Showing posts with label Australia. Show all posts
Showing posts with label Australia. Show all posts

Thursday, January 30, 2025

Swiss-Italia-Aussie Haul

Hi, guys! How yall doin??

Ini postingan isinya pamer bersyukur atas berkah yang berkelimpahan dari Allah SWT. 

Nyehehe~~

So, 2 anggota keluarga gw sudah kembali dari plesir awal tahun. Adek gw baru balik dari Aussie, nyokap dari Swiss dan Italia. Rumah rame lagi. Horeee~~

Sebagai manusia biasa, gw tentu saja ngiri ga bisa ikut. Tapi karena gw ga bisa ikut, I could trap them into a guilt trip if they didn’t bring me anything. Hahaha~~

Kebetulan saya ikut mendanai trip mereka ya, jadi lumayan berhak minta oleh-oleh. Xixixixi~

Oke, mari kita haul~~~

Berikut oleh-oleh buat saiia dari ibunda dan adinda tercintah:




#1

Gw kasih ini nomor satu karena yang paling GONG di antara semuanya! Fyi, gw tuh ga minta, guys. Demi Allah. Ga pernah niat beli juga karena gw kan lari jarang-jarang, cuma quarterly aja di GBK for fun. Jadi element of surprise-nya ADA BANGET ketika nyokap tau-tau keluarin dari kopernya: ON CLOUD CLOUDFLOW 4 shade Fade/Wisteria!!! Aaaaaakkkk~~~

I should’ve known though beliau akan beliin On Cloud, karena kan emang asalnya dari Swiss~ Orang Indo kalo ke Swiss pasti auto-beli.

Gw tau brand ini mahal dan lagi hype di ibukota. Literally orang-orang yang pake On Cloud yang gw tau adalah bos-bos kantor gw atau orang-orang yang bener-bener into lari. Sama sekali ga nyangka gw bakal punya On Cloud. Terima kasih ibunda, I love youuu~~

True story nyokap gw beli On Cloud karena peer pressure—temen-temennya yang traveling bareng sama dia (yang adalah bos-bos) pada beli, jadi beliau ter-pressure untuk beli juga—without knowing what this is about. Hahahaha~~

Ooh apakah ini pertanda saiia harus serius lari??? Wkwkwk~~ Markicob perdana di CFD hari minggu! 

#2

Mungkin ga terlalu keliatan di gambar tapi itu RAY BAN ERIKA CLASSIC LIGHT HAVANA BROWN GRADIENT POLARISED. Ray Ban itu hadiah/oleh-oleh yang ga pernah salah sih buat gw. It’s already part of my lifestyle. When it comes to sunnies gw cuma pake 2 brand: Ray Ban & Oakley. Kebetulan belum punya yang Erika series, jadi seneng banget pas dibeliin nyokap di Italia. Welcome onboard, Erika!

#3

Also welcoming OAKLEY FROGSKIN PRIZM VIOLET to my collection! My first Oakley and my first Frogskins! Tidak seperti Ray Ban yang kalo beli baru pasti cari model yang berbeda, khusus Oakley, gw cuma mau series Frogskins. Tinggal dibedain warnanya aja. I love the youthfulness and playfulness of Frogskins! Makes you look 10x younger! Target gw punya minimal 5 Frogksins dengan warna yang berbeda-beda. Mari bekerja keras untuk bisa achieve target tersebut!

#4

Ini kaos cenderamata turis biasa dengan logo pariwisata kota Zermatt, gunung Matterhorn yang adalah logo cokelat Toblerone. Fun fact dulu gunung Matterhorn dipake jadi logo Toblerone supaya bisa mempromosikan kota Zermatt lewat medium cokelat yang brand-nya mendunia. Turis yang melihat gunung Matterhorn di kemasan Toblerone diharapkan datang ke Swiss untuk berkunjung langsung ke Zermatt, dimana Toblerone berasal. 

