Hi, guys! How y’all doin?
Ga terasa liburan 3,5 bulan gw berakhir. Well, belum officially berakhir sih, tapi sudah menuju berakhir. Gw sendiri sekarang kondisinya udah masuk kuliah, karena gw ambil kelas intensive yang kuliahnya 3 jam sehari, tanggal 6-23 Feb. Matakuliahnya bernama Arts and Cultural Management in Asia. Lumayan seru kelasnya walaupun dosennya agak boring kalo ngomong, thank God banyak dosen tamu yang asyik2 jadi lumayanlah lift up the mood.
Kemarin si bu dosen yang visualnya mirip Brook Soso juga bikin class trip ke Australia Centre of Moving Image (ACMI) dan National Gallery of Victoria (NGV). Begitulah kuliah gw, guys, dari satu arts centre ke arts centre yang lain~ Can’t complaint~ Wkwk
Anyway, since liburan gw sudah berakhir, mari kita recap apa saja yang sudah gw lakukan selama 3,5 bulan belakangan.
Hmmm…
Selama 3 bulan itu, gw banyak jalan-jalan pastinya. Banyak ngebolang. Bayar utang ga bisa keluar city selama kuliah/exam period, hidupnya terisolasi rumah-kampus doang~ T.T
Gw explore ke banyak bagian Melbourne dan suburb, atau Victoria in general walaupun masih area Myki. Explore setiap jalur kereta, tram dan bus. Rata2 tujuan ngebolang ditentukan dengan impromptu, karena gw ingin merasakan sensasi dadakan dan ga tau apa2 soal daerah yang akan dikunjungi, dan mau menikmati sensasi nyasar dan menebak2 arah pake Gmaps.
Alhamdulillah hobi berpetualang ini menambah 3 gelar di nama gw, MGPS, MT, dan M.Bus. Master of Global Positioning System, Master of Train dan Master of Bus. Cuma satu gelar yang belum, M.Tr, Master of Tram, karena gw masih mabok kalo naik tram~ heuheuheu~
Ngomongin jalan2 sebenernya gw banyak utang nulis cerita jalan2 yah~ Wkwk~ Daripada nungguin cerita di blog yang ga kunjung datang, mending follow IG yang lebih update. Hehehe~~
Anyway, selain jalan2, selama liburan kemarin gw juga kerja, sebenernya lebih kayak volunteer sih, but still dalam konteks kerja, ada bos, ada kerjaan. Alhamdulillah dapet kerjaan part time jadi jurnalis di salah satu majalah komunitas Indonesia.
Anyhow, kerja jadi jurnalis selalu menyenangkan, all those privilege and free stuffs, hehehe~ Lumayan juga nostalgia masa muda, bring back the good old days. <3 o:p="">3>
Lewat kerja di majalah itu gw juga dapet banyak temen baru dan koneksi, not to mention kenalan+interview orang2 penting. Juga bisa melihat Melbourne dari kacamata seorang Indonesian in Melbourne, rather than just a student in Melbourne, in other words, sudut padang gw jadi lebih luas. Jadi kenal komunitas Indonesia di Melbourne lebih dekat, siapa aja orang2nya, apa aja kegiatannya, darimana asalnya, dimana mereka tinggal, gimana mereka survive di Melbourne, gimana dinamika dan relationship antar orang, dll.
One thing about it, since we’re a very very small community, we know each other so well. I feel like I never get to know Indonesia better until I get to know these people because they literally come from any kinds of background. So it’s amazing to have them here with me.
Oke, lanjut! Selama liburan kemarin gw juga jadi tour guide! Awal Desember, Anggie Kom07 dan koleganya, Uswah, datang mengunjungi. Ga seperti Bone yang itinerary-nya semua gw yang nentuin, Anggie udah punya itinerary sendiri. In fact, kunjungan Anggie kemarin sifatnya mutual benefit buat gw, karena gw pun kecipratan rezeki.
