Sunday, September 15, 2024

Semrawut

This week has been rough. My hormones hijacked my brain, my brain hijacked my body, I don’t even know~ LOL

Quotes di atas gw temukan di postingan Instagram seorang YouTuber Singapore yang dulu gw idolakan. Isinya sangat mewakili apa yang gw rasakan sekarang. 

Harusnya postingan ini adalah review konser Bruno Mars panjang lebar. But alas, not in a good mood for that (sorry Bruno, you really don’t deserve an emotionally damaged fangirl like me right now..). 

I really need to give this anxiety a space, otherwise I’ll blow up~

Dimulai dari sebuah kabar buruk menimpa di hari Kamis. Literally sehari sebelum konser Bruno Mars. Wow. Thanks, universe.

Bukan sekedar kabar buruk biasa, tapi kabar buruk yang memiliki efek samping berkepanjangan. Not sure if I can survive tbh~

Terlalu banyak hal di dunia ini yang ga bisa gw kontrol.

Sebenernya bisa gw lihat sebagai peluang. Just need a little boost to make it happen. Where can I find that boost?

*sigh*

Okay next!

You know that feeling when you see your friends rise to the top, but instead of feeling happy for them, you just feel so much like shit.

3 Idiots, salah satu film favorit gw sepanjang masa, pernah meng-highlight fenomena emosi ini.

“Your friend fails, you feel bad.. Your friend tops, you feel worse.”

Gw pernah merasakan ini 5 tahun lalu. Can’t believe I have to experience it again~ Kayak… ternyata sekali aja ga cukup, men~ Harus banget ya gw merasakan ini lagi?  What are your plans for me?*nanya ke the great G.O.D"

I thought I’d been immune to that stinky feeling, ternyata nggak.. Masih aja loh feeling like shit~

Failure doesn't hurt as much as the success of your friends. 

Ini tuh kondisinya gw lagi jatuh terperosok ke lubang yang sangat dalam. Belum sebulan lalu gw bikin postingan ini, sekarang tambah parah dengan melihat orang-orang lagi rising to the top~

2024 is definitely NOT my year.

I need to top up my meds.

Saturday, September 7, 2024

Me Wassup #97: 2NE1 is NOVEMBER, BRUNO MARS is NEXT WEEK, this week’s emotional rollercoaster, etc

Hi, guys! How yall doin?




KAN!

APA GW BILANG KAN!

JANGAN PERNAH PERCAYA SAMA Y FUCKING G!

Bilangnya tahun ini cuma Korea sama Jepang, tau-tau announce dadakan H-2 months notice~

Emang bangsat itil kuda satu ini~ 

Padahal gw udah siapin budget ke 3 negara tahun depan: Filipina, Singapore, Taiwan, just for my girls~ Ancur udah rencana~

Fraaaakkkk~~~

Ah yaudahlah pasrah, anggep aja apes tahun ini pengeluaran di luar nalar semua~

Long story short, jastip sudah di-booking, tinggal duduk cantik & cari outfit. 

Katanya sih venue-nya Beach City yang dulunya MEIS itu. So nostalgic, venue konser pertama mereka di sini. Saksi bisu gw bertemu dengan mereka face to face. :’)

Gw sih ga pernah ada masalah sama MEIS ya, I think it’s a cool place for a concert. Raw experience-nya berasa, tempat nunggunya proper, banyak makanan. Konser2 yang pernah gw tonton di sana baik-baik aja sih. 2NE1, Bruno Mars, Shinee, dll. But many people seem not to like it~

Nevertheless, I’m so happy I get to reconcile with my girls. <3

Who would’ve thought? Gw bikin tato Blackjack tahun lalu karena gw berpikir gimana supaya spirit 2NE1 abadi di diri gw, eh nggak taunya mereka hadir kembali setahun kemudian. God is great!

Okay next in the agenda ada BRUNO MARS! Hell yeah minggu depan konsernya. Gw excited, at the same time degdegan karena gw lagi di minggu-minggu hectic kerjaan yang super demanding, and also LAGI PMS! Wadidaw~

Kerjaan bisa didelegasi, kalo mens kan nggak.. Wkwkwk~~

Manifesting mens-nya keluar setelah konser! Plis plis plis plis plissssss~~

Btw cerita sedikit soal konser Bruno, ini akan menjadi pertama kalinya gw ngonser di JIS and gotta tell you, testimoni orang2 yang pernah ke sana ga ada yang bagus ya, terutama soal transportasi. 

