Showing posts with label achievement. Show all posts
Showing posts with label achievement. Show all posts

Sunday, June 22, 2025

The Greenest Forest

[arsip dari 8 Maret 2025]

Hi, guys! How yall doin?

Gw bikin tulisan ini udah lama. Ketika bikin ini 3 bulan yang lalu, gw belum memutuskan mau publish atau nggak, karena banyak risikonya. 

Now that it’s published, berarti risikonya tidak besar/tidak ada. Alhamdulillah.

This is the story of how I joined the most green-flag company in the whole wide world. :)




Okay so, gw baru saja menjalani proses recruitment sebuah perusahaan, kita sebut saja Awe—as in awesome, coz they are super awesome indeed. It’s been my dream to work with them.

Gotta tell you, ini adalah proses rekrutment paling manusiawi yang pernah gw jalani sepanjang karir gw. Period. 

Wah gokil sih gaes.

Oke, kronologi:

Tanggal 3 Feb gw dapet message di Linkedin dari headhunter yang berbasis di Singapore. 

Minggu itu, gw sibuk banget di kantor. Jadi baru sempet gw reply tanggal 10 Feb (wk, sorry~) yang mana ketika itu gw lagi izin sick leave. 

Dia ngajak call, gw jawab baru bisa 14 Feb—hari Jumat, ketika gw WFH, supaya lebih fleksibel. Dia bilang, ga bisa, dia harus reporting ke klien maksimal Rabu. 

But then I realized, lah kan sekarang lagi di rumah ya sick leave, hajar aja telpon sekarang.

Emang ga butuh persiapan?

Jadi gini gaes, posisi yang ditawarkan itu menarik, company-nya juga menarik banget, tapi hanya contractual/temporary basis. Sebagai karyawan yang selalu full time, jelas gw awalnya resistant. Membayangkan nganggur setelah kontraknya abis itu menyeramkan. Apalagi in this economy. 

Atas dasar ini, gw jadi ber-mindset, yaudahlah nothing to lose aja pas di-call. Toh ga bakal gw ambil juga kerjaannya. Call buat kenalan aja, buat bragging ke orang2 someday ‘eh gw udah pernah loh diwawancara Awe.’ Wkwk~

So we had a call on the same day. Dia menjelaskan scope pekerjaannya dan menekankan sekali lagi bahwa ini hanya kontrak. Bahwa banyak benefit yang tidak gw dapatkan seperti layaknya karyawan full time. Bahwa the only bargain yang bisa gw dapatkan di sini adalah gaji, yang mana dia akan bantu negoin ke Awe angka yang gw ekspektasikan. Kalo gw masih berminat, dia akan merekomendasikan gw ke Awe dan menjadwalkan interview.

Gw, dengan mindset nothing to lose, iyain aja.

“Ga bakal lolos ini mah.” pikir gw. 

Pertama, belum tentu gw do well in interviews. Gw udah failed berkali-kali, pernah gw ceritain di sini. Bahkan gw failed di saat udah punya persiapan yang paling matang sekalipun. Ngapalin Q&A sampai ngelotok, rehearse depan kaca sampai eneq sama muka sendiri, stalked and made a freakin binder about the company and the people--Amy Santiago style..

Entah kenapa sejak masuk Errthing tuh gw ciong banget urusan interview-interview gini. Jadi chance ini lolos kecil banget.

Kedua, karena ini cuma kontrak, leverage gw cuma di gaji, hence gw akan minta gaji yang lumayan—like 40-50% raise, supaya bisa nutupin benefit2 yang gw ga dapet. Biasanya sih ga bakal dikasih ya. Mentok kenaikan gaji antar company gitu cuma 30%. Waktu di QQ lumayan naiknya 35%. But that’s it, I don’t think it can go higher than that. 

Ketiga, si headhunter ngasih tau gw juga bahwa untuk posisi ini gw punya 2 saingan, dan di antara semua kandidat, notice period gw adalah yang paling lama—yakni 2 bulan, sementara yang lain 1 bulan dan immediately. Yang immediately gw rasa baru kena L deh tuh. Perusahaan butuh cepet, jadi pasti yang lebih dipertimbangkan adalah yang bisa masuk duluan.

But well kita coba dulu ajalah ya.

Jumat 28 Feb (pas lagi WFH, woohooo!) gw terjadwalkan untuk 2 interview: 30 menit dengan user A—cewek di Singapore di pagi hari, 30 menit dengan user B—cowok di India di sore hari.

Gw nervous, tapi ga nervous-nervous amat. Again, saat itu mindset gw nothing to lose. Jadi effort yang gw berikan biasa aja. Gw bahkan sehari sebelumnya masih ngurusin event sampai jam 9 malem—padahal in ideal scenario gw biasanya to the point cuti buat mempersiapkan big interview kayak gini. Wkwk~

Kali ini gw sans. Strategi gw cuma 2: 1) Stay chill, 2) Ngomong jujur apa adanya

Si headhunter juga memberikan 2 tips:
1. Ceritain pengalaman lo di bidang itu sebanyak-banyaknya >> untuk menunjukkan how you will bring value to the company
2. Tunjukkan bahwa lo very keen on the role >> siapkan jawaban sebagus mungkin dari awal untuk pertanyaan ‘kenapa lo mau role ini?’

Got it.

Dengan semua modal itu gw pede. 

Hasilnya?

FUCKING NAILED IT BITCHHHH YEAAAAHHHH

I nailed it in the rawest way possible.

How do I know I nailed it?

Interviewer-nya sendiri yang ngomong!

User A: “I think you are a GREAT FIT for our team.”
User B: “Gila Seeta gw sampai bingung mau nanya lo apalagi, ini wawancara baru 15 menit tapi elo udah kasih gw semua jawaban yang gw inginkan!”

:)))))))))))))))))))

Smiling from ear to ear. Nyengir selebar-lebarnya. 

Guess what?

Gw interview hari Jumat, hari Senin dikabarin bahwa gw diterima. :’)

Kadang tuh suka gitu ya, yang nggak direncanain, yang less effort, yang nggak ada ekspektasi apa-apa, MALAH DAPET!

Masya Allah Tabarakallah…

Lalu disuruh email: salary expectation & starting date.

Salary gw minta raise 55%, agak kurang ajar, tapi gw jelasin bahwa itu untuk meng-cover benefit yang tidak gw dapatkan sebagai karyawan kontrak. 

Starting date seperti yang gw mention sebelumnya, karena notice period gw 2 bulan, ya gw baru bisa masuk bulan Mei.

Lalu gw jelaskan juga bahwa gw ga bisa resign sebelum terima THR, karena berisiko THR gw ga dibayar kalo resign sebelumnya. I know by the law THR tetep harus dibayar, tapi Errthing kan… agak laen~ huff

Berbekal 3 statement ini, gw udah yakin mereka ilfil. Like.. siapa yang mau bayar gaji semahal itu dan nungguin sampai bulan Mei?