Rezeki pertama adalah Anggie bawain sekantong penuh Indomie+Milo sachet, yang sampai sekarang masih belum abis. Makasiyyy, Anggie~ <3 span="">3>
Rezeki kedua adalah gw diajak jalan2 ke Dandenong Ranges, yang udah pernah gw ceritain di sini, bersama bos-nya Anggie, Profesor Sangkot Marzuki, yang memang berdomisili di Melbourne. Fun fact: Prof Sangkot adalah salah satu pembicara di PK gw, lho! I know some people will go crazy if I told them I spent my holiday with Prof Sangkot. HAHAHAHAHAHA~~~
Anyhow, terimakasih Anggie dan Prof Sangkot yang super baik hati. Thank you for the awesome road trip, delicious food and delightful stories. I had a great time in Dandenong Ranges. Semoga kita bisa berjumpa lagi di lain kesempatan. :)
Turis kedua yang gw temenin ga lain adalah keluarga gw, bokap, nyokap n si Cuprit. Brief-nya udah gw ceritain di sini. I had a surreal time with them. But, one thing for sure, I don’t wanna go abroad with my fam ever again. LOL~
Oke next, gw ngapain lagi yak selama liburan?
OH!!!
EMJEHHHH~~~~~
Ini yang paling integral liburan kemarin tbh! LOL~
3,5 bulan, brethren and sistren!
Coba bayangkan, apa yang terjadi, kalo lo dikasih 3,5 bulan full bersama Netflix!
1. Stranger Things
Ofkorzzz~~ Berasa hidup di zaman purba kalo belum nonton. Gw nonton Stranger Things 2 kali, eh 3 kali deng, eh 4, eh 5, eh ga tau deh berapa kali~ Yang pasti adegan ini gw ulang2 50 kali dalam sehari. Heheheheheheheh~~
Untung Eleven bukan cewe normal. Kalo dia cewe normal pas Mike bilang “pretty” pasti langsung menstruasi di tempat. Wkwkwkwk~~
HOW CUTE IS MIKE STRUGGLING WITH HIS WORDS AND FEELING AT THE SAME TIME AND THEN DECIDED TO JUST MAKE AN ACTION! THAT’S MY BOY RIGHT THERE!!! HAHAHAHAHHAHAHAHA~~~
2. Orange Is The New Black – Season 1-4
Sama logic-nya dengan Stranger Things, kalo belum nonton ibarat tinggal di zaman purba~ Cuma OITNB lebih senior aja, udah 4 season! Termotivasi dengan gimmick all-female-casts, well ada sih male cast tapi minoritas banget, cuma 10%, itu juga kurang penting karakternya. So yeah, I like how OITNB strongly promote feminism!
OITNB, what can I say about it? Awesome is definitely an understatement. Jenji Kohan, you are a GENIUS! All those characters and writing, they’re just flawless and fabulous! Emang cewek tuh kalo dijadiin tokoh kriminal pasti jauh lebih keren dari cowok ya~ Kalo cowok kan jahat basi tuh yaa jatohnya, kalo cewe mah, beuh~ Complex, fierce, mantaps!
OITNB adalah contoh drama yang main cast-nya justru paling ga penting dan ga jelas~ Like seriously, sekarng gw tanya ya sama lo kalo lo fans OITNB: apa impact-nya Piper Chapman buat hidup lo??? Apa impact karakter dia di cerita OITNB secara keseluruhan???
Piper itu ga penting banget, men! Not to mention she is so fucked up! Ga jelas banget mental state-nya~ Labil gitu lho karakternya, kadang baik kadang jahat. Pengen punya banyak temen tapi egois. Terus pinter tapi goblok. Kalo inmate lain dipenjara karena actually did something bad, dia dipenjara karena GOBLOK! Kesel banget gw sama backstory-nya~
So I don’t feel sorry for Taylor Schilling if she got overshadowed by the other casts. And Taylor Schilling got a creepy face if you ask me. Like seriously, if I got trapped in a small room with her only, I probably cry out loud becoz I’m afraid of her face!
Gw kalo ngomongin OITNB sekarang ga ada habisnya deh, bisa berjam-jam. Jadi mending to-the-point aja!
Favorite character:
TIFFANY MOTHERFUCKING PENNSATUCKY DOGGETT |
What can I say about her? She’s like a comedy version of Bellatrix Lestrange. That madness…… It is another level! Taryn Manning you are my champion! Karakternya Pennsatucky emang weakened setelah Season 1, tapi gapapa, di antara semua, Taryn Manning tetep yang paling flawless di mata gw!