Dahlah posisinya di antah berantah, ga ada akses transportasi yang mumpuni ke sana. Ada busway sih, tapi katanya ga reliable. Lalu katanya susah ojol, susah parkir, dll.

Bukan orang Indonesia namanya kalo nggak bisa melihat kesempatan dalam kesempitan. Minggu lalu gw diperkenalkan pada jasa antar jemput konser ini

Gokil ya. Ada aja bisnis anak2 Gen Z & millennial zaman now.

Solutif sekali. Harganya pun masuk akal. 

Gw langsung booking. Sekarang posisinya udah dibuatin grup Whatsapp per rute, nanti bisa discuss & decide bareng2 mau berangkat jam berapa, koordinasinya gimana, dll. Superb! 

Semoga aman. Sungguh gw cuma mau nanyi That’s What I Like sambil nangis aja karena lagu itu menemani kesendirianku di Melbourne 7 tahun lalu…

Okay moving on.

Minggu ini gw mengalami gejolak emosi yang nggak banget. Mungkin karena lagi PMS itu juga sih, jadi lebih sensitif.

Long story short, ada komplen dari atasan yang disampaikan dengan cara yang menyebalkan. Not cool. Not classy. Ada unsur humiliating dan ignorant. 

Orang ini, awalnya gw hormati dan respect, jadi ilfil instan. 

Oh ternyata dia kelasnya kayak gini? Ok.

Later on in the future kalo gw udah ada di jabatan tinggi dan dihadapkan pada posisi gw harus mengkritik bawahan gw, semoga postingan ini jadi pengingat untuk SELALU RESPECT sama mereka juga. Mengkritik pun harus in respectable manner. 

Gw percaya gesture seperti diajak ngomong baik-baik, dimaafkan, open and honest communication,dicari akar masalahnya, giving space for pembelaan dan klarifikasi, dan cari solusi bersama, akan membuat efek jera yang lebih mendalam. 

#2025SEETAJADIBOSSDITEMPATLAIN

Wkwkwk~

Minggu ini juga ada farewell yang lumayan bikin gw sedih. I’ve been experiencing quite a lot of farewell but this one hits harder, karena oknumnya adalah udah bareng gw di satu tim dari hari pertama gw masuk. The OG. 

But he’s in the better place right now, so I’m happy for him. :’)

Ini memotivasi gw juga untuk segera menyusul. AMIEN YANG KENCENG!

Okay that’s for now~ Bye~

Sunday, September 1, 2024

Low Maintenance Friendship

Hi, guys! How yall doin?

Kali ini mau bahas soal friendship. 

Gw bisa dibilang adalah orang yang temennya dikit. Maybe temen gw yang bener-bener deket dan pertemanannya gw maintain kalo dihitung kasar paling nggak sampai 50 orang~

Salah satu alasan temen gw dikit adalah gw introvert. Tidak suka bergaul, atau bahasa jaman dulunya “kuper” alias kurang pergaulan. I don’t like to socialize and meet people—kecuali untuk urusan pekerjaan ya, kalo yang ini sih bisa dibilang banci banget. I always love professional networking, ketemu orang-orang keren dan passionate di bidangnya.

Tapi kalo buat urusan pribadi for the sake untuk nambah temen gw merasa ga butuh. IDK sometimes people scare me~ Kayak kita ga pernah tau mereka deketin kita intention-nya apa, bisa jadi yang aneh-aneh, so better stay away.

Kenyataan bahwa temen gw dikit ini ada positifnya dan negatifnya. Mulai dari negatifnya deh biar postingan ini endingnya ceria. Hehe

Negatifnya sering ngerasa lonely. Kalo weekend kayak sekarang nih, sendirian di rumah, ga ada yang ngajak pergi. Lalu ngeliat IG Stories orang2 yang lagi seru-seruan sama temen-temennya, yang kadang-kadang temen gw juga, meaning gw ga diajak, di situ saya merasa lonely. Wkwkwk~~

Lalu misalnya lagi butuh bantuan/lagi susah, bingung lari ke siapa karena pilihannya dikit, referensinya dikit. Akhirnya semua problem terpaksa ditelen sendiri. 

Lagi mau mencoba sesuatu yang baru, mau tanya-tanya/konsultasi, ga tau mau ke siapa, again, karena pilihannya dikit, referensinya dikit. 

Lagi sakit, yang ngucapin ‘get well soon’ dikit.

Lagi Lebaran, yang ngirim hampers dikit.