But guess what, mereka bersedia naikin gaji gw supaya nutup THR, asalkan gw bisa masuk lebih cepet. 

“We buy your time.”

W.O.W…

Are you fucking kidding me???

Oh man.. Here comes the most difficult part. Gw sempet bilang di postingan ini bahwa gw sedang mengalami HUGE DILEMMA, ya maksudnya adalah ini. 

I mean, awalnya kan gw ga niat ya, niatnya cuma kenalan doang. Gw ga nyangka sampai diterima dan diperjuangkan gini..

Gw ga mau gegabah langsung say yes, semua bibit bebet bobotnya tetap harus dipertimbangkan. Gw harus berpikir lebih keras, karena di balik semua keseksian tawarannya, ini cuma kontrak, I will be at risk when it ends.

Trying to be rational. 

Mulai list plus dan minusnya. Hasilnya? Easy win for Awe. Plus 15 poin, minus 4 poin. Wkwk~

Yaiyalah, Errthing isn’t in the same league as Awe. Kalah totallah bro!

Tapi gw ga mau membuat keputusan sendiri, karena bisa aja gw bias. So I called my best friends untuk mendapatkan POV lain. Menjelaskan kondisinya, baik buruknya.

5 out 5 friends mendukung untuk ambil. 

Ga ada satupun yang nyuruh gw bertahan di Errthing. Beberapa statement mereka yang berkesan:

“Daripada lo ga jelas di Errthing, bisa di-layoff kapan aja, at least Awe secure nasib lo setahun.”

“Itu kesempatan bagus banget, notable company, great culture, yang lo akan dapetin dari situ valuable banget. Gw yakin lulus dari sana kesempatan lebih terbuka lebar buat lo. Bahkan kesempatan untuk go international!”

“Seeta, gw pernah kerja sama lo dan gw tau banget kemampuan lo. Ga mungkin orang kayak elo ga dilanjut. Lo harus pede!”

“If it’s meant for you, it will be. Ikhlas aja, Seeta.”

Yang terakhir dari Mba Novieku tersayang dan sudah diabadikan di postingan ini. <3

Akhirnya gw memutuskan untuk ambil. 

Tapi masih mau nego starting date, karena mereka mintanya cepet banget. Sedangkan masih ada tanggungjawab besar yang harus gw selesaikan di Errthing. Gw ga mau pergi begitu aja. Gw mau ‘pisah’ sama Errthing in good terms, hence gw harus menyelesaikan tanggungjawab terakhir gw.

It’s my last contribution. 

Mereka minta gw masuk tanggal 14 April, gw bilang nggak bisa, karena hari terakhir di Errthing aja 15 April. Boleh ga gw napas dikit sebelum masuk? Gw nego masuk di 21 April. Enam hari break should be enough-lah.

Saat itu kondisinya gw udah ikhlasin semua, seperti yang Mba Novie bilang. Kalo emang kerjaan ini jodoh gw, pasti akan balik ke gw.

Dan… benar. :’)

Awe mau menunggu gw, on top of naikin gaji gw lebih besar dari yang gw inginkan karena mereka paham seberapa besar pertaruhan gw untuk ini.

Well, that's it. It's done. 

Udah deh, ga ada alasan lagi buat gw untuk stay resistant. 

Stupid banget kalo gw masih resistant dan menyia-nyiakan kesempatan ini. 

Sumpah lo Awe, elo bener-bener meluluhkan hati gw. Aku paling ga bisa diginiin lho.. :’)))

Masya Allah Tabarakallah…

Berkah bulan suci Ramadan…

Ya Allah.. what did I do to deserve this??? T.T

Sekarang posisinya gw sedang menunggu kontrak untuk di-sign. Setelah sign, gw akan apply resign dan memasuki notice period.

Bismillah.

So it’s true what people have been saying.

Awe, you really are the greenest forest.

I am truly grateful. <3

—Fast forward seminggu kemudian—

Sudah apply resign. Ada sedikit bottleneck. Tapi insya auloh gapapa.

Nazar gw setelah apply resign: beliin semua OB donat. Sudah dilakukan juga. 

Bismillah. Semoga berfaedah.  

—Back to present time—

Begitulah cerita saya masuk Awe versi sejujur-jujurnya. :)

Siapapun elo yang baca postingan ini, it was never my intention to hide anything from you personally. The reason why I kept it to myself this whole time is simply to protect myself. It was a complicated situation. There were precedences. I was scared and worried about all sorts of things—when in reality I just took a job that was right for me. Hope you get where I’m coming from. :)

Sunday, November 26, 2023

2023 Recap

Hi, guys! How yall doin?

Masih dalam kondisi good mood walaupun minggu ini weekend cuma sehari. Cuaca juga lagi enak banget, udah mulai sering hujan jadi adem. Kayaknya in a few weeks bisa nih bobo ga usah pake AC~

Gw sekarang lagi sibuk merencanakan liburan akhir tahun. KPI-nya setiap weekend staycation. So far udah 2 out of 4 weekend ter-booked. Two more to go!

Eh, orang-orang kok udah pada nge-recap 2023 aja ya? Tapi berhubung gw sendiri lagi ga ada inspirasi mau bahas apa, daripada postingan bulan November cuma satu, yowis ayo kita ikutin~ Wkwk

2023 buat gw adalah tahun yang super awesome! I got to try a lot of new things, dare to conquer fear(s), meet many incredible peeps, generate cool ideas, and reunite with my homies.

Meskipun begitu, ga semua tentang 2023 bagus-bagus. Banyak juga hal-hal kurang menyenangkan tahun ini, I pretty much experience all kinds of emotions. Ada farewell, ada kekecewaan, ada kegagalan, ada mental breakdown, ada awkwardness, dll. 

Ya namanya hidup ya guys, today baik-baik aja, besoknya down se-down-down-nya seharian. That’s just how life is. 

Okay recap 2023 here we go!

- BREAKING WORLD RECORD BUNGEE JUMPING FROM 233 METER ABOVE THE GROUND –- hands down pengalaman paling sinting sekaligus awesome tahun ini, nazar dari sekian lama, akhirnya kejadian di Macau Tower, baca selengkapnya di sini

- GETTING MY FIRST TATTOO –- another nazar yang kesampean, sesuatu yang kontroversial, penuh pro kontra, tapi tidak gw sesali. Status tato sampai sekarang, orang rumah belum ada yang komentar. Nyokap bokap entah belum liat (mungkin karena matanya udah pada plus) atau tidak peduli, dua-duanya masih bersikap normal ke gw. Ade gw doang sarkas, “jelek!” katanya. LOL~ Diem-diem padahal dia pengen juga~ Baca selengkapnya di sini.

- TEACHING DEBUT AT UNI (+getting paid)!!!!!! –- another milestone yang patut dibanggakan, another bucket list checked. Walaupun cuma satu semester, cukup bikin nagih, tahun depan yuk cari-cari lagi opportunity untuk mengajar! Baca selengkapnya di sini.

