tuh nggak sama sekali, percakapan berlangsung dengan hangat, ngalir begitu aja, banyak ketawa. Loving the chemistry between us! 

Some funny notes:

Jadi dari awal kan gw nanya si Albus dia nginep di hotel apa, buat menentukan ketemuan dimana supaya ga terlalu jauh dari hotelnya. Tapi dia ga mau jawab, cuma bilang “Thamrin area”. Thamrin gede anjir~ LOL

Jadi gw sama anak2 taruhan, tebak-tebakan hotel Albus. Ada yang bilang Kempinski, Hyatt, Mandarin.. Sebagai orang yang tau kondisi financial Errthing dan berurusan sama keribetan sistem payment Errthing on daily basis, gw merasa Errthing ga seloyal itu ngasih hotel. So I placed the bet for Pullman. 

Time to reveal! 

“Lo nginep di hotel mana sih, Bus?”

“Sari Pacific.”

…………………………………...................................…........

Astafiruloh Errthing……

Ini ada orang penting dari Singapore yang bisa menentukan nasib company, lo taro di Saripan???

Ada gila-gilanya nih Errthing...

Ga bisa ber-word-word! Reflek gw minta maap dong~~~

“OMG ALBUS!!! ON BEHALF OF ERRTHING I’M SO SO SO SORRY!!!” T.T

“Hahaha it’s okay! The location is strategic though! Just have to deal with traffic during rush hours. But it’s okay, I take GrabBike, faster!”

“Why don’t you stay in Fairmont so you can just walk to the office?”

“Haiyaa~~ Their budget is not much-la. If the client is Errthing’s mother company then I would've been staying in Fairmont. But it’s Errthing so..”

OMG MALU BANGET!!!!! SECONDHAND EMBARRASSMENT!!!!!! T.T

Meanwhile yang lain pada ngakak~ WKWKWKWKWK

Ya lucu juga sih kalo dipikir-pikir. Hahahaha~~~

Another one. Lagi ngobrolin bahasa slang Indonesia. A little context, si Albus ini ngerti bahasa Indonesia sedikit-sedikit. Jadi kalo kita ngomong Indo dia ga roaming-roaming amat. Lalu dia bertanya:

“Hey, what is double you kay double you kay double you kay in chatting?”

NGAKAK!

Maksudnya WKWKWK~~~

OMG! Dimana dia liat WKWKWK coba?? Itu kan bahasa chatting informal anak alay muda!

Pertanyaannya, dia chatting sama siapa lalu dibalas WKWKWK????

Bukannya dia hanya berinteraksi dengan management level and above????

Who are the motherfuckers in Errthing management using WKWKWK in the text????

“OMG! Which boss in Errthing used that to text you????”

“Oh no, I saw it a couple of times when I joined group meetings in Gmeet. Some people used that in the chat! I'm not sure it's the expression of agreement or happy or sad...”

Oooooohhhh………

Gmeet……….

Hahahahaha~~

Kalo WKWKWK digunakan oleh top level Errthing wah idk anymore sih… 

Wkwkwkwkwkwkwk~~~

Anyway, lalu kami menjelaskan konteks dan penggunaan wkwkwkwk dan mengajarkan beliau untuk tidak menggunakan “wkwkwkwk” kecuali sama kita-kita yang udah deket sama beliau. 

“Think of it like a language usually spoken by ah beng and ah lian in Singapore.”

He understands it very well. 

Wkwkwkwkwkwkwk~~~

What a fun and delicious evening. <3

Banyak diskusi yang menyenangkan dan berfaedah. For me personally, banyak hal yang membuka perspektif dan memancing curiosity karena Albus ini pintar sekali. It felt like going back to QQ, every minute spent listening to him speaking was worth it. 

Masih banyak pertanyaan yang ingin gw ajukan ke beliau. About industry and opportunities. Apalagi sekarang gw dalam posisi mencari sekoci ya. Hehehe~ 

Semoga pertemuan kemarin tidak menjadi yang terakhir buat kita. Manifesting bisa 1on1 sama beliau dalam waktu dekat. 

Gw dikasih pe-er anak-anak cari kado buat beliau. Baiqqq~~ Dengan senang hati akan saiia kerjakan pe-ernya!

Kita masih menunggu 1 ex-boss lagi nih, si botak dari negeri jiran. Kapan lau kemari hey??? Wkwkwk~~

It was so good to see you, Albus! 



