Saturday, December 4, 2021

Holiday blues

 Hi, guys! How y’all doin?

Sorry hampir 3 minggu absen ngeblog karena diriku abis holiday~ hehehe~

Ga jauh2 kok, ke PIK (lagi) aja~ Bareng travelmate yang sama, Iip dan Rini.

Tidak perlu gw ceritainlah ya, it’s the typical holiday we used to have. Tapi yang kemarin lebih memuaskan, karena lebih MAHAL! LOL~

Ya intinya ga tanggung2lah spending-nya, apalagi buat makan dan jajan. Gila sih. Kayaknya selama di sana celana gw ga bisa dikancingin deh. LMAO~

Terus akhirnya bisa reuni juga sama my luv mala tang dan Szechuan cold noodle. Yum! Hepi deh pokoknya. Yuk kalo pada mau wisata ke PIK, colek2 aku~




Setelah holiday, datanglah holiday blues. Mau ngapa2in males, ga dapet inspirasi. Jadinya minggu lalu absen ngeblog lagi.

Well, ga ada yang terjadi di hidup gw juga sih, gitu2 doang~ huff

Sekarang enaknya bahas apa ya?

Hmmm…

I cut my hair last week di salon deket rumah. Nyokap finally berani ke salon “murah” yang prokesnya seadanya lagi, setelah selama pandemi cuma mau ke salon “mahal” tapi prokes seketat celana spandex.

I’m quite happy with the result! Belakangan ini lebih nyaman dengan rambut lebih pendek. Biasanya rambut gw tuh medium length alias sebahu. Sekarang lebih pendek lagi nyamannya. Mungkin efek penuaan, ga mau ribet~ Hahahaha

What else to talk about? 

Paling gw mau mengeluarkan unek-unek sedikit. Males sih sebenernya ngomongin ini, soal pekerjaan. Tapi yang ini bizarre banget sih. Jadi gw merasa perlu untuk address.

Seminggu belakangan ini gw dihubungi oleh 4 HR perusahaan yang sama. Bukan 1, bukan 2, bukan 3, tapi 4! Dua menghubungi via Linkedin, dua lainnya via Whatsapp. Mereka 1 orang dari Indonesia, 2 dari Singapore, 1 dari China.






What the fuck is happening??

Ini semua terjadi di minggu yang sama. Crazy~

Lucunya, perusahaan ini adalah perusahaan yang sama yang sudah gw tolak 5 bulan lalu, jadi logikanya seharusnya data gw di perusahaan itu sudah di-blacklist. 

Ini kan berarti antara HR-HR itu satu sama lain tidak terkoordinasi. Tidak ada alignment. Ya gw paham sih maybe perusahaannya sebesar itu dan KPI setiap tim juga beda-beda. Tapi kan.. tapi kan.. 

Ya gw ga respek aja sih. Kalo mereka udah menyerang dari segala arah kayak gini berarti kan mereka mungkin ada di tahap desperate. Mereka harus onboard kandidat secepatnya, most likely karena butuhnya urgent banget, which is menguntungkan buat si kandidat sebenarnya, karena negotiation power yang dimiliki akan lebih besar.

Kemungkinan lain adalah they actually don't really want you~ Mereka try their luck aja. Maybe bulk-approaching juga. Di saat yang bersamaan who knows ada puluhan bahkan ratusan kandidat yang di-approach untuk role yang sama. Kalo direspon dan berhasil direkrut alhamdulillah, kalo ngga yaudah. This means mereka udah sering mengalami penolakan dan turnover di perusahaannya tinggi! LOL~ 

Buat gw pribadi, sejak kejadian bulan Juni lalu, gw bener2 learn it the hard way-lah soal rekrutmen2 seperti ini. Sekarang gw picky dan careful banget sama tawaran2 yang masuk, banyak pertimbangan sebelum memutuskan resign dan terima tawaran kerjaan baru. Nantilah kapan-kapan gw bahas di blog ini. Tapi mungkin sekarang gw bahas salah satunya.

One of the reasons is because I value my life and my mental well-being very very highly, jadi gw ga mau menghabiskan hidup melakukan apa yang gw ga suka karena itu bisa bikin hidup meaningless dan penuh penyesalan.

Gw pengen kerja tuh heart-driven, pakai hati. Gw ga mau jadi robot, yang ga punya hati. Kerja cuma supaya ada kegiatan dan dapet upah, tapi ga memberikan meaning dalam hidup. So yeah, my heart should be the drive of everything I do.

"Meaning" itu buat setiap orang beda-beda ya. The way we define meaning is different. But for me, this means gw hanya mau bekerja di industri/bidang yang gw suka yang bikin hati gw seneng. Yang bikin gw passionate. Yang align sama life purpose yang tertulis di 3 esay yang gw submit ketika melamar beasiswa Purpose 6 tahun lalu. 

Dalam hal ini, industri/bidang itu adalah media dan/atau entertainment. Ngapain di sana? Melakukan apa yang gw yakin akan enjoy jika mengerjakannya, which is content/editorial/brand/marketing.

Fyi, di QQ—tempat kerja gw sekarang, gw mendapatkan dua-duanya. Industrinya dapet, tipe pekerjaannya pun dapet, and yes, not a single day is meaningless in QQ ever since I joined them last year. 

Jadi, kalo ada mas/mbak HR yang lagi stalking gw dan kebetulan baca blog ini, kalo Anda mencari role untuk e-commerce, small/medium/large business, agency, whatever whatever non media/entertainment product, mohon maaf, saya tidak berminat, cari kandidat yang lain aja. 

“Idealis banget lo! Realistis kali, udah untung ditawarin kerjaan lebih bonafit.”

Ga ada salahnya jadi idealis. I’ve come a long way to be in this position. You know, 5-6 tahun lalu gw bahkan ga punya pilihan untuk jadi idealis. Not even a smallest chance. Gw dulu selalu berada di grey area, ga bisa hitam/putih. Jadi sekarang ketika sudah berada di posisi ini, gw ga bakal sia-siain. 

“If I become a photographer? I'll just earn less, right? My home will be small, my car will be small. But, Dad, I'll be happy! I'll be really happy. Whatever I do, I will be doing it from my heart.” —Farhan Qureshi from 3 Idiots (2009)

Demikian. 

No comments:

Post a Comment