Monday, October 23, 2017

Review Flatmates.com.au + Pindahan ke Armadale

Heyhoooo~~

I’m not calling y’all hoe, just wanna say hi! LOL~~

It’s unbelievable that 2 days ago I just said that I will have no time to blog becoz of assignments, but here I am writing pleasurably because my assignments are 99% done!!! LOL~~~

Lightning-fast. As always.

Well masih banyak revisi sih, masih harus ketemu dosen juga, terus ke perpus ngecek beberapa buku, terus riset dikit lagi, terus proofread semuanya, baru deh submit~ Kalo gitu mungkin bukan 99% done kali ya, 80%-lah.

Oke sesuai janji, sekarang mau review Flatmates.com.au. Ini postingan maha telat, karena harusnya gw buat sesaat setelah gw merasakan service-nya, which is hampir 4 bulan yang lalu di bulan Juli, ketika gw baru pindah rumah, dari Coburg ke Armadale.

So yeah, bulan Juni lalu gw hectic cari rumah baru karena housemate gw yang lama balik for good karena udah lulus, jadi gw harus pindah, otherwise gw harus takeover rumahnya.

But I had no intention to stay longer in Coburg, because Melbourne is too big, beautiful, fabulous, and so full of surprises to be spent only in the Northern area (Coburg is in the Northern) a.k.a area deket kampus. So I moved out, dan cari rumah yang atmosfer dan neighbourhood-nya 180º beda sama Northern area, yakni either Southern atau Eastern, atau South-Eastern.

Sebelum ngomongin pindahan lebih lanjut, gw mau kasih konteks dulu soal tata kota Melbourne, biar lo pada ga bingung. Kota Melbourne itu terdiri dari 3 bagian: Melbourne Central Business District (CBD atau city), inner suburb, dan outer suburb. 




CBD, seperti namanya, adalah pusat kota. Gedung2 pencakar langit, adanya disini. State Library, gedung parlemen, stasiun kota, semua yang judulnya “state” adanya disini. Pusat arts, sport, dan entertainment juga di sini. Populasi manusia terbanyak pun di sini.

Inner suburb, adalah suburb yang berlokasi within 10 km dari CBD, jadi outer suburb so pasti lokasinya lebih dari 10 km dari CBD. 

Kampus gw, Unimelb, itu di inner suburb yang mengarah ke Northern, tepatnya di Parkville. Rumah pertama gw lokasinya di Brunswick, kira2 4 km dari kampus. Rumah kedua gw di Coburg, lokasinya pas di belakang Brunswick, 5 km dari kampus.

Kalo elo berkunjung ke Melbourne dan mengunjungi 2 suburb itu, dijamin bakal ketemu sama mahasiswa Unimelb melulu. Karena 2 suburb itu yang paling gampang aksesnya dari kampus (naik tram sekali), dan harga rumahnya pun murah. Kalo share house di rumah 3 kamar paling ga sampe $1000 per orang per bulannya.

Dari sini kebayang kan polanya? Mahasiswa budget akan tinggal di Coburg atau Brunswick. Sedangkan mahasiswa yang ga budget2 amat biasanya lebih milih tinggal di Carlton, suburb yang sebelah2an sama Parkville, atau CBD sekalian. Tinggal jalan kaki dari kampus. Rate rumahnya minimal $900 per orang per bulan. Kadang2 belum sama listrik, internet, air, dan gas. Dynamic pricing, lokasi menentukan.

Disclaimer: “Ga budget2 amat” doesn’t mean tajir ya, more like willing to spend more money for efficiency. Sewa rumah lebih mahal tapi lebih deket kampus berarti irit ongkos transport.

So where am I in this situation? Apakah gw budget atau ga budget2 amat? I can be both actually. I am here under scholarship so my living allowance money isn’t much. Living allowance gw sekarang mungkin cukup untuk sewa rumah di Carlton atau CBD, tapi itu berarti gw harus tinggal deket kampus~

That’s a no-no for me. Gw ga suka tinggal deket kampus atau kantor. Berasa ga pulang ga sih??? Waktu di UI dulu gw terpaksa ngekos karena jadwal kuliah padat Senin-Jumat jadi serem kalo pulang naik angkot/kereta malem2. Setelah kuliah ga padat, tiap hari PP ga masalah. I have always been a suburb gal anyway, travel is my everyday life. Hidup gw justru aneh kalo ga travel.