See you again very soon!

Sunday, June 18, 2023

Here we go again…

Hello, blog! My safe space! 

Sebuah opening yang berbeda dari biasanya karena postingan kali ini agak… sensitif.

Gw nulis postingan ini dalam keadaan pikiran bingung dan berkecamuk, tapi at the same time… geli!

Reason is that there will be a wave of layoffs in Errthing. :”)

Pertama mendengar kabar itu, respon gw adalah ketawa, becoz of two reasons. Pertama, company yang gw kira immune dari layoff ini ternyata bisa kena juga. Like how in the world, they’ve been in the industry for more than 3 decades, they’re rich AF, but still fell into the same hole as 1-year-old-ish budget startups like QQ??! LOLOLOLOLOLOLOLOL

Kedua, there’s a possibility gw akan kena. Jadi frekuensi kena layoff gw adalah 2 tahun sekali~ Hobi apa gimana??? LOLOLOLOLOLOLOLOL

Ya belum pasti sih, faktanya akan terungkap dalam 1-2 minggu ke depan, but if that’s real… WKWK~

I mean gw membayangkan situasi jika itu benar-benar terjadi. Sepertinya gw akan biasa aja sih, coz it’s not my 1st time. I’ve been there before. I know how to react. I am prepared and resistant. It won’t be as painful. 

I definitely won’t be experiencing the biggest heartbreak like when it was in QQ. I don’t love Errthing the way I loved QQ. I’m not even sure I love Errthing, this company fucks me harder than any company I’d ever worked for. I don’t like the culture, the people, the policy… So if I’m being kicked out, it’s gonna be like ending a toxic relationship, I should be thankful! LOLOLOLOLOL~~

The situation is also totally different now. Dua tahun lalu ketika QQ merumahkan gw, gw dalam keadaan ga pernah kepikiran resign sebelumnya, jadi sama sekali ga punya pegangan. That’s why gw kehilangan arah, stress ga karuan, overthinking dan nangis tiap hari. Sekarang, jika hal serupa terjadi, gw tidak akan kehilangan arah karena gw tahu persis apa yang akan gw lakukan. 

There are several stuffs I’ve been planning to do; I can’t tell you in detail here coz they are mostly still confidential. I can tell you one of them though, you probably have guessed it anyway, and you’re right. 

Gw mau ngajar, seperti yang gw jelaskan di postingan sebelumnya. Gw mau cari kesempatan ngajar sebanyak-banyaknya, kalau bisa sampai kampus-kampus di luar Jakarta, karena dunia pendidikan kita sangat concerning. Gw mau berkontribusi meningkatkan mutu pendidikan Indonesia dengan berbagi ilmu yang gw punya.

Same thing with the other bucket list. I just need thorough planning and for me that is EASY! :D

Semua itu bisa terwujud kalau gw punya lebih banyak waktu. Waktu yang sekarang gw ga punya karena harus bekerja full time dengan jam kerja yang tidak manusiawi. Juga dengan culture yang toxic sehingga mental health gw terganggu—membuat gw tidak berkembang, stress, dan tidak produktif. 

Nevertheless, ada possibility gw selamat juga sih. But I’m telling you, it’s not any better than those who get laid off. Kayak colleague gw si Ivy tuh yang di SG, pas QQ layoff dia salah satu yang selamat. Emang sih beruntung masih punya pekerjaan, tapi jangan salah, dia harus mengerjakan kerjaan orang2 yang di-layoff! LOL~~

Ya lo bayangin aja kerjaan 5 orang jadi cuma 1 orang yang kerjain. It’s hell. Ketauanlah endingnya gimana, resign-lah dia, ga kuat. Resign-nya ga lama setelah temen2nya di-cut, kayak 2 bulan kemudian. Mending sekalian di-cut bareng-bareng, karena at least dia dapet pesangon. Kalo resign kan ga dapet~

SO PRECAUTION IS STILL NEEDED! Mulai hari ini gw akan gencar mencari sekoci yang bisa menyelamatkan gw, which means LinkedIn harus diaktifkan lagi. Seminggu ini gw formulate kalimat-kalimat untuk mengisi jobdesc di Errthing—yang selama ini ga pernah gw isi—karena actually I’m so done with desperate pencitraan..

Gw ga suka mengumumkan kepada dunia bahwa gw kerjain ini itu, pernah project ini itu, punya skill ini itu. Doooohhhhh~~ Gw seharusnya udah ngelewatin fase ituuu~~ My performance always speaks for itself.

