Sunday, November 23, 2025

Vietnam Trip - Part 1

Hi guys, how yall doin?

I just got back from my first ever trip to the land of pho, Vietnam!!!

Sebuah keputusan traveling yang super mendadak, decision making-nya cuma 2 minggu. Tapi ga menyesal sama sekali karena walaupun cuma 5 hari di sana, tapi puas maksimal dan super healing!

Okay berikut recap singkat perjalanan ke Viet!

Before that, gw ceritain konteksnya dulu. Jadi gw itu udah pengen banget ke Viet, it’s one of my wishlists untuk reach KPI 25 Before 40. Tapi ga pernah jadi karena ga pernah nemu temen yang mau ke sana juga. Nyokap gw apalagi, pas gw ajakin ke Viet langsung menolak, karena beliau anti pergi ke negara yang lebih susah dari Indonesia. LOL!

Kemudian secercah harapan itu datang dalam sosok Nanien, yang out of the blue ngajakin—padahal dia sendiri udah 2x kali ke Viet. Nanien yang lagi in the middle of world tour sebulan keliling Asia Tenggara karena dapet jatah cuti kantor 25 hari memutuskan untuk ke Viet lagi tapi dengan tujuan yang berbeda dengan sebelumnya: Sa Pa. Kali ini dengan teman perjalanan, Tisha. 

Trust me, sebulan yang lalu gw ga tau Sa Pa itu apa. Then Nanien jelasin bahwa Sa Pa itu northern area Viet yang deket sama China dan menjadi rumah gunung dengan puncak tertinggi Indo-China. 

I’m sold! 

LOL. That easy. 

Pas googling langsung jatuh cinta juga sama Sa Pa. Gila bisa sejajar bahkan di atas awan gitu. Salah satu cita-cita gw kan menjangkau tempat-tempat yang lebih tinggi daripada Macau Tower dan mau bungee jumping menembus awan dari puncak Burj Khalifa. Sa Pa ini semacam stairway to the sky. Ya gas lah!

Oke langsung buru-buru booking hotel, pesawat, dan tempat-tempat tujuan wisata kita yang butuh admission. Pesawat karena gw booking last minute h-2 minggu, jadi kena mahal, 5,9juta PP Jakarta-Hanoi naik Vietjet Air. Hotel, karena gw perginya sama Nanien yang adalah budget traveler, no hotel, hostel it is. Lumayan irit, hostel2 di sana harganya start 200ribuan aja! Tempat2 wisatanya, standarlah macem Dufan gitu, gw booking Fansipan dan Rong May Glass Bridge. Nanti gw jabarin harganya! 

Selain 3 budget item utama itu, gw juga booking sleeper bus HK Buslines Hanoi-Sa Pa via Klook seharga 300ribuan one way. I was excited as well for this karena ini kali pertama naik sleeper bus!

Okay berangkut! Berikut review day by day Viet Trip 2k25!

Day 1 - 18 Nov

Takeoff jam 2 siang. Vietjet Air on time. Sampai di Noi Bai airport Hanoi jam 6 sore. I thought it’s a good plan, sampe sana makan malem—pikir gw. But alas, manusia hanya bisa berencana ya. Yes betul sampe sana jam 6 sore, tapi antre imigrasinya 1,5 jam! Sinting! Panjang banget dan lama. Noi Bai bener2 lu ye!!!

Alhasil masuk angin karena telat makan. Ketika akhirnya selesai imigrasi pun nyari restoran ga nemu! Ada sih yang jual makanan, tapi banh mi (semacam hotdog/sandwich gitu). Ga bisalah, harus nasi. Akhirnya gw cepet2 ke hotel dengan harapan di sekitar hotel banyak makanan. Untung Grabcar-nya cepet jemput.

Sampe di hotel, namanya Family Transit 2 Hotel, 3km dari bandara, ternyata perjalanan gw ketemu makanan ga semudah itu~ Hotelnya lagi renovasi sehingga gw dialihkan ke hotel lain yang mereka punya juga. 

“Gapapa, kita anter kok ke sana naik motor.”  kata Aunty owner hotelnya.

Waduh.. Agak degdegser ya, takut dibawa kabur. Tapi karena ga ada pilihan lain, mau minta lokasinya dan jalan sendiri pun takut karena udah malem, yowis nurut aja. Thank God hotel barunya, Bao Long Hotel, ternyata cuma 200m dari hotel lama dan lebih bagus juga. So i’m good.

Tapi urusan perut belum good, karena akibat delay cari hotel baru itu, kondisi perut semakin parah. Asam lambung udah ga bisa kompromi dan pusing mampus, alhasil begitu ketemu toilet, muntah~ T.T

What a first day!

Abis itu badan bener2 paralyzed. Lemes. Tapi gw maksain makan karena ga mau sakit. Untung udah sedia pop mie dari rumah untuk emergency food, jadi gw buka satu. Eh, ga ada electric kettle di kamarnya~ T.T

Turun ke bawah niatnya minta ke petugasnya, tapi lupa bawa hape. Susah banget ngejelasin “gw mau masak air panas” ke dia. Segala gesture tubuh udah gw lakukan, akhirnya dia paham, membawa gw ke dapur, dan minjemin kettle. “Nih bawa aja ke kamar,” kata dia sambil melakukan gesture tunjuk tangan naik turun. Makasih uncle Viet!! <3

Gw pun menyeduh pop mie. But alas, perut dan mulut gw belum bisa menerima asupan makanan apapun, jadi cuma kemakan 2 suap. Tapi setidaknya gw berhasil masak air panas yang bikin adem perut, jadi enakan dan bisa tidur.

Begitulah hari pertama yang chaos. Morals of the story: 
1. Dont take afternoon flight kalo lo bermasalah sama asam lambung 
2. Don’t expect too much from Noi Bai airport immigration
3. Kalo cari makanan di Noi Bai international airport, pergilah ke lantai 2 bagian Departure. Pilihan makanannya lebih make sense. There's limited choice in Arrival. I only found out about this the next day pas ketemu Nanien. Huhu~

Day 2 - 19 Nov

Hari kedua dimulai dengan bangun pagi jam 5 karena janjian sama Nanien jam 6 di hotel lama. Nanien juga kena evakuasi, tapi hotel barunya ga sejauh hotel gw [terus kenapa gw ga disamain aja nyet?!]. Setelah reuni, kita Grabcar menuju airport lagi karena bus yang akan membawa kita ke Sa Pa meeting point-nya di sana.

Alhamdulillah setelah chaos semalem, asam lambung gw udah bisa diajak kompromi paginya. Udah bisa makan. Beli kentang di airport makannya lahap.

Everything seems to be fine… ternyata drama berlanjut!

Gw di-deny masuk ke bus HK Buslines karena nama gw ga terdaftar! Padahal gw udah booking bus exactly sama persis kayak punya Nanien jam keberangkatannya, yakni 7:30am. Tapi supir bersikeras nama gw ga terdaftar. 

Gw ga terima dong, mulai emosi dan protes pake bahasa Inggris. 

“How come I can’t get in? I have paid and I’m not late.” 

Si supir ga bisa bahasa Inggris cuma bisa “No!” Sungguh komunikasi yang tidak efektif.

”I want to speak to the customer service now!”

Dia pun telpon CS-nya, si CS bilang bus gw adalah bus kloter berikutnya, bukan bus yang di depan mata gw. But how come? Gw kan booking bus yang 7:30am dan sejauh mata memandang bus HK Buslines yang keliatan ya cuma yang di depan mata gw, ga ada bus lain. 