Tapi sekarang Toblerone udah ga boleh pake logo gunung Matterhorn karena ga cuma bikin cokelat di Swiss lagi, tapi juga di negara-negara lain termasuk China. So the government baper and be lyke ‘since you guys are not [only] made in Switzerland now, kami larang Toblerone mempromosikan kota kami lagi!’ Ok…

#5

Let’s move to the down under! Told you here ada 1 item dari Gorman yang selalu gw bela-belain beli walaupun mahal. Welcoming my 3rd Gorman: THE NEON SCRIBBLE RAINCOAT! Terakhir beli Gorman tahun 2020, raincoat-nya cuma ada 2 ukuran: S/M dan M/L. Ternyata sekarang sizing raincoat ada banyak, skala 6-18. Sempet bingung pilih yang mana, bismillah pilih size 12, Alhamdulillah muat. Can’t wait to try, mumpung masih musim hujan nii~~

#6

Another oleh-oleh yang tidak pernah salah buat gw: jaket Adidas. Welcome ADIDAS FLOWER FIREBIRD TRACK JACKET. Cakep banget warnanyaaa~~ It’s retro but in a modern art! Udah kebayang pake ini sama Oakley Frogskins. Uww cucooookkk~~

Kekurangannya adalah ga ada hoodie-nya. Jadi ga bisa dipake naik ojek. Wkwk~

#7

Another Gorman added to the family: PRECIOUS GEMS TEE. Bukan punya gw sih ini, punya ade gw. Tapi karena belinya gesek cc gw, semua barang yang dibeli syaratnya harus bisa gw pake juga, jadi dia beli size gw. Huehehehe~ Win win solution. Gems tee ini bahannya enak, relaxed, adem, menyerap keringat. Desainnya adalah kolaborasi dengan seniman Korea, Ga-Ae. Cek IG-nya di sini.

#8

OMG.. My Melbourne life is coming back to me! This is NATURE’S WAY ADULT PROBIOTIC VITA GUMMIES—vitamin yang rutin gw minum pas di Melbourne. Gw pernah review di sini. Kemasannya udah berubah dari 6 tahun yang lalu. Tapi rasanya tetap sama. Enyakkk~~

#9

Another supplement to survive post-grad. HEALTHY CARE FISH OIL 1000 MG OMEGA-3 isi 400. Waktu baru sampai Melbourne, badan langsung drop karena penyesuaian cuaca, lingkungan, gaya hidup baru. Butuh suplemen. Namun karena belum bisa menavigasi finansial secara optimal, gw cari suplemen paling murah aja di Chemist Warehouse. Dapetlah ini. Wkwk~~ AUD 20-an udah dapet 400 biji…

#10

Belum ke Australia kalo belum beli manuka honey. Ini BARNES NATURALS AUSTRALIAN MANUKA ACTIVE HONEY MGO 100+. Barnes ini salah satu brand yang kualitasnya bagus. Paling sering dijastipin warga Indo juga. Barnes & Manuka Health New Zealand. Rasanya ga usah ditanya, enak dan gurih. Dicemilin pun enak. Gw pilih yang MGO 100+, apa itu MGO?

Methylglyoxal (MGO) is a naturally occurring compound found in raw honey. It's the main factor associated with its beneficial antibacterial and antioxidant properties. The MGO rating on a jar of manuka honey indicates its content; the higher the rating, the more methylglyoxal in that batch.

Intinya: healing power. Semakin tinggi MGO, semakin besar healing power, semakin mahal harganya. 

Ada yang MGO-nya 500, ini mah kalo sakit udah ga butuh dokter/obat. Minum satu sendok makan manuka juga langsung sembuh!

#11

Ehehehe~~ Gw post ini di IG reaksi warga beragam.

“WOW!”
“Nice!”
“You like??”
“Terasi bund..”
“WTF?”
“Eeeww..”

Bahahahahahahaha~~~

Dari dulu VEGEMITE memang kontroversial. Ada yang demen, ada yang benci. Gw mah suka-suka aja. Enak buat dioles di toast/di-dip biskuit asin. Buat yang belum pernah nyoba, vegemite itu rasanya kayak soya sauce tapi teksturnya kayak peanut butter. Ada twist pedes/pahitnya juga kadang-kadang. 

Sebenernya enak-enak aja sih… I don’t get the hatred… Wkwkwk~

#12

Naini juga Melbourne’s fave. KETTLE'S NATURAL CHILLI. Pernah review juga di sini. Endul marendul, padahal ini vegan lho. Cobain deh. Mayan mahal buat sebuah snack. AUD 6 sekarang harganya. Beli kalo Coles/Woolsworth diskon aja.

