Showing posts with label comparing. Show all posts
Showing posts with label comparing. Show all posts

Sunday, May 28, 2023

Born Pink Singapore Review

“Seet, kemarin Blackpink di SG encore-nya apa aja?”

“Boombayah, sama… er… Anjir lupa!”

-------------

Hi, guys! How yall doin?

It’s been 2 weeks since I’m back from Singapore. Sorry baru bisa post review-nya sekarang, got many things to do~ 

Singapore stories aside, gw memprioritaskan untuk review konser dulu, supaya memorinya tidak hilang. Kenapa? Karena konsernya tidak berkesan buat gw. Jadi pasti otomatis terlupakan dengan cepat mengingat otak gw terekspos ribuan informasi baru yang memakan kapasitas otak setiap harinya. 

Berhubung itu konser mahal, lebih baik ingatannya dibuat lebih sustainable, jadi duitnya ga terbuang percuma.

Okay. Here we go.

Disclaimer gw bukan Blink ya, seperti yang pernah gw jelaskan di sini. Gw hanya suka beberapa lagunya, suka Lisa karena her talent is undeniable (tapi bukan berarti dia bias gw), dan alasan gw menonton konser adalah pengen ngeliat mereka dari dekat sekali aja sebelum……

Opini gw bisa dibilang 80% objektif dari sisi pengamat musik/concert reviewer. This is a long-ass 3000 words essay. Supaya lebih terarah dan gampang dicerna, gw akan bagi review-nya menjadi beberapa bagian. 

---Pre-concert---

Gw nonton BP di hari kedua show di SG. Kenapa pilih hari kedua? Kan keabisan tiket hari pertama. Hahaha~

Gw bertolak ke National Stadium naik MRT sekitar jam 3 sore. Sebelumnya kita dikasih tau untuk Cat 6 open gate jam 6. Jadi santai aja.

Sambil nungguin Bone balik gereja, gw berkeliaran sekitar stadium. Tadinya sih pengen pilih spot yang nyaman buat nyari gimmick & bikin konten, tapi panas banget shay. Itu 3 hari gw di SG, real feel-nya 40 derajat gw ga ngerti lagi~ Akhirnya masuk Kallang Wave Mall yang posisinya tepat di samping stadium. 

Kallang Wave Mall udah berubah jadi sarang Blink. Sepanjang koridor banyak Blink ngemper di kanan kiri. Kepanasan pasti tuh kayak gw. Kebayang zaman Born Pink Jakarta pasti mol yang jadi korban adalah FX Sudirman. Hahaha~

Gw ngopi dan makan sekitar 1 jam sampai Bone dateng dan capcus ngantri depan gate. As expected, antrean udah mengular panjang. Antreannya cukup rapi karena di setiap line-nya ada auntie & uncle galak yang memastikan kita disiplin dan ga dorong2.

The queue was actually okay, it was just super hot so we got cranky~ Makin cranky ketika mas-mas security di line kita ngecek barang lama banget. Yawlah ingin memaki. Ya emang sih ga usah buru2 masuk karena show baru mulai jam 8. Sumpeh cuma pengen masuk karena di luar panas banget.

Gw mayan menyesal pake baju yang ga nyerap keringat. Ya siapa yang bisa mengira bakal sepanas itu.

Ini outfit gw.
Imma Pink Panther spying with my little eyes~


Sampai di dalam stadium, cukup terkesima karena pertama kalinya ke National Stadium. Ternyata venue-nya beda sama venue YG Family Concert yang gw tonton tahun 2014 [cerita YG Famcon baca di sini], itu Singapore Indoor Stadium—di sebelahnya. Kapasitasnya setengahnya. Gokil juga sih Blackpink bisa sold out stadium 2 hari.

First thing first, pipis dan beli minum. Thank God toilet di dalem banyak biliknya, jadi ga pake antre. Di dalem ada stall yang jual makanan. Namanya Snag Bar, jualan hotdog, soft drink, kopi, dll. Tapi entah satu-satunya di sana atau gimana, antre panjang banget! Gw ga kuat ngantri dan udah cranky banget kepanasan, akhirnya Bone yang ngantri buat beli minum, gw mencari bangku kita di Cat 6. 

About Cat 6… Ya okelah, kita cuma satu level di atas VIP. Tapi emang jauh dari panggung sih. :”) Ga bisa liat mukanya Blackpink, kalo mau liat mukanya ya liat layar. 

Tapi di bilang jauh banget nggak juga, at least Blackpinknya ga keliatan kayak semutlah. Paling 50 meterlah jarak gw ke Lisa. Not bad-lah.

