Showing posts with label new normal. Show all posts
Showing posts with label new normal. Show all posts

Monday, September 26, 2022

WTF 22 - Return of The Blackjack

Hi, guys! How yall doin?

It’s Sunday of the final weekend in kosan.

It’s the first weekend I don’t go to dentist. Wkwk~ Seriously, gw abis Owen dateng tuh tiap minggu ke dentist buat ROOT CANAL!

Ceritanya gw scaling gigi di bulan Juni. Abis scaling itu, gw merasakan sakit yang tidak biasa pada geraham kanan bawah. Awalnya gw ignore, karena ga sakit2 amat. Tapi kok makin lama makin sakit to the point dipake ngunyah nyeri banget~

Kemudian gw dapet project Owen yang menyita sebagian besar waktu gw, jadi ga sempet2 cek ke dentist. Sakitnya pun gw tahan sampai project Owen selesai. Itu rasanya udah ngilu banget banget banget. Bahkan ini gigi dipake makan di restoran Jepang termahal di Fairmont pun ga mau kompromi~

So setelah project Owen selesai, langsung capcus ke dentist. Di situlah saya divonis infeksi root canal. Saraf giginya ngacolah intinya, kemudian meradang dan menyebabkan sakit. Bangkenya, treatment root canal ini ga bisa yang cuma sekali dua kali, harus minimal 4 kali dalam interval mingguan. Karena ada proses sarafnya dimatiin, terus gigi ditambal sementara, lalu perlu kontrol lagi—dicek udah beneran mati atau belum itu sarafnya, lalu baru ditambal beneran. 

As per minggu lalu, udah ditambal beneran akhirnya, so I don’t have to go to dentist this week, tapi harus ke dentist minggu depan, buat final check. 

Iya daaah kasiiihh~~ Biar beneran selesai iniii~~ Nggak banget deh gigi tiap minggu dibor, ngilu anjir~~~ Sungguhlah pepatah sakit gigi lebih sakit daripada sakit hati itu benar adanya~~ T.T

And also, this moment, I would like to thank asuransi kantor, which without whom, I would just suck it up coz it's bloody expensive~ Fyi, gw berobat di poligigi RS MMC, biaya 1,3 juta sekali treatment. Total root canal gw 6x treatment, so around 8 juta-ish.

Anyway~~~ Minggu ini kerjaan kantor lumayan too much, well dari minggu lalu sih sebenernya. Saking too much-nya gw sampai harus re-run Brooklyn Nine Nine. This show never fails me. Re-run dari tahun ke tahun ga pernah bosen. Amazing-nya, B99 ditonton ketika dalam keadaan lagi stress, JAUH LEBIH LUCU. Period. 

Cobain deh, guys. Hehe~

And yes, baru sempet nonton Season 8 kemarin banget, and… it’s truly heart-breaking, ya~

Sebel deh ketika para screenwriter udah masukin kepentingan politik, trying to be as woke as possible.. I mean, buat apa coba? It’s a comedy show~ Ga usah mikir terlalu jauhlah.. Orang cuma pengen ketawa kok disuruh mikir?!

Anyway… Terus minggu lalu gw ga sempet istirahat weekend karena harus ke Bogor—foto keluarga. Capek banget.. Kurang tidur banget.. Senennya kerjaan langsung gedabak gedubuk lagi~

Akhirnya memutuskan: GW HARUS HEALING!

Lalu teringat si Putri jual tiket WTF dia dengan harga murah. Konon ybs baper karena line up WTF tahun ini menurut dia mengecewakan~ Long story short, nego Putri jual murah, dan berhasil! 3-day pass WTF here I come! Hohoho~~

Finally, a purpose to serve for healing. 

Kenapa WTF dan bukan Pesta Pora? Tentu saja karena ada CL!!!