Favorite season: 2
I like how the girls rule out their difference and hatred to unite and defeat Vee!
3. Daredevil – Season 1-2
Nonton ini karena penasaran. Lumayan suka. Adegan kombatnya mantap banget. The arts of fighting banget. Well done! Daredevil-nya jelas lebih ganteng dari Ben Affleck, even though I prefer him with his shades all the time. Charlie Cox entah kenapa kalo kacamatanya di buka gw pengen ketawa liat mukanya. Wkwkwk~~ Respect to him tho, that fluent American accent. That’s very sexy. For me English actors speaking in American accent more fluently, that is more acting than American actors trying to speak in British accent.
Anyhow, nonton Daredevil bikin gw ga sabar nonton The Punisher. Ayo Netflix segera dirilis! Hohoho~~
4. Jessica Jones
Nonton ini karena disebut2 di Daredevil. Kirain as awesome, ternyata meh. I was seriously having a hard time getting into the series. Simply put, gw ga suka karakternya si Jessica Jones itu. Seumur2 gw ga pernah liat superhero sesembrono, se-nggak-niat kerja, se-sering telat, se-nggak meyakinkan, se-wasted Jessica Jones.
I mean gw ga ngerti ya, si Jessica ini ga niat jadi superhero atau gimana. Keputusan yang dia ambil selalu salah, itu yang paling fatal. Get her into trouble most of the time. Terus hampir selalu telat sampai di TKP, korbannya keburu mati. Sama suka telat mikir juga~ Kan kezel~
Her character is seriously as annoying as Piper Chapman~ Terus karena udah tau karakternya gimana, jadi ketebak gitu kan jalan ceritanya. “Ah ini pasti si Jessica dodol lagi~” “Tuh kan bener~” Boring~ She is the reason why I’m not interested in watching Luke Cage~
The only reason for me to keep watching the show until the last episode, was her best friend, Trish. She is the best thing happened to Jessica Jones. Itu baru cewek keren, punya karier oke, bisa jaga diri, independent. I even named my water bottle after her!
Gw ga peduli Jessica Jones nasibnya gimana, yang penting Trish selamat dan bahagia. Kalo bisa Trish dibikinin show sendiri deh sama Netflix & Marvel. I’d be very happy.
5. Gotham - Season 1
Another kind of perfection. Coming from someone who didn’t read any Batman comics/watch the cartoons, I knew almost nothing about Batman’s supporting characters, simply put, this series helps me a lot with that.
Jada Pinkett Smith is fucking awesome, but The Penguin steals the show. Like seriously, The Penguin literally yang nyetir jalan ceritanya Gotham gitu, he and his every move and lies. Mad respect. The King of Gotham indeed.
6. Black Mirror – Season 3
Setiap abis nonton episode Black Mirror komennya cuma satu: amit-amit. LOL~
Well amit-amit can be interpreted as fucking awesome. I mean those ideas and logics.. Keren bangetlah konseptornya bisa berpikir berpuluh2 tahun ke depan. It’s also very well written. Tapi kenapa cuma 6 episode ya?
Anyway my favorite episode would be the first, Nosedive. No particular reason, I just like to see Bryce Dallas Howard gets fucked up. LOL~
Gw belum nonton Season 1 dan 2-nya karena ga ada di Netflix, well at least di Netflix Australia ga ada. But I supposed they are awesome too.
7. Pretty Little Liars – Season 1
Dulu zaman kerja di XXXXX sering banget disuruh nulis tentang PLL, padahal sama sekali ga pernah nonton. Kemarin iseng nonton, ternyata ketagihan~ Wkwk~ Asem!
PLL membangkitkan my old self yang suka nonton sinetron Indonesia zaman dulu, zamannya Noktah Merah Perkawinan, Janjiku, dll. hahahaha~~ I mean it’s so sinetron I can’t even~ XD
Selesai Season 1, mau lanjut Season 2 tapi ga keburu, udah masuk kuliah, Netflix-nya harus segera di unsub demi kemaslahatan bersama. Wkwkwk~ Tapi udah donlot soundtrack-nya sih, oke2 lho. My fave:
***
GOD BLESS ME!
Laters!