Jobdesc gw yang sebelumnya tuh udah ok, cukup untuk menggambarkan visi, value, dan spirit yang gw miliki. Ga banyak bacot. Satu kalimat aja, ga usah panjang-panjang. Kalo orang2 pengen tau performance gw gimana, mereka akan tau dari berita, word of mouth, social media, etc. I don’t have to explain it to them~~

*sigh*

I will also start reaching out to friends, former colleagues, etc yang sekiranya bisa menyelamatkan gw. Maybe DM-DM mandjah rekruter-rekruter yang sebelumnya gw cuekin. Wkwk~ Sawrryyyy~~~

Ya namanya kehidupan ya, ga ketebak guys.

Itu aja buat hari ini. Nantikan update selanjutnya. 

Saturday, June 10, 2023

Cerita Jadi Dosen (ciye)

Hi, guys! How yall doin?

I woke up this morning feeling the urge to write about this, so here we go.

Tak terasa program Praktisi Mengajar yang gw ikuti sudah berakhir (untuk semester ini). Senin kemarin adalah kelas terakhir gw menjadi dosen tamu untuk mahasiswa semester 4 di sebuah kampus swasta di bilangan Jakarta Timur.

Gw seneng sih dapet kesempatan mengajar ini, sebuah pengalaman baru buat gw. Memasuki industri baru (pendidikan) yang sebelumnya ga pernah kepikiran untuk gw masuki. Setelah dijalani, siapa yang menyangka gw ternyata passionate untuk ngajar, padahal selama ini ngertinya kerja tuh ya corporate aja. 

I mean, public speaking isn’t even a strength of mine, it was a problem malah couple years ago. Gw paling ga bisa tuh yang namanya ngomong di depan orang banyak. Pasti demam panggung, takut terbata-bata, takut di-judge, takut diketawain, takut salah bawain materi, takut nge-blank. Nightmare banget deh.

Tapi kemudian gw kuliah di Aussie yang mana dosen-dosennya memberi pengertian bahwa tidak ada yang perlu ditakuti. Public speaking itu banyak hacks-nya. Misalnya kalo takut ngeblank, bikin script aja, jadi tinggal baca. Ga usah mentingin grammar, bahasanya academic/ngga, yang penting informasinya nyampe aja. Jangan ragu untuk menggunakan semua tools yang bisa membantu public speaking.

Lalu practice, practice, practice untuk melatih confidence.

Kalo confidence udah terbentuk, yang lain akan ngikutin dengan sendirinya: intonasi, eye-contact, ekspresi, gesture, bahkan jokes.  

Sejak saat itu gw santuy. Whenever disuruh presentasi gw ayo aja. 

Ini salah satu motivasi gw untuk mengajar. Basically public speaking, bawain materi yang insya auloh udah gw kuasai sehingga tidak harus khawatir tidak bisa menjawab pertanyaan, di depan audiens yang lebih muda dari biasanya. Biasanya kan presentasi depan bos/colleague, sekarang depan bocil. Jadi bahasanya disesuaikan/di-simplify. 

Lebih gampang sih tbh, ya kayak menjelaskan ke orang awam aja. Ga harus yang canggih gimana-gimana, justru yang penting menggunakan bahasa semudah-mudahnya supaya mahasiswa cepat paham.

Soal materi yang dibawakan, gw kan punya habit bikin deck pake bahasa Inggris ya. Habit ini kebawa saat mengajar, semua deck gw berbahasa Inggris. Nah minggu lalu dapet feedback, mahasiswanya ga ngerti. Wkwkwk~~

Padahal semua materi berbahasa Inggris di deck itu gw jelaskan pakai bahasa Indonesia waktu presentasi di kelas. Setelah kelas pun gw tanya, ada yang masih kurang jelas? Mereka ga ada yang respon. So I thought mereka udah ngerti..

Ternyata belom. :”)

Ya gw paham sih jadi mahasiswa. Kadang2 di kelas suka malu bertanya, malu berbicara. Takut salah ngomong, takut di-judge sama temen2nya. I’d been there. Pas kuliah S1, ngomong depan anak2 UI aja udah pressure, apalagi pas S2, depan temen2 dari segala macem negara pake bahasa Inggris. 

