Sunday, August 9, 2020

The First Normal Day in 5 Months

Huaaaaa seneng bangetttt~~ 

Setelah 5 bulan lamanya menjalani hari2 yang tidak normal, kemarin akhirnya merasakan secuplik kenormalan!

 

Ceritanya si Citra lagi ngurus event di Senayan City—JFW, dimana Dian buka booth.


Sebenernya rencana nyamperin dateng tiba2, gw inisiatif aja gitu mengidekan ke Opiq untuk nyamperin Citra ke Sency, buat ngasih semangat, karena gw tau Citra was having a hard time preparing this event. So I thought coming there to cheer her up will make her happy and appreciated.

 

Opiq awalnya mager, karena lagi banyak kerjaan juga. Tapi akhirnya setuju, karena dia pun kangen Sency—kangen Abura Soba lebih tepatnya.


me and piq

 

Oke, rencana dijalankan hanya dengan 1 KPI: support Citra, but turned out… banyak kejutan2 menyenangkan lain yang happened along the way!

 

1. Ketemu anak2 Dian lain!

 

Gw lupa banget kalo JFW bukan cuma event-nya Citra. Sampai sana syok banyak anak2 Dian lain juga dateng. Ada Ogie, Bima, Jafri, Mas Andi, Christel, Dian Permata, Melisa, dan Dewi! Super happy!!! Everyone is super gorgeous and energetic! Ga ada bedanya sama pre-pandemi!

 

2. Ketemu temen partners and vendors yang biasanya ketemu on daily basis

 

Mulai dari Subtube, vendor livestreaming kita, terus Tantina Management: ada Tanto, Mas Rino, Ilona. Not to mention KOL yang mereka bawa. Gila ya, sekalinya keluar ketemu Jovi Adhiguna sama Sara Fajira (yang nyanyi Lathi live). Mayan banget!!

 

3. Ketemu acquaintance, yang biasa ketemu kalo hangout sama anak2 Dian.

 

Ada Erin-istrinya Bima, Kak Randy—pacarnya Ogie yang orangnya ternyata asyik dan baik banget.

 

4. Ketemu kakak2 ex. Femina yang ngurus JFW.

 

Ketemu Mbak Dea sama Kak Cia (Fathia). Chat bentar (basa basi)~ Wkwk~ But still, udah lama banget ga ketemu yaaa~~

 

5. Ketemu Rini!!!!

 

Ini WTF banget sih, katanya ni anak ga mau keluar2 karena parno, tau2 kemarin ke Sency beli beha diskonan di La Senza~ Dafuq~ LOL~ 


lol pertemuan tak terencana

 

Oh my God, it’s so so so good to see everyone!

 

Berinteraksi, ngobrol, curhat langsung, bukan pake video call. Man.. such a bliss.

 

You can call me ignorant, ga peduli covid or whatever, but hey, I’m following the protocols. I had mask on all the time and distanced myself from people.

 

Kemarin ada diskusi menarik sama Kak Randy. Dia bilang “I guess we are entering the phase where everyone eventually will be exposed to covid and has to deal with that.”

 

Gw setuju dengan statement itu. I mean, just admit Indo kan telat banget penanganan covidnya, udah gitu infrastrukturnya ga memadai, jumlah tenaga medis dan RS kurang, dan fasilitas ga canggih. Dalam urusan penyebaran informasi, infrastrukturnya juga ga memadai, telat ngasih data, ga consolidated, ga semuanya ter-cover, jadi makanan sehari2. Let alone negara ini negara demokrasi, yang mana banyak orang2 ga nurut karena semua orang bebas berpendapat.

 

Beberapa hari lalu gw baca bahwa ada ikatan dokter something yang percaya yang positif covid di Indo sebenernya udah jutaan, ga cuma ratusan ribu seperti yang diberitain setiap hari. Gw 100% percaya, karena alasan yang gw sebutkan di paragraf di atas.

 

Menurut gw covid ya udah kayak flu biasa, atau flu berat, yang semua orang bisa kena karena satu dan lain hal. Seperti halnya flu dan penyakit2 lain juga, covid bisa jadi sangat berbahaya kalo daya tahan tubuh lo lemah. Tapi bisa jadi tidak apa2 kalo daya tahan tubuh lo kuat.

 

Logikanya sesimpel itu.

 

That’s why selama kita menjaga kesehatan dengan baik dan mematuhi segala protokol, I think we’re gonna be just fine.

 

Lagian nungguin covid ilang, nungguin kurva turun, itu ga akan ada ujungnya, semuanya serba nggak pasti. Bisa bulan depan, atau taun depan, atau entah kapan~

 

Jadi apa gunanya terus2an paranoid? Apa gunanya terus menunda new normal? Apa gunanya terus menghentikan ekonomi?

 

We’re doomed either way, so might as well just live with that.

 

I think it’s about time aja sih orang2 perlahan2 mulai melonggarkan diri. Kebetulan aja gw udah duluan. Maybe karena riwayat mental illness yang dulu pernah gw ceritain. Maybe juga karena mindset gw yang udah shifting, karena gw terlalu realistis, melihat covid yang ga ada ujungnya, might as well continue my life. 

 

So yeah, setelah gw review ulang, 3 minggu belakangan ini gw selalu pergi2 pas weekend.

 

2 minggu yang lalu ke dokter gigi di MMC, kemudian lanjut ke Grand Indonesia sama Iip.

 

Seminggu yang lalu nganterin si Cuprit ke kosannya di Allogio, Gading Serpong. Besokannya ke PIM, belanja bulanan dan windows shopping sebentar.

 

Dan kemarin, ke Sency untuk “kerja” dan hangout sama temen2.

 

Gw seneng banget weekend bisa keluar. Sekarang reversed situation gitu, kalo dulu weekdays ke luar weekend di rumah, sekarang vice versa.

 

Menurut gw ini kebiasaan yang baik. Seminggu sekali aja keluar, dipuas2in deh main, ketemu temen, makan2, belanja, hangout, etc.

 

With this kind of phase insya auloh bisa tetep menjalani protokol utama covid: most of the time staying at home (WFH), while at the same time ngerasain a slice bit of normalcy dengan keluar dan bersosialisasi saat weekend.

 

80:20-lah for starter. It should be enough.

 

Aite. That’s all for today. Ttyl!

 

Cheerios!

No comments:

Post a Comment