Ini sebenernya adek gw beli 3, cuma 1 udah abis. So cute dia bela-belain beli 3 walaupun menuh-menuhin koper. Adegan dibolongin dikit dulu supaya udara bisa keluar dan ga makan space di koper. Laff yu adekkk~~

#13

Salah satu dari puluhan cokelat yang dibawa pulang, campuran dari Swiss, Italia, Australia. Ga akan gw review satu-satu, males. Wkwk~~ Gw review satu aja,ini namanya CHOC OVO MINI. Dari bungkusnya langsung tau dong ini grupnya susu cokelat legendaris Ovomaltine, langsung kerasa juga dong rasanya yang iconic itu di lidah. 

Versi Choc Ovo ini sebenernya bar panjang gitu, nah ini versi mininya. Kata w mah daripada beliin warga Lindt/Cadbury/Tony’s/Hershey, mending ini deh. Auto-happy makannya. Seenak itu. 

#14

Jadi adek gw berkesempatan mengunjungi Jellurgal Aboriginal Cultural Centre di Gold Coast, Queensland dan di sana ada toko souvenir bertemakan karya-karya suku Aborigin. Dibelikanlah gw dompet ungu itu, namanya TINY COSMETIC BAG VELVET. The design is owned by artist Andrea Adamson. The bag has hand embroidered Kashida—a Kashmiri embroidery on leather technique. Beautiful!

#15

Last but not least, pernah cerita di sini bahwa gw sudah memasuki usia percaya kekuatan batu alam overpriced bisa membuat hidup jadi lebih baik. Wkwk~~

Adek gw mengetahui fakta ini sehingga dia membelikan gw gelang BIRTHSTONE MAY UNAKITE. Ya okelah warna hijau gw belom punya. Cuma ukurannya kegedean, harus dibawa ke Shambhala buat di-resize. Pankapan deh kalo ke PIM.


Okay sekian review haul oleh-oleh 3 negara. Banyak yang ga in picture, salah satunya parfum Sohum yang gw suka banget. Ini gw bakal bikin satu postingan sendiri nanti.

Laters~

Sunday, January 19, 2025

Confessions of a Shopaholic

Hi, guys! How yall doin??

Terinspirasi bikin postingan ini karena gw abis live shopping sama ade gw yang lagi di Australia.

Let me begin with a statement: I FUCKING LOVE SHOPPING… ABROAD! Wkwk

Ancurrr gw kalo shopping bisa ga inget waktu, ga inget limit credit card, ga inget saldo ATM…

Tapiii ini hanya berlaku untuk shopping di LN ya. Shopping in Indo doesn’t give me pleasure as much.

Anyway, actually gw udah hobi shopping sejak SD. Dulu sih motivasi shoppingnya cetek, pengen beli mainan sebanyak-banyaknya karena gw selalu diajak nyokap ke Kids Station/Toys R Us. Back in the days 2 store mainan itu gede banget di Jakarta. Gw inget Kids Station pernah satu gedung sendiri di Pondok Indah, 2 lantai penuh mainan semua. Kalo gw dapet ranking bagus, hadiahnya adalah belanja mainan sepuasnya di sana. Wah, itu surga banget deh buat gw pas zaman SD.

As time went by, hobi belanja mainan berubah menjadi belanja baju, sepatu, tas, aksesoris, dll. Leave me at a department store, I can spend all day there unbothered. 

Waktu remaja, gw berkenalan dengan konsep factory outlet (FO)—dulu sempet ngetren di Bogor dan Bandung—baju-baju branded reject nan murah dan banyakkk. Sering bela-belain ke 2 kota itu cuma buat FO hopping.

I love the giant space full of brands with unlimited stocks of items. I love hopping from one store to another. I love hunting discounts, best deals, bogo, clearance, last chance to buy, and many other sales jargons. I love searching through the box/pool full of items to find hidden gems. I love the smell of new collections. I love the sensation of finding the one, trying it on, and tapping my credit card to make it officially mine. I love the free shopping bags. I love EVERYTHING!

