Monday, December 22, 2025

Vietnam Trip - Part 3

Hi guys, how yall doin?


Mari kita tuntaskan review Vietnam Trip yang ga kelar-kelar ini. Hahahaha~


Let start where we left okay?


As expected, Rong May Glass Bridge memakan waktu seharian. Kita baru bisa baik ke city sekitar jam 3an, dalam keadaan perut lapar. Melangkahlah kita ke sebuah restoran bernama PHỞ NGÔ H'MÔNG -TRÁNG TAY (CORN NOODLE) yang memang sudah kita incer dari pagi. Restoran ini posisinya deket Thong Dong Restaurant, tempat kita breakfast, dan ketika berjalan melewatinya, kita terpana karena jam 8 pagi aja itu restoran udah penuh sama orang lokal. “Wah, local’s favorite nich!”


Restoran ini USP nya cukup unik, “corn noodle”, jadi menu noodle termasuk pho bahan dasarnya adalah jagung. Menarik!


Kami pun masuk dan memesan 3 chicken pho. Endeussss pisannn~ Corn makes everything better. Kayak level up gitu rasanya, ada gurih, asin, manisnya. Kuahnya juga top markotop. Seger dan melegakan tenggorokan yang kering akibat cuaca dingin. 


Di meja sudah tersedia berbagai macam kondimen seperti acar, ketumbar, lada, garam, soya sauce, dan favorit gw… unknown oil yang bikin rasa makanan ter-enhanced secara drastis! 


The thing is, gw ga tau itu minyak apa. Either minyak ikan atau minyak babi. Di Melbourne ada restoran pho favorit gw di city, Pho Bo Ga Mekong, itu dia sediain minyak ikan as condiment. Gw selalu tambahin itu ke pho gw kalo makan di sana. Gw juga sering makan fish oil di Indonesia dan indeed itu bikin makanan lebih tasty. Tapi itu di Melbourne yang komunitas muslimnya banyak dan Indonesia yang adalah negara muslim. Kalo di Vietnam gini yang bukan negara muslim, rasanya tidak mungkin itu ikan. Nyehehehe~~


Nanien dan Tisha sih strictly ga mau makan, ga mau ambil risiko. Kalo gw sih, YOLO aja. Wkwkwk~


Dua suapan pertama chicken pho saja sudah membuat hidung meler saking nikmatnya. Makin hepi pas tau harga satu porsi cuma 50k dong ajah. Our late lunch ditutup dengan teh panas tawar yang menyegarkan jiwa raga. After pho sesh, WE REBORN!


Kami selesai makan sekitar jam 5. Hari itu adalah harinya kami checkout dari Sa Pa lalu kembali ke Hanoi naik sleeper bus. Jadwal sleeper bus kita berangkat masih midnight nih. We got 6 hours to kill, jadi kita….. ngopi aja.


Menuju sebuah cafe yang review-nya bagus, bernama White Cloud Cafe & Restaurant. Cafe ini terdiri dari 2 bagian, indoor dan outdoor. Sebenernya sih pengen di outdoor karena seperti namanya, kalo siang, di luar itu view-nya itu gunung yang diselimuti awan, indah sekali (di fotonya). But alas, saat itu udah malem dan dingin. Daripada sakit, yuk kita ngeteh cantik aja di dalam. 


Menu makanan lumayan pricey, beli pizza vegan untuk bertiga. Minumnya sendiri-sendiri. Gw ngeteh anget aja, biar bisa kompres tangan yang menuju beku di tekonya. Makan, ngobrol, ngonten, dll sampai sekitar jam 9. Lalu kembali ke hostel untuk menunggu jemputan HK Sleeper Bus.


Pengen banget mandi rasanya. Tapi karena udah checkout, kita ga berhak atas both, kamar dan mandi. Pengen minjem kamar mandi aja sungkan karena satu-satunya yang tersedia adalah kamar mandi di rumah owner-nya, yaitu lantai paling bawah hostel. Mereka udah pada tidur pula, ga enak ganggu.


Jadi cuci muka pake makeup remover aja sementara. Lalu numpang ngecas sambil rebahan. Pukul 11:30, jemputan datang dan kami diantar menuju headquarter HK Sleeper Bus untuk checkin dan menunggu keberangkatan. 


Walaupun sudah tengah malam, masih banyak penumpang lho! Kami kira cuma kami doang di bus. Ternyata ramai! 


Kami checkin, prosedurnya gampang banget, tinggal ke counter dan nunjukin bookingan di Klook. Alhamdulillah lancar jaya, ga pakai drama kayak keberangkatan menuju Sa Pa


Di headquarter ketemu WC, langsung pipis dan cuci muka pake air beneran. Lalu jajan just in case kelaparan tengah malam di dalam bus. Lalu menunggu sekitar 1 jam sebelum bus berangkat.


Muka bantal kami. 00:00 Sa Pa local time


Kalo ga sama Nanien gw ga bakal nih dapet pengalaman beginian. Tengah malam masih terjaga, menunggu bus bersama backpacker-backpacker lainnya. Bye bye beauty sleep. Wkwk~


Lewat tengah malam, bus pun berangkat. Tanpa babibu langsung minum antimo dan ambil posisi tidur. Ekspektasinya sih langsung pules ya. Rencana tinggal rencana. Ternyata gw ga berbakat jadi backpacker. Walaupun udah minum antimo, tetep ga bisa tidur. Bisa sih tidur-tidur ayam. Tapi gw kan light sleeper ya, jadi ketika ada guncangan sedikit, kebangun. Noise dikit, kebangun. Bus berhenti, kebangun. Ga bisa tidur pules~