I’d rather be silent. Hahaha~

Well, the class is over. Sepertinya gw akan kangen ya, walaupun mempersiapkan kelas-kelas ini lumayan pe-er buat gw. Untuk mempersiapkan kelas setiap Senin jam 11-1, gw praktis ga punya weekend. Weekend gw habiskan untuk bikin deck dan practice presentasi. 

Di minggu-minggu pertama, it was tough. Tapi minggu ke-3 dst, udah mulai dapet ritmenya, jadi nggak sesusah itu sih. Gw bisa speed up the research, the presentation design, the speaking practice, etc. Udah tau cara cepetnya buat bikin deck, udah dapet banyak hacks. Beberapa minggu terakhir tetep bisa weekend dengan tenang, ya sambil pijetlah, nonton Jihyolah, dll. Semua karena management waktu yang baik. 

Sekarang weekend back to normal, pasti akan merasa ada yang kurang sih. Huhu~

Lalu kelasnya sendiri, kalau ada yang paling gw sayangkan dari berakhirnya kelas Praktisi Mengajar ini, itu adalah betapa minimnya kesempatan untuk mengajar offline. Sungguh mengajar dengan tatap muka langsung itu lebih seru, lebih hidup, lebih interaktif. Kita bisa lihat langsung ekspresi mahasiswa kalau mereka ngerti/ga ngerti, bisa datengin satu-satu buat diskusi, bisa mengenal lebih dekat.



Mengajar juga memberikan gw sensasi yang fulfilling karena beberapa hal. Pertama, menyenangkan sekali bisa berbagi ilmu, karena I solely believe ilmu ga akan berguna kalo ga dibagi. Ilmu gw banyak banget, kadang gw merasa kebanyakan, jadi memang sepatutnya dibagi. 

Setelah selesai menjelaskan banyak materi ke mahasiswa, rasanya puas dan plong banget. Kayak sebagian isi otak dikosongin, tapi untuk sesuatu yang berarti. Karena ilmu itu akan membantu orang lain selangkah lebih pintar/lebih maju, dan pastinya membantu mereka achieving their goals.

Kedua, mengajar menstimulasi otak gw untuk terus bekerja and just be curious all the time. Mempersiapkan materi perkuliahan setiap minggu otomatis gw harus belajar lagi juga. Riset, ngumpulin materi, compile ke deck, mikir gimana jelasinnya supaya gampang dimengerti, mendaftar possible questions kalo nanti ditanya, dll. It keeps my brain working, which is good. 

Ketiga, it feels very rewarding ketika mahasiswa mengerti apa yang kita ajarkan. It’s like achievement for teachers/lecturers. Kelas itu kan biasanya dibagi 2, kuliah dan praktek/latihan. Nah mahasiswa bisa keliatan ngerti/nggaknya itu pas latihan. Kalau hasilnya bagus, wah puas banget sih rasanya. Berarti materi perkuliahan yang gw ajarin ga sia-sia.

Not to mention going back to campus membawa kebahagiaan sendiri buat gw. Kampus itu selalu ramah vibe-nya. Selalu welcoming. Campus is probably the only place on earth (other than home) that makes me feel safe. 

Jika semester depan ada kesempatan mengajar lagi, semoga dapet lebih banyak kelas offline. Kalau bisa kelasnya di luar Jakarta, jadi bisa sambil plesir. Hehe~

Yeah gw berharap program Praktisi Mengajar ini berlanjut, walaupun sebentar lagi kita mungkin akan berganti presiden, berganti kabinet, berganti program pemerintah. Karena ini inisiatif yang luar biasa dan bener-bener problem solving. Nadiem Makarim luar biasa sih.

Sedikit tentang program Praktisi Mengajar just in case ada yang belum tahu, jadi latar belakangnya adalah masalah pendidikan tinggi di Indonesia dimana kampus-kampus, apalagi kampus negeri, ga bisa menjawab kebutuhan industri/lapangan kerja. Pilihan jurusannya terlalu kaku, terlalu umum/general (tidak spesifik), terlalu teoritis. Begitu juga kurikulumnya, more theory less practice. Ketika lulusannya mencari pekerjaan, sulit untuk mereka menemukan pekerjaan karena bekal mereka hanya teori, jarang praktek, tidak ada skill, tidak ada pengetahuan industri. Gap inilah yang Nadiem Makarim coba atasi dengan Praktisi Mengajar. 