Kemudian berkesempatan untuk ke LN sendirian (tnapa ortu) dan ketika berkelana mencoba shopping—lebih kalap lagi karena ga ada yang ngawasin. Wkwk~ I mean, kalo shopping di Indo masih ada pawangnya which is nyokap, jadi masih suka dilarang-larang. But when I’m abroad, I have full control of my money! Muahahahaha~~

Adegan selanjutnya adalah mengeksplorasi FO di luar negeri. Mampus!!! Wkwkwk~~

Fast forward waktu tinggal di Melbourne, Australia. Sebagai mahasiswa sponsor, sungguh pengendalian diri untuk tidak belanja itu sebuah tantangan luar biasa berat buat saya. Apalagi DFO (direct factory outlet) sangat terjangkau dari rumah gw saat itu. Wkwkwk~~

Tapi gw berhasil melaluinya. Nggak gampang tergoda dengan FO-FO laknat yang tulisan SALE-nya bahkan lebih gede dari brand-nya. Kenapa? Simply karena saat itu gw miskin sih. Heuheuheu~~

Simply kalo milih belanja, berarti ga makan. Kasian ya? Gitu deh, guys.

Tapi gw kompromi sama diri gw sendiri. Biar masih bisa shopping tipis-tipis, nggak nelangsa-nelangsa amat hidup gw. Shopping gw jadiin self-reward if I did good in school. Dulu gw punya aturan kalo dapet nilai H1 (first class honours, skor 80-100) atau H2A (second class honours-division A, skor 75-79) gw akan menghadiahkan diri gw sendiri sepatu. Hahaha~~ Mayanlah jadi ada motivasi buat work hard juga. 

Also, birthday. Gw ga pelit sama diri sendiri juga kalo lagi ulang tahun. Pernah gw ceritain di sini gimana gw merayakan ulang tahun di Melbourne. 50%-nya adalah dengan belanja. Hehe~~

Untungnya gw cukup pintar mengatur finansial. Gw rajin menabung. Ada bagian tabungan yang gw sisakan untuk dibelanjakan till my heart content sesaat sebelum pulang ke Indonesia. Supaya barang-barangnya bisa gw kargoin langsung ke Indo. 

Kemudian hari itu datang, suatu hari di November 2017, ketika assignment terakhir sebagai mahasiswa S2 di-submit, gw officially selesai study dan tiba waktunya untuk… B.E.L.A.N.J.A! Menghabiskan sisa-sisa AUD sebelum back for good ke Indonesia.

It was one of the best days of my life. I woke up in the morning thinking how much the universe loved me. I felt really great and went on a major shopping spree~~ <3 <3 <3

I think I spent almost AUD 2K that day which is a LOT of money untuk seorang mahasiswa sponsor. Heuheuheu~~ 

Fast forward Maret 2023 dan April 2024, perasaan yang sama gw rasakan pas ke Lantau di Hong Kong dan Roermond di Belanda. God bless Citygate Outlets dan Roermond Designer Outlet respectively. Walaupun setelah dikonversi ke rupiah harganya tetep mahal, but still… pengalaman belanjanya puas banget kak! 

Buat gw, shopping itu wajib masuk itinerary traveling di LN. FO visit is a must!

Anyway, karena abis live shopping sama ade gw yang lagi di Brisbane, gw jadi nostalgia brand-brand fashion di Australia yang gw suka banget dan pasti bawa tentengan kalo abis dari store-nya. 


Brand swimwear lokal yang quality-nya bagus banget. Sayang karena postur tubuh gw nggak kayak Pamela Anderson, ga semua koleksinya bisa gw pake. Wkwk~ Tapi tetep suka window shopping dan scrolling website-nya. Gw punya sih 1 bikini dari Seafolly—masih cukup ga tuh ya? Duh berat badan naik lagi. Wkwk~





Tiga brand itu satu grup under Cotton On Group. Biasanya tokonya sebelah-sebelahan kalo di mall. Koleksi baju-baju cewek yang gemes-gemes, warna warni, dan murah-murah. Basic tees-nya bikin kalap. Sekali beli ga mungkin cuma 1. Quality not bad. Gw punya jeans dari 2018 sampai sekarang masih bagus. 



Baju-baju semi formal dan formal. Baju kantor dan pesta. Tapi kadang-kadang satu baju bisa merangkap buat both ke kantor dan pesta. Misalnya shirt ditambahin aksen bling bling elegan with silver or gold gitu. Lumayan pricey sih, gw ga punya koleksi Decjuba tbh. Dulu punya jaket kulit, tapi karena pandemi ga pernah dipake jadi aus—udah dibuang. Tapi gw masih inget pengalaman main ke store-nya. Rapi, elegan, dan color coordinated. Bikin betah!