- Reuni OZ (2x!) -- Pertama sama anak-anak Unimelb doang, made some new friends. Kedua sama OZ Global Alumni di Raffles Hotel. Dua-duanya menyenangkan! Next-nya homecoming ke OZ kali ya tahun depan? Kan tahun ini udah middle kingdom homecoming. Nyehehe. Area main gw kalo nggak ke selatan, ya ke tengah. 

- Blackpink – Terima kasih Bone menang war! Akhirnya bisa liat Lisa langsung sebelum ybs memisahkan diri dari YG dan pensiun dini dari dunia keartisan untuk bergabung dengan clan Arnault. LOL~ Baca selengkapnya di sini

- Upskilling! Gearing up for future business (proud of myself for finally having entrepreneurial sense!) –- Tahun ini for the first time ever merasakan bosannya jadi karyawan. Nggak pernah gw se-fed-up itu sama tempat kerja dan atasan-atasan to the point punya pikiran ga mau lagi kerja sama orang, karena endingnya akan begini lagi-begini lagi. Being forced to follow orders from horrible people, being forced to say yes even though my whole body and soul scream no. Aduh, nggak lagi-lagi deh, kapok. I want to be my own boss. Let’s start a business.

Nah, timing-nya pas banget bareng sama munculnya a new passion—crafting, which is modal utama bisnis gw nantinya. So yeah, wish me luck. Sekarang persiapan bisnis ini udah 50%. Januari or Februari 2024 udah bisa launching. Bismillah. 

2024 SEETA BEBAS PERBUDAKAN KORPORASI!!!!!!!

- First market ever! Salah satu inisiatif gearing up for future business, terwujud dengan mudahnya all thanks to cicik. Love you, cik! Baca selengkapnya di sini.

- Cried for the first time because of a job -- diceritakan dengan sangat emosional di sini.

- Farewell with bestie at work :’( -- Gilang kena layoff bulan Juni, gw sedih banget. Kehilangan satu teman baik dan orang waras dan beneran pintar di kantor itu devastating banget. Such a loss for Errthing! Apalagi gw tau yang merekomendasi dia untuk di-cut adalah seorang oknum yang jahat banget. I believe in karma. One day, it will get to you, mbak. 

- “friendship break” for 8 months – Nggak usah disebutinlah ya namanya. Kita ga ngobrol 8 bulan. Ada masanya saling menghindari juga. At first I thought, this is it, the end of our friendship. Ternyata nggak, kita berdua hanya butuh waktu untuk jalan sendiri-sendiri. Sambil jalan, each of us udah mulai tipis-tipis kontak yang lain dan minggu lalu akhirnya kita officially ketemuan berdua dan spending quality time together. Nggak awkward sama sekali, ngobrol biasa aja santai, seolah-olah 8 bulan itu ga pernah terjadi. 

So I learn, ga cuma relationship yang kadang butuh break. Friendship pun begitu, and that’s okay. 

- Met my idols!!! -- Highlight: Song Jihyo, Albus Dumbledore, Maia Estianty, dan Andre Taulany. Respectively, ada postingan sendiri-sendiri tinggal diklik aja. Maia Estianty doang yang belum gw bikin postingannya. Coming soon ya! Such an inspiring woman! Kalo udah gede aku mau jadi Bunda Maia!

- Farewell with AOT saga T.T -– Sedihnya lebih karena koneksi terakhir gw sama QQ akhirnya selesai. Tapi selamanya akan di hati sih, malah udah berencana my future son/daughter bakal dinamain pake gimmick AOT. Hehe~ Terima kasih atas 4 musim yang luar biasa, Sir Hajime Isayama. 

- Ngewibu (lagi), starting with One Piece (telat bgt I know, I’ll catch up!)

- Team bonding (old & new) – As the effect of the wave of layoff, tim gw di-merge sama tim lain, jadi ada pergantian pemain. Alhamdulillah adaptasinya ga susah karena tim gw setipe semua orang-orangnya. Sama-sama jagoan, kayak gw. Wkwk~ So I call them my Survey Corps. Hehehe~ 

Gw ga tau tim ini akan bertahan sampai kapan karena bener-bener ga ketebak arah perusahaan ini kemana. Who knows juga di antara kita udah plan untuk cabut soon. So, kebersamaan ini dinikmati aja. 

- The most kickass project of all time <3 – sekaligus project yang bikin gw stress berminggu-minggu, tapi Alhamdulillah result-nya bagus. Sekarang lagi menikmati hasil dari kerja keras aja. Semoga aman sampai akhir. 

- Hiking!!! -- Berkesempatan back to nature walaupun cuma sebentar. Ooh I miss Australia, bisa ke gunung/alam kapanpun gw mau. Ceritanya di sini.

- Petualangan Sherina 2 –- Karena hiking disebut, ini juga worth it disebut. Nostalgia paling menyenangkan. Bersyukur bisa mengulang momen indah sama nyokap 23 tahun lalu. Pengalamannya dibahas juga di postingan hiking ya. 

- Yoga komunal -- Sebuah inisiatif bagus yang lumayan adiktif juga. Yoga komunal membuat gerakan2 yoga lebih teratur. Instruktur juga benerin pose-pose yang salah. Sayangnya susah banget dijalani rutin. Harusnya tiap minggu, tapi belakangan sibuk banget banget, jadilah bolong-bolong~ Terus setelah yoga komunal sekarang jadi males yoga sendiri gitu. Beneran lebih enjoy bareng-bareng. Cerita lengkapnya di sini

- Re-discover myself -- In a sense, gw sekarang ga mau hidup bergantung sama orang lain, harus bisa jadi independent. 

- Side-job at consultancy debut -- Ini minor tapi bangga juga sih, karena penghasilannya lumayan. Hehe~ Makanya nagih. Sayang susah dapetinnya. Kemarin itu pertama kali lebih ke dumb luck aja di-approach di Linkedin. Setelahnya ada beberapa approach juga, tapi nggak ada yang goal. Mungkin karena gw bilang cuma bisa consultancy-nya kalo weekend. Ya gimana, sekarang WFO full~ Kantornya juga bukan kayak Dian yang bisa booking ruang meeting buat interview kerjaan sama company lain~ HAHA

Okay, now, 2024 mau ngapain? Mau start nge-gym, kemarin udah disuruh dokter. Muscle weight gw rendah banget dan overall badan kurang fit~ Sama mau benerin postur badan yang kifosis alias bungkuk ini. Disuruh pijet di Karada katanya dan biasain tegak kalo duduk, buka dada kalo jalan. 

Masih soal kesehatan, mau cek kesehatan mental juga. Kemarin udah medical check up fisik menyeluruh, mental jangan dilupakan karena penting juga. 