Gw tuh belum pernah nonton CL solo live. Terakhir ketemu CL ya pas 2NE1 di Singapore, that was 8 years ago~ Holycow~

As solo artist, CL pernah tampil di WTF sebelumnya, pun pernah tampil juga di LAFF Festival beberapa tahun lalu. Tapi 22nya gw ga nonton. Kayaknya zaman itu masih baper karena 2NE1 dibubarin. Jangankan nonton CL, dengerin lagunya aja nangis~ heuuuuu

Gw membutuhkan sebuah comeback perkonseran yang epic tahun ini, yang tadinya gw persiapkan untuk Bieber (tapi ga dapet tiket—halah tu konser calon2 batal juga~ wkwk). Lalu sempet kepikiran nonton Singapore Grand Prix, biasanya entertainment line up-nya keren2, secara mereka pernah bawa sekelas Katy Perry and Hans Zimmer, eh cuma ada Westlife, Green Day, Black Eyed Peas~

Then WTF announced mereka bawa CL. :’)

Setelah trauma gw akan 2NE1 sudah sepenuhnya heal, setelah their epic comeback as a group di Coachella, setelah looping lagu Let It at least 100x sehari… Finally, it’s time, for a Blackjack, to return!

Langsung deh persiapan heboh.

1. Outfit. Ga boleh asal, ini WTF. Fashion police is everywhere. Jangan malu-maluin. Thank God everything came together neatly setelah gw beli tiket dari Putri. Ada kesempatan pulang ke rumah karena mau foto keluarga, langsung deh bongkar lemari buat mix and match outfit. Wkwk

2. How to make it memorable. Another challenge. Ga bisa solely depends on the outfit. Karena WTF isinya anak2 Jaksel ber-outfit kece semua. I need something to make a difference, to make me standout. Apa yang bikin gw beda dari anak2 ini? Well, it’s easy sebenernya, imma Blackjack! I bet these kids don’t know what Blackjack is. Hahaha~

Jadi identitas Blackjack gw itu harus keluar. Harus keliatan. Unfortunately, gw ga punya outfit bertema 2NE1. Tapi gw punya………… lightstick! Yazzzz……

Eh tapi tunggu dulu, lightstick gw… dimana ya???

Langsung kalang kabut. Itu lightstick sudah 6 tahun tidak berfungsi—sejak 2NE1 bubar.. Jadi tentu tidak gw maintain dan acuhkan~ 

But then ternyata lightstick itu masih bertengger manis di cantelan di belakang pintu kamar gw. Tapi masalahnya… masih berfungsi nggak?

Baterai di dalamnya kosong. Entah kapan terakhir gw pakein baterai itu lightstick…

Lalu panik. Jangan-jangan dah rusakkk!! Aaaakkk~~~

Google sana google sini. Nyari tipe baterainya apa. Sialan ini lightstick yang versi Jepang lagi~ Ada nggak tuh baterainya di Indo??

Cari di toserba deket rumah, GA ADA. Cari di Gunung Agung Senayan City, GA ADA. Cari di toko jam, GA ADA~ Mampus~

Di tengah desperado, lalu terpikir, coba gojekin aja ah~ Cari di Go Mart, biar algoritma Gojek yang cari deh! 

Dan… Ada. :’)

Thank you, Universe.

Even more thankful when I knew the lightstick is still in a good condition. In fact, she is perfect! Menyala cantik sempurna seperti 8 tahun yang lalu. <3

Mungkin lightstick ini metafor suasana hati gw when 2NE1 is around.

Mengutip dari Medium gw,

“2NE1 was my precious, my heroes, my whole world. Their music lifted me up when I was in the lowest state. Their presence gave me so much joy and courage. They brought out the best in me. I was braver, stronger, and happier with them around.”

Yes, indeed I was yesterday. :’)

Here comes CL’s WTF 22 performance review!



CL’s set was very much sat-set-sat-set. Intro, nyanyi, joget, pulang. LOL~

Nggak ada romantis2nya lu, CL. Speak dikit kek, ngobrol2 formalitas. Jackson Wang yang tampil sehari sebelumnya lumayan sering ngajak ngobrol penonton, walaupun cuma sekedar “Indonesia aku cinta kamu!” "this is my first time performing as a solo" "i miss you" "how to get back to stage" >> wkwk ini karena dia tiba2 lompat dari stage terus ga tau gimana cara naik lagi~ 

CL mana ada, cuma “what’s up Indonesia” doang di awal, terus “see you soon” di akhir. Capek. Wkwk~

Well, she’s not a good speaker when she’s alone. Never was. Kalo 2NE1 konser, ngobrol2, say hi, ngegombalin fans, ngelawak, dll, itu part-nya Dara sama Bom. CL sebagai leader cuma memantau biar 2 eonnie-nya ga keluar batas. LOL~

Kurleb ada 9-10 lagu dibawain. Kalo gw ga salah inget, setlist-nya as follows:

- Intro
- Spicy
- Hwa
- Dr Pepper
- MTBD
- The Baddest Female
- Tie A Cherry
- 5 Star
- Lover Like Me
- Hello Bitches

Agak kecewa karena Let It ga dibawain. But well, WTF bukan panggung yang tepat untuk bawain Let It sih. Anak2 ini terlalu asing sama kpop. CL harus stick to her popular songs.