I’m probably not a fan of “pergi”, but I am a big fan of “pulang”. Pulang buat gw adalah proses yang menyenangkan. Waktu untuk refleksi dan kontemplasi. Gw udah ngapain aja ya hari ini? Did I do something good/bad? Did I work/study/eat well? Did I make people happy? Did I help people? How much money did I spend today? Pertanyaan2 seperti itu biasanya jadi renungan gw ketika pulang kuliah/kerja. Sambil ngecek timeline Twitter, Facebook, IG, Path dan Snapchat tentunya.

So yeah, tinggal deket kampus = ga pulang = ga bisa refleksi dan kontemplasi = big NO, which lead us to the next discussion: my preferred home. Rumah ideal untuk gw di Melbourne adalah di suburb. Preferably inner karena ga terlalu jauh dari city/kampus, masih terakses tram (karena gw suka pulang malem, agak ngeri kalo naik train), dan aksesnya banyak (jadi gw punya lebih dari 1 opsi transportasi just in case transportasi utama fucked up).

Kemudian, rumah ideal gw itu juga harus berada di lingkungan yang bagus, aman, tenang, dan bersih. The Sacred Four.

I’ve been living in Northern area for one year and I could say daerah situ tidak memenuhi 4 syarat itu. Tidak bagus secara visual terutama, ga ada pemandangan buat cuci mata (kecuali mungkin Coburg Lake, tapi itupun tidak memenuhi syarat bersih). 

Brunswick and Coburg are definitely not quiet. There are sooo many people there, campuran mahasiswa dari berbagai penjuru plus komunitas Middle Eastern yang memang pusatnya di situ. Jalanan utamanya sempit, tapi jadi akses utama menuju ke utara. Akibatnya, segala mobil, bus dan tram tumpek blek di situ. Macetnya 11-12 sama Jakarta. Kotor juga. Bayangkan daerah Glodok. Kira2 kayak gitulah. Butek.

Karena yang tinggal disana rata2 mahasiswa dan middle economy class, tipe-tipe rumahnya pun tipe lama, yang udah belasan tahun ga di-refurbish, peninggalan generasi demi generasi yang cuma menggunakan rumah untuk tidur, bukan untuk pleasure. Lingkungannya pun seadanya, desain taman biasa aja, urban planning nggak dianggap serius. Intinya, kurang enak dilihat. Wkwkwk~

Sedangkan untuk keamanan, setahun tinggal di sana gw aman2 aja sih. Tapi kata Mawar si temen Osi, Northern area in general keamanannya kurang terjamin. Tapi memang beberapa blok deket rumah gw waktu itu gelap banget kalo malem dan suka jadi tempat nongkrong, well you know, mas2 dan bapak2 dengan penampilan tidak friendly. Lumayan bikin degdegan kalo pulang kemaleman.

So yeah, it was decided, I had no intention to stay longer in the Northern, jadi pilihannya antara daerah selatan, timur, dan tenggara. Karakter mereka 100% kebalikannya utara deh. Memenuhi semua syarat gw. On top of that daerah selatan in particular, selayaknya Jakarta, juga banyak tempat2 hits!

Come to Melbourne and I will bring you to Chapel St, High St, Glenferrie Rd, Chadstone, Camberwell Junction/Market, Acland St, St Kilda, semuanya tinggal ngesot dari rumah gw sekarang di Armadale.

Okay now onto the main discussion: REVIEW FLATMATES.COM.AU!

Kenapa gw pilih Flatmates?
1. Pilihan rumah lebih banyak dan lebih bagus
2. Harga lebih bersaing dan variatif
3. Mau membuktikan diri kalo gw bisa ngurus semuanya sendiri tanpa bantuan komunitas Indonesia (2 rumah sebelumnya gw temukan karena koneksi di komunitas Indomelb)
4. Mau keluar dari Indonesian bubble dan ga mau tinggal sama orang Indonesia

Cari rumah di Melbourne itu susah2 gampang, khususnya buat foreigner. Kuncinya adalah niat, sabar, dan pantang menyerah. Untuk mencari rumah baru, gw menggunakan jasa Flatmates.com.au, Australia's biggest share accommodation site! UI/UX-nya bagus, clear gampang dipakai, dan gratis untuk limited use. 

Kalo mau ga limited, meaning pilihan rumahnya lebih banyak dan lo dikasih personal email kalo ada listing baru, tinggal bayar $35 per bulan. Kalo mau lebih murah $25 per 10 hari. Gw sih waktu itu ga yakin bisa menemukan rumah idaman dalam waktu less than 10 days, jadi gw pilih $35.

Setelah bikin akun dan bayar, profil kita otomatis diiklankan di Listing, meaning kalo ada orang yang nawarin akomodasi, profil kita akan muncul di search result-nya, dan dia bisa langsung kontak via japri. Ini enaknya Flatmates, elo ga cuma bisa cari rumah, tapi juga dicari oleh orang yang punya rumah!