Jadi monmaap nih, cukup sekali ini aja ya naik sleeper bus. Wkwkwk~


Bus tiba di Hanoi kira-kira 5 jam kemudian. Gw hampir salah turun ketika bus berhenti di Noi Bai Airport. Gw yang masih dalam keadaan setengah sadar, mengira kita di-drop di situ. Gw pun mendapat ketukan di depan kompartemen ketika bus berhenti, jadi gw kira memang saatnya turun. Sebenernya udah curiga sih karena Nanien dan Tisha ga ikut turun. Pas udah mau turun bus, untung supir bus segera menyadari bahwa gw sedang sleepwalking, langsung bilang 3 kata sakti ke gw: “Hey, you, no!” Lalu melakukan gesture tangan menyuruh gw balik ke kompartemen. Okay fine. Hahahaha~


Lanjut perjalanan menuju pusat kota Hanoi—tujuan sebenarnya, sekitar 1 jam kemudian. Kita di drop di headquarter Hanoi lalu menunggu shuttle yang akan mengantar ke hotel masing-masing.


Gw berpisah sama Nanien dan Tisha di sini karena berbeda hotel. Gw menginap di Beryl Signature Hotel, yang ternyata sudah berubah nama jadi Armani Hotel. Fotonya di Gmap belum diganti. Untung bangunannya masih sama persis. 


Masalahnya nih guys, itu masih jam 7 pagi, belum bisa checkin hotel. Gimana dong?


Nanien dan Tisha yang berhasil tidur pulas di bus mengide untuk cari breakfast/kopi. Tapi gw menolak. Akibat tidur ga pules, badan gw rontok. Pegel dan sakit sekujur badan. Belum lagi masuk angin dan meriang karena udara Sa Pa yang dingin.


Yang paling parah, kedua pergelangan tangan dan bahu gw keram. Setelah dianalisis, karena gw main parkour di jembatan maut itu. Tangan dan bahu bekerja ekstra keras, karena harus menjaga keseimbangan dan jadi tumpuan satu badan. Sial, pas main gapapa, eh after effect-nya baru terasa besoknya.


Gw cuma butuh 2 hal: pijet dan tidur. 


Dua hal itu terjawab di satu ide: Vietnamese massage. Sejak awal landing di Hanoi dan Sa Pa, udah liat banyak banget massage dan tertarik buat nyoba. Tapi again, masih pagi, belum banyak yang buka. Kalopun ada yang buka, pasti shady—ga tau pijet apaan tuh. Hahaha~


Gw menghabiskan 2 jam berikutnya untuk googling mencari tempat pijet yang legit. Lalu ketemu namanya Sen Spa. Review di Google bagus-bagus. Harganya a bit expensive, di atas rata-rata. But heck, at times like this gw bener-bener butuh treatment yang proper.


Gw kontak Whatsapp-nya. Kurang lebih percakapannya seperti ini:


”Halo, minta pricelist dong.”

“Tinggal dimana mba?”

“Di Beryl Signature.”




“Ini lokasi cabang terdekat dengan hotel mba.”

“Buka jam berapa?” 

“9:30.”

“Bisa lebih pagi ga?”

“Saya cek staff saya dulu ya.”


10 mins later……


“Mba, bisa ya datang sekarang. Staf saya sudah ada 1 orang yang ready.”

“Mantap. Bayar pake cc bisa ga?”

“Bisa, tapi ada charge bank 3%.”

“Gas!”


Luv banget ini Sen Spa. Lokasinya literally sedeket ituh sama hotel gw, cuma 80m. Oh betapa considerate-nya mereka pilihin cabang yang deket hotel gw. <3


Masuk langsung disambut stafnya. Lalu disediakan footbath dan jahe panas.




Lagi enak-enak footbath, ada chat masuk:


“Ini elo ya?”



Wkwk~ Sialan~ Ada Lambe Turah memantau gw dari cctv!





Another proof the owner is so considerate, katanya boleh request ceunah mau difokuskan kemana pijetnya. Ya monmaap, literally satu badan pegel semua ini. Hajar aja full body! Hahaha~~


Anyway, itu pertama kalinya gw Vietnamese massage dan sukak banget! Pijetannya sedetil pijat tradisional Indonesia. Sama-sama nekkid dan pake minyak juga. Tekanannya pas di titik-titik yang sakit/pegal. Pake teknik, ngga ngasal. 


Paling suka part ketika kepala, punggung, perut, dan mata dikasih bantal panas. That’s some magic shit right there, karena pegelnya langsung hilang. 


Kepala juga dipijet dan ending-nya badan di-stretching kayak di Kokuo. Dilipet-lipet sampai bentuknya ga masuk akal to the point kalo diminta reka ulang gimana stretching-nya gw membayangkan sebuah gerakan akrobatik yang tentu saja tidak bisa gw lakukan dalam keadaan normal. Hahaha~


Overall, fantastic service. Stafnya sangat profesional, diem, ga ngajak ngobrol karena dia tau gw capek banget baru pulang dari gunung. Dia membiarkan gw tidur pulas. Karena masih pagi, tempatnya sepi, disetel lagu yang calming juga seperti di Kokuo. Bersih, kinclong. Ada toilet proper. 


Another plus point mereka bersedia buka lebih pagi demi gw. Sangat memuaskan. 10/10 recommended. Gw biasanya pelit kasih tips tapi kali ini saking puasnya, gw kasih tips 30k Dong. She deserved it.


One thing to note, spa ini ga ladies only ya, cowok juga bisa masuk. But no worries kalo dipijet yang harus nekkid gitu ada tirai pemisah kok untuk privacy.


Selesai pijet, balik ke hotel, udah bisa checkin. Bablas mandi air panas dan tidurrrr~~


[Lanjut next post part terakhir asap!]


No comments:

Post a Comment