Thank God MTBD dan The Baddest Female dibawain, karena hanya di 2 lagu itu lightstick gw bisa berfungsi sepenuhnya. Maksudnya, hanya 2 lagu itu yang punya koneksi sama 2NE1. :)

Terus gimana mbaknya? She delivered. Spectacular as always. 

Stage presence CL tidak usah dipertanyakan. To date, masih yang terbaik untuk lulusan ‘idol’. Lalu yang CL punya tapi orang lain ga punya: stage command. Kemampuan untuk menggerakkan crowd untuk melakukan apa yang ia ingin mereka lakukan. Di atas panggung, CL = Queen. Terserah deh mau dia mau kita ngapain, kita nurut. Your wish is my command, ma’am~

Overall, very satisfying stage. For me, it truly healed. Kekuatan performance yang prima, artis yang gw suka, musik yang kece yang very familiar.

Gw dateng ke WTF hari kedua dalam keadaan badan sakit karena hari pertama sucks balls, my legs were totally killing me, my back almost gave up, but then I saw CL, drowning myself in her music, doing anything she commanded, the power, the force, the nostalgia, the excitement, everything just came together crafting a very beautiful moment, and in the end, I was healed. 

Literally abis stage CL, badan gw yang sakit langsung sembuh dong. Kayak ga ada apa-apa. 

Magic. 

CL are you some kind of drugs? Wkwk

CL cuma kurang komunikatif aja, pelit ngomong. Lain kali, coba make effort sedikit buat nyenengin fans-lah, jarang2 ketemu lho, yuk bisa yuk.

Tapi rada sus CL bakal kesini lagi sih, soalnya terakhir dia bilang “see you soon”. Hmmm…

Overall WTF okelah, gw kan ke sana cuma buat CL ya, yang lain bonus aja. Tipis2 nontonin lineup yang ada, mayan stress-relief. One thing for sure ini badan udah ga kuat dipake berdiri lama-lama. Jadi realistis aja. Ambi cuma buat CL, dateng sorean supaya dapet tempat nempel ke pager di tengah, posisi paling wuenak. Yang lain chill aja, nonton dari jauh sambil duduk gapapa.

Alhamdulillah anak2 Jaksel ini pada behave sih pas CL, ga gencet2. Jadi bisa bergerak bebas, swinging my lightstick left and right, throwing my hands in the air, and waving ‘em like I just don’t care~ Hohoho~

Sebelum berangkat udah negak imboost. Di sana berhasil menyelundupkan tolak angin 2 sachet, minyak kayu putih, minyak angin, dan paramex. All good. 

Gw cuma cranky hari pertama karena panita salah info pintu masuk. Bilangnya masuk dari Pintu 1, ternyata itu khusus VIB~ Kalo GA masuknya dari Pintu 5, jauh banget dari Pintu 1~ Jadi harus jalan 2km buat bisa masuk. Lumayan bikin emosi~ Konser belom mulai udah capek~

Another thing I want to complain adalah rokok, but well yang satu ini kan juga jadi USP festival musik di Indo ya~ Kalo orang ga dibolehin ngerokok, mana laku~ Jadilah gw tahan-tahanin aja~ Padahal udah jyjyq dan eneg banget. I hate cigarettes and smokers SO MUCH!!! Pulang dari WTF tuh semacam pengen mandi wajib karena sekujur tubuh BAU!

Kalo festival musik internasional macem Coachella atau Tomorrowland tuh orang boleh ngerokok ga sih? Feeling gw sih ga boleh ya, coba kalo ada yang tau jawabannya tulis di komen.

Makanan? Ya gitu deh, brand Ismaya semua. Overpriced. Cuma bisa beli pake token. 

Begitulah~

Thank you WTF for making my last week in Jaksel very much Jaksel. LOL~ What could be a better way to spend than attending a full-on Jaksel party?

