*postingan ini dibuat untuk mengeluarkan unek-unek
karena bosan dan capek karena terus menerus diajak clubbing oleh anak2 kantor. Hopefully
one day ketika blog ini dibuka lagi, mereka bisa baca dan akhirnya mengerti
kenapa gw selalu menolak.
I don’t like clubbing.
There, I said it.
I used to like it back in the days, because of good
music and free alcohol, but it has changed.
People change. I change, and that’s normal.
Well I mean, kalo ditelusuri sejarahnya, gw memang ga
pernah clubbing di Indonesia. Selalu di Singapore sama Bone, atau di Aussie
sama Steph. Ada rasa risih yang muncul ketika clubbing di Indo, karena di
negara ini gw introvert banget. Gw ga nyaman joget2, nyanyi, dan minum di depan
orang2 yang ga gw kenal. It’s my choice gw-nya ga mau mingle juga. Risih, men. Asli.
Gw selektif milih2 temen untuk have fun, apalagi
clubbing karena itu involve alcohol. Harus bener2 sama temen yang bisa take
care of me, just in case gw mabok banget. Kalo clubbing di Sg gw udah pasti
pulangnya sama Bone dan kalo di Aussie gw 200% yakin Steph bakal nganterin gw
pulang or minimal nginep di rumah dia kalo udah mabok banget.
Temen2 kantor gw, unfortunately, belum bisa gw
percayakan untuk itu. Yailah, untuk pulang aja pada punya kesulitan sendiri2, dan rumahnya beda arah semua~ Mana ada yang peduli gw pulangnya gimana~
Gw juga selektif milih2 musik, karena clubbing will
take the whole night, tentu butuh alasan bagus untuk bertahan, which is salah
satunya adalah dengan musik yang enak yang gw suka. Gw terutama lebih prefer
club yang musiknya pop, R&B, hiphop. Kalo Bone atau Steph ngajakin
clubbing, dari awal ini udah gw heads up, jadi mereka paham dan bisa accommodate.
Gw gabisa dibawa ke club ke musiknya bener2 asing buat
gw—which is rata2 club di Indonesia begitu. Ini bener2 bikin gw ga nyaman. Telinga
gw bener2 ga bisa toleransi. Bawaannya pengen keluar, cari udara segar. Cleansing
my hearing.
Waktu di Bali, clubbing di Mexicola itu gw seneng
banget karena musiknya asyik. I danced, sang, and went wild the whole night. It
was fun even though I went with my colleagues. Not to mention pulangnya
dianterin bus sewaan bersama, so there’s no need to worry about being drunk.
Another thing yang bikin gw ga suka clubbing di sini
adalah rokok. Ini berlaku ga cuma di club ya, tapi di tempat2 lain yang
memperbolehkan merokok indoor. I mean, first of all, logikanya dimana? Secondly,
I really cannot accept ketika mau have fun, gw harus susah napas. And third, I really
hate the fact that rambut dan sekujur badan gw bau rokok afterwards~ I feel so
dirty and disgusting, and it affects my whole mood for the day and the day
after. Feels like shit. I swear to God I don’t wanna be in that situation
anymore!
So yeah, clubbing di Indo, big no no.
Sekian dan terima kasih.