Lalu seriusin future business dengan KPI jualan di Brightspot & Comifuro. Oh iya, sama beli iPad belum kesampean juga! Sama belajar nyetir mobil lagi, kan mau ikut market-market tuh, pasti harus nyetir sana sini. Ga punya pacar siapa yang mau nganterin? Wkwk

Kalo boleh satu lagi, gw tau jadi orang ga boleh serakah. Tadi sempet mention 2024 Seeta Bebas Perbudakan Korporasi, but sadly gw masih butuh pekerjaan tetap karena future business itu pasti ga serta merta langsung sukses. Pasti butuh proses dan waktu yang entah berapa lama. Could be months or years, God knows, harus bersiap untuk segala kemungkinan. 

One thing for sure, sukses atau gagal, keluarga gw kan tetep harus makan. Gw tetep harus make sure ada nasi di rice cooker setiap hari, jadi pasti masih membutuhkan pekerjaan tetap yang gajinya stabil, nggak pure jadi entrepreneur. 

So last but not least, 2024 gw pengen resign dari kantor sekarang dan pindah ke kantor pemerintah yang jam kerjanya manusiawi dan load kerjanya normal, supaya gw punya waktu untuk keluarga gw dan ngurusin bisnis. 

Alright, segitu dulu recapnya. Intinya sih, regardless all the crappiness, 2023 adalah tahun yang awesome buat gw dan gw sangat bangga pada diri gw sendiri bisa melewatinya dengan awesome juga. 

Wah, banyak juga ya list-nya. Postingan ini jadi panjang banget, mana bisa cuma di-share di Twitter 280 karakter macem netijen lain~

Gw kebayang sih orang2 baca postingan ini be lyke:

"Itu semua di list terjadi tahun ini, Ta???"

"Yea..."

"Ya ampun Seeta kata gw mah lo keren banget sih!!!!"

LOLOLOLOLOLOLOLOLOLOLOL~~

2023 masih ada sebulan lagi, who knows I’ll be breaking another record, right? Coz I'm awesome lyke dattt~ wkwkwkwkwk

Let’s wrap this year with style! 

2024 rezeki mengalir terus!!!


Stay awesome, Gotham! 

Saturday, June 10, 2023

Cerita Jadi Dosen (ciye)

Hi, guys! How yall doin?

I woke up this morning feeling the urge to write about this, so here we go.

Tak terasa program Praktisi Mengajar yang gw ikuti sudah berakhir (untuk semester ini). Senin kemarin adalah kelas terakhir gw menjadi dosen tamu untuk mahasiswa semester 4 di sebuah kampus swasta di bilangan Jakarta Timur.

Gw seneng sih dapet kesempatan mengajar ini, sebuah pengalaman baru buat gw. Memasuki industri baru (pendidikan) yang sebelumnya ga pernah kepikiran untuk gw masuki. Setelah dijalani, siapa yang menyangka gw ternyata passionate untuk ngajar, padahal selama ini ngertinya kerja tuh ya corporate aja. 

I mean, public speaking isn’t even a strength of mine, it was a problem malah couple years ago. Gw paling ga bisa tuh yang namanya ngomong di depan orang banyak. Pasti demam panggung, takut terbata-bata, takut di-judge, takut diketawain, takut salah bawain materi, takut nge-blank. Nightmare banget deh.

Tapi kemudian gw kuliah di Aussie yang mana dosen-dosennya memberi pengertian bahwa tidak ada yang perlu ditakuti. Public speaking itu banyak hacks-nya. Misalnya kalo takut ngeblank, bikin script aja, jadi tinggal baca. Ga usah mentingin grammar, bahasanya academic/ngga, yang penting informasinya nyampe aja. Jangan ragu untuk menggunakan semua tools yang bisa membantu public speaking.

Lalu practice, practice, practice untuk melatih confidence.

Kalo confidence udah terbentuk, yang lain akan ngikutin dengan sendirinya: intonasi, eye-contact, ekspresi, gesture, bahkan jokes.  

Sejak saat itu gw santuy. Whenever disuruh presentasi gw ayo aja. 

Ini salah satu motivasi gw untuk mengajar. Basically public speaking, bawain materi yang insya auloh udah gw kuasai sehingga tidak harus khawatir tidak bisa menjawab pertanyaan, di depan audiens yang lebih muda dari biasanya. Biasanya kan presentasi depan bos/colleague, sekarang depan bocil. Jadi bahasanya disesuaikan/di-simplify. 

Lebih gampang sih tbh, ya kayak menjelaskan ke orang awam aja. Ga harus yang canggih gimana-gimana, justru yang penting menggunakan bahasa semudah-mudahnya supaya mahasiswa cepat paham.

Soal materi yang dibawakan, gw kan punya habit bikin deck pake bahasa Inggris ya. Habit ini kebawa saat mengajar, semua deck gw berbahasa Inggris. Nah minggu lalu dapet feedback, mahasiswanya ga ngerti. Wkwkwk~~

Padahal semua materi berbahasa Inggris di deck itu gw jelaskan pakai bahasa Indonesia waktu presentasi di kelas. Setelah kelas pun gw tanya, ada yang masih kurang jelas? Mereka ga ada yang respon. So I thought mereka udah ngerti..

Ternyata belom. :”)

Ya gw paham sih jadi mahasiswa. Kadang2 di kelas suka malu bertanya, malu berbicara. Takut salah ngomong, takut di-judge sama temen2nya. I’d been there. Pas kuliah S1, ngomong depan anak2 UI aja udah pressure, apalagi pas S2, depan temen2 dari segala macem negara pake bahasa Inggris. 

I’d rather be silent. Hahaha~

Well, the class is over. Sepertinya gw akan kangen ya, walaupun mempersiapkan kelas-kelas ini lumayan pe-er buat gw. Untuk mempersiapkan kelas setiap Senin jam 11-1, gw praktis ga punya weekend. Weekend gw habiskan untuk bikin deck dan practice presentasi. 

Di minggu-minggu pertama, it was tough. Tapi minggu ke-3 dst, udah mulai dapet ritmenya, jadi nggak sesusah itu sih. Gw bisa speed up the research, the presentation design, the speaking practice, etc. Udah tau cara cepetnya buat bikin deck, udah dapet banyak hacks. Beberapa minggu terakhir tetep bisa weekend dengan tenang, ya sambil pijetlah, nonton Jihyolah, dll. Semua karena management waktu yang baik. 

Sekarang weekend back to normal, pasti akan merasa ada yang kurang sih. Huhu~

Lalu kelasnya sendiri, kalau ada yang paling gw sayangkan dari berakhirnya kelas Praktisi Mengajar ini, itu adalah betapa minimnya kesempatan untuk mengajar offline. Sungguh mengajar dengan tatap muka langsung itu lebih seru, lebih hidup, lebih interaktif. Kita bisa lihat langsung ekspresi mahasiswa kalau mereka ngerti/ga ngerti, bisa datengin satu-satu buat diskusi, bisa mengenal lebih dekat.