“I want to switch to this bus, I need to be with my friends!”

Awalnya ditolak, katanya ga bisa switch. Tapi gw ngotot karena reason gw jelas: gw sudah bayar untuk bus 7:30am dan gw tidak telat. Mereka pun akhirnya mengabulkan.

”Okay you can get in, but the only available seat is the one in the back-upper seat.”

Konon upper seat di sleeper bus lebih bikin mabok, tapi bodo amat deh yang penting gw bareng Nanien.  

”I don’t care, let me in!”

Masuk deh. Tanpa babibu, landing di seat, langsung negak antimo, TIDOOORRR.

Kebangun karena bus berenti di rest area. Tidak seperti rest area di Indonesia yang biasanya menyatu dengan pom bensin, rest area di Viet lebih kayak gabungan supermarket dan food court. Banyak alley jualan makanan (snack and drink mostly) dan sisi lain food court dengan tempat duduk dan beberapa counter makanan. 

Gw turun untuk pipis (bayar 3000 Dong). Lalu join Nanien yang duduk sambil makan rujak Viet. Sekitar 30 menit break, perjalanan menuju Sa Pa berlanjut.

Kami tiba di Sa Pa sekitar jam 2 siang. HK Buslines menyediakan shuttle yang mengantarkan kita langsung ke penginapan. Mayan. Kita pun check in di Venus Hostel Sa Pa.

One thing about hotel dan hostel di Viet, they are ridiculously cheap! Hotel Family Transit 2 itu cuma 300ribuan. Venus cuma 200ribuan. Meskipun murah, service-nya luar biasa. Kamarnya walau kecil tapi rapi dan bersih. Perabotan sederhana tapi cukup. Kamar mandi lumayan besar, lengkap dengan air panas dan… bidet! OMG Thank God Vietnam mengenal konsep bidet! Good job, tetangga! Singapore tolong dicontoh ya! Wkwk~

Oh ya, mostly hotel/hostel di Viet itu kecil-kecil dan family owned, jadi resepsionisnya owner-nya sendiri. Kadang dibantu anak-anaknya. So cute. :3

Walaupun English-nya patah-patah, komunikasi masih lancar. Mereka juga baik-baik banget. Kita berasa disambut ibu kosan. <3

kamarkuu~ kecil, but trust me, ini cukup bgt!


Kita unloading barang dan istirahat sekitar 1 jam, lalu berangkut ke pusat kota Sa Pa untuk foto-foto dan… mam!

Pusat kota Sa Pa mungil dan tidak hingar bingar seperti pusat kota pada umumnya. Jumlah penduduk lokal dan turis seimbang, banyak tapi tetap menyisakan enough space for everyone to move around and enjoy the city. Tidak hectic kota ini, kebayang warganya pasti slow living. Hehehe~

Ada alun-alun, kantor pemerintah, restoran, cafe, hotel, mall, taman kota, toko-toko, jalan raya, museum, dan lain-lain. Semuanya versi mini sehingga sekali round muter-muter aja semuanya udah keliatan. 

Sa Pa city gal!


Orang-orang lokal banyak yang berkeliaran jualan souvenir-souvenir sederhana seperti pouch, syal, dll. Ada juga anak-anak kecil berpipi merah seperti persik yang tingginya bahkan belum sepinggang gw, udah mencari nafkah dengan menyediakan hiburan: menari tradisional diiringi jukebox yang tingginya hampir sama kayak mereka. Lucu banget, gemes banget, but i’m against the idea of child labor, jadi menikmati kerja mereka sambil mengambil foto mereka… just feels wrong~

Untuk hitungan sore jam pulang kerja, jalanan Sa Pa nggak macet. Rame sih mobil dan motor, tapi ga menumpuk. Nyebrang di Sa Pa juga manusiawi, ga seperti di Hanoi yang pertaruhannya nyawa. Hahaha~

Setelah puas foto-foto, kita meluncur ke sebuah kafe vegan (karena perginya sama Nanien, paling safe masuk ke restoran kalo ada label vegan, karena label halal jarang ditemukan) bernama Thong Dong. Menemukan cafe ini cukup unik, masuk gang kecil tersembunyi dan naik tangga yang lumayan curam. Tapi worth it banget karena cafenya super cute, artsy, and homey.

Kita bergabung dengan tamu-tamu lain yang mostly bule! Wkwk. Well yang namanya restoran vegan sangat expected ya segmen customer-nya siapa. Hehehe~

mam


Makanannya enakkk walaupun less tasty karena vegan, atau ya karena memang kami laper banget aja. Kita pesen menu nasi namanya Colorful Rice (tapi ga colorful2 amat siy), noodle soup, dan dessert Nama Chocolate yang super duper endulita! Campuran cokelat, kelapa dan rum. Saking enaknya sampe kebayang-bayang dan pengen balik ke cafe itu beberapa hari ke depan!

Main ke Vietnam kurang lengkap kalo belum minum kopi! Setelah stuffing our tummies with carbs, kita cari cafe buat ngopi dan pilihan jatuh ke… Cong! Kafe mainstream Viet banget ya, hahaha~ Tapi konsepnya unik, sangat tentara, sangat k*munis vibe, which is the origin of Viet. 

Tapi gw ga ngopi, wkwk~ Karena udah sekitar jam 7 malem, kalo ngopi takut ga tidur. Jadi gw nyoklat aja, pesen hot coconut chocolate. Too sweet for my liking, tapi gapapa yang penting experience-nya. Gelasnya guede, worth it banget bayar 55,000 Dong. Yang paling penting, hangattt. Makin malem Sa Pa makin dingin yagesya, karena kita ke sana udah winter dengan suhu rata-rata 8-10 derajat Celcius. 

Puas menghangatkan diri dengan cokelat, kita jalan kaki ke Night Market Sa Pa. Beneran pasar tradisional pada umumnya sih, tapi ga jorok, ga kotor. Crowd-nya masih friendly. Yang dijual campuran makanan seperti daging dan sayur, ada juga souvenir seperti tas, totebag, syal, pouch, kaos I love Viet, topi, kupluk, dll.

Yang paling kita incer di night market tentunya adalah street food. Tapi karena perut masih kenyang, kita cuma sanggup makan wedang Vietnam, wkwk~ 

Gw suka banget sih vibe night market ini, mungkin karena ga terlalu rame, ga berisik, dan bersih. Jalan kaki ke sini lumayan jauh, tapi worth it banget. 

Kita balik ke hostel sekitar jam 10an langsung mandi air panas. Ternyata hari ini nggak terlalu capek jadi gw masih sempet Tiktokan. Lalu tertidur jam 11an.

Such a great day!

Karena postingan ini udah kepanjangan, lanjut part 2 untuk day 3, 4, 5 yaa.

Thanks for reading!

Sunday, November 2, 2025

Me Wassup #115: Film Pangku, G-Dragon in Cinema Ubermensch, Halloween Party, Konser Laleilmanino

Hi guys, how yall doin?

Masih dalam edisi Seeta kebanyakan acara dan pulang malem terus, minggu ini jadwalnya lebih padet dari minggu lalu. 