Finally I had my epic comeback in concert. Curious about what's coming next! Pengennya sih Blackpink di BKK bulan Januari. Doain ya!

Annyeong!

Sunday, October 10, 2021

Just like the ‘ol days.

 Hi, guys! How y’all doin?

It’s been a rather unproductive Sunday, so I decided to step it up a little bit by blogging. 

First half of the day, migraine. Ceritanya kamar gw direnov, jadi ngungsi ke kamar si Cuprit, kemudian tidur. Eh, bangun-bangun migren~

Kirain ini cuma efek telat makan aja, ternyata setelah maksi masih berlanjut. Dibawa tidur lagi bentar, masih ga ilang juga, so Paramex it is.

Gini amat sih penuaan, ga bisa liat orang santai dikit, ada aja keluhannya~

Anyway.. Terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang semakin ciamik menangani covid, angka kasus sekarang kisaran seribuan per hari, angka kematian semakin menurun juga. Bisnis-bisnis pada reopening, kantor udah boleh minimal 25% WFO, orang2 yang fully vaccinated udah mulai dikasih banyak privilege, termasuk di antaranya traveling.

Gw tidak mau menunda new normal lebih lama, so I’m slowly reclaiming my old life. Mulai keluar rumah setiap weekend, termasuk di antaranya, nonton bioskop! :’)

Minggu lalu nonton James Bond, kemarin Shang-Chi. 

It feels so great. It hasn’t been a while sejak terakhir gw nonton bioskop. Kalo ga salah tuh terakhir nonton Cruella sama Rini sekitar bulan Mei. Lumayan sih jedanya 5 bulan. Tapi at least ga kayak si Iip yang 1,5 tahun. Hahaha~

Well, 5 bulan buat gw udah cukup empty sih. Bioskop itu tempat yang sakral buat gw sebagai penyuka pop culture terutama film, jadi kalo sebulan ga nonton bioskop tuh rasanya empty banget. 

Anyway mau cerita sedikit soal nonton bioskop. Kemarin tuh sempet conflicted karena ga ada yang bisa diajak nonton. Iip kerja, Nanien kerja, Grace ke dokter, Elia masih parno keluar rumah, Opiq udah nonton duluan 2x~ 

Sempet mau urung, tapi kok sayang, Shang-Chi minggu depan udah turun kemungkinan besar, karena film2 lain mau masuk, di antaranya Dune dan Venom.

Shang-Chi ini produk MCU, sebuah statement pop culture. Setelah Black Widow bernasib tragis karena ga mendapatkan rilis yang layak karena covid, tentu Shang-Chi tidak boleh dilewatkan. Rasanya ga sama kalo nonton di OTT, harus di bioskop. Jadi ini urgent, ga bisa ditunda lagi. Akhirnya gw memutuskan untuk nonton sendiri. 

Awalnya berasa aneh, tapi setelah dipikir2, lho ini kan kebiasaan lama gw dari zaman kuliah. Kenapa harus bergantung sama orang lain kalo mau nonton bioskop, hajar aja nonton sendiri, just like the ‘ol days. 

Lah iya ya~ Bener juga~ WKWK

Gila ya sekian lama pandemi, gw jadi lupa punya kebiasaan ini. Dulu tuh gw nonton di bioskop whenever I feel like it. Kalo emang lagi pengen nonton, ga usah ngajak2 orang, hajar bleh nonton sendiri. Kadang2 impulsif juga, kayak waktu kuliah, pulang kuliah kepagian, males pulang, akhirnya dari Cawang ke Uki ambil bus ke Bekasi buat nonton di bioskop favorit gw waktu itu, Mega Bekasi XXI yang bioskopnya seukuran lapangan bola. I had the whole theatre for myself kalo nonton jam 12 teng pas bioskop baru buka. Berasa chaebol. Hahaha~~

Waktu kerja di XXXXX, kebiasaan menonton sendiri ini diberikan platform: press screening, dimana wartawan dikasih kesempatan nonton duluan alias premiere. Secara waktu itu masih baru jadi jurnalis, ga ada kenal, ya sama aja kayak nonton sendiri. 