Satu grup juga sama Supre & Dotti. Brand baju tidur yang overprice mampus, tapi gw sukaaa~~ Satu set piyama bisa 1,5 juta. Tapi memang sebagus dan senyaman itu, guys. Jadi menurut gw sih worth it ya. Tapi sampai sekarang gw masih belum punya koleksinya satupun. Hehe~ Nanti deh ya. True story gw pernah suka banget piyama set satin warna navy blue-nya Peter Alexander, tapi karena waktu itu ga bisa afford, akhirnya sampai Indo gw beli model dan warna yang sama di Shopee. Lalu menyugesti diri sendiri ketika pakai, itu adalah Peter Alexander bukan Shopee. Wkwk~ Sad.



Sebenernya mirip-mirip Supre cs, tapi desain-desainnya lebih… Asia. Wkwk~ Like it’s literally baju-baju ITC di Indonesia made in either China or Thailand. Hahaha~ USP dia sebenernya atasan-atasan bermotif yang desainnya cewek banget, tapi top buy gw di sana basic tees sih. Satu warna merah, satu silver. 22nya udah ga ada tapi. Hilang dan disumbangkan. Hix.



Ini ga ada di FO sih, adanya di mall. Tapi ini juga store yang gw kalo masuk keluarnya bisa lamaaa banget. Glue konsepnya banyak brand di dalamnya. Ada Adidas, The North Face, Stussy, Vans, dll. Brand-brand anak muda. Not necessarily sport brand sih, lifestyle juga banyak. I love it.



Brand fashion super artsy yang selling point-nya adalah print warna warni hasil kolaborasi dengan seniman-seniman lokal, termasuk seniman Aborigin. Gorman is my personal favorite secara konsep. Baju-bajunya sih jarang ada yang bisa gw pake, suka lebay desainnya. Rata-rata mahal pula AUD100++, wajar karena selain kualitas kainnya bagus, kolaborasi dengan senimannya itu yang bikin mahal. Di Australia art dan artist itu dihargai dan diapresiasi dengan sangat tinggi. Ada satu baju Gorman yang gw bela-belain beli walaupun mahal: raincoat. Kepake banget di Indonesia!





Dua brand ini edgy karena USP-nya adalah vintage dan street style. Bedanya Dangerfield buat unisex & lebih tomboy, Princess Highway buat cewek only dan so girly. Jarang ada di mall, biasanya di arcade atau di toko-toko pinggir jalan. Dua brand itu satu grup, ciri khasnya desainnya unik dan nyeleneh. Entah motifnya, cuttingan-nya, warnanya, bahannya.. Ga ada desain yang basic. Kalo di Jakarta, brand ini dipakenya sama anak-anak skena. Wkwk~ Quality-nya ok dan secara harga ga terlalu mahal karena segmennya anak muda. Masuk ke tokonya juga memberikan experience yang beda. Vibe retro-nya berasa, dari wanginya, kurasi barang-barangnya, warna cat tokonya. Seru deh. Cobain ke sana sekali-sekali, guys.

Okay I guess segitu dulu aja. Kalo ada yang inget lagi gw tambahin. Inti postingan ini sih cuma mau kasih tau kalo gw suka banget shopping di LN. Kalo elo traveling ke LN sama gw someday, mind you gw akan pake 1 hari full buat shopping. You can say no though, ga harus ikut, misah aja gapapa. Just a heads up!

Byeee~~~

Sunday, January 12, 2025

Me Wassup #103 – Back in the game!

Hi, guys! How yall doin??

Minggu ini cukup melelahkan. Hari Senin jetlag mampus abis liburan, buka laptop bingung harus ngapain, semua kerjaan udah terlupakan. But no time to waste karena harus menyiapkan event besar di hari Jumat. 

Alhamdulillah event berlangsung lancar walaupun ada hiccup tipis-tipis. Ada adegan menyebalkan being disrespected by salah seorang "stylist" Indonesia~ Dia kita hire untuk kerja di jam makan siang, karena acara kita mulai jam 2. Eh dateng-dateng, MINTA MAKAN! On top of it, meminta dengan cara yang sangat tidak sopan.

“Mba dari Errthing? Tolong ya, logikanya dimana, ini jam makan siang, kita ga dikasih makan~”

Hello? Elo udah tau kerja di jam makan siang, makan dulu kali sebelumnya~ Elo makan sekarang, KAPAN KERJANYA???