Anyway profil kita bentuknya kayak gini:



207 listing views itu adalah jumlah orang yang udah buka profil kita.

Gambar2 kamar itu adalah potential matches dengan syarat2 yang kita mau, yang udah di-set sebelumnya, barengan sama bikin profil (more of this below!).

Daaan… tak lupa ada foto gw, versi cantik, biar cepet lakunya~ wkwk (konteksnya sama~)



Di bawah foto, ada informasi paling penting tentang gw. Bahwa gw mau kamar ga lebih dari $200 per week harganya, which is kira2 $869 per bulan. Including bills supaya hidup lebih damai, ga digangguin macem-macem tagihan tiap bulan~

Lah kok lebih mahal dari sebelumnya? Katanya budget… Fellas, this is my last semester in Melbourne, I value experience more than money. :)

Kemudian ada length of stay, which is 6 bulan, coz as you guys know, I’m coming home this December!

Move in date gw pasang NOW, supaya orang2 tau kalo gw serius dan ga berencana PHP-in mereka.

Btw itu bintang sebenernya umur ya, gw sensor~ wkwk~



More of my description. This is what I wrote on my profile. Di bawahnya ada keterangan lebih lanjut yang wajib diisi supaya calon flatmates langsung tau kita orangnya kayak gimana dan apa syarat untuk mereka kalo mau tinggal sama kita.



Accommodation types: furnished room in a share house. Rumahnya mau bentuk unit, flat, apartemen, condo, atau rumah pada umumnya, terserah, yang penting gw punya kamar sendiri. Strictly no share room coz I can’t stand people snoring~

Preffered locations semuanya suburb selatan, timur, dan tenggara. Daerah2 hits!

Profile set. Selanjutnya adalah mencari rumah! Banyak banget listing yang gw temukan sesuai syarat. Kalo udah bayar, kita bisa langsung kontak owner-nya. Bisa via message di Flatmates, atau japri langsung ke nomer hapenya. Gw menghubungi up to 10 owner, ada yang respon ada yang nggak.

In between nyari rumah, gw juga dicari orang rumah. Tiap hari ada aja yang mesej nawarin rumah. Lucu sih, sambil mengenal karakter orang2.



Ada yang niat banget nyari orang dan ngasih deskripsi detil dengan bahasa yang ramah.



Ada yang desperate nyari housemate jadi ga merhatiin detil profil gw yang menyatakan kalo gw cuma mau room yang furnished.



Ada yang udah dibales tapi ga bales lagi.



Ada yang udah tau gw budget tapi masih usaha.

Wkwkwk~~

Long story short, gw inspeksi 5 rumah. Di Malvern (kamar gede banget tapi rumahnya kotor), St Kilda (kamar gede, view pantai dan laut tapi ada kucing di rumah), Kew (kamar bersih tapi kecil dan mahal), Canterbury (kamar gede, bersih, tapi rumah persis samping rel kereta~ berisik), dan Armadale. Ada yang rumahnya bagus tapi harganya ga cocok. Ada yang harganya cocok tapi lokasi kejauhan/susah diakses. Ada yang lokasi deket, harga cocok tapi rumahnya jelek.

And then here comes Briana.



Dia approach gw duluan. Bilang punya rumah di Armadale dan mau nyewain satu kamarnya.

Wait a sec, tiap hari gw mantengin Flatmates kok ga pernah liat rumah dia di listing?

Ternyata dia ga iklanin rumahnya. Dia mau shortlist orang2 aja, cari yang cocok. Ga mau di-approach, maunya meng-approach langsung.

Dia kemudian ngirimin foto kamar n rumahnya via japri and it’s not bad~ Kamarnya standar 3x3,5, queen bed, huge wardrobe, meja, full body mirror, dan heater!!!

Fotonya sama persis dengan kenyataannya setelah gw ke sana untuk inspeksi. Rumahnya bersih dan apik. Dapur oke dan modern. Ruang tamu besar. Kamar mandi bersih, ada bath tub dan shower, toilet terpisah.

Lokasinya strategis banget. Bisa diakses 3 tram: Tram 72 (Camberwell), 16 (Kew), dan 6 (Glen Iris). Stasiun kereta terdekat (Armadale) 1 km dari rumah, sekitar 15 menit jalan kaki. Stasiun kereta alternatif ada Kooyong (Glen Waverley Line) dan Malvern (Frankston Line) sekitar 1,5 km dari rumah. Masuk municipality City of Stonnington barengan sama suburb Malvern dan Prahran.