Waktu tinggal di Osi, gw literally melakukan segara cara buat bisa nonton atau nonton hemat. Sayangnya, temen2 gw ga ada yang movie buff di sana, atau lebih tepatnya ga ada yang menganggap nonton bioskop sebagai kebutuhan primer seperti gw, jadi ga ada yang mau spending money buat nonton. Ujung2nya gw nonton sendiri lagi. Nyehehehe~

Moving on pas kerja di WKWKWK dan Dian, lokasi kantor tinggal ngesot ke Planet Hollywood, ya langsung menyebranglah sepulang kantor. Bioskop murce, lokasi strategis depan halte busway. Pulang tenggo bisa nonton yang jam 6 or 7, selesai film belom terlalu malem, tapi udah ga macet. Perfect timing. 

Sekarang? Bisa lebih gila lagi nih, secara kantor di mol~ Hahahaha~ Tapi bioskopnya mahal sih, jadi ga bisa sering2. Nyehehe~

So yeah gw bingung sih kenapa kemarin ada keraguan untuk nonton dan sampai kepikiran untuk ga jadi nonton hanya karena ga ada yang nemenin. Padahal sendirinya punya gelar Ph.D di jurusan Nonton Sendirian. Hahaha~~

Well I guess satu2nya alasan adalah saya lupa, gais. Covid really fucks. 

Anyway, bolehlah mulai sekarang dibiasain lagi back to cinema. Once a week mungkin terlalu ambi, jadi maybe KPI-nya 2-3 times/month aja. Yang penting priority-nya blockbusters, pop-culture significant, critically acclaimed, and of course film Indonesia. :)

Kasian industrinya hampir mati. Well ga sepenuhnya mati sih, beberapa produser film sudah pintar dan memutuskan untuk rilis secara online/nebeng di OTT. But, buat penggemar film sejati, it doesn’t feel the same-lah. Pretty sure filmmakers juga sedih kalo filmnya ga dapet theatrical release. So, yuk nonton bioskop lagi gengs! Just like the ‘ol days!

Selalu waspada tapi ya, prokes jangan kasih kendor, masker jangan dilepas2. Jangan makan/minum dulu di bioskop (fyi, caramel popcorn costs 55K now. More reason to keep your mask on the whole time! :p), I know rasanya berat, tapi step by step dululah. Indonesia sebentar lagi pulih kok gw yakin. Semangat, guys!

Saturday, September 4, 2021

Bahas Covid

 Hi, y’all~ how ya doin?

Tudei sesuai judulnya mau bahas Covid. I know this topic sucks, kayak ga ada topik lain aja, pasti isi postingannya sedih/menyebalkan, blablabla. I know, gw pun males sebenernya bahas Covid, tapi I feel like I really need to address this because it’s important.

Sebelumnya gw sering bahas Covid di postingan2 lain di blog ini, tapi ga bahas secara mendalam. Kayak sekenanya aja, sebagai konteks kegiatan2 lain yang gw lakukan.

So it’s time for the one and only, the master villain, the-thing-who-must-not-be-named, the ultimate enemy of humanity, to be addressed… properly.

Covid sudah menghancurleburkan kehidupan manusia 1,5 tahun terakhir. Wabah yang tadinya kita kira hilang dalam hitungan minggu, ternyata multiply jadi bertahun2 dan sampai sekarang pun ga ada kepastian kapan selesainya. 1,5 tahun sudah kita hidup dalam uncertainties karena Covid, and it sucks.

Gw belakangan suka kepikiran kalo ga ada Covid, gimana ya hidup gw sekarang? Apakah gw masih di Dian, atau udah pindah ke QQ, atau bahkan ke tempat lain? Apakah gw udah traveling ke tempat2 yang belum pernah gw datengin sebelumnya? Apakah gw ketemu orang2 yang nggak pernah terbayangkan sama gw sebelumnya? Apakah gw melakukan sebuah breakthrough yang bener2 life-changing? Semua kesempatan2 berharga yang hilang karena Covid~

Semakin dipikir, semakin berasa halu. Realitanya Covid ini adalah the new normal. Jadi ekspektasi harus ditekan dan disesuaikan. 

Stance gw akan Covid sendiri fluktuatif dari waktu ke waktu. Ada kalanya gw parno banget, ga berani keluar rumah, masker sampe didobel, belum lagi beli APD mahal a.k.a raincoat Gorman, hand sani selalu di kantong, semua barang yang mau gw sentuh disemprot dulu, puasa social media karena ga mau denger berita2 negatif soal Covid, baik itu kasus yang terus bertambah atau berika dukacita lainnya. 

