I just got back from a short weekend getaway in Singapore. Cuma 3 hari, dari Jumat ke Minggu. Tujuan utama nonton The Lion King, selebihnya buang2 duit aja mencari secercah kebahagiaan bersama nyokap dan Cuprit.
Singapore for me is always a pleasure to visit. People say it’s boring, mainstream, expensive, etc, I don’t know, for me Sg always wins my heart since 2009. Gw murah banget kalo diajak ke Sg. Sg selalu menjamin gw seneng dengan segala gimmick dan event-nya. Boys, take note, I’m always happy to go to Sg. Wkwk~
Anyway, kunjungan gw kemarin adalah kunjungan pertama sejak 2 tahun terakhir. Terakhir gw ke sana 2016, sesaat sebelum berangkat ke Melbourne.
Kayaknya gw hampir ga pernah absen berkunjung sejak 2009. Tahun 2010 ke sana untuk nyobain USS for the 1st time. Tahun 2011 kesana untuk nonton Harry Potter. Tahun 2012 ke sana kembali untuk mengejar Harry Potter, exhibition-nya di Marina Bay Sands sama Apri. Tahun 2013 berangkat, tadinya mau liputan konser Kpop, tapi acaranya batal~ Wkwkwk~ Still had fun traveling alone though (karena Bone kerja). Tahun 2014 ke sana untuk konser YG Family sama Pika n Putri. Paling awesome sih ini, karena pure fun with great companies. Paling susah move on pas traveling yang ini.
Tahun 2015 absen lagi karena too many things going on in my life. Suffered from mild depression, resigned from XXXXX, pindah kantor ke WKWKWK, found out about LPDP, decided to go for it, took one-month unpaid leave, got into a whole stressful selection process, made it, started preparing for departure and everything else. Sebuah tahun yang sangat rollercoaster-y buat gw. Gw bahkan ga bisa memikirkan hal lain selain how to set things right for mental and spiritual well-being.
Heuheuheu~ Maap jadi curhat~
Tahun 2016 alhamudulillah bisa ke Sg lagi. Kali ini sama Ira buat nonton Les Miserables. Gw pernah ceritain di sini. Tahun 2017, gw di Melbourne sepanjang tahun, so no Sg that year. Tahun 2018, I’m finally back!
Kunjungan ke Sg kemarin sedikit banyak membuat gw bernostalgia. Mulai flashback ke kunjungan2 gw sebelumnya. Gw pernah ke Sg beberapa kali waktu kecil, tapi yang bener2 meaningful adalah kunjungan2 dimana gw kesana sendirian, sejak tahun 2009 itu. It speaks bravery, confidence, carefreeness, and freedom. Looking back, gw tidak menyesal berapa banyak uang yang gw keluarkan untuk mengunjungi negara kecil di Semenanjung Malaka itu, coz I enjoyed every second of it.
Sg sudah banyak berubah sejak 2009. Jalur MRT sekarang lebih panjang, beberapa jalur baru udah dibuka. Dulu blue line belum ada sekarang udah. Dulu green line cuma sampai Jurong, sekarang sampai Tuas. Sg sekarang lebih banyak mobil, mungkin karena adanya taksi online. Antrean depan mall sekarang ga cuma untuk taksi, tapi juga taksi online. Cuacanya gw merasa lebih humid dibanding tahun2 sebelumnya. Harga2 barang dan makanan sudah melonjak drastis karena Dollar-nya pun mahal banget sekarang. Dulu gw bisa cuma bawa 2 juta dari Indo untuk liburan seminggu di Sg. Kemarin gw harus bawa minimal 5 juta untuk 3 hari.
But everything else stays the same. Gw masih happy banget mendengar orang ngomong Singlish, happier when I am able to converse with them. Happy naik MRT walaupun mostly ga dapet duduk due to weekend banyak turis. Terlebih gw happy karena Sg sedikit banyak mengingatkan gw akan Melbourne. Kota yang rapi, teratur, mudah, dan penuh warna. Peraturan dibuat untuk ditegakkan. Air minum tersedia di mana saja dan gratis.
Brand-brand ternama yang menemani hari-hari gw di Melbourne, ga ada di Indonesia, ada di Sg. Kikki.K (always lookin cute, so well-curated!), 2XU, Lorna Jane (gaahh kenapa mahal beutt), Jo Malone, Forever New, Esprit, Smiggle (my luv!), Typo (soon to be in Indo!), Cotton On Body, Aesop (always smells so good!), Boost (enakan di Sg daripada Melb!), Seed (kurang lengkap tapi koleksinya), Lush (kurang lengkap juga), etc.
Gw girang banget waktu nemu Quay Australia di Takashimaya, but good Lord mereka markup harganya sampai 3 kali lipat. This very piece of spec, yang gw tau harga aslinya cuma $30ish, dijual up to $90 di Sg. No thanks. I’d rather be patient and wait until next year when I go back to Melb and buy it!
In the end I didn’t shop much, cuma belanja barang2 gimmicky yang ga ada di Indo. Irvins salted egg fish skin yang lagi viral. Popin Cookin beli di Don Don Donki yang surprisingly lokasinya di Somerset, literally next to the hotel I stayed in. Beli kaos Muji seharga $16, better daripada beli di Indo Rp 180ribu. Anting Lovisa karena mulai bosen sama yang lama—cuma dapet 1 set karena lagi ga diskon. Snack China yang dulu sering dibeliin Matahari di Melbourne-Yaokin Umaibo Puffed Corn Stick. Sereal Post Pebbles yang ga ada di Indo—kalap beli 3 dus. Lazy Mala Hotpot—nitip sama Bone few weeks ago biar dipesenin online karena suka ga ada di physical stores (cepet banget abis setelah restock).
Oh speaking of Bone, she’s doin good! Dia bilang dia gain weight karena lagi sering lembur di kantor dan jarang exercise, tapi gw ngeliatnya biasa aja. Bone is still lookin awesome like she always used to. Pengen cerita banyak sama Bone tapi karena keterbatasan waktu jadi ga bisa~ Hiks~ Padahal Bone adalah salah satu mentor spiritual gw yang terpercaya~
Dulu kalo ke Sg dan nginep di tempat Bone, kita punya kebiasaan hangout di playground setempat, terus cerita2 sampai midnight, atau sampai pagi. Kadang ditemenin alcohol atau rokok (buat Bone). Sekarang kayaknya sih udah ga bisa lagi due to reasons. But we had a good time catching up though, ngomongin soal kerjaan, our friends and family update, my year in Melbourne, love life, Tinder, working visa, sampai Kpop!! Hahaha~
Pengen deh ke Sg lagi tahun ini but I don’t think it would be possible due to work and financial situation. I gotta start saving up for Melbourne in Feb/March. So I’d just pray Bone pulang ke Indo. A two-hour karaoke session with Putri like the good ol’ days would be nice.
Udah ah. Udah kepanjangan postingannya. Thank you for reading! :)