Monday, January 30, 2017

Straya Day – 26 Jan

Hi, guys! How y’all doin?

So do you know about Straya Day? Let’s pretend you don’t so I can explain to you. :)

Straya Day basically adalah kependekan dari Australia Day – Hari Nasional Australia, yang jatuh di tanggal 26 Januari. Seperti halnya hari nasional di Indo, tentu gw expect perayaan besar2an yang mempertemukan semua community, semua jenis orang, semua kebudayaan, semua keriaan. Well, namanya juga turis ya. Pengennya apapun yang berkesan.

But then as I make friends and get to know people here, I heard a couple of story. Cerita pertama datangnya dari dosen linguistik gw. Namanya Anna. Waktu itu gw sama dia lagi ngobrol cantik sambil ngopi abis kelas. Berikut kira2 percakapan kita. Merah itu gw, biru itu beliau.

“Liburan 3 bulan nih, rencana mau kemana aja?”

“Gw rencananya mau ke Amrik, jalan-jalan sambil Natalan di sana. Terus ke Jerman, ke rumah mertua sampai akhir Januari. Lo sendiri gimana? Mau liburan ke mana?”

“Gw akan di sini terus kok. Nyokap bokap gw yang dateng ke sini. Sekalian pengen ngerayain Natalan, Boxing Day, New Year dan Australia Day di sini.”

“Oh okay. Rencana mau ajak mereka kemana aja?”

“Natalan di Sydney, terus ke NZ, malem tahun baru balik ke Melbourne.”

“Great! How about Australia Day?”

“Di Melbourne aja kayaknya.”

“Oh good. Gw ga menyarankan lo ke luar Melbourne waktu Aus Day. Just stay here.”

“Emang kenapa?”

“Well, sampai sekarang Aus Day itu masih penuh kontroversi, karena banyak yang menganggap hari itu, yang adalah hari kedatangan orang kulit putih ke Australia sekaligus menandakan dimulainya penindasan yang mereka lakukan ke orang-orang asli di sini, ga layak untuk dirayakan. Jadi jangan kaget kalo nanti banyak yang demo ketika hari H. Fenomena lainnya adalah di beberapa state orang2 kulit masih sangat rasis. Kita biasa sebut mereka "bogan" (=alay, di Indonesia). Mereka merasa bahwa merekalah yang punya tanah ini, jadi mereka sama sekali ga welcome orang2 dari ras lain. Di Brisbane misalnya, ketika Aus Day, kalo elo bukan orang kulit putih, mending stay di rumah. Karena orang2 kulit putih di sana sangat rasis, ga ramah, dan bisa jadi sangat ekstrem. Kalo elo Muslim dan pakai hijab, kerudung lo bisa ditarik lepas. Kalo elo black atau yellow, mereka bisa verbally abuse you or even throw unwanted things at you. Melbourne is lucky, karena kotanya multicultural dan terbiasa menerima perbedaan. Jadi Aus Day dirayakan lebih untuk menyatukan orang2 dari berbagai komunitas and how we manage to live together in peace for years.”

**

Cerita kedua datang dari temen2 gw sendiri, yakni Mawar dan Amazon. Semuanya udah pernah gw ceritain di sini. Timing-nya adalah beberapa hari sebelum Aus Day. Jadi ceritanya gw memulai percakapan di grup facebook, minta pendapat mereka, terutama Mawar, yang adalah orang Osi asli, kira2 ngerayain Aus Day paling asyik ngapain.

Gw: Guys! Recommend dong Aus Day enaknya ngapain ya? Ikut upacara? Nonton parade? Belanja diskonan? BBQ-an?

Mawar: Gw ga tau, ga pernah ngerayain~

Gw: Are you kidding? Elo kan orang sini~

Mawar: It’s a stupid event! Like the epitome of white privilege, celebrating the day white people came and killed and raped the majority of the Aboriginal population~

Amazon: Yeah...it is a very controversial date isn't it? I don't feel like celebrating~ But less conscious from the people I think. Since the population is really mixed it is more ambiguous than this black x white situation.

Mawar: I call it invasion day lol

Gw: Wew~ You guys ruin my plan, now i don't wanna celebrate either~ lol~

Amazon: I’m sorry. It is a very serious issue. Gapapa sih kalo lo mau ngerayain, karena the same time it can be viewed as a date to celebrate all the people in Australia. But I guess it is not so simple. People that are alive today from the aboriginal community are in a marginalized situation.

Mawar: Plus, aboriginal culture is the oldest culture in the world and we killed most of them so... Its just a fucked up situation~

**

Sejam kemudian Mawar share ke gw video ini dan gambar ini.



Wow.

Thanks loh, guys. You really put me in a difficult situation.

Sialnya, kala itu gw udah janji sama temen gw untuk merayakan Aus Day dengan BBQ-an di Pakenham (I was still going tho, might blog about this later!).

Alas, them BBQ won’t taste the same anymore.

So yeah, just wanna let you guys that Straya Day doesn’t look like it is. Masih banyak orang Osi yang ga setuju kalo tanggal itu dirayakan besar2an. Sekarang lagi ada movement untuk mengganti tanggalnya jadi 8 Mei, atau May 8thBisa cek di video iniKarena May 8 kalo dibaca mirip “mate”, which is so Australian. Genius!

For me, either way, be it 26 Nov or 8 Mei, it doesn’t really matter, gw tetap merayakan. Bukannya ga empati sama Mawar dan orang2 Aboriginal, more like I have a choice. Gw bukan orang Osi jadi gw punya hak untuk berada di grey area. Ga mendukung, tapi juga ga menolak. Dari kacamata seorang turis, I just want my experience here in Osi to be unforgettable. That’s it.

Tahun depan tanggal 26 Januari, gw udah pulang ke Indo (amien). Kesempatan merayakan Aus Day cuma dateng sekali. Instead of ga merayakan, yang most likely waktunya akan gw habiskan di rumah nonton Netflix, mending gw merayakan walau hanya sebatas melihat dan menikmati. Bukannya terus gw melestarikan white people privilege atau semacamnya. Cuma pengen menghabiskan waktu dengan lebih berkualitas. 

So yeah, happy straya day for those who celebrate it. For those who don’t, let’s fight for May 8th!


A photo posted by Lescha Mayseeta (@seetalesch) on



Cheers, mate!

*bad ending, I know!

No comments:

Post a Comment