Perlahan2 bosen dan menjadi fearless. Mulai keluar rumah, ke kantor, ke mall, staycation, naik busway/MRT, olahraga di GBK, nonton bioskop, dll. Ya kayak ga ada Covid aja~

Kemudian gelombang 2 datang dengan Delta varian sebagai bintang utamanya. Angka kasus sampai puluhan ribu sehari. Kita “dirumahkan” lagi. Kirain sebentar ternyata lama~ Sekarang udah mau 3 bulan~ 

1-2 bulan pertama masih fine2 aja. Bulan ke-3 mulai stress~ Sungguh ingin keluar rumah yaoloh~ 

Tapi dalam stress management karena Covid, gw termasuk orang yang beruntung karena bisa dengan cepat cari coping mechanism. Waktu gelombang 1, coping mechanism gw adalah TikTok. Sekarang gelombang 2, coping mechanism gw adalah online shopping. Segala barang ga penting gw beli, bikin nyokap ngomel2 karena menurut beliau sangat tidak wise untuk spend money beli barang2 ga penting saat pandemi gini. 

Tapi bodo amatlah, as long as gw bisa bertanggungjawab akan barang2 itu, it should be fine. Namanya coping mechanism, dia bekerja selayaknya pengobatan dokter. It heals and helps maintain my emotional well-being—which is sesuatu yang tidak boleh di-ignore saat pandemi gini. Kejiwaan semua orang literally terganggu. 

Ketika kejiwaan lo terganggu, elo ga bisa berpikir lurus. In times of acute stress, we really DON'T think straight. It can lead to racing thoughts, make your thinking seize up, or cause you to think less positively about situations. 

Akibatnya, kalo diajak ngomong ga nyambung, kalo bikin decision salah. Yang terakhir itu gw alami banget waktu mau cabut dari QQ. Itu decision yang di-fuel oleh stress. Ga kebayang sih kalo gw jadi cabut, sekarang gw harus probation di kantor baru, yang mana berisiko bisa di-cut kapan aja tanpa perusahaan kasih pesangon~ Nope, simply can’t afford probation. 

Key takeaway here: hindari membuat keputusan yang life-changing (apalagi kalau keputusan lo berdampak juga ke orang lain di sekitar lo) ketika pandemi. Karena elo most likely sedang stress (walaupun ga sadar) saat membuat keputusan. You are not thinking straight.

Jadi guys, segeralah cari coping mechanism kalian. Jangan biarkan stress berlama2 menguasai diri kalian karena itu bisa menurunkan imunitas—which is sasaran utama si Covid. 

Covid is so much like natural selection—seleksi alam. Dia ga pandang bulu, siapa aja diserang. It’s just the matter of how strong our immune system is. Kalo imun lo kuat, ya survive. Kalo imun lemah, ya byebye~

Covid ini ga ada obatnya, ini yang membuat dia sangat berbahaya. Dia bukan flu yang gejalanya sama dimana2: bersin-bersin, hidung mampet, badan panas, pusing, etc sehingga bisa disembuhkan dengan obat paten.

Gejala Covid beda2 buat setiap orang karena virus ini pintar, dia bisa analyse titik kelemahan setiap orang. Itu yang dia serang. Hence, gejala yang lo alami, akan beda sama yang gw alami.

That’s why banyak orang terkecoh—nggak sadar kalau dirinya Covid, hanya karena gejalanya berbeda dengan gejala orang lain. Akibatnya, dianggap sepele, tidak segera tes, tidak isoman, berkeliaran kemana2 dan menularkan orang lain.

So guys, patuhi prokes sekusyuk mungkin ya. Do it for others—this should be your motivation. Those people around you, be it your family, your friends, your colleagues, or even those strangers you meet at the restaurant, sitting beside you in MRT, kurir Syopi, abang GoFood/GrabFood, the medical staff who give you the vaccine, etc.

Their lives matter. Our lives matter.

Get vaccinated. Comply with health protocols. Find your coping mechanism. Create your own happiness. 

And finally, quoting a powerful line of my favorite anime Tokyo Revengers, I’m gonna say the same thing Takemichi said to Baji before Bloody Halloween. 








Please don’t die.

Have a good weekend!