FYI, makanan gw ready jam 2, ketika acara dimulai, dimana kita memang udah menyiapkan makanan untuk mereka juga. 

But being a very nice person, I tried to be composed, not letting myself be overcome with emotions, so imma just like ‘oke, berapa orang?’ dan kasih dia menu untuk milih. Alhasil, acara gw ngaret karena nungguin dia makan. Dia baru bisa kerja setelah makan~

Heran gw. When it comes to urusan perut, people can be animals. Anugerah terbesar Yang Maha Kuasa untuk manusia: otak dan akhlak, ga ada yang dipake!

Gw tandain ya lo mbak stylist ibukota berinisial I.U. Gw tandain!!! Next time ga ada gw hire lo lagi! Ciiihhh~~ Najisss~~ Kayak orang susah minta-minta makan~

Ah jadi misuh-misuh kan!

So everyone, kemarin gw nimbang setelah entah kapan terakhir nimbang dan BB gw di angka 49kg.

Anchurrr~~

Seberat-beratnya gw ga pernah di atas 48kg selama ini. LOL~

But the thing is.. Gw ga tau kenaikan BB ini baik/buruk. I mean, selama ini gw selalu dibilang underweight sama dokter. Tapi isunya di kurang massa otot. Hence, gw jadi rajin olahraga belakangan ini. 

Apakah kenaikan BB ini adalah massa otot ya? Wah itu harus medical check up dong~ Mehong dong (walaupun di-reimburse kantor sih..)~

On the other hand, gw merasa perut gw semakin buncit juga. Kayak sekarang kalo pake crop top tuh insecure karena perutnya ga serata dulu. Tapi ini bisa jadi bukan karena makan, tapi karena kebiasaan duduk yang salah~

Ini kan yang lagi gw coba perbaiki dengan olahraga juga. Tapi yang bisa memperbaiki adalah reformer pilates dan itu mahal~ LOL

Sungguh benar apa yang dibilang mamanya Sakala. Rich people are healthy people. Karena sehat itu mahal.

Speaking of sehat dan olahraga, gw impulsif ikut kelas Zumba di Freya Studio Jatibening hari ini. Shoutout to Freya, 2025 harganya ga naik, tetep di 35K ajah per kelas. Cewek2 Jaksel can’t relate~ Haha

Zumba seru guys! Keringetannya mantep. Bisa menyalurkan kebinalan juga dengan gerakan2 yang 'anonoh' untung cewek semua tuh isinya. Wkwk~

Cukup intense, 1 jam ga berenti gerak. Jeda antara satu lagu dan lain paling cuma 10-15 detik. Lalu mulai hajar lagi. Gw keabisan napas di 30 menit pertama. Slowing down, gerak sekenanya aja. Lalu menepi buat napas dan minum--which is cuma gw doang yang begini. Peserta yang lain hajar aja lanjut goyang. Mana masih bisa teriak-teriak lagi. Gokil staminanya!

Kekurangannya.. berisik sih, karena sifatnya komunal, orang2 yang ikutan kayaknya orang2 lama, udah pada saling kenal, jadi pada ngobrol heboh. Dari sebelum kelas udah pada ngumpul, bercengkrama, ketawa-ketawa. Lumayan lama tuh, bikin kelasnya ngaret 10 menit. Abis kelas pun masih adegan ngumpul lagi, lalu foto-foto, bikin konten. 

Beda banget sama yoga yang everyone on their own. Dateng, gelar matras, yoga, gulung matras, pulang. Haha~

Gw mayan individualis hari ini. Dateng, Zumba, pulang. Bukannya ga mau bergaul, mau-mau aja sebenernya. They all seem nice, ibu-ibu dan mbak-mbak warlok lokal itu (Seperti akuhh :*). Cuma tadi tuh udah langsung ngegeng gitu. Kan aneh kalo gw si anak baru ini tiba2 nimbrung~ Wkwk

Well, gw jadiin resolusi aja deh, buat lebih ‘social’ tahun ini. Lebih open myself up. Dimulai dengan… membuka gembok Instagram. Wkwk~

Sebuah keputusan yang nekat/berani, karena terakhir Instagram gw public itu zaman di Melbourne, berarti 8 tahun lalu. Balik ke Indo, my introvert side kicked in, jadi gw private, bcoz I don’t want certain people—people I don’t really know/like, see me privately karena gw literally ngepost all kinds of stuff—sampai the unnecessary ones. So, better di-private.