Dimulai dengan hari Senin yang dipakai untuk ke dokter gigi di MMC. Kena vonis root canal lagi karena yang ternyata sebelumnya bocor sehingga bakteri masuk lagi dan sarafnya meradang lagi. Ealaaahh~ Gimana sih, MMC?! Kan gw root canal pertama kali juga di situ~ Harusnya dapet refund nih~ Perlindungan customer~ Huff~

Lalu diberitahu biaya operasinya 12juta, yang di-cover asuransi cuma 4juta. Are you kidding me? Abis gajian tiba-tiba kena liability 8juta gini?! No thanks. Pivot cari RS lain >> back to Lakesgilut Halim. Wkwk~

Udah kesana kemarin, bener emang harus root canal lagi katanya. Tapi Alhamdulillah biayanya ga 12juta. Walaupun ga bisa bayar pake asuransi, cuma disuruh bayar 500k aja per kontrol. Estimasinya 3-4 kali kontrol, jadi total 2juta. Masih mendinglah daripada 8juta~

Lanjut ke hari Selasa menghadiri gala premiere film debut penyutradaraan Reza Rahadian, Pangku. Terima kasih rekan sejawat di Awe yang kasih tiket nonton.



Reza really had come a long way since I worked with him last time in 2014. Waktu itu beliau jadi juri XXXXX Sampul. Termasuk juri yang galak, hobinya nangisin finalis. Wkwk. Kalo ada kesempatan ngobrol sama Reza sekali lagi, pengen bawa topik ini lagi. 

Anyway, Pangku gimana filmnya? Suka sih. Enteng. Very simple story. Gw udah expect film berat yang bakal mikir banget, ternyata nggak. Almost slice of life, tapi life-nya ya life of a  prostitute. Hehe~

It’s pretty heartwarming karena porsi besarnya adalah family drama. Filmnya cukup panjang tapi ga padet dialog. Cukup mengandalkan acting dan writing, scene demi scene berhasil deliver message dan emosi dengan baik. [8/10]-lah dari gw.

Paling agak kecewa sedikit sama endingnya. [spoiler alert!] Si Sartika, udah kecebur di lobang yang sama 2x—dikecewain laki-laki 2x, kok ya ga belajar dari pengalaman? Ga mengubah hidupnya untuk jadi lebih baik? Endingnya dia masih sama miskinnya, nasibnya ga berubah..

Oh well. Sudahlah, tidak perlu overthinking, itu hanya film. 

Hari Rabu, meluncur ke CGV GI untuk premier film, tapi kali ini berbayar. I am watching concert-movie, G-Dragon in Cinema Ubermensch. Finally bisa ketemu abang GD, walaupun dalam versi yang lebih budget. Hehehe~ Sorry ya bang, abis harga tiket konser u bener-bener ga make sense~



Gw nonton di Screen X, yang layarnya 270 derajat alias ada 3: depan, kanan, kiri. Mayan juga experience nontonnya, walaupun kursinya ga goyang-goyang macem 4DX. Fyi, throwback ke 2013, gw nonton One of a Kind concert-movie juga di tempat yang sama. Bedanya, waktu itu 4DX. 

Screen X is 10/10 Chef’s Kiss, apalagi kalo GD lagi perform featuring Taeyang dan Daesung, itu masing-masing layar diisi mereka, berasa dikelilingin idol. Gile, nonton konsernya langsung aja ga bisa achieve visual kayak gitu. 

Beberapa kali screen kanan dan kiri dikasih visual effect, supaya pengalaman nontonnya lebih berkesan. Kadang-kadang ditaro lyrics juga. Mantaplah. 

Yang rada kurang menurut gw adalah sound-nya, masih kurang “konser” gitu, kurang surround, kurang bikin bergetar. Masih stereo. Bass-nya ga berasa. Jadi kurang hidup. 

Satu hal yang gw syukuri setelah menonton… ternyata ga nyesel2 amat ga nonton konsernya, karena si abang sebenernya jarang nyanyi juga. Wkwk~ Banyakan adlibs and stage act—acting cool, which is fine, he IS cool. Tapi kayak… men suara lo tuh bagus, lirik lo juga bagus, udah capek-capek dibikin kok ga dinyanyiin? 

Gw liat GD di Ubermensch nggak se-all out/se-fly Motte sih. Di Motte tuh Masyaallah Tabarakallah, kharismanya meletup-letup. Lebih lepas, lebih liar. Idk, mungkin yang kali ini sudah ada pengaruh penuaan. Hehe~

I was really happy he still brought my faves: R.O.D, Who You, That XX, Heartbreaker. Mudah-mudahan tahun depan abang menepati janji untuk comeback BigBang ya. Kita bela-belain tiketnya mau berapapun kalo BigBang mah. Walaupun ga kebayang 3 member doang gimana jadinya ya? wkwk~ 

Hari Kamis, hari tersibuk, ada 2 acara. 

Lupa bilang tadi, film Pangku mulai jam 20:00, selesai jam 22:30, baru sampai rumah jam 23:30, tidur jam 00:30, jam 7 udah harus bangun lagi.

Film GD mulainya jam 20:30, selesai jam 22:30, baru sampai rumah jam 12, baru tidur jam 1, jam 7 udah harus bangun lagi.

Dua hari berturut2 kurang tidur, basically hari Kamis itu gw zombie mode dan harus menjalani 2 acara sekaligus: Halloween Party di Kantor & Konser Laleilmanino.

Dua-duanya super fun sih, tapi ga bisa 100% karena basically lelah jiwa raga.

Halloween Party: ini comeback setelah 6 tahun yang lalu jadi Powerpuff Girl sama Echa dan Opiq di Dian. 



Kali ini di Awe, gw mewakili Orange is The New Black (OITNB) universe. <3



Cute little backstory:

Baju napi itu gw beli di toko kostum di Melbourne tahun 2017 yang mana saat itu gw lagi suka-sukanya sama OITNB. Niatnya sih buat dipake Halloween party di sana, so I want to proudly wear it.

Waktu itu sebenernya lebih into Stranger Things. Series yang pertama kali gw tonton di Netflix dan bikin gw ngefans sama brand ini yang kemudian menjadi kebutuhan primer sejak di Melbourne sampai sekarang and the whole reason I am where I am now. 

Tapi kala itu Stranger Things udah amat sangat populer sehingga yang dressing up as Eleven for Halloween pasti banyak banget. So, I went with my 2nd favorit Netflix show yang juga lagi populer di masa itu, OITNB. 

Alas, waktu itu Halloween momennya pas banget final exam. Jadi ga bisa ikutan party karena harus lembur berhari-hari ngerjain paper. Alhasil baju itu ga pernah terpakai dan menjadi penghuni senior di lemari gw, mendekam di tumpukan paling bawah selama hampir 9 tahun. 

Allah Maha Baik. Tahun 2025, siapa sangka gw bisa bergabung as employee. So, wearing my OITNB outfit for the company’s Halloween party just feels right. :’)

I will cherish this moment forever. <3


Pulang kantor, menghadang hujan deras menuju ke Istora Senayan untuk Konser Laleilmanino. 



Konsernya kelamaan! Kirain 2 jam, ternyata 3 jam, dan mulainya ngaret! Di tiket bilangnya jam 19:30 mulai, baru mulai 8:15. Gw udah expect 2 jam kelar, sehingga bisa pulang 21:30. Nope, jam 11 baru keluar Istora, setengah jam dapet GoCar, sampai rumah jam 1. This zombie bahkan udah terlalu lelah untuk makan orang. 

Kalau diliat dari sisi positifnya, ya itu tiket 300rb jadi worth it banget sih. Apalagi Laleilmanino bawa guest star banyak banget. The concert almost felt like a variety show. 