Sunday, November 8, 2020

Seeta’s New Normal Officially Begins

Yup, you read it!

My new normal is here!!!

Sooo happy!!! Also proud coz I’m ahead of everyone. Hohoho~ 

Jadi ceritanya QQ itu menyewa kantor di sebuah coworking space di kawasan SCBD. Sejak PSBB diangkat, kita selalu mutusin bareng2 whether harus ke kantor atau nggak, dan jawabannya hampir selalu nggak. Alasannya karena ada demolah, angka kasus positif masih terus naiklah, macetlah, dll.

Selama ini gw merasa jika tim bilang nggak, berarti mutlak ga boleh ke kantor. Pikir gw, oh berarti ini bayar sewanya based on attendance. Jadi wajar kalo ga boleh dateng, menghemat duit.

Kenyataannya tidak. Kita udah sewa for the next couple of months, jadi sebenarnya bisa dateng kapan aja. Catatannya adalah yang dateng ga boleh lebih dari 50% jumlah karyawan, which means kita harus shift-shift-an. 

Secara di tim cuma gw yang pro-WFO, tentu jadi tidak masalah kalo gw dateng setiap hari. Ga akan kena aturan 50% itu, lha wong gw sendiri~ hahaha

So yeah, mulai minggu ini gw ngantor. :”)

Hepi bener kak!!!

Kehidupan yang sudah hilang hampir 8 bulan akhirnya kembali. 

Bangun pagi—sekarang jadi susah banget saking badan udah terbiasanya bangun siang 8 bulan terakhir. 

Damn it~ Susah payah gw bangun kebiasaan bangun pagi yang sukses membentuk gw jadi morning person dari kecil (secara sekolah, kuliah, kerja jauh2 semua dari rumah, jadi udah terbiasa bangun pagi menerjang kejamnya lalu lintas), hilang begitu saja gegara pandemi~

Hari pertama ngantor, telat 2 jam bangunnya~ Alarm nyala berkali2 ga mempan~ Padahal gw light sleeper, denger suara dikit aja langsung kebangun~ 

Wth is wrong with me??!

Kemudian berangkat—versi new normal: naik gojek bawa helm sendiri. Helm yang sudah gw beli sejak berbulan2 yang lalu, sejak wacana new normal muncul pertama kali, akhirnya kepake juga.

Agak rempong sih, barang bawaan jadi banyak banget. On top of helm, bawa APD juga, si Gorman yang baru beli via jastip (kece lho!), terus bawa laptop juga, karena ga mungkin ditinggal di kantor sekarang. 

Untung udah sedia tas Kanken No. 2 Laptop 15” yang emang buat tugas berat. Walaupun rada pe-er juga bawanya, berat cuyyy~

Anyway, gw sudah mencoba kembali rutinitas lama: gojek dan busway. So far so good, naik gojek aman. Ga bikin sakit punggung or apa karena udah ga naik motor 8 bulan. Busway pun surprisingly pelayanannya baik. Social distancing diterapkan dengan tertib, bus ga ada yang bener2 full, dan cepet banget 1 menit sekali jalan. 

Sayangnya udah ga ada busway tol. Ngerti sih, mereka pasti mengurangi biaya operasional karena pemasukan juga berkurang. Jadi tetep harus bermacet ria di Cawang, Pancoran, dan Kuningan.

Lalu harus transit sekarang. :’)

Karena kantor di SCBD, gw harus transit di Gatsu Lipi untuk ambil bus ke arah Senayan/Blok M. Sebenernya kalo niat mah bisa jalan kaki dari Semanggi ke SCBD. Kemarin kan test drive busway aja, keknya ke depannya mah bakal jalan kaki. Minggu depan kita test walk deh. Kan target minimal 5000 langkah sehari. 

Anyway, so yeah gw transit, turun di GBK, kemudian jalan kaki dikit ke kantornya yang…… menyenangkan sekali!!!

Oh my… gini toh rasanya kerja di SCBD… trotoarnya cakep, pemandangan bagus, orang2nya tertib dan looks profesional… Mengingatkan gw akan Singapura. Rasanya persis kek business trip Dian, jalan kaki dari hotel ke kantor Dian Sg. Menyenangkan! Pantes si Iip betah berkantor di SCBD~

Kantor baru gw, saat ini masih nebeng di coworking space, karena kantor aslinya masih di renovasi (soon bakal di SCBD juga). Rasanya startup banget sih ngantor di coworking space~ haha!