Mengajar juga memberikan gw sensasi yang fulfilling karena beberapa hal. Pertama, menyenangkan sekali bisa berbagi ilmu, karena I solely believe ilmu ga akan berguna kalo ga dibagi. Ilmu gw banyak banget, kadang gw merasa kebanyakan, jadi memang sepatutnya dibagi. 

Setelah selesai menjelaskan banyak materi ke mahasiswa, rasanya puas dan plong banget. Kayak sebagian isi otak dikosongin, tapi untuk sesuatu yang berarti. Karena ilmu itu akan membantu orang lain selangkah lebih pintar/lebih maju, dan pastinya membantu mereka achieving their goals.

Kedua, mengajar menstimulasi otak gw untuk terus bekerja and just be curious all the time. Mempersiapkan materi perkuliahan setiap minggu otomatis gw harus belajar lagi juga. Riset, ngumpulin materi, compile ke deck, mikir gimana jelasinnya supaya gampang dimengerti, mendaftar possible questions kalo nanti ditanya, dll. It keeps my brain working, which is good. 

Ketiga, it feels very rewarding ketika mahasiswa mengerti apa yang kita ajarkan. It’s like achievement for teachers/lecturers. Kelas itu kan biasanya dibagi 2, kuliah dan praktek/latihan. Nah mahasiswa bisa keliatan ngerti/nggaknya itu pas latihan. Kalau hasilnya bagus, wah puas banget sih rasanya. Berarti materi perkuliahan yang gw ajarin ga sia-sia.

Not to mention going back to campus membawa kebahagiaan sendiri buat gw. Kampus itu selalu ramah vibe-nya. Selalu welcoming. Campus is probably the only place on earth (other than home) that makes me feel safe. 

Jika semester depan ada kesempatan mengajar lagi, semoga dapet lebih banyak kelas offline. Kalau bisa kelasnya di luar Jakarta, jadi bisa sambil plesir. Hehe~

Yeah gw berharap program Praktisi Mengajar ini berlanjut, walaupun sebentar lagi kita mungkin akan berganti presiden, berganti kabinet, berganti program pemerintah. Karena ini inisiatif yang luar biasa dan bener-bener problem solving. Nadiem Makarim luar biasa sih.

Sedikit tentang program Praktisi Mengajar just in case ada yang belum tahu, jadi latar belakangnya adalah masalah pendidikan tinggi di Indonesia dimana kampus-kampus, apalagi kampus negeri, ga bisa menjawab kebutuhan industri/lapangan kerja. Pilihan jurusannya terlalu kaku, terlalu umum/general (tidak spesifik), terlalu teoritis. Begitu juga kurikulumnya, more theory less practice. Ketika lulusannya mencari pekerjaan, sulit untuk mereka menemukan pekerjaan karena bekal mereka hanya teori, jarang praktek, tidak ada skill, tidak ada pengetahuan industri. Gap inilah yang Nadiem Makarim coba atasi dengan Praktisi Mengajar. 

Para praktisi langsung terjun mengajar para mahasiswa, supaya mereka bisa belajar langsung dari para professional di bidangnya. Belajar skill dan mengenal industri, bukan teori. Jadi mereka lebih siap memenuhi kebutuhan industri/lapangan kerja.

It’s about the damn time. Thank you, Nadiem Makarim. 

Jika Praktisi Mengajar buka pendaftaran lagi semester depan, gw definitely akan daftar lagi. 

Orite, sebelum postingan ini berakhir gw mau menjawab beberapa FAQs tentang Praktisi Mengajar yang sering ditanyakan ke gw. Here we go!

Gimana cara daftar jadi Praktisi Mengajar? 
Ada di website-nya, baca di sini.

Apa aja syaratnya?
Again, ada di website-nya, budayakan membaca ya. 

Dibayar/nggak?
Ketika daftar, akan ditanya, mau pro-bono atau berbayar. Gw memilih berbayar. Berapa? Silakan Google sendiri ya. 

Gimana prosesnya pas udah kepilih?
Jika ada dosen/kampus yang tertarik untuk meng-hire, mereka akan apply via website untuk dibukakan akses ke data gw. Once dapet kontak praktisinya, mereka akan reach out. Gw waktu itu di-WhatsApp sama sang dosen, di-propose langsung. Jika gw tertarik, gw harus accept "Permintaan Kolaborasi" yang beliau kirim di website. Lalu tim Praktisi Mengajar akan review both kualifikasi gw dan kualifikasi dosen & kampusnya. Sekitar 1-2 minggu kemudian, di-approve. Udah deh, dari situ tektokan langsung sama dosennya. Dikasih tau jadwal perkuliahannya, Satuan Acara Perkuliahan, aktivitas-aktivitas di kelas, dll. 

Ngajar apa?
All sorts of things. A little bit of this, a little bit of that. Wkwk~ Banyak deh, kepoin aja LinkedIn gw

Berapa kali ngajar dalam seminggu? Berapa jam?
Bisa pilih, ada beberapa pilihan, tapi gw lupa berapa aja. Yang jelas minimal 12 jam. Gw pilih yang 12 jam, setara 6x pertemuan @ 2 jam. 

Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum ngajar?
Ini mungkin beda-beda untuk setiap praktisi ya, tergantung kesepakatan sama dosen masing-masing. Kalo gw pasti siapin materi berupa deck yang topiknya sudah didiskusikan dan disetujui dengan sang dosen sebelumnya. Kadang-kadang gw juga siapin feedback untuk tugas kuliah yang dikasih minggu sebelumnya, jadi di kelas tinggal dibahas.

Gimana proses belajar mengajarnya?
Kalo di kampus tempat gw mengajar, kelasnya hybrid. Kadang online kadang offline. Biasanya di akhir kuliah sang dosen nanya ke mahasiswa, minggu depan mau online atau offline. Mostly pada pilih online karena mager ke kampus. Hahaha~~ Dari 6 pertemuan cuma sekali gw berkesempatan ngajar offline. Sayang sekali, padahal offline lebih menyenangkan. 

Apakah ada kewajiban lain selain mengajar?
Lagi-lagi ini tergantung kesepakatan sama dosennya. Kalo gw, kewajiban yang disepakati hanya mengajar untuk 6x pertemuan. Temen gw si Gilang yang Praktisi Mengajar semester lalu (tapi beda kampus & beda matkul sama gw), itu kesepakatannya sampai periksain tugas akhir mahasiswa. Jadi ada komitmen tambahan di luar mengajar. Beda-beda. 

Susah nggak bagi waktu kerja kantoran sama mengajar?
Jujur awal-awal susah, tapi ketika sudah menemukan ritmenya semua jadi lebih mudah. Gw sadar gw ga bisa komitmen lebih dari 2 jam setiap minggu, apalagi sekarang kantor udah WFO 3x seminggu. Dengan waktu komitmen mengajar yang lebih terbatas, kerjaan kantor jadi ga terganggu. Gw mengajar setiap Senin jam 11-1. Jam 12-1 adalah jam maksi, jadi cuma izin away 1 jam di setiap hari Senin, jam 11-12, yang mana gw redeem dengan lembur 1 jam di hari yang sama. Jadi in total gw tetap bekerja 8 jam sehari. 