But still, it was too long for me. Ga suka konser kelamaan. Sejam pertama masih bisa singalong dan joget, sejam berikutnya sampai selesai, simply dead. Mata tetep melek aja susah. Please, I just want to go home. 

Regardless of that, teruntuk Laleilmanino, terima kasih banyak atas sumbangsihnya terhadap musik pop Indonesia. You guys touched the hearts of so many people. Membantu banyak orang untuk bisa mengekspresikan perasaannya. Membantu banyak musisi untuk mendapatkan rekognisi. Berbagi rasa dan cerita. 

Teruslah konsisten berkarya dan gw yakin 20 tahun lagi kalian akan menjadi legend di industri musik indonesia. I’m sure you’ll draw a bigger stage dan crowd. 20 tahun lagi, Istora udah nggak akan muat, yall have to do GBK. :)

Okelah itu aja buat postingan hari ini. Kebanyakan acara, capek as fuck, tapi overall fun. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. 

And… just like that, October is officially over. Two months remaining. Anxiety is at all-time high. 

Di tengah ketidakjelasan nasib gw ini, bisa-bisanya impulsif ikutan Vietnam trip-nya Nanien 10 hari lagi! Well, I desperately need a sense of accomplishment this year, even just a little. Vietnam ada di bucket list 25 Before 40. So it was an easy decision. 

I also want to feel a sense of control again, karena terlalu banyak hal yang ga bisa gw kontrol sekarang. Attending events, planning a trip, I can control all of those. They give me purpose. I like that.

Semoga ada kabar baik sebelum akhir tahun. 

Jika tidak ada pun, semoga ikhlas kembali hadir buat gw. 

I mean, break 3 bulan juga bukan ide yang buruk—it was the original plan. Always wanted to try that silent retreat and Qigong class in Bali. 

I guess what I’m not ready for is the farewell. 

So much good stuff here. Way too much. 
 

Sunday, October 26, 2025

Me Wassup #114: Tribute to Glee Musical, Oma Opa Dateng, Reuni Unimelb, Zombie Premiere

Hi guys, how yall doin?

Mood gw Alhamdulillah sudah membaik sejak postingan terakhir. Ada faktor minggu ini banyak kegiatan menyenangkan juga. So walaupun sekarang lagi sakit gigi (yaelaaahh pengeluaran lagi dehh~~), gw akan sebisa mungkin menuliskan semuanya di sini, supaya memori baiknya terasipkan dengan baik. 

Tribute to Glee Musical

Sebuah ajakan dari Auwri yang awalnya gw ragukan. Tapi setelah menonton sama sekali tidak menyesal. Probably the best 120k spending this year. Bayangin aja, bayar 120k udah dapet performance 4 jam! Total ada kali 40 lagu! Warbiasak!




Yang mengadakan adalah sebuah komunitas (?) musik bernama Cantalevia Co dan acaranya di Taman Ismail Marzuki (my first time there!). Basically ini konser sih, bukan teater. Jadi kita bebas nyanyi, teriak-teriak (dalam batas wajar), joget, ngerekam, bawa lightstick/atribut. 

Lumayan surprised Glee fans-nya masih banyak, padahal seriesnya udah tamat dari 2015—10 tahun yang lalu, men! Gw inget nonton Glee pas masih kuliah, nontonnya copy dari donlotannya Nanien. Hahaha~~

Bisa dibilang setengah dari setlist yang dibawain kemarin gw hapal. Luv banget ada tribute to Wicked, both Defying Gravity & For Good dinyanyiin. I like Glee version of both. Long live Kurt Hummel/Chris Colfer, our Gleenda. ;)

Rachel Berry mah ke laut aja. Wkwk~

Oma Junita dan Opa Jim Dateng

Sebenernya mereka udah dateng dari 3 minggu yang lalu, tapi waktu itu cuma mampir bentar ke Jakarta lalu takeoff ke Malang, Raja Ampat, dan Kalimantan. Luar biasa emang opa dan oma gw ini. Usia udah 80+ tapi masih semangat jalan2 kesana kemari. Menikmati hidup semaksimal mungkin.




Oma bawain Jamin, permen favorit gw 5 pak yang langsung gw lahap sambil baca buku Rapijali karya Dee Lestari. Kalo baca buku kan ga bisa makan snack ya, nanti tangannya kotor, bukunya ikutan kotor. Jadi makan permen aja.

Eh… jadi sakit gigi~ T.T

Btw ada gila-gilanya bokap gw, buat opa oma stay di Jakarta, dia bookingin hotelnya Amaris! Wtf~ Pake acara bookingin kamar tambahan buat gw sama ade gw lagi! Yaolohhh sungguh pengalaman legit “Jika Aku Menjadi”/social experiment~ 

Ngamuk gw langsung~ Booking hotel ga berkoordinasi sama gw~ They really don’t deserve Amaris for God sake. Besoknya gw bookingin hotel yang lebih bagus, Oak Tree di Blok M. 

Seriously guys, let’s work hard so that we can at least afford hotel bintang 3+ ke atas ya. Kalo elo traveling sama gw, fyi, I don’t do hotels di bawah bintang 3. Kalo elo mau berhemat silakan, gw akan cari hotel sendiri. I really need a proper sleep environment after a long and tiring day. Makasiy. 

My 1st “Real” Zombie Premiere

Iya, karena zombie premiere yang sebelumnya kan acaranya dagelan. LOL~

Yang sekarang, the real zombie premiere. Premiere film zombie yang amat sangat proper. :)

Woohooo~ Acara kantor yang paling gw tunggu2. Bulan Juli kemarin ada sih acara serupa, tapi yang ini skalanya lebih gede.

I always love acara kantor sekarang ini karena produksinya proper. Semuanya maksimal. Hence, gw pun tampil maksimal. Salah satunya dengan menyiapkan outfit yang tidak sembarangan. Gw hampir selalu beli baju baru untuk acara Awe dan acara zombie premiere kemarin pun begitu. Beda bangetlah sama zaman di Errthing, mau premiere skala gede or kecil, tetep aje bajunya informal. Either legging + hoodie or kaos & jeans item-item. EO style. LOL




Dresscode-nya traditional black. Ketika browsing di Shopee, menemukan this black batik kebaya dari Oemah Etnik kolaborasi sama Bocorocco. Langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Seriously. Setelah ngeliat itu, baju-baju traditional black lain jadi tampak b-aja gitu.

Tapi lumayan pricey, jadi ada adegan galau dulu beli or not. Tapi kemudian menyadari kalo gw emang ga punya kebaya dan ga punya baju pesta. Jadi justifikasinya adalah ini investasi jangka panjang. So, kita beli aja. Mendingan nyesel beli daripada nyesel ga beli kan??? Nyehehe~~ 

Acara berlangsung lancar, walaupun delay 2 jam karena mendadak hujan badai. Gw aja terjebak macet 1,5 jam yang bikin anxiety mampus. Sejak jadi LRT babe ga pernah kena macet soalnya. Sekalinya kena macet langsung anxiety~ Huhu

Reuni Unimelb

The fact that gw tinggal di Jakarta membuat gw semakin hari semakin jauh sama Melbourne. Kayak disconnected gitu. Padahal my years in Melbourne are the best times of my life. Jadi gw selalu mencoba at least setahun sekali ada koneksi sama Melbourne dan yang paling gampang adalah menghadiri event-event kampus di Jakarta. Kemarin menghadiri ini.