Para praktisi langsung terjun mengajar para mahasiswa, supaya mereka bisa belajar langsung dari para professional di bidangnya. Belajar skill dan mengenal industri, bukan teori. Jadi mereka lebih siap memenuhi kebutuhan industri/lapangan kerja.

It’s about the damn time. Thank you, Nadiem Makarim. 

Jika Praktisi Mengajar buka pendaftaran lagi semester depan, gw definitely akan daftar lagi. 

Orite, sebelum postingan ini berakhir gw mau menjawab beberapa FAQs tentang Praktisi Mengajar yang sering ditanyakan ke gw. Here we go!

Gimana cara daftar jadi Praktisi Mengajar? 
Ada di website-nya, baca di sini.

Apa aja syaratnya?
Again, ada di website-nya, budayakan membaca ya. 

Dibayar/nggak?
Ketika daftar, akan ditanya, mau pro-bono atau berbayar. Gw memilih berbayar. Berapa? Silakan Google sendiri ya. 

Gimana prosesnya pas udah kepilih?
Jika ada dosen/kampus yang tertarik untuk meng-hire, mereka akan apply via website untuk dibukakan akses ke data gw. Once dapet kontak praktisinya, mereka akan reach out. Gw waktu itu di-WhatsApp sama sang dosen, di-propose langsung. Jika gw tertarik, gw harus accept "Permintaan Kolaborasi" yang beliau kirim di website. Lalu tim Praktisi Mengajar akan review both kualifikasi gw dan kualifikasi dosen & kampusnya. Sekitar 1-2 minggu kemudian, di-approve. Udah deh, dari situ tektokan langsung sama dosennya. Dikasih tau jadwal perkuliahannya, Satuan Acara Perkuliahan, aktivitas-aktivitas di kelas, dll. 

Ngajar apa?
All sorts of things. A little bit of this, a little bit of that. Wkwk~ Banyak deh, kepoin aja LinkedIn gw

Berapa kali ngajar dalam seminggu? Berapa jam?
Bisa pilih, ada beberapa pilihan, tapi gw lupa berapa aja. Yang jelas minimal 12 jam. Gw pilih yang 12 jam, setara 6x pertemuan @ 2 jam. 

Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum ngajar?
Ini mungkin beda-beda untuk setiap praktisi ya, tergantung kesepakatan sama dosen masing-masing. Kalo gw pasti siapin materi berupa deck yang topiknya sudah didiskusikan dan disetujui dengan sang dosen sebelumnya. Kadang-kadang gw juga siapin feedback untuk tugas kuliah yang dikasih minggu sebelumnya, jadi di kelas tinggal dibahas.

Gimana proses belajar mengajarnya?
Kalo di kampus tempat gw mengajar, kelasnya hybrid. Kadang online kadang offline. Biasanya di akhir kuliah sang dosen nanya ke mahasiswa, minggu depan mau online atau offline. Mostly pada pilih online karena mager ke kampus. Hahaha~~ Dari 6 pertemuan cuma sekali gw berkesempatan ngajar offline. Sayang sekali, padahal offline lebih menyenangkan. 

Apakah ada kewajiban lain selain mengajar?
Lagi-lagi ini tergantung kesepakatan sama dosennya. Kalo gw, kewajiban yang disepakati hanya mengajar untuk 6x pertemuan. Temen gw si Gilang yang Praktisi Mengajar semester lalu (tapi beda kampus & beda matkul sama gw), itu kesepakatannya sampai periksain tugas akhir mahasiswa. Jadi ada komitmen tambahan di luar mengajar. Beda-beda. 

Susah nggak bagi waktu kerja kantoran sama mengajar?
Jujur awal-awal susah, tapi ketika sudah menemukan ritmenya semua jadi lebih mudah. Gw sadar gw ga bisa komitmen lebih dari 2 jam setiap minggu, apalagi sekarang kantor udah WFO 3x seminggu. Dengan waktu komitmen mengajar yang lebih terbatas, kerjaan kantor jadi ga terganggu. Gw mengajar setiap Senin jam 11-1. Jam 12-1 adalah jam maksi, jadi cuma izin away 1 jam di setiap hari Senin, jam 11-12, yang mana gw redeem dengan lembur 1 jam di hari yang sama. Jadi in total gw tetap bekerja 8 jam sehari. 