First impression gw akan Briana dan Mitch pun bagus. Anak2 muda yang pekerja keras. Dua-duanya friendly dan asyik. Mereka asal Gold Coast, tapi mau berkarier di Melbourne karena kerja di Melbourne lebih prospective daripada Gold Coast.

Almost everything about Armadale listing is perfect. Concern gw cuma 2:
1. Harganya di luar budget ($220 waktu itu)
2. Mereka ga punya mesin cuci. Ada sih komunal di sisi lain flat, tapi bayar $3 sekali nyuci.

Jadi setelah harus bayar $953 per bulan untuk rent, gw harus bayar up to $20 untuk nyuci. Total $973. Terlalu mahal untuk gw karena gw masih harus spend $137 per bulannya untuk transport.

Akhirnya gw nego. Dia kasih $200 per week ($869 per month). Sebenernya oke, tapi belum bisa nutup pengeluaran untuk nyuci. Gw minta turunin dikit. Dia kasih $850 per week. Gw ngelunjak, minta turunin dikit lagi jadi $825. Dia oke. LOL~

OKE SIP DEAL! Mari kita pindahan!

Setelah deal, makin ga nyesel deh pilih Armadale. Selain rumah, kamar dan lokasinya perfect, makin berasa jodoh sama Briana karena dia nawarin untuk jemput gw pake mobil dan bantuin pindahan jadi gw ga usah keluar duit buat Uber. Not to mention bantuin gw unpack barang2. Ngasih gw lemari kecil di dapur buat naro makanan dan setengah rak di kulkas dikosongin buat gw.

Briana juga ga minta gw untuk bersih2 rumah, ga minta gw patungan buat utilities yang dipake bersama kayak tisu toilet, sabun cuci piring, obat pel, dll, ga minta gw buang sampah atau any kinds of house chores. OMG Briana kamu mengerti aku banget!! wkwk~

Mereka punya kelinci tapi gw ga diminta buat ikut ngurus. Gw dibolehin bawa temen buat nginep di rumah. Kadang2 gw dimasakin, walaupun dia selayaknya bule pada umumnya, makanannya super sehat menuju vegan~ Kentang rebus, salad, veggie curry, mushroom soup, etc.

Mitch, partner-nya juga lagi demen masak dan suka nawarin gw makan masakan doi. Kemarin dia coba bikin laksa. Rasanya super terrible, tapi gapapa. Namanya juga usaha.

Lantas bagaimana dengan Armadale sendiri? I LOVE IT!

The Sacred Four: bagus, bersih, aman, tenang >>> semuanya terpenuhi.

Daerahnya ELITE! Seriously, gw tinggal di antara mansion2 mewah yang entrance-nya 2 pager dan mobilnya minimal 4. Street paling high class aka High Street cuma 2 menit dari rumah gw, kalo jalan2 di sana berasa jalan2 di Rodeo Drive. It’s all about luxury and fashion! Berasa tinggal di Menteng, asli!

And again, tempat2 hits seperti Chapel St, High St, Glenferrie Rd, Chadstone, Camberwell Junction/Market, Acland St, St Kilda, semuanya tinggal ngesot dari Armadale.

Ketika sedikit kecewa karena ga ada lake/creek yang trail-nya bisa dipake buat lari pagi/sore kayak di Coburg, Armadale menyajikan gw Fawkner Park yang jauh lebih gede. Not to mention Royal Botanic Garden is only 15 minutes by tram and South Yarra river is also very reachable!



Gw cinta sekali sama Armadale, and I’m so proud of my decision to move here.

And the fact that it's only $825 including bills, I mean, seriously, di lokasi se-elit itu~ I'm such a lucky bastard! :p

It’s sad that I only have two months left here, just couple weeks away from back for good~ So I’m definitely won’t waste my time. I’m gonna be uploading pictures of Armadale and its surrounding as much as I can!

Anyway, so yeah, that's about it. Kalo lo mau cari rumah di Melbourne dan lo punya syarat2 menyebalkan dan menyusahkan untuk future rumah lo seperti gw, gw rekomen pake Flatmates.com.au. Selalu ingat bahwa: ga semua rumah aslinya seperti di gambar dan ga semua owner/calon flatmates aslinya ramah seperti di japri. Pesan gw adalah niat, sabar, pantang menyerah. Itu aja kuncinya. Insya Auloh ketemu kamar idaman.

Yang mau main ke Armadale, hayuk gw tungguin sampai akhir tahun. Bisa nginep di rumah gw juga for free kalo ga lebih dari seminggu. Hehehe~

See ya!



No comments:

Post a Comment