National Stadium walaupun hitungannya outdoor, tapi jangan takut kepanasan karena dalemnya dingin. Feeling gw di bawah bangku itu AC sih, pas gw pegang lantainya pun dingin. So all good. Ga usah takut keringetan atau bau ketek kalo nonton konser di sini. Nyehehehe~

Sesaat sebelum konser di mulai, treatment-nya standarlah. Ada MV disetel tapi ga ada suaranya. Kalo di Indo, ini momen selebgram2 dan tiktoker2 itu joget-joget dance cover di tengah kerumuman. Kemarin di Sg, ada juga yang joget, tapi 1-2 orang paling, dan ga yang heboh dandan & pake kostum ala-ala. Ya commoner biasa aja. 

Kalo gw perhatiin penampilan/outfit Blink SG ini pada biasa aja sih in general, ga kayak Blink Indo yang super niat banget nyiapin outfit 4 set, walaupun cuma nonton 1 hari. Sampai ada yang cosplay segala. Kesimpulan: anak-anak Indo lebih kreatif dan ekspresif!

Sekitar pukul 8pm, MV terakhir Shut Down dipasang, dan sebelum lagunya berakhir, volumenya tiba-tiba dikencangkan—tanda konsernya mau mulai. Blink bersorak riuh and the next second the girls stood strong in front of us. Born Pink shall begin...


---The Concert---

Let me start the review by breaking down the setlist. Pretty sure setlist-nya sama kayak Indo punya. 

Act 1 

How You Like That 
Pretty Savage 
Whistle (Shortened) 
Don't Know What to Do 
Lovesick Girls

Imma just put it out there, I don’t like How You Like That opened the show. The song’s horrible. It’s a total train wreck. Its chorus is one of the worst Teddy has offered, the direction is very weird, liriknya irritating and embarrassing—mau badass malah jadi ga jelas, "Bada bing bada boom boom boom" apeuuuu...???

Ini lagu kalo bukan Blackpink yang bawain udah diketawain satu planet kali. 

That being said, I think Born Pink concert has a weak opening. I mean, kenapa sih ga pake Pink Venom aja? They have a dope song, the title track of the album, pembuka the whole Born Pink era, kenapa ga pake itu???

Such a poor decision making memilih HYLT sebagai opening. 

Luckily, lagu keduanya mayan. Pretty Savage is fun, jadi mayan bisa angkat mood yang jatoh gegara HYLT. Unfortunately, versi live-nya biasa aja. Ga ada bedanya sama nonton di Inkigayo. Begitu juga di Whistle, Don't Know What to Do, Lovesick Girls. I didn’t see anything special. No special stage act, no special choreography, no gimmick. Terlalu by the book.

Hal lain yang gw sayangkan adalah mereka jarang maju ke depan (ke lidah panggung), kebanyakan di belakang. Pas sesi ment/sesi ngobrol juga. Stay di belakang aja. Padahal dengan maju ke depan kan bisa lebih deket sama fans ya.

Tapi gw apresiasi karena dari jarak 50m gw masih bisa denger suara asli mereka ketika nyanyi. Semua, kecuali Jisoo.

Act 2

Kill This Love 
Crazy Over You 
Stay 
Tally 
Pink Venom

Gw mau mengomentari kostum sedikit. Dari semua Act, kostum pas Act 2 ini menurut gw terjelek sih. Ga kayak kostum konser, kayak baju main sehari-hari aja (kecuali punya Lisa—itu pun gw ga suka bawahannya). Siapapun stylist-nya, buat Act 2 tolong banget dong itu cewek-cewek brand ambassador brand-brand mahal semua lho, literally bisa minta sponsor outfit lebih keren. Soalnya Act 2 ini isinya lagu-lagu kece semua. 

Stage act mereka juga peningkatan dari Act 1. Semua orang menantikan sexy tummy dance meliuk-liuk seperti ular di Crazy Over You. Semua orang nungguin sing along di 2 lagu slow penuh emosi Stay & Tally. Buatlah stage-nya lebih memorable dengan outfit yang kece! Plislah, baju mereka sehari-hari aja lebih keren!

Buat yang ga mudeng gw ngomongin kostum yang mana, yang ini lho.



Paham kan?

Sedikit yang memorable dari Act 2 adalah mereka ngenalin personel band-nya sesaat sebelum Tally. Gesture yang biasanya baru dilakukan di akhir konser sebelum encore. Personel band-nya masih sama kayak konser BigBang & 2NE1. Hehe~~ Beanie, Omar, and team. So good to see you guys again. Terakhir ketemu di Singapore juga, di YG Famcon. :D 

Act 3

Flower (JISOO song) 
You & Me (JENNIE song) 
Hard to Love / On The Ground (ROSE songs)
LALISA / MONEY (LISA song)

Ini act yang paling gw tunggu-tunggu. Simply karena gw pengen denger suara asli mereka. Okay, one by one review. 

Flower. Tadinya Jisoo solo pengen gw skip. No offense ya, Blink. Gw trust issue sama Jisoo nih, sorry banget. Gw ga bisa liat apa fungsinya dia di grup. I mean, role-nya dia vocalist, tapi suaranya ga berkesan, ga berkarakter, ga ada teknik, ga ada power..