Ada tips buat yang mau ikut Praktisi Mengajar?
1. Harus niat dan punya strong commitment karena mengajar itu tanggung jawabnya berat. Inget, generasi masa depan bangsa ada di tangan lo. 
2. Harus punya management waktu yang baik supaya bisa menjalani double job dengan lancar. Kalo dari awal management waktu lo amburadul, better not commit to this kind of thing. Nanti malah ngerugiin orang lain.
3. Pede aja sih. Wkwk~ Lo ga harus jadi Prilly Latuconsina atau Reza Rahadian untuk bisa mengajar. Just give it a shot.

Kalau udah apply tapi nggak ada dosen/kampus yang 'meminang' gimana?
Ya nasib. Wkwk~ I mean, jangan terlalu berharap juga. Tapiii mulai tahun ini Praktisi Mengajar punya tools untuk 'meminang balik'. Jadi ga cuma dosen/kampus yang bisa meminang kita, tapi kita pun bisa meminang mereka. Di dashboard praktisi, ada pilihan "Cari Mata Kuliah" yang bisa dieksplor. Di situ ada daftar detil mata kuliah, rumpun, jurusan, dosen dan kampus yang sedang mencari praktisi. Kalo tertarik, ada pilihan "Saya Tertarik", tinggal diklik aja. Setelah itu gw ga tau sih prosesnya gimana, karena belum pernah pakai cara ini. Mungkin gw akan coba semester depan kalau ga ada yang meminang. Haha~


Alrite, that’s all for today, folks! Enjoy the rest of your weekend! 

Sunday, October 23, 2022

Ngedeck

Hi, guys! How y’all doin?

It’s a beautiful Sunday. Harusnya tuh gw ngeblog kemarin Sabtu karena pas banget di rumah lagi ngga ngapa-ngapain, tapi kemarin gw mendedikasikan satu hari penuh untuk membuat deck ini.

Yes, masih berhubungan sama debut jadi mentor, gw nyiapin deck just in case mentee gw posisinya ga di Jakarta sehingga harus ketemu online, biar mentoring-nya lebih efektif dan terarah, lebih baik gw bikin deck.

Gila gw udah lama ga merasakan betapa menyenangkannya sensasi bikin deck. Kayaknya kalo lagi kerja tuh bikin deck pressure banget, I never like it. Tapi kalo bikin deck yang semua isinya udah ada di kepala dan pake personal touch tuh, beuhhh, luv banget. Gw yakin siapapun yang baca pasti bisa merasakan how I put my heart di deck itu. 

Btw gw juga pernah bikin deck serupa 7 tahun lalu ketika menjadi awardee beasiswa Purpose. Intinya sih deck-nya introducing yourself buat di-present pas karantina. Udah bikin sepenuh hati juga, but alas, kayaknya gw dinilai kurang oke, kurang famous, atau kurang cantik, akhirnya ga kepilih buat presentasi. Seinget gw yang kepilih tuh orang2 yang emang eksis—the most social guys, lalu pejabat2 angkatan, sama ada satu cewek cantik yang jadi idola cowok2~

Oh well. Ngga apa-apa. Mereka yang rugi, nggak bisa getting to know me better.

Anyway yang mau cek deck gw kala itu, klik di sini. Keren lho, at least dibuat oleh gw 7 tahun yang lalu, untuk ukuran zaman itu udah keren. Wkwkwk~~

Ternyata gw sudah paham konsep deck yang “bercerita” sejak lama. Kalo kalian cek 2 deck gw itu, pasti terasa ya signature/style yang gw terapkan. Gw suka banget konsep ngedeck seperti ini, enak ngikutinnya, kayak didongengin.

Anyway, ngapain yah today? Matgay. Mau namatin drakor Big Mouth kok ya males, drakor udah berapa episode ga ada tension-nya gitu. Mana lama banget pula sejam lebih per episode. Gini kok orang pada nyamain sama Vagabond yang jelas2 episode 1 hook-nya strong banget~

Hmmm… Apa gw lanjutin She Hulk ya? Berenti nonton karena liat review jelek di Twitter~ wkwk~

Anyho, udah ah, lagi males berkata2, ga dapet inspo juga nulis apaan. 

Last but not least perdaftaran buat 1-on-1mentoring sama gw masih di buka, sila daftar maksimal 30 Oktober. Klik di sini: https://usedeall.com/dcmf

Adios!
 

Sunday, September 25, 2022

Milestone

 Hi, guys! How yall doin?

Today, I want to celebrate a milestone. :D

12 years of career [minus 1,5 years absence due to postgrad—and a few frustrating months of inevitable unemployment], 5 companies, more than 10 bosses, multiple role switches, and finally, a milestone. :)

Kalo dipikir-pikir, lama juga ya~ Entah apa yang bikin lama. Apakah starting career-nya terlalu slow, atau kurang pinter negosiasi benefit, atau salah industri dari awal, atau lifestyle gw terlalu boros, atau emang udah nasib aja, well kayaknya yang terakhir sih, hahahaha~~

Hopefully beberapa tahun ke depan akan speed up sih. Jadi milestone kedua akan lebih cepat. Hitungan kasar gw: 3-4 tahun. 

What next? Tentu saja akan flexing dulu dong. Ganti kartu. Haha~ 

Sorry, my petty self just can’t help it. LOL

Lalu baru taking the further step. Belum tahu apa, kebayang sih di otak, tapi tapi tapi, ga berani ambil keputusan apa2 dulu sebelum konsultasi sama ahlinya. Salah satu tujuan ganti kartu itu sebetulnya. 

Lalu mau cari-cari sumber income yang lain. Gw punya usaha sampingan sih, eeket.id, jualan mask strap & charm bracelets. Tapi karena gw sibuk, jadi agak terlantar. Padahal harusnya kan gencar ya cari klien. Tapi at least gw punya klien tetap: Grace, Elia, Iip. Setiap ketemuan pasti mesen. Hehehe~~

Rencana awal eeket.id tuh sebenernya jualan scrunchie. Tapi gw ga bisa bikin sendiri—udah nyoba, but failed~ Kayak gw harus partneran sama orang yang bisa jahit gitu, atau hire orang yang bisa jahit. 

If you can sew and willing to work with me to develop a scrunchie business, hit me up! I got all the business plans ready!

Gw juga masih punya impian buka nail salon, karena gw demen kutekan. But really, don’t know where to start.. Belum ketemu partner kerja yang cihuy nih, pun gw ga punya property kalo mau bikin semacam salon gitu~

If you’re into nails and willing to work with me to develop a nail salon business, hit me up!