Namanya acaranya sungguh appealing untuk single lady seperti saya kan? Hahaha~~

So I signed up. Kebetulan penasaran juga sama venue-nya The Orient Hotel di Bendungan Hilir yang udah lama pengen gw cek. Cakep lho hotelnya, nuansa etnik yang agak eerie, tapi sophisticated. Wajib cobain staycation di sana sekali-sekali!

Acaranya di Mezzanine, yang terletak di lantai 25, so we got almost the whole view of Jakarta skylines during the golden hour. Splendid!

Terus gimana acaranya? Yha okelah. Wkwk~

I made new friends (yang langsung pada nge-add IG gw, yaudahlah ya, kan emang pengen jadi extrovert). Konsepnya lumayan unik, karena kita dibagi 2 grup gitu: host dan rotater. Ada 6 meja bundar, yang host akan stay di meja itu, yang rotater harus berpindah 10 menit sekali. Gw kebagian host, jadi jaga kandang terus. Not that fun.

Yang dateng rata2 alumni muda, meaning yang baru lulus 5 tahun terakhir. Gw termasuk salah satu yang paling tua di sana, secara lulusnya 8 tahun yang lalu ya, Kak.

Banyak orang2 pemerintah juga, ada yang kerja di kantor pajak, Kemenkeu, bea cukai—sehingga perbincangan pasti (walaupun kita coba hindari) selalu ada maneuver ke Purbaya, Purbaya, dan Purbaya. LOL~

Tapi ada juga yang sektor swasta, salah satunya mas Agung yang kerja di Shell Indonesia, yang dengan tenang dan sabar menjawab pertanyaan sejuta umat: Jadi gimana nasib Shell di Indonesia ke depannya???

Gw ga bisa kasih tau jawaban lengkap beliau karena janji off the record. Haha~ Intinya sih, they are working on it. Insya Allah bisa comeback. Mangat mas Agung! Gw dukung dari jauh! Loyal customer Shell banget nih saya! 

Anyway, acara reuni kemarin sedikit banyak bikin gw nostalgia Melbourne life juga. Literally setiap temen baru gw tanyain “dulu rumah lo dimana?” just so I could flashback to area-area familiar yang maybe dulu sering/pernah gw kunjungi. 

Banyak yang tinggal di Brunswick (obviously) dan di sekitar kampus atau city—supaya bisa tinggal jalan kaki ke kampus. Typical orang Indo/mahasiswa internasional di sanalah. 

“Ah lu orang mainnya kurang jauh~” ujarku dalam hati.

Literally semua kaget dan bingung ketika gw bilang gw tinggalnya di Armadale. Lingkungan elit dan strategis (dilewati 3 tram dan dekat dengan 3 train lines), very nice neighborhood, jauh dari hiruk pikuk tapi dekat dengan tempat-tempat eksis: St. Kilda beach, High Street, Chapel Street, dll. 

Notable mentions: The Royal Women’s Hospital (pernah ke sana menjenguk temen gw yang anaknya dirawat—the most beautiful hospital I’ve ever seen!), South Melbourne Market (ooh I miss those oysters!!), Camberwell Market (kegiatan favorit setiap hari Minggu, walaupun ujung-ujungnya ga beli apa2~ haha).

Aah I miss Melbourne. Harusnya ke sana bulan Januari, tapi ga jadi karena nasib gw belom jelas~ Hix~

Alright, that’s all for today. 

 

Tuesday, October 21, 2025

Limits (Part 2)

Kembali lagi dalam episode roda kehidupan Seeta sedang berada di bawah.

I’m not sure gw pernah cerita di blog ini atau belum, kayaknya pernah slightly di sini. Di bulan Oktober, gw menghadapi obstacle pekerjaan yang kedua, yang adalah… my intelligence.

Yep, you read it right. Sepertinya my intelligence tidak cukup kuat untuk menjalani pekerjaan ini. Kerap kali gw merasa bodoh banget. I can’t answer simple questions, I can’t think of the most obvious thing, I can’t communicate my thoughts clearly, I can’t work the way they work, I can’t remember things, I can’t be critical and creative, I can’t give ideas, I can’t respond to ideas…

It’s almost like I’m not qualified for this job.

Ini mengingatkan gw pada postingan ini, dimana gw menyerah pada limit diri sendiri. Bedanya, saat itu yang membuat gw menyerah adalah faktor eksternal, orang lain. So I know who to blame.

But now, yang menguji limit gw adalah diri gw sendiri, my whole being with my own thoughts and action.

Gw mencoba mencari akar masalah kenapa gw begini. Yang terlintas di pikiran gw pertama adalah, I’m not well-equiped for this job. Background gw untuk pekerjaan ini bisa dibilang minimalis. Let’s say gw cuma punya 30% skill dan knowledge yang dibutuhkan, which is not enough.

Ini gw aware banget sebetulnya. Sewaktu di interview pun gw mention ke mereka, ini pertama kalinya gw handling this kind of role. Gw terbiasa beroperasi di upper funnel, bukan di lower funnel. Gw terbiasa bekerja di brand side, bukan di client side. But they accepted me anyway…

Kedua, lagi-lagi masalah komunikasi. Interpretasi gw akan sesuatu berbeda dengan mereka. Yang gw anggap baik-baik saja, ternyata tidak baik-baik saja. Perbedaan pendapat akan menghasilkan persepsi/judgment, yang bisa jadi negatif jika pendapat gw sifatnya unpopular opinion alias beda sendiri. 

“What the hell is she thinking?”

Ketiga, I don’t have a good/proper mentor. I don’t want to do this, but it’s easier to blame someone else, right? But seriously, I think selama ini gw selalu punya bos yang bisa merangkap jadi mentor, atau team mate yang bisa jadi mentor. Tapi di sini ga ada. People have so limited time for me, so I have to figure things out on my own—which is difficult karena gw ga bisa leluasa di sini karena status gw yang bukan FTE. This is the 4th reason. 

Terakhir, well maybe I’m not trying hard enough. idk guys, kalo ditanya apakah gw sudah memberikan 100%--rasanya sih sudah. Tapi belum cukup juga. Mungkin harusnya gw menambah jam kerja dan bekerja di luar jam kerja, membiasakan kembali hustle culture. But it’s not good for my overall well-being dan malah akan berefek ke kualitas kerja. 

That being said, I’m not sure I’m in a position to say that I am disappointed in myself. Gw ga mau membuat diri gw jatuh lebih terpuruk lagi~ 

I’m not sure what I did wrong either. But at the same time, I know I could do better.

Gw udah tau outcome dari pekerjaan ini. Gw udah tau nasib yang menanti gw di akhir tahun. I can only hope for a miracle. If a miracle does happen, wah itu hoki gw udah max out banget deh. I probably can’t ask anything else to the great G.O.D..

I think I should really see a therapist. 

Sunday, October 5, 2025

Full-on AADC Week + Review Tipis Rangga & Cinta

Hi, guys! How yall doin? 

Maafkan kemalasan gw meng-update blog. Hari ini cuma mau ngomongin satu topik, yak sesuai judulnya.

Minggu ini adalah big week for us kaum millennial di Indonesia, karena kebangkitan suatu IP legendaris yang menemani masa muda kita. *cailah

Welcome back, Ada Apa Dengan Cinta (AADC), dalam wujud Rangga & Cinta (R&C).

Sekilas soal AADC, back in the days, gw SUKA BANGET filmnya. Not only the film, but the whole universe, the IP itself. 