Ada tips buat yang mau ikut Praktisi Mengajar?
1. Harus niat dan punya strong commitment karena mengajar itu tanggung jawabnya berat. Inget, generasi masa depan bangsa ada di tangan lo. 
2. Harus punya management waktu yang baik supaya bisa menjalani double job dengan lancar. Kalo dari awal management waktu lo amburadul, better not commit to this kind of thing. Nanti malah ngerugiin orang lain.
3. Pede aja sih. Wkwk~ Lo ga harus jadi Prilly Latuconsina atau Reza Rahadian untuk bisa mengajar. Just give it a shot.

Kalau udah apply tapi nggak ada dosen/kampus yang 'meminang' gimana?
Ya nasib. Wkwk~ I mean, jangan terlalu berharap juga. Tapiii mulai tahun ini Praktisi Mengajar punya tools untuk 'meminang balik'. Jadi ga cuma dosen/kampus yang bisa meminang kita, tapi kita pun bisa meminang mereka. Di dashboard praktisi, ada pilihan "Cari Mata Kuliah" yang bisa dieksplor. Di situ ada daftar detil mata kuliah, rumpun, jurusan, dosen dan kampus yang sedang mencari praktisi. Kalo tertarik, ada pilihan "Saya Tertarik", tinggal diklik aja. Setelah itu gw ga tau sih prosesnya gimana, karena belum pernah pakai cara ini. Mungkin gw akan coba semester depan kalau ga ada yang meminang. Haha~


Alrite, that’s all for today, folks! Enjoy the rest of your weekend! 

Thursday, June 1, 2023

Me wassup #86 – Ultah, Reuni Oz, Dehidrasi, Ph.D

 Hi, guys! How yall doin?

Been a while ga ngeblog. Gw dari kemarin struggling dua minggu untuk kelarin review konser Blackpink. Udah jadi review-nya, baca di sini.

Kenapa lama banget kelarinnya? Two things: pertama gw sibuk, kebanyakan acara—abis ini gw jabarin satu-satu. Kedua gw pengen review sedetil mungkin (karena itu konser mahal) sehingga gw memeras otak sekeras mungkin, mencoba mengingat-ingat apa yang berkesan—which is susah. 

Now that it’s done, I finally got time to talk about something else—yang ga kalah seru.

Seperti yang sudah diketahui bersama ya, gw ultah tanggal 12 mei dan di hari itu juga gw capcus ke Singapore. It was a long overdue bday trip. Dari dulu selalu pengen ngerayain ultah di luar negeri, finally terwujud. Semoga tahun2 berikutnya lebih jauh lagi mainnya ya.

Oiya, gw belum cerita lengkapnya Singapore trip kemarin ya? Bentar ya. Teaser dulu aja deh, trip-nya kurang menyenangkan. Haha~ Karena Singapore panas banget yang berujung gw dehidrasi to the point gw bermasalah di pencernaan dan saluran urin (bisa kencing sejam sekali!!), sehingga harus ke dokter, dikasih antibiotic, dilarang minum teh & kopi 1 minggu, cuma boleh minum air putih & Pocari. 

Ini kali pertama merasakan dehidrasi yang parah. Kirain dehidrasi cuma haus aja, ternyata bisa komplikasi sampai demam, pusing, nyeri otot, badan meriang, mata ga fokus..

Banyak minum ya gaes. I know it’s annoying, gw juga bukan tipe yang suka minum, tapi itu penting dan harus dilakukan, apalagi di cuaca yang panasnya lagi ga karuan ini. Kalo perlu, stok Fiji di rumah. Kan rasanya enak tuh, jadi semangat minum. Ya paling boncos aja. 

Anyway, balik ke 12 Mei, hari itu, karena huru hara Singapore, Blackpink, dsb, gw jadi ga terlalu memedulikan ultah tbh. Jadi kalo ada yang ngucapin dan gw lupa bales, maapin ya. Thank you so much atas ucapannya, semoga doa yang sama balik ke elo.

Masih ngomongin ultah, Kamis kemarin ultah gw dirayain di Pippo Senayan City bareng tim di Errthing, ihiyy~~ Makasih ya kesayangan-kesayangan~




It’s been a while juga ga ngerayain ultah bareng temen kantor. Dulu zaman di XXXXX dan Dian, ada adegan di-surprise-in di kantor tuh, yang selalu berhasil “menyerang di saat lengah”. Padahal udah tau pasti bakal di-surprise-in, tapi mereka bisa aja menangkap momen lengah, tau-tau nongol dari belakang bawa kue. Kemarin adegan itu terulang di Pippo. Hehe.