Wkwk~~ Pitching aja terosss~~

Yang pasti sih gw akan terus hidup irit. Belakangan ini gw mulai boros nih, apalagi sejak ngekos. Gila gara2 ga punya microwave gw jadi harus beli makanan tiap hari. Pengeluaran pun tiap hari. Padahal kalo ada microwave tinggal nyetok makanan di kulkas buat berhari2, jadi ga perlu beli tiap hari~

Lalu gara2 kantor di mall, ngekos pun di deket mall, gw bawaannya jajan mulu. Laper mata. Ada gunanya juga rumah di Bekasi yang jauh dari mana2. Menekan insting laper mata. Nyehehe~~

Thank God kosan life and this expensive Jaksel lifestyle will be over soon, yeah!!!

Anyway, kok jadi postingan ngejulidin kosan sih? lol~~

Intinya sih, I’m so proud of myself for achieving this important milestone. It might be slow, and it might come with many bad decisions and regrets, but I don’t want to be too hard on myself on this-lah. Udah bagus dikasih rezeki. Sekarang tinggal gimana memanfaatkannya aja. 

Baiklaaahhh~~

2nd milestone here I comeeee~~~

Sunday, August 22, 2021

Third (and counting?)

 Hi, guys! how y’all doin?

Quarter ini dipercaya lagi untuk menjadi pembicara presscon. 

Huff~ Padahal udah ada boss baru~ Hahaha~

Just kidding, I didn’t complain. In fact, setelah menjalani kewajiban ini 2 quarter sebelumnya, makin lama gw makin santai dan pede. Dulu persiapan bisa seminggu dua minggu sebelumnya, kemarin H-1 aja baru bikin speech~ Wkwk



Pas ngomong juga hopefully lebih lancar. Kalo ada pertanyaan, jawabannya lebih ngalir. Tapi masih agak kesulitan ngeles sih, haha~ Untuk yang satu itu masih perlu banyak latihan.

Anyway, now that I think about it, gw hampir tidak menjadi pembicara lagi kalo jadi resign kemarin. Sesuatu yang akan sangat gw sesali, karena presscon kali ini dibarengi dengan global launch sebuah drama Asia—dimana cast-nya ikut hadir. 

Pertama kali juga handling global presscon, yang ternyata lebih ribet dari offline presscon, wkwkwk~ Tapi seru sih, dapet banyak ilmu dan pengalaman baru. 

So, can’t wait for the next one!

Apakah gw akan jadi pembicara lagi atau tidak, who knows? Tapi yang pasti gw akan sangat enjoy mengerjakannya. :)

Saturday, January 30, 2021

My First Presscon!!!

Hi, guys! How y’all doin?

It’s a rather gloomy Saturday. Ujan dari pagi, ga ada matahari, udara dingin bikin mager~

Gw sendiri sedang dalam kondisi yang kurang baik, bukan sakit atau gimana, lebih karena frustasi. Semalem abis debat kusir sama bos gw—the sucks part of the job. Kerjaan gw sekarang menyenangkan overall. Gw berada di industri yang gw suka, mengerjakan apa yang gw suka, temen2 kantor baik yang lokal maupun internasional semuanya baik2, pinter2, dan keren2, company pun satu visi dan misi sama gw, company culture-nya gw sangat respect, dll. 

Yang challenging dari kerjaan gw sekarang adalah bos gw. Beliau bukan orang Indo, jadi secara culture udah beda banget sama kita2 karyawan Indo. Sebenernya beliau baik, hanya saja punya pola pikir yang berbeda sama orang2 kebanyakan—which is fine sebenernya kalo masih make sense. Sayangnya, ini ga make sense~ Hahaha~ Jadi struggle gw dan colleague2 gw kalo diskusi/debat sama dia adalah mengembalikannya ke jalan yang benar. 

Oh well, emang ga ada kerjaan yang 100% sempurna. I learn that the hard way.

Anyway let’s not talk about him any longer, yang gw mau bahas di sini adalah sebuah achievement! Woohoooo~~~

Ladies and gentlemen, I just had my first ever, my official debut, AS A PRESSCON SPEAKER BABY!!!!!!

LEVEL UP! LEVEL UP!

I mean, when it comes to presscon, I have come a long way. Diawali dengan diundang & dateng ke presscon sebagai jurnalis waktu kerja di XXXXX, kemudian involve di penyelenggaraan presscon ketika bekerja di Dian (seksi sibuk jadi EO), sekarang? Resmi jadi pembicara alias narasumber. :D

Guys… I made it~ :”)

Aaah gila banget kalo dipikir2. Gw baru 3 bulan di kantor baru ini, dan maybe gw bukan siapa2, tapi gw debut di media~ ><

Masih ga percaya sampai sekarang.. Padahal pressconnya udah 3 hari yang lalu.

Oke, jadi gimana ceritanya gw bisa sampai jadi pembicara presscon? Oke, gw ceritain dari awal.

Seharusnya itu yang jadi pembicara tentunya adalah bos gw. Namun karena beliau tidak bisa bahasa Indonesia, pun bahasa Inggris nggak lancar, jadi, after due consideration, gw sama colleague gw, si Mase, memutuskan untuk kita aja yang jadi pembicara, demi menyelamatkan image QQ di hadapan media. Wkwk~~

Gw nervous banget. Pertama karena udah lama ga presentasi. Presentasi terakhir waktu masih di Dian, dan berbahasa Inggris. Alhamdulillah presscon kemarin pake bahasa Indonesia sih, jadi lebih gampang pas nyiapin script, bahasanya lebih ngalir. 

Kedua karena tipe audiensnya baru banget: media. Gw udah biasa presentasi di depan bos, regional, temen kantor, partner, klien, vendor, agency, temen kuliah, dosen, dll. Tapi baru kali ini audiensnya media. Gw pernah ada di posisi mereka dan kadang2 media itu pertanyaannya susah dan menjebak--wajar, karena mereka mencari news value. Karena gw perwakilan brand dan company di sini, tentu ga bisa asal jawab. Untung ada PR agency yang bantuin sih. Jadi kita udah siapin pertanyaan untuk segala macem jawaban. 

Ketiga karena ini virtual, takut banyak kendala teknis. Ya laptop erorlah, internet matilah. Gw antisipasi dengan pergi ke kantor supaya at least internet stabil. 

Keempat karena… *sigh* gw grooming sendiri~ 

Dulu tuh zaman di Dian, kalo ada presscon, bos gw yang jadi pembicara persiapannya buset dah~ Ibarat mau nikah. Mandi kembang tujuh rupa~ Wkwk~

Tim PR-nya Dian bener2 ngegrooming beliau sedemikian rupa. Dikasih baju yang kece dan mewakili image perusahaan, hire makeup artist & hair stylist, disiapin makan yang enak2 buat menjaga mood, teks buat dibaca udah dikasih at least seminggu sebelumnya buat latihan, rehearsal minimal 3 kali mulai dari di kantor sampai on the spot, daftar do’s and don’ts seabrek, dll.

