Thursday, March 8, 2018

Kecewa

Sebenernya ini semacam follow-up postingan sebelumnya. Gw baru saja dikabari kalau gw tidak diterima di sebuah perusahaan. Sebenarnya ini bukan hal baru buat gw secara dari dulu udah sering banget ditolak pas ngelamar kerja. Di Melbourne juga gitu pas ngelamar internship atau bahkan kerja part-time jaga toko/staf dapur, udah sering banget mendapat penolakan.

Tapi ga tau kenapa yang kali ini levelnya jauh lebih menyakitkan. Rasa kecewanya ga hilang pake alcohol semalam suntuk. Pengen nangis—tapi ga bisa~ Ini kelemahan gw sih, ga tau kenapa~ Ketika gw berharap air mata itu jatuh, malah ga ada setitik pun yang bisa keluar~

Akibatnya, satu2nya yang jadi katalis kesedihan gw ya hati, atau jantung? Whichever~ Jadi sakit hatinya dobel~

The thing is, kantor terakhir yang menolak gw ini, istilahnya paling tinggi kasta kemungkinannya. Kemungkinannya paling mungkin berhasil, ga mungkin nggak.

Role-nya mungkin bukan yang gw inginkan, tapi kualifikasi gw match banget sama requirement-nya. Gw kenal beberapa orang di perusahaan tersebut karena pernah kerjasama waktu masih di XXXXX dan track record kami lumayan bagus. Partnership-nya performed dengan mulus dan relationship terjaga dengan baik. Kantornya salah satu kantor impian sejak lama, sejak partnership dengan mereka terjalin kurang lebih 5 tahun lalu. Jadi gw punya banyak pengetahuan, ga cuma seputar role yang ditawarkan, tapi juga overall perusahaan dan bisnisnya.

Pagi kemarin, tepat jam 9 setelah gw mengantar nyokap dan bokap berangkat kantor, gw cek email. Satu email dari HRD yang gw tunggu2 akhirnya datang. Sepenuh hati gw berharap isinya adalah tanggal interview atau jobtest, karena gw sudah sangat siap dengan keduanya.

Tapi bukan. Email itu hanya berisi 2 kalimat. Yang pertama menjelaskan bahwa proses rekrutmen tidak bisa dilanjutkan. Yang kedua semoga sukses.

Gw blank. Pikiran gw kosong. Yang gw inginkan saat itu adalah kembali tidur dan berharap semua ini cuma mimpi yang ketika gw bangun bukan dua kalimat itu yang gw lihat di email.

Tapi bukan, ini bukan mimpi. Ini realita yang sekarang sedang menimpa gw~

Pengen nangis, tapi ga bisa~ Tapi rasa ini harus ditumpahkan, gw ga bisa nanggung ini sendirian.

Akhirnya WhatsApp Grace. Gw pengen Grace di sini, sama gw, di samping gw. Megang tangan gw, meluk gw, meyakinkan gw kalau semua akan baik-baik aja.

Tapi Grace ga ada. Grace jauh. Gw tetap sendirian.

Tapi Grace mendengar dan merespon. Seperti biasa, Grace menyuruh gw untuk berdoa, berserah, dan tetap semangat. The best is yet to come.

Ini membantu gw sedikit. Walaupun sejam kemudian gw kembali memikirkannya. Pertanyaan-pertanyaan mulai muncul.

Kenapa?

Apa yang salah?

Apakah gw memang ga cukup pantas untuk dapetin pekerjaan ini?

Apakah Tuhan sedang menghukum gw?

Gw kecewa sekali. Rasanya gw ga pernah sekecewa ini. Sejatuh ini.

Terlebih karena bercampur takut. Karena perusahaan ini adalah literally my last option. Setelah ini gw ga tau harus apply kemana lagi~

Gw capek. Asli. Gw muak cek LinkedIn, cek email, cek apapun yang bisa dicek seputar lowongan pekerjaan~

Gw pengen rewind the time. Balik ke zaman kuliah S1, dimana dunia gw literally ga ada pressure-nya~ Atau ke 2012-2014 sewaktu kerja di XXXXX, isinya cuma hepi2 dan hepi2. Doing things that I liked, in the world where I belong~

Gw tau ga ada gunanya berpikiran negatif seperti ini. Anggie, temen Kom 07, pernah posting sesuatu di Facebook yang sangat relatable dengan kondisi gw sekarang.



Setelah baca postingan itu rasanya gw pengen meluk Anggie dan nangis bareng. Gw tau berjuang dapetin beasiswa jauh lebih berat daripada berjuang cari kerja. Gw juga tau betapa pengennya Anggie dapetin beasiswa ini.

Gw kagum sama Anggie yang masih bisa berpikir positif setelah semua yang terjadi. Karena gw sudah mencobanya dan masih gagal.

Sudah 1x24 jam setelah gw menerima email dan gw masih mourning. Rasanya kayak jatuh ke jurang dan ga ada bala bantuan. Gw harus berusaha naik sendiri.

Akhirnya, gw pun pasrah. Kalau belum rezeki, gapapa. Percuma nangis, panik, menyesal, malu, kecewa. Ga akan mengubah apapun.

Gw harus naik. Get my life together. Strategi naik gw pertama adalah belajar dari kesalahan. Dalam hal ini gw ga mau lagi menerima kabar gw ditolak. Digantungin ternyata lebih baik. Kedua, gw ga mau lari lagi. Gw mau jalan pelan-pelan aja. Ga usah pasang target muluk2, yang penting dapet kerja dulu aja. Ketiga, gw mau janji untuk melakukan hal2 positif setelah gw mendapat pekerjaan nanti. I want to spend money for good things. I’ve already had couple in minds. Tinggal dieksekusi. As soon as possible. 


-->
Bismillah. Semoga semuanya lancar. Amien.

No comments:

Post a Comment