Next, dalam kurun 2 minggu, gw reuni Oz 2x! Yang pertama yang gw ceritain di sini. Turned out, acaranya formal banget guys. Hahaha~ Settingan tempat duduknya yang gw kira round table buat makan-makan gitu, salah besar, it was theatre. Wkwk~

Acaranya juga cuma speech dari pemangku hajat aja, lalu dinner prasmanan, udah. Untung ketemu kroco-kroco sehingga tidak boring. Lama tidak bertemu, kami saling bertukar masalah hidup cerita. Temen-temen gw, ada yang freelancer, entrepreneur, aktivis. Beda-beda semua deh latar belakangnya. Setelah bertukar cerita, ternyata walau berbeda kita tetap satu. Tetap sama-sama stress. Hahaha~

Selama ini gw mengira kerja freelancer itu lebih enak, karena bisa ngatur sendiri waktu kerja lo, lebih banyak waktu luang, bisa kerja dari rumah, dll. Kerja entrepreneur juga gw kira lebih cihuy, secara you are your own boss, bisa bikin policy sendiri, punya power akan kerjaan lo dan orang-orang yang kerja sama lo. Ternyata malah yang mereka ngiri sama gw yang budak corporate karena punya gaji tetap dan dikasih fasilitas perusahaan. 

Oh well.. Adult life is hard indeed.

Tetap semangat ya, teman-temanqu~~

Reuni kedua tanggal 20 Mei, yang ini sifatnya reuni akbar semua alumni Oz. Event-nya gw kontenin di TikTok gw

Gw kesini sama Gilang my bestie, karena belio juga Oz Alumni perwakilan rayon Canberra. Acaranya formal juga sih, tapi kali ini beneran round table. Hehe. Persis event yang gw datengin tahun 2018, yang bikin gw wondering kenapa ga diadain tiap tahun. Kemarin gw menemukan alasannya: karena event tersebut untuk alumni-alumni baru. LOL~~

Like 1-2 years fresh! OMG!! Gw kan like… 6 years old! Wkwkwkwk~~

Jadi sebenernya gw ga diundang, gaes. Hahahaha~~ Si Gilang dapet undangan—karena dia lulusan 2021. Sedangkan gw kemarin daftar dari link yang di-forward berkali-kali di Whatsapp. Huhu maafkan.. Next-nya saiia akan lebih considerate lagi.

Next, beberapa minggu belakangan ini gw menerima kabar beberapa temen gw lanjut Ph.D. Ada yang di Aussie, ada yang di UK, satu lagi coming soon di Belanda.

Luar biasa sekali deh mereka. Ph.D is a huge responsibility which requires a total commitment. Minimal 4 tahun riset ngerjain satu disertasi. Lo bayangin 4 tahun berkutat di topik yang sama. Kuliah 1 matkul 1 semester aja bikin eneg, lha ini 4 taun~~ Kalo di tengah jalan bosen atau hilang passion, habislah. 

Also the hardest thing about a PhD isn’t the research, it’s the lifestyle. Memutuskan Ph.D artinya siap-siap jadi ansos, karena pretty sure orang-orang yang non-academic mostly ga akan ngerti apa yang lo lakukan. Jadi kalo ketemuan sama mereka pasti ada gap in communication.

You have to explain it in very very dumb way for them to understand. Tapi tidak menjamin mereka akan tertarik, highly possible mereka malah mengisolasi lo. Adjusting to this kind of life might not be easy.

That’s why gw yang introvert aja tidak punya niat (dan nyali) untuk Ph.D. Selain sejak awal niat gw sekolah lagi adalah supaya jadi professional (hence gw ambil master by coursework bukan master by research waktu S2), post-graduate aja sudah cukup berat ya. Masih berasa lho traumanya. 

Sure Ph.D also comes with amazing benefits such as choosing your own working hours and indulging in your personal passions. Ya kayak kerja freelance aja. In case of temen2 gw karena Ph.D-nya di LN semua, pasti masih ada hepinya karena bisa sekalian plesir, rehat dari negara yang menyebalkan ini for a while. 

There’s a lot of freedom involved which can be both a benefit and a drawback. So buat temen-temen yang ambil Ph.D, semangat belajar dan risetnya! Semoga ilmunya berguna untuk nusa dan bangsa, dan bisa membantu membangun Indonesia ke arah yang lebih baik.