Adalah masa-masanya gw pas SMP itu pengen buru-buru pulang sekolah supaya bisa re-watch filmnya yang gw beli dalam bentuk VCD setiap hari.

masih gw simpen lho, udah 23 tahun umurnya~


Gw ulang-ulang adegannya. Sampai hapal dialog-dialognya, mimik-mimiknya, lagu-lagunya, karakter-karakternya, gimmick-gimmick-nya. Favorit gw always adegan Cinta berantem sama Rangga, dan adegan Cinta bohong ke temen-temennya. Wkwk

Gw menguasai AADC se-khatam gw menguasai Harry Potter. 

Everything is still very clear now in my memory. Jadi ketika mengetahui AADC akan di-remake dalam versi musikal di Rangga & Cinta, gw hepi banget. The idea of reliving the story that was once very special for me is very exciting, apalagi dalam bentuk musikal. I love musicals!

So, meluncurlah gw ke bioskop di hari pertama tayang 2 Oktober kemarin bersama Nanien.

Jadi setelah nonton, gimana review-nya? Kita bikin videonya di sini:




Si paling content creator kan Nanien, abis nonton kita berdua ga berenti review, then she be like “kita kontenin aja yuk” Wkwk. Bagus sih, melihat opportunity, momennya pas soalnya, lagi hangat-hangatnya.

Namanya juga ngonten dadakan, kita ga sempet bahas semua. Itu aja udah 10 menit dan mall udah mau tutup. Kita udah diliatin dengan penuh makna sama mas-mas Chagee Agora Mall. Wkwkwk~

Beberapa hal yang ga sempet kita omongin, mau gw bahas di sini.

[!!!SPOILER ALERT!!!]

Pertama, Rangga & Cinta sangat PG-13—dalam artian, banyak yang disensor/diperhalus. Dua adegan yang beda banget sama AADC 2002:

- Alya mencoba bundir. Di AADC 2002, masih dikasih liat darah. Di R&C, cuma sampai adegan Alya nangis-nangis masuk kamar mandi. Lalu penonton baru disuruh menebak sendiri apa yang terjadi. 

- Airport farewell kiss. Di AADC 2002, the kiss is very explicit, mouth to mouth. Di R&C, cuma pelukan dan tempel kening aja.

Gw tidak kecewa. Mungkin para produser punya pertimbangan sendiri. Mungkin supaya filmnya aman dikonsumsi semua umur atau menghindari komplen2 manja ortu yang anaknya masih underage dan mau nonton. 

Kedua, banyak dialog iconic yang dihilangkan/diganti. Sayangnya, yang dihilangkan/diganti itu adalah dialog-dialog yang funny/witty. Beberapa di antaranya:

“Nggak prinsipil!”

“Elo kena pelet?”

“(Kamu) di rumah, semuanya pasti dikerjain pembantu.”
“Enggak juga. Kalau ada pembantu, kenapa nggak dikasihkan kerjaan.”
“Ya, kalau bisa dikerjain sendiri, kenapa harus dikerjain pembantu?”
“Ya, kalau misalnya ada pembantu, kenapa harus dikerjain sendiri. Hayo?”

Nggak apa-apa sih, cuma menurut gw 3 dialog itu udah funny as it is, jadi harusnya ga usah dihilangkan/diganti. Mengurangi satu sel lucu AADC. 

Ketiga, banyak adegan yang dihilangkan/diganti juga. Salah satunya adegan Rangga ngelempar pulpen di perpus ke siswa yang berisik. 

Versi 2002: Rangga lempar pulpen
Versi R&C: Rangga cuma negur “berisik!”

Kalo yang ini gw sangat menyayangkan diganti, simply karena dialog Rangga di versi 2002 itu iconic banget:

“Baru saja saya ngelempar polpen ke muka orang gara-gara dia berisik di ruang ini. Saya nggak mau polpen itu balik ke muka saya gara-gara saya berisik sama kamu.”

Beuhhh~~ Kelas.

Ke-empat, ini sempet gw mention di video review itu sih, tapi ini versi lengkapnya. The shift of perspective ketika nonton film yang totally sama di 2 waktu yang berbeda. Sempet gw post di IG Stories juga. Gw post lagi di sini supaya nyawanya lebih lama:




Yha. That’s what I feel. Perbedaan POV itu adalah highlight R&C buat gw. The whole watching experience, re-experiencing the same dialogues, the same scenes, the same characters, the same music, the same gimmicks 23 years later… Wah that’s totally something. Mungkin ini part of nostalgia ya.

Tbvh, buat gw R&C itu film komedi buat gw. Gw ketawa 80% of the time. Everything just seems so funny to me. For this reason, I would love to see it again just to experience it again.

A’ite. Itu dulu aja yang mau dibahas. Selamat bernostalgia AADC bersama Rangga & Cinta. Show the movie some love, ajak temen-temen dan keluarga lo nonton. Box office-nya agak slow. Banyak review kurang mengenakkan juga di luar sana, ga usah digubris. Nonton aja. Kita rayakan IP film terbesar di Indonesia ini bersama-sama. :)

 

Saturday, September 20, 2025

Me Wassup #113 - Dua Minggu Super Asyik

Hi, guys! How yall doin? 

How’s everyone’s weekend? I had a very nice vinyasa sesh this morning. Good flow. Sweat hard. Sekarang badan gw enakkk banget rasanya. <3

Gw baru saja melewati 2 minggu yang menyenangkan. Banyak event seru dan ketemu temen-temen yang berkesan. Berikut recap-nya:

Senin 8 Sept – Pijet di Karada

Menepati janji pada diri sendiri karena sakit pinggang, gw meluncur ke Karada Pacific Place yang paling deket sama kantor. Review singkat: tidak se-fancy Kokuo ya tempatnya. Sederhana aja, tidak ada akuarium dan pohon bonsai. Cuma kamar besar berisi 10-20 therapy bed yang dipisahin sekat gorden. Tidak ada playlist zen juga.

Sebelum pijet kita disuruh isi form, yang mana salah satu poinnya meminta info bagian sakitnya dimana aja. Gw jawab: pinggang, punggung, leher, kepala. BAU pegal-pegal remaja jompo pada umumnya. Wkwk~

Oh bedanya lagi sama Kokuo, harus pake baju khusus ygy. Jadi adegan ganti baju dulu. Bajunya kayak piyama gitu.

Service-nya gw pilih yang AP Balance 1,5 jam--ini yang paling lama, biar hasilnya maksimal gitu, biar cepet sembuh. Mahal sih, 550k. Untungnya dapet diskon 10% buat first-timer.

Lalu pijetnya sendiri gimana? Tekniknya beda sama Kokuo, tapi kayaknya masih mirip Meiso. Tekanan di area2 yang sakit lebih kenceng. Ada titik2 yang pas ditekan sakit banget, terutama di punggung dan pinggang, kata terapisnya itu bagian otot-ototnya kaku. Overall komentar terapisnya mostly “ototnya banyak yang kaku”.

Mereka emphasize juga di stretching, tapi bukan stretching pada umumnya. Badan dilipet-lipet berlapis-lapis, sampai bingung sendiri gw, baru tau badan bisa digituin. Lalu ditekan atau ditarik. Sekarang kalo disuruh reka ulang gimana posisinya, ga bakal bisa sih~ Wkwk

Banyak yang mengira Karada itu tempat kretek, bukan ya guys. Memang ketika di-stretching dan dilipet-lipet itu ada yang ke-kretek, tapi itu unintentional dan tergantung orangnya. Kalo badannya ga kaku, bisa jadi ga ke-kretek. Jadi mengkretek bukan bagian dari prosedurnya ya. Jangan salah paham.