Tapi sekarang, ada kebutuhan untuk dibuka. So yeah. Silakan follow IG gw sebelum berubah pikiran. Hahaha~

Last but not least… ade gw lagi di Aussie!!!




Dia mendapatkan privilege yang sama seperti gw 8 tahun lalu: beasiswa—sort of, short course 2 minggu doang. Well, gapapalah lumayan keluar negeri dibayarin, dapet ilmu lagi!

Gimana dia bisa mendapatkan beasiswa ini solely karena G.U.E. Gw yang ngasih tau ada openingnya (karena disebar di mailing list alumni) dan membantu dia nyiapin all the documents, essays, interview preps, etc. Long story short, diterima. Yeay!

Sebagai balas budi, gw jastipin bejibun. Wkwkwk~

Well, prinsipnya kalo ke luar negeri itu HARUS balik modal ya. Jadi tolong ya, jastip itu penting! Wkwkwk~

Anyway, melihat ade gw penuh excitement di negeri kangguru, seperti melihat diri gw dulu. The idea of being sponsored to leave Indonesia for a while to study is A.M.A.Z.I.N.G! SUUUPPPEEERRRRR kalo kata Franky (owh masuk lagi tuh One Piece~ wk~).

Kayak… sangat-sangat membahagiakan! One of the best feelings I’ve ever felt and I’m genuinely sorry to people who never experienced that. 

Hard work. That’s all it takes.

It always paid off. <3

Ah jadi kangen Aussie. Selalu menyenangkan Aussie itu. Salah satu negara yang positive vibes banget. The environment is vibrant and friendly. Multikultural, everyone is accepted and recognized. Orang-orangnya chill dan baik hati. Ga ada satupun orang Aussie yang gw kenal red flag. Alamnya ga kalah sama Europe/Amrik—even better at some parts. 

Pengen sih ke Aussie lagi. Visanya gampang. Dollarnya ga terlalu mahal. Flight-nya ga bikin cranky.

Sayang belum bisa berkunjung lagi dalam waktu dekat karena ga masuk ke prioritas negara yang mau dikunjungi

Until then, menikmati foto2 yang dikirimin ade gw dulu aja. Dia di Brisbane, jadi vibe-nya beda sama Melbourne. Lumayan, penyegaran.

Bonus foto kentang favoritnya:




I disagree. The best chips in Australia are Schnitz. Period.


Aite! Enjoy the rest of your weekend, folks! 
 

Saturday, August 10, 2019

Bali Trip 3-6 August 2019


-->
Hi guys, how y’all doin?

Kantor gw itu ada budget untuk team outing 2x setahun tapi cuma 750k per orang per outing. Tahun lalu, outingnya ke Pulau Tunda, yang pernah gw ceritain di sini. Sebuah pengalaman unik tapi tidak sepenuhnya menyenangkan, bahkan cenderung traumatis untuk beberapa orang.

Tahun ini, ga tau kesambet apa, bos gw memutuskan untuk team outing ke Bali. At first I was like, duit darimana? Ternyata diakali dengan menggabungkan jatah team outing 2x dan biweekly lunch/dinner setahun (yang bisa dipakai karena kita ga pernah melakukannya lagi saking semua sibuknya). Setelah dihitung2, untuk semua luxury ini, jatah tahunan karyawan adalah Rp 3,5 juta. Cukup untuk tiket pesawat budget PP Jakarta-Bali, hotel 4 hari 3 malam, dan kegiatan team building.   

Sayangnya, budget tersebut tidak meng-cover makan, belanja, dan transportasi. Jadi gw ga sepenuhnya bahagia saat outing. Makan masih harus mikir, mana semuanya mahal2 di Bali~ Terus ga ada uang jajan in any way yang bisa dipake buat belanja~ Miris kalo bandingin sama outing kantornya nyokap gw yang mostly ke luar negeri dan setiap karyawan dikasih uang jajan tambahan buat belanja~ Transport juga exclude, kita patungan tambahan buat bayar elf untuk mengunjungi tempat2 tujuan bersama. Tapi tujuan masing2 biayanya tetap ditanggung sendiri~

Kasarnya gw abis around 1,5 juta dari kantong gw sendiri untuk makan, belanja, dan transportasi.