Ribet deh. Well, semua itu wajib dilakukan karena Dian banyak musuhnya. Jadi mesti hati2 banget, jangan sampai ada sedikitpun kesalahan. Seriously, salah ngomong dikit aja bisa jadi blunder~ Jadi ya gitu deh.

Gw kemaren? Yaolo seadanya banget. Baju sederhana, makeup sendiri, catok rambut sendiri, karena terlalu nervous jadi ga napsu makan, teks bikin sendiri, rehearsal h-1~ wkwkwkwk~~

Terus gimana pressconnya? 

Alhamdulillah lancar. Media yang dateng ga banyak sih, huhu~ Tapi ya secara umum acara lancarlah. Gw udah latihan untuk present part gw yang lumayan menyenangkan: konten. Memperkenalkan QQ punya konten apa aja, kenapa harus ditonton, ada siapa aja artisnya, dan trivia2 lain yang merupakan keahlian gw~ Hehehe~ It was fun!

Sesi tanya jawab ga banyak, gw cuma jawab 2 pertanyaan (salah satunya dari Nanien yang sumpah nahan ketawa banget jawabnya~ wkwk). Kebanyakan pertanyaan dijawab sama si Mase. Maacih Maseee!! Yudabest!

Anyway, ternyata gampang ya presscon. Wkwkwk~ Karena virtual kali ya? Mungkin tension-nya beda kalo offline. Well, suatu hari nanti mungkin kejadian kalo coronces udah gone. Mudah2an kala itu gw lebih siap dan punya PR agency yang lebih resourceful, jadi bisa bantuin grooming.

Becoz I would love to do it again! :D

Anyway, sedikit kenang-kenangan dari presscon kemarin. Muka gw tegang banget, maaf ya, newbie nih. :D

maaf ya mesti sensor sana sini

Special shoutout buat Nanien! Thank you udah jadi seksi dokumentasi dadakan~ HAHA~

Thank you udah dibikinin beritanya juga, menyebut namaku pula. :”)

Terharu beb, biasa nulis berita sama jadi seksi sibuk nyiapin presscon, sekarang jadi pembicara. :”)

Till the next presscon, bye! 

Thursday, December 31, 2020

You did good this year :)

Hi, guys! How y’all doin?

Okeh ternyata masih sempet ngeblog sebelum 2020 berakhir~

Di sosmed lagi rame bahas achievement atau proudest moment tahun ini. Beberapa di antaranya menginspirasi, so here I am.

Achievement yang paling gw banggakan tahun ini tentu saja topik yang 5 bulan belakangan paling sering gw bahas di blog ini—resign dari Dian. *applause* 

Ini huge matter buat gw guys, karena konteksnya dengan resign ini gw ga cuma meninggalkan kantor yang semi-toxic, tapi juga meninggalkan pekerjaan dan industri yang gw sangat ga suka.

Ya lo bayangin aja gw orang media/entertainment, basic-nya jurnalisme, specialty-nya entertainment, kecemplung di Dian disuruh jualan barang~ Kan random abis~ 

Setiap hari selama kerja di Dian gw selalu mempertanyakan kenapa gw harus melakukan pekerjaan ini? Kenapa gw harus jualan barang? Kenapa arah karier gw malah kesini? Kenapa nasib gw gini amat? Bayangkan setiap hari selama 2,5 tahun gw terus menerus mempertanyakan hal yang sama, menurut lo capek ga?

So then when I finally got to resign and on top of that getting a job back to media and entertainment, HOW DOES THAT MAKE ME FEEL?

So yeah I’m so damn proud of myself and no one can take this happiness away from me. 

Achievement kedua mungkin agak cliché tapi dengan situasi lagi di tengah pandemi patut dibanggakan: staying sane and alive. 2020 sungguh bukan tahun yang mudah untuk dilalui. Virus jahat mengintai dimana-mana dan siap menyerang kapan saja, semua orang berpotensi jadi carrier, termasuk orang terdekat kita. Berita kematian datang setiap hari, juga berita2 miring, hoax, dan ucapan2 penebar kebencian yang makin bikin stres. We are forced to stay home berbulan-bulan to the point semua orang berpotensi jadi gila. 

It’s definitely not an ideal situation to live in, so as I'm here now writing this blog in one piece, healthy, and sane, imma just be thankful. 

Achievement ketiga berhubungan sama yang pertama: masih punya pekerjaan. Again, it’s a tough situation. Businesses are going down. Millions of people were laid-off. A fast-food chain as big as Pizza Hut is forced to sell their pizza in the street in bogo deals~ 

Dari awal gw merasa isu pengangguran ini sama pentingnya dengan isu kesehatan, makanya gw pro pemerintah ketika mereka memutuskan untuk ga total lockdown—pun ketika akhirnya PSBB dilonggarkan karena alasan ekonomi harus terus jalan. Mungkin ga keliatan tapi jumlah orang yang jadi pengangguran jauh lebih banyak dari jumlah orang yang kena covid. Sebagai orang yang pernah nganggur berbulan2 gw mengerti bagaimana rasanya. It’s like a never ending nightmare. Belum lagi kalau punya tanggungan, wah… untuk bisa tetap waras saja rasanya sulit~

Jadi, kalau sekarang masih punya pekerjaan, bersyukur guys. Setidaknya, masih ada nasi di rice cooker.

Achievement keempat agak duniawi dikitlah ya, beli ipun. Xixixixi~~ Sama beliin robot pembokat buat nyokap. Mayan buat bantuin nyapu ngepel. Lantai jadi kinclong banget. Majikan puas. Next KPI beli lemari yang bisa sekaligus nyetrika baju~ LOL~

Achievement kelima adalah smoothing rambut sendiri. Of course belum se-advance gunting rambut sendiri, tapi udah lumayanlah. Menghemat up to 2 juta. Hasilnya lumayan—tentu tidak sempurna tapi okelah. Pandemi ini membawa dampak positif ke rambut gw ternyata, sekarang jadi ga sekaku dulu, gampang diatur, ga megar, cakep deh. That’s why mau panjangin lagi. 

All in all, gw mau mengucapkan selamat kepada diri gw sendiri for surviving 2020. You did good this year, I am so proud of you for achieving so many things. <3

Achievement2 yang gw sebutin di atas, mungkin ga segitu wow-nya kalo dibandingin sama orang2 yang mulai bisnis baru, atau dapet promotion di kantornya, atau lulus kuliah S3, atau menikah/punya anak. Tapi achievement2 itu berarti buat gw, setidaknya membuat 2020 terlihat tidak semenyebalkan atau seaneh itu. Hwehehehe~

So yeah, vaksin mana vaksin, I can’t wait to mark yet another history, let’s rock 2021! I have a good feeling about this, coz CHUENIWAN~ Wkwkwk

Bye, hoes~