Ada adegan kaki gw di-assess juga. Disuruh lurusin terus ketauan mata kakinya ga sejajar. Lalu “dibenerin”, disuruh pindah ke bed khusus warna merah, terus they did something kayak diketok gitu, keras suaranya. Ga sakit kok. Terus somewhat jadi sejajar aja gitu. Mejik! Ketok mejik!

Lantas apakah sakit pinggangnya sembuh???

Jujur besoknya bangun tidur masih sakit ya, walaupun nggak sesakit sebelumnya. But then beberapa hari setelahnya gw mens, dan setelah mens ga sakit lagi~ 

SIALAN TERNYATA HORMON BELAKA!

Rugi bandar 550k~ Wkwkwk

Gapapalah pengalaman. 


Selasa 9 September – Premier Film Jepang EXIT 8 

Beberapa minggu lalu tereskpos iklannya, lalu ngeh yang main adalah Ninomiya Kazunari aka Nino Arashi. Langsung ngajak nonton fangirl Arashi #1 di Bambu Apus: Nanien. Eh beliau ternyata dapet undangan media dan mengajak gw. Pas!

Beranjaklah dari kantor ke CGV GI.

Filmnya gimana? Seru sih, tense, bikin degdegan dan gemesss di beberapa adegan. Walaupun setnya di passageway MRT itu doang, tapi ga bosen nontonnya. Ternyata adaptasi game, dan jadi bikin pengen main game-nya karena itu semata-mata hanya uji memori ya. Tapi urung karena berbayar~ Nyehehe. 

Nontonnya lumayan nostalgic juga liat Nino. Masa-masa gw ngefans sama Arashi cuma pas kuliah ketika main sama Nanien, karena dia supplier konten-konten ilegal Arashi yang walaupun ga diminta pun tetep ngasih alias emang niatnya ngeracunin aja. Wkwk~

Nino… Kok bisa ya usia 40++ kerutannya masih minimalis? Spill skinkernya dong, Om!

Pulangnya dengerin lagu-lagu Arashi yang dulu gw suka sampai bikin playlist-nya di Spotify. Ga banyak sih. Tapi kalo minat dengerin juga, klik di sini

geng fangirl BADAI circa 2007



Kamis 10 September – Listening Party Album Baru Ed Sheeran “PLAY” di Moja, GBK

Kali ini undangan dari fans Ed Sheeran #1 di Sawangan, Iip. Beliau ikut kuisnya di sosmed dan menang! Tiketnya buat 2 orang jadi diajaklah saya. Baek-baek banget deh temen-temen gw. <3

Kayaknya baru sekali ini gw ikut listening party. Maybe dulu pernah zaman masih jadi jurnalis, tapi lupa-lupa inget deh.  Sekarang listening party lebih fancy dan creative ya konsepnya. Bukan acara formal di kantor label musiknya seperti dulu, melainkan di venue-venue yang happening.

Ed Sheeran kemarin di Moja Museum, GBK. Wihh pas banget, gw belom pernah ke sana! LOL *norak*

Acaranya seru juga. Dimulai dengan MC quiz Q&A cerdas cermat, bagi-bagi merchandise. Iip super ambi bisa jawab semua pertanyaannya, to the point ketika udah menang dia gantian ngangkat tangan gw sambil bisikin jawaban pertanyaannya. Wkwk sialan lu, ip! Kalo pas maju disuruh nyanyi gimana njing?! Gw gatau lagu2nya~~ Wkwk~

Lalu listening party dimulai. Gw bukan fans Ed Sheeran, cuma casual listener aja. Jadi ga gimana-gimana sama albumnya. Overall it’s good. But serious question, kenapa sih dia milih musik-musik India buat influence di album ini?

So far gw paling suka lagu Sapphire & A Little More—yes, yang video klipnya ada Ron Weasley kesayangan akohhh aka Rupert Grint. In fact the whole reason gw mau ikut ke event ini yha karena gw tau Ron bakal jadi cameo. Hehehe~

Setelah listening party, kita boleh lanjut main roller skate! Nice! 

Ah sayang skill roller skate gw dari zaman bocil udah ilang total, jadi harus ditopang alat bantu jalan, heuuuu~~~




Makasih buat Warner Music untuk acara yang super cute dan seru ini. special shoutout buat Opiq yang ngasih gw tiket tambahan (sempet lupa Opiq kerja di Warner, haha) jadi bisa ajak ade gw juga, dan ngenalin gw sama macro KOL langganan Warner, Ojemo & Aul Tutorial Hidup. Luv!

Semua gimmick pink (karena album PLAY key art-nya pink) gemes-gemes! Donat, cookies, gulali, soft drink, totebag, coaster, poster, pin. Banyak banget dapetnya. Gw yang bukan fans aja hepi, kebayang yang real fans seperti Iip pasti lebih hepi lagi. Top! 


Jumat 11 September – Launch Event Ratu-Ratu Queens di Midaz Senayan

Kalo dari kemarin main, yang ini… main juga sih! Wkwk

Ini acara kantor, tapi gw tidak bertugas kali ini. Jadi hadir untuk support temen dan support title-nya aja. 

Dateng ke Midaz nostalgic juga sih, kan Januari kemarin bikin acara launching title di sini juga. Title-nya sukses lagi! :D

Acara kemarin temanya Y2K, yang sempet bikin bingung, pake baju apa yak? Rekomendasinya pake flannel shirt, tapi ga punya~

Then I remember our Y2K icon, QUEEN BRITNEY JEAN SPEARS. Idola pertama gw sejak mengenal konsep industri musik mainstream. 

Y2K is Britney, Britney is Y2K. 

So here I am:

Nailed it!



Fun fact itu baju gw beli harganya $2 ajah di Supre di DFO Melbourne. Ditaro di bak gitu lagi. Kayak nemu harta karun gw! Wkwk~~

Usaha untuk bikin baju itu crop top biar makin Y2K agak failed sih, but yaudahlah ya yang penting Britney-nya jelas.

Sayang DJ-nya malem itu nggak bawain satupun lagu Britney~ Ah ga sesuai brief nih! Payah! Wkwk~

Sejak malem itu gw reuni lagi sama lagu-lagu Britney, terutama yang lawas-lawas. Dengerin versi live lagu-lagunya di YouTube—karena Britney kan ga pernah world tour yha, dia cuma perform di residencies sekarang. 

Eh nemu hidden gem gitu di YouTube, ada orang yang bikin live concept lagu-lagu lawas Britney pake AI! 




Lumayan alus sih editannya, ga awkward, dan ditambahin improvisasi seperti halnya live performance juga.

Luv banget, made me feel some type of way. Karena Britney yang asli mungkin ga akan pernah bawain lagu ini lagi, atau mungkin ga punya capacity untuk bawain lagu-lagu seperti ini lagi. At times like this, I’m thankful for AI.

So grateful someone made this. Makasih banget, whoever you are. <3

Pesan sponsor: jangan lupa nonton Ratu-Ratu Queens di Netflix! <3


Kamis 17 September – ONE PIECE CAFE

NAINI! Yang paling-paling-paling ditungguuuu~~~

Rencana ke sini udah dari taun lalu pas pertama kali buka, waktu itu masih arc Fish-Man Island. Tapi ga pernah jadi. Ga nyesel sih, karena selain ga suka arc itu, denger review orang2, makanannya ga enak. Wkwk~

Beberapa minggu lalu dapet kabar dia ganti arc, jadi PUNK HAZARD! Huaaaaaaa

Gw suka banget Punk Hazard, brooo!!