Kemudian mencoba membuat excuse, yaudahlah yang penting bisa ke Bali. Tim lain outingnya ke Bogor, marketing beruntung bisa ke Bali. Terakhir ke Bali buat kerja tahun 2012, sekarang bisa buat leisure. Terakhir ke Bali cuma ke Bali Timur yang almost ga ada apa2nya, sekarang bisa ke tempat2 hip Seminyak, Legian, Kuta, Ubud, dan kawan2. Disyukuri ajalah, meanwhile jangan ngecek saldo ATM sampai gajian, nanti nangis~ Wkwk

Anyhow, terus gw ngapain aja di Bali? Makan, mulai dari restoran fancy pilihan bos dan teman2 yang lebih senior soal Bali aka suckers, sampai warteg pinggir jalan yang katanya enak. Makan bebong setelah diconvert di Cina, akhirnya woles aja. Jajan di kafe2 lucu macem Nook dan Parachute, untuk menutupi modus lain yaitu foto2 buat IG.

Selain makan, tentu saja agenda lain yang tidak boleh dilewatkan adalah belanja. Excuse untuk bisa beli kacamata baru, karena salah satu Quay Australia kesayangan rusak~ Hix~ Ga tau kenapa gagangnya bengkok gitu~ Akhirnya dapet 2 kacamata 200ribuan (tapi nggak keliatan kayak 200ribuan) lumayan cantik dan stylish di butik yang cantik juga bernama Bamboo Blonde. Setelah googling, ternyata merek Australia yang Bali based~ Wkwk ga jauh2 mainannya~

Anyway gw menemukan Le Specs aka brand sunnies favorit selama di Aussie lho! tapi masya auloh harganya di-mark up mahal banget. Satu produk yang di Aussie harganya mungkin ga lebih dari $60, kemarin dijual up to 900ribu di Bali~ Sinting~ Untung gw udah dapet dari Bamboo Blonde~ Otherwise gw bakal beli tuh Le Specs, secinta itu soalnya sama brand-nya~

Terus belanja apalagi ya? Hmmm… Udah sih, paling cari oleh2 buat orang rumah di Krisna. Menggila beli essential oils, langsung 3~ Hihihi~ Mumpung murah, di Jakarta ga dapet yang murah gitu~

Gw pergi clubbing juga sekali ke Mexicola. Tempatnya asyik ya, vibe-nya santai dan welcoming. Musiknya juara! Walaupun cuma 2 jam di sana, tapi KPI clubbing achieve semua: minum, joget, mingle, mabok. LOL~ Mau ah kesana lagi, selama masuknya gratis kita mah masuk2 aja ye kaaan~~

Anyhow kesan2 gw akan perjalanan kedua kali ke Bali ini, regardless banyak nombok pake duit sendiri dan jadwal outing yang kurang fleksibel in some parts, Bali… okelah~ Weather-nya lagi perfect, thanks to Aussie’s winter yang bawa angin dingin ke Bali. Empat hari di sana gw ga merasakan kepanasan yang signifikan, semuanya adem ayem, enak buat jalan2. Thanks juga Bali karena selama gw di sana nggak hujan~

Environment-nya oke sih, seneng liat banyak kafe2 dan toko2 lucu yang bisa buat foto, walaupun penataannya masih berantakan kayak Kemang~ Jalanan sempit gitu ditumpekblek segala macem bisnis, penuh orang2, dan kendaraan. Kurang paham kenapa bule suka banget ke Bali kalo alasannya buat jalan2, karena tempat2 kayak Seminyak atau Legian itu ga enjoyable buat jalan2 menurut gw~

Oh well nevermind, gw tau alasan sebenarnya bule ke Bali sih, so I’ll shut up. Hehehe~

Thanks to Bali juga yang membuat gw merasakan sedikit hint Australian summer. Bule Aussie berkeliaran dengan baju minimalis speaking in Aussie accent, jalanan2 di Seminyak, Ubud, dkk remind me a lot to Chapel Street (sama persis!!), brand2 yang biasanya gw lihat di Aussie juga ada di Bali, so I’m unofficially in Aussie. Ah bikin kangen Melbourne, kangen rumah. :’)

Udah ah segitu aja review-nya. Good to be back blogging! Bye!