Mungkin ada korelasinya juga dengan jodoh. Kata Henry Manampiring kan cari jodoh ibarat teori awareness di marketing. Kalo customer ga aware akan produk lo, gimana mereka mau beli~ This punches me in the face karena gw sebagai orang marketing sangat paham dengan teori ini. Wkwk~

Sedikit pressure juga datang dari social media ketika melihat akun orang-orang kok followernya banyak banget, sedangkan gw 10 tahun lebih main Instagram follower cuma 400an. Well, salah satu alasannya karena akunnya gw private. Yang gw add adalah orang2 yang gw pernah kenal personally in real life aja, rather than strangers yang mau follow gw. Kalo gemboknya gw buka sih udah ribuan kali, tapi gw ga mau. Balik lagi, people scare me. 

Beda banget sama friends di Linkedin, 1200++, bcoz again, I’m all in for professional networking.

Hmmm… Apalagi ya negatifnya? Kayaknya itu aja deh~

Ok now the fun part!

Sisi positif punya temen dikit nomor satu adalah >> LOW MAINTENANCE FRIENDSHIP

Hell yeah!

Wah gila ini sangat gw syukuri sih, the fact that pertemanan gw tuh ga bikin boros.  Temen yang bener-bener temen tuh, yang 50 orang itu, paling ketemu monthly, or quarterly, atau yearly, membuat gw ga harus sering-sering keluar uang kalau mau maintain pertemanan sama mereka. 

Mereka pun lifestyle-nya ga yang gimana-gimana, biasa aja, sederhana. Kalaupun ketemu, paling cuma makan di mall, atau olahraga bareng, atau nonton.

Kadang-kadang ada sih pengeluaran yang besar kayak si Bone tuh di Singapore, ketemu setahun sekali tapi sekalinya ketemu kita traveling ke negara lain spending puluhan juta~ Tapi gapapa, toh setaun sekali dan gw pun juga butuh jalan-jalan for self-reward. 

Pengeluaran besar lain paling nonton konser bareng, kayak upcoming bakal nonton Sheila on 7 di Bandung sama Iif, Rini, Rhara—geng tomat. Ini gapapa juga, once in a lifetime experience. 

Gw ga kebayang sih kalo temenan sama orang-orang yang lifestyle-nya high end, terus ketemunya sering, going out every night, dan jumlahnya banyak~

Parahnya lagi kalo udah terjebak di lingkaran setan pertemanan toxic yang ga bisa nolak kalo diajak ketemuan. Kalo nolak, nanti diomongin, or worst case scenario, dijauhin~

Atau tipe pertemanan yang berlandaskan materi. “You have to have Birkin bags to sit with us” kind of friend. 

Literally harus boros untuk maintain friendship. Wah kacaw. 

Jadi gw sangat bersyukur sekali temen gw sedikit dan semuanya low maintenance. 

Sisi positif kedua, walaupun sedikit, mereka semua quality friends. Meaning they are trustworthy, reliable, they are ‘home’ to me—gw bisa jadi diri sendiri di dekat mereka tanpa harus takut diapa-apain, dan mereka siap bantu gw kalo lagi susah.

Mereka juga bikin gw happy. Ga judgmental akan keputusan2 hidup gw. Kalo ngasih kritik pun tau gimana cara ngomongnya. Lucu-lucu pula orang-orangnya. Tau apa yang bikin gw seneng. Hapal kebiasaan-kebiasaan atau gimmick-gimmick gw. Best!

Another thing yang gw syukuri: less conflict. Alhamdulillah gw belum pernah kena konflik pertemanan sampai yang berantem besar gitu. Paling pernah diem-dieman beberapa bulan, but time heals, eventually ngomong lagi. Sungguh saya benci konflik, saya anaknya cinta damai. 

Punya temen sedikit juga memastikan gw punya cukup waktu buat diri gw sendiri. Gw lebih mandiri, in a way. Kalo ke kafe atau nonton gitu sendirian gapapa. 

Kecuali traveling ya, ini gw lebih suka in group. Minimal berdualah. Bukan apa-apa, kalo nyasar ada temennya. Kalo sakit ada yang rawat. Kalo panik ada yang nenangin. Gitu aja sih.

Tuh kan positifnya lebih banyak. Hehe

Gw bersyukur my self-worth isn’t dictated by how many friends I have. The person I am is determined by my own thoughts and actions, not what other people think of me. I can be an awesome person, with or without friends.

Punya banyak temen juga bukan jaminan bakal sukses. Sering gw liat orang yang inner circle-nya banyak banget, tapi toxic or fake or bully or whatever-lah yang bikin dia ga happy. Thank God I’ve never been in that kind of situation. 

Okay itu aja.

Have a great week ahead, guys!