Sampai sekarang kalo ditanya arc favorit gw, salah satunya ya Punk Hazard! 

Alasannya? Simply because it’s FUNNY & WILD!

Mungkin secara cerita Punk Hazard ga sedalem/sekompleks arc lain ya. At some points terasa seperti filler arc/getaway arc karena banyak main-mainnya. Tapi banyak elemen2 menarik di arc ini yang bikin pengalaman menontonnya beda dari yang lain:

1. The place ‘punk hazard’ itself. 

Bukan pulau yang established seperti yang lain, melainkan pulau tempat eksperimen ilmuwan Vegapunk (hence the “punk”) dan rekannya, Caesar Clown, yang kemudian di-abandon karena banyak eksperimen gagal (hence jadi banyak “hazard”), dan makin rusak ketika 2 admiral Navy, Akainu (yang kekuatannya api) dan Aokiji (yang kekuatannya salju) bertarung di situ. 

Sumpah Oda jenius banget bikin nama “punk hazard” ini!

2. Straw Hat x Law Alliance

Faktanya adalah salah dua karakter paling favorit gw di saga One Piece adalah Nico Robin dan Trafalgar D. Water Law.

I ship them. Wkwk~

Yang cewek scholar, yang cowok surgeon. Mampus banget ga tuh perpaduan keduanya kayak gimana? Otak-otak cemerlang dan berbahaya yang ditakuti Pemerintah Dunia.

Gw mulai ngeship mereka ya sejak nonton Punk Hazard. Ketika Law dari Heart Pirates menjalin aliansi sama Straw Hat Pirates karena mereka punya common goals untuk menghabisi Doflamingo & Kaido. 

LAW ITU KEREN BANGET ASTAGAH! 

Diam-diam mematikan. Diam-diam kuat. Diam-diam jenius. Diam-diam receh. Semuanya diam-diam mode tapi damage-nya ampoooonnnn~~~ Hahaha~

Punk Hazard itu platform gw fangirling Law banget sih. Di sana Law lepas banget, ga jaim. Dan menjadi ally yang sangat bisa diandalkan oleh Straw Hat, mereka kayak punya kakak laki-laki gitu. I could go on and on and on about Law. Nanti deh gw bikinin 1 postingan khusus sendiri. <3

Fun fact: voice actor-nya Law adalah orang yang sama yang mengisi suara Attack on Titan's Levi Ackerman: Hiroshi Kamiya. Gokil ya dapet peran keren-keren terus and nailed it every single time.

3. CAESAR FUCKING CLOWN

My favorite OP villain ever ever EVERRR!!!

Lo boleh bilang selera gw receh, cetek, whatever, gw akan tetep stan Caesar Clown! Yes he is a sadistic maniac, a psychopath, and overall disgusting human being. Tapi menurut gw dia adalah villain paling "manusia" di One Piece, paling “warga”. Motivasinya untuk melakukan kejahatan bukan berdasarkan ideologi atau misi atau tujuan yang besar seperti menguasai atau menghancurkan dunia. 

Motivasinya secetek:

1. Duit
Dimana ada klien, di situ ada dia. Ga peduli yang dikerjain baik/buruk, benar/salah, dimana ada uang, dia akan kejar. Big Mom minta teknologi yang bisa bikin manusia membesar, dibikinin (at the cost of the lives of innocent children he kidnapped :/). Kaido minta buah iblis palsu, dibikinin. Semua semata-mata demi uang. Dia cuma mau kaya. SAMA SEPERTI KITA.

2. Pengakuan/validasi
Dia ga terima Vegapunk dianggep orang paling genius/hebat sedunia. Dia iri. Dia pengen punya gelar itu sampai rela melakukan apapun yang dia bisa lakukan dengan kapasitasnya, ga peduli itu benar/salah. Ambisi yang konyol tapi at the same time sangat relatable karena orang-orang di dunia nyata kan banyak yang kayak gitu juga, pengen egonya diturutin. Haus pengakuan/validasi. SAMA SEPERTI KITA. 

3. Kejam, tapi pengecut dan punya banyak human flaws
Dia bisa tega melakukan eksperimen mematikan ke anak-anak, tapi begitu diserang, kabur. He got so many human flaws. Sejenius apapun dia, dia bukan penjahat yang sempurna, dia hanya manusia biasa yang juga punya rasa takut—sifat dasar manusia. 

Dia bisa dengan bebasnya melakukan tindak kriminal karena dia dilindungi oleh Doflamingo, Kaido, Big Mom. Kalo ga ada backup, ga ada Caesar Clown. Kalo di Harry Potter, Caesar Clown ini seperti Peter Pettigrew. Cucoookkk~~

Sometimes dia juga bodoh, narsis, nyebelin, gengges, tukang bohong, tukang pamer--sifat manusia sehari-hari banget, kayak ngeliat temen sendiri yang toxic. 

Semua kelemahannya ini bikin dia sangat manusia.

Jadi, bisa dibilang Caesar Clown adalah villain yang karakternya paling dekat dengan karakter manusia biasa. Sifat jahatnya bukan karena ideologi atau tujuan besar, tapi karena kelemahan, ego, dan keserakahan. Karakter manusia sehari-hari. 

Caesar Clown punya 1 sifat "baik", yang mungkin luput dari perhatian orang karena yang terlihat cuma sifat jahatnya aja. He's very passionate about science. He is a scientist who is proud of his work, always giving 100% or more--even if it's risky, but in the name of science (+ fame and money), he'll do it anyway. I wish we could see Caesar's backstory; it could be inspiring before it went south. LOL

I also like his character development, how he turned from a villainous mastermind character into a God Usopp-level gag character. Caesar Clown paska Punk Hazard itu such a joy to watch! 

Eh tapi bukan berarti gw mendukung semua perbuatannya ya, HE’S STILL JUST A PIECE OF SHIT! LOL

Kemarin ketemu in person. hehehe

LORD CAESAR


Jadi paham kan kenapa gw pengen banget ke Punk Hazard? :D

Gw di sini ga akan nge-review café-nya karena of course gw ke sana bukan buat makanannya. Kalo lo penasaran sama visualnya, gw udah ngepost banyak foto di IG, lo cek aja highlight stories gw yang ada jolly roger-nya, itu isinya OP Café.

Di sini gw cuma mau bilang kalo pengalaman gw ke sana menyenangkan banget. I feel like a child again—padahal gw nonton OP pas udah umur 30an, wkwk~ 

Tema Punk Hazard-nya on point! I love every corner of it. Dari mulai area salju, area api, area lab, sampai ke standee karakter-karakternya, semua keren. Semua karakter ada, all Punk Hazard fam lengkap—not only Straw Hat, termasuk geng Marine. Wall of fame koleksi bounty worst generation ada semua. Karakter yang 3D ada Luffy, Chopper, dan Sanji [tapi ga boleh pegang ya].

Terima kasih staf café yang ngasih gw freebies banyak banget dan udah sabar dan helpful ketika dimintain tolong fotoin dan jagain tas kita ketika kita keliling2 ninggalin meja. 

[10/10] for ultimate Nakama experience!

Okay, that’s all for today. 

September ini so far menyenangkan. My last “break” before October, bulan dimana gw udah harus mulai mencari pekerjaan lagi. Huhu~ Wish me luckkk~~