Saturday, October 7, 2023

Bertualang Kembali

Hi, guys! How yall doin?

Kamis 28 September pergi trekking ke Sentul sama Iif, rutenya ke Goa Garunggang. Sebuah kegiatan yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama karena gw pengen healing liat yang ijo-ijo. I really looked forward to it. 

Tapi tampaknya salah mengartikan petunjuk/informasi. Dibilangnya trekking level intermediate 4km—which at first I think it's fine~ Gw pernah hiking ke Mount Oberon, Wilsons Promontory, Australia, itu 3,5km menuju puncak. Well pulangnya badan patah sih, but I mean, 3,5km aja gw bisa, beda 500m should be fine-lah.

In reality, ternyata 4km tuh menuju Goa Garunggangnya doang, dari goa balik ke parkiran, another 4km……

Lalu itu nggak kayak Mount Oberon yang awalnya naik terus sampai atas, pulangnya tinggal turun doang. Tapi naik turun sepanjang jalan karena melintasi beberapa bukit gitu~

Not saying I cannot, ketika dijalani, tidak sesusah itu juga. Ditambah ngobrol seru sepanjang jalan, bikin konten--luxury yang cuma bisa didapatkan kalo trekking di Indo, karena zaman di Aussie mana sudi guide-nya nungguin kita ngonten, bablas ditinggal, tersesat bodo amat~ Kalo di sini bahkan guide-nya yang nawarin fotoin, videoin, ngarahin gaya, bahkan rekomen tempat2 seru buat ngonten! Sudah sangat mengerti target marketnya sekali~ Hahaha

Menikmati hijaunya pegunungan dan perbukitan (so pretty and healing indeed), menghirup udara gunung yang bersih dan dingin walaupun matahari terik, role playing jadi Sherina & Sadam…

I pushed through and conquered it! 




Ga tau ya kalo udah di medan ada drive misterius yang keep me going aja gitu, coz there’s no turning back. I mean, kalo di Aussie that drive maybe ga mau rugi udah bayar ratusan dollar, masa nyerah? 

Same thing pas mendaki Tembok Cina, entah berapa km itu, awalnya pesimis liat anak tangganya tinggi2 amat, tapi bocil-bocil aja bisa, masa gw ga bisa? Udah sampai Cina mennn, masa nyerah sih???

Kalo di Sentul kemarin sebenernya bisa aja nyerah tengah jalan, toh harga murah cuma 165k, dan cuma “Sentul doang” lain kali juga bisa. But we didn’t. We kept going and reached 8km on schedule. So proud!

Terus pulangnya gimana? Ya badan patah juga. Wkwk~ Well ga sepatah Mount Oberon sih, cuma betis aja kenceng sama telapak kaki nyeri. Dihajar Tolak Linu dan dibawa tidur semalem langsung hilang.

Overall, a good experience. Mau lagi ah next time, cobain rute yang ada sungainya. Kemarin males basah soalnya, next kita basah-basahan!

Buat yang nanya kemarin pake trip apa, ini ygy >> Tripacker

Pro-tips: langsung booking aja ke nomer WA-nya, ga usah bikin via OTA. Lebih murah. 

***

Sabtu 30 September nonton Petualangan Sherina 2 (PS2) di bioskop sama nyokap. Wah, ini juga… all sorts of feels. 23 tahun dari film pertamanya yang sungguh legend. Waktu itu masih kelas 6 SD! 

Awalnya pesimis, kapok soalnya mempercayakan sekuel ke Miles Films, case study AADC 2 yang horrible, just horrible. Freaking 2 hours of commercials, no actual story. Sad.

Tapi memutuskan memberi kesempatan untuk PS2, coz I grew up with Sherina and Sadam, emotional attachment lebih kuat. Ada masanya lagu-lagu Petualangan Sherina itu ga cuma menghibur, tapi juga menjadi platform belajar nada dan musik yang baik dan benar. Setiap ada tes nyanyi depan kelas, pasti nggak ragu untuk nyanyi itu. 