Tempatnya keren~~ Kalo pake angka 8,5/10-lah gw kasih. Nggak yang high-level sophisticated design banget, tapi mayan pewe, fasilitas lengkap, toilet harummm, kopi tersedia, view dari room-nya QQ kece juga (kalo liat kiri ada Dian~ hahaha), daaan masih sepi~ hehe~ Gw literally sendirian menguasai lantai 23.

Secara lokasi lumayan strategis, deket ke mana aja. Makanan gampang dijangkau, begitu juga tempat2 lain yang happening di SCBD. 

Gw baru pertama kali mengeksplorasi SCBD secara menyeluruh, navigasi masih bapuk banget. Takut tersesat, terus ga tau ini dimana & tempat apa. Butuh exercise sih untuk mengenal SCBD lebih dalam. That’s why langsung establish sistem ke kantor 2x seminggu. 

Hal lain yang menyenangkan adalah walaupun ngantor gw tetep bisa menjalani rutinitas jalan sore. <3

Track-nya lebih bagus lagi, secara SCBD yaa.. pemandangannya juga lebih indah. Hari kedua masuk kantor, gw jajare (jalan-jalan sore) ke PP, buat belanja di Kemchick. Itu aja udah menyenangkan banget, padahal sendirian. Imagine kalo ada temennya, lebih menyenangkan lagi! Ga sabar nungguin Iip sama Rini masuk kantor, jadi bisa jajare bareng~ hohoho~

So yeah, it’s been fun.

Apakah gw lebih produktif dengan ke kantor? Secara kuantitas kerja mungkin tidak, atau iya? Gw belum terlalu memperhatikan, tapi yang pasti otak gw lebih jalan, inspirasi lebih banyak datang, dan ide-ide terus mengalir. So it’s more about quality.

Capek sih, apalagi bawa barang at least 5kg pulang pergi jalan kaki + naik kendaraan umum, pas pulang kantor naik busway berdiri macet2an, wah berasa otot gw bangkit dari kubur. Setelah nganggur berbulan2, langsung berasa tegang lagi. Pas udah pulang mandi aer anget kerasa banget otot2 itu langsung rileks. Gapapa, memang seharusnya begitu, otot itu ga boleh nganggur. 

Somehow gw juga merasa hidup gw balance lagi. Pas pulang matiin laptop, berasa kerjaan kelar dan gw deserve istirahat. Tidurpun lebih nyenyak.

Beda sama WFH, mau matiin laptop jam berapapun perasaan kerjaan belum kelar tuh muncul terus, alhasil, ga pernah tenang. Tidur ga bisa nyenyak, insomniapun menyerang.

Ada perasaan bersalah ketika lo di rumah terus, dengan segala waktu yang lo punya, tapi ga dipake buat kerja, padahal lo tau lo udah kerja mati2an hari ini, somewhat, kalo lo di rumah, it doesn’t matter, lo tetep harus kerja, lo tetep dihitung ga memberikan yang terbaik, karena lo udah di rumah, ga boleh ada excuse capek, mau me-time, and blablabla..

Do I make sense here?

So yeah, I’m so glad I have the privilege to do both, WFH dan WFO. Ga semua orang punya privilege ini. Anak2 Dian misalnya, harus menjalani 2 campaign terbesar dari rumah, kebayang betapa rempongnya koordinasinya, belum lagi mental health yang affected karena jiwa mereka dikurung berbulan2. Ada juga orang2 yang wajib WFO, dengan segala risikonya, termasuk terpapar virus sepanjang waktu. 

Gw merasa sangat beruntung punya pilihan WFH dan WFO. 

Mungkin ini bagian dari rencana besar the great G.O.D untuk gw. QQ memang bukan perusahaan yang sempurna. Masih bayi, sistemnya belum established, banyak fungsi yang belum ada, kerjaan jadi tumpuk menumpuk, kadang harus double or triple roles, dan harus mengorbankan kepentingan dan aset pribadi.

But yeah, at the same time, gw bersyukur karena gw at least terselamatkan dari stress berkepanjangan karena WFH. Gw pun bisa melakukan apa yang gw bener2 suka sekarang. :)

Cheers to the new normal! Semoga Tuhan beserta kita!

Happy weekend, y'all!