Dia katanya visual tapi 3 yang lain visualnya arguably lebih menarik dari dia. Lebih berkarakterlah at least.

Jadi gw bingung banget Jisoo ini apa faedahnya?

With that thinking, Jisoo solo stage tadinya mau gw skip aja. Apalagi pas awal2 dia masih bawain lagunya Camila Cabello, makin ga penting. Udah rencana mau pipis/jajan aja pas Jisoo solo.

But then Flower happened.

Ketika gw kabarin Opiq bahwa gw mau nonton BP di Singapore, Opiq bilang gw beruntung karena dapet Flower. So I thought, okelah this one time imma give Jisoo a chance. This is her song, she won’t be overshadowed by anyone else, she should really own it. 

Eh, nggak juga beb. :’(

Masalah gw terutama adalah ga denger suara aslinya, yang gw denger cuma backsound aja. Gw suspect dia full lipsync. Kalo bener iya, ya kecewa sih. Just why? Tiga lainnya bisa kok nyanyi live, kenapa dia ngga? 

Lalu stage act, lagi-lagi terlalu by the book. Plislah ini kan bukan panggung Inkigayo. Ini kan world tour. Dia kan abis perform di Coachella yang sampai trending berhari-hari itu. This performance is just forgettable. 

Itu Flower, kalo ga dipakein campaign cover dance kembang goyang yang viral itu, gw yakin cuma Blink yang dengerin lagunya sih. 

Sorry guys. She had her chance. 

Okay lanjut ke Jennie. Konon lagunya itu yang ga dirilis dimana2 ya? Kenapa ya? Ada yang bisa bantu jawab?

Agak… curang sih sebenernya si Jennie ini, bawain lagu yang unknown. Kita jadi ga bisa bandingin versi rekaman & versi live-nya. 

Karena ga tau lagunya in advance, gw cuma bisa fokus ke stage act-nya Jennie aja buat ini. Yaa.. mayan sih dia ada waltz dance yang gw yakin latihannya susah tuh. 

Gw bisa denger suara asli si Jennie nyanyi pas lagu ini. Tapi ada beberapa part yang dia running out of breath juga, kalo ga salah bagian rap. Susah kali ya nge-rap sambil waltz dance. 

Oiya baju Jennie pas lagu ini gemezt deh. Pasti Chanel ya?

And now… Roséanne~~ <3 <3

Kadang gw berpikir, apa rasanya ya jadi Rose, she’s the only one who carries the group’s vocal, sampai lagu Hard to Love yang nyanyi dia seorang, tapi diakreditasinya ditulis Blackpink. :(

Tapi ga apa2 sih, itu latihan mental buat Rose.

So, Rose. Duh, flawless. Dari awal udah respect karena dia nyanyi ga pake backsound sama sekali. Pure suara asli dia live dari awal sampai akhir + band. Dia nyanyi pakai suara rendah. Makanya ketara banget ini bukan rekaman. 

Nah gini emang yang gw harapkan konser. Adjust aja lagu/nada/lirik aslinya biar lebih gampang dibawakan di atas panggung. Ditambah improvisasi-improvisasi atau adlibs-adlibs yang walaupun tipis-tipis tapi berkesan karena kan beda sama versi rekamannya.

Orang dateng ke konser tuh justru mau denger/liat stuff like that! Ketika konser, vokal lo ga usah sempurna membahana bervibra-vibra, ga usah stick to the rules, boleh banget di-simplify, di-remake sedemikian rupa supaya your performance ga cuma sekedar nyanyi & joget/sekedar pemandangan mata, tapi juga connect sama fans spiritually, so they can sense your presence. So get the fuck out of your comfort zone. Go wild!

Rose stage act-nya juga keren. Pas Hard To Love dia bener-bener lepas, no choreography, no gimmicks. Just her and her music. Such a rockstar! 

Pas On The Ground.. Aduh ini gw udah bias sih. Karena gw sukakkk banget lagu ini~~

Lagu cantik, yang dinyanyikan sama penyanyi yang suaranya cantik. <3

Rose gw ga masalah lagu ini lo potong verse-nya setengah, terus lo ga nyanyi di chorus terakhir karena mau fokus dance. Still a flawless performance. NO PROBLEM AT ALL! <3

On more unbiased note, Rose, I think seharusnya pas chorus lagu apapun, lo teriak “EVERYONE SING IT!”, jadi satu stadium bakal nyanyi bareng dan bagian chorus lebih epic. She missed that golden chance.

Lalisa Manoban.

Where should I start?

I gotta say, setelah melihat solo stage masing2, sekarang paham kenapa urutannya begitu. HAHAHAHA~~

Kalo Rose tadi nilainya 9, Lisa… 12. Wkwk~

Top markotop ga ngerti lagi gaes. 

She always gives her best whenever she performs.

Yang bedain artis-artis YG sama artis lain tuh ya ini. Kalo lagi konser presence-nya kenceng banget karena mereka bisa lepas banget di panggung. Ga ada