Hampir semua gimmick-nya pun gw ikuti waktu itu. Bekal Smarties ke sekolah, borong stoknya di Indomaret sampai harus ke at least 3 toko supaya bisa mengisi kuota kotak makan sampai full. 

Mendadak manggil nyokap dan bokap “ibu-ayah”, padahal biasanya “mami-papi”. 

Tapi nggak, gw ga sampai pake plester kemana-mana padahal ga luka kok. Wkwk~~

Terus gimana filmnya??? SUKA BANGET BANGET BANGET!!!

The first 5mins aja udah WRECKED ME, belum apa-apa udah mewek, dahlah ke belakangnya AMBYAR!

SO WHOLESOME! Everything is in the right direction. The heart is there. Music & scoring are effective in both carrying emotional weight and evoking nostalgia. Feels good to listen to familiar sounds in a more relatable manner! Derby Romero’s smooth and clever acting balances out Sherina’s awkwardness. These two make me flutter!

Gokil sih. Gw mau nonton lagi, karena kemarin nonton pas opening weekend, rame banget penuh bocil berisik. Ga bisa menghayati lagu-lagunya dengan baik padahal semuanya indah-indah. 

Musiknya sih. Petualangan Sherina ga akan se-legend itu kalo ga ada soundtrack  dan scoring yang juara. Gw seneng banget di PS2, they took the music seriously too dan hasilnya bagus—in a sense, tidak kehilangan identitas, karakter, dan nyawa dari film pertamanya, lyrics wise dibuat lebih relatable sama perkembangan karakter dan cerita, orkestra megah dan kaya dipertahankan, dan ada teknik-teknik musikal baru yang sangat gw apresiasi. 

Sherina, elo gokil banget sih, jenius! Bisa smooth banget ngegabungin 3 lagu: Jagoan, Anak Mami, Menikmati hari jadi 1 lagu baru yang sama kerennya: Nostalgia Bersama

Oiya buat anak-anak Gen Z and below yang keluar bioskop komplen karena ceritanya “gitu doang” or any sorts of reasons, OH PLEASE~ Clearly, this movie is not for you~ Ini film buat GW DAN TEMEN-TEMEN SEANGKATAN GW! 

It’s a full-on nostalgic experience, a walk down memory lane. Jadi kalo lo ga punya memori,  ga punya emotional attachment, ga relate, ga nyambung, ga berasa, YA WAJAR!

Satu lagi yang mau gw bahas dari experience PS2:




:’)

Tadinya contemplating, nonton sama siapa ya?

Tapi itu kan harusnya pertanyaan yang mudah. Kalo konsepnya nostalgia, tentu saja harus nonton sama orang yang sama ketika nonton film pertamanya. Mom. <3

Another reason kenapa Petualangan Sherina sangat berkesan buat gw. Waktu itu, bioskop masih dikit banget, di Jakarta cuma ada 9. Jadi kebayang war ticket-nya gimana kan? 

Demi gw, nyokap yang saat itu hamil 7 bulan, war ticket OFFLINE, ngantri depan bioskop dari jam 8 pagi, desak-desakan, dorong-dorongan sama ribuan orang tua lain, dan akhirnya menangin tiket nonton yang malam. T.T

Nonton PS2 sama nyokap… sesuatu banget deh. Bener-bener berasa kecil lagi, as if 23 years never passed, as if the original movie never stopped and we never left Gading 21. The moment we shared together, the excitement, the reaction, the commentaries, the happy remarks, the laughter, it’s all the same and it’s beautiful. <3

So guys, if your parents are still with you, gw saranin ajak nonton PS2 deh. Mereka juga hidup di masa itu, mereka juga punya koneksi ke filmnya. Nyokap gw hepi banget kemarin, so I think your parents will be happy too. 

Buruan, sebelum turun dari bioskop! :D

Laters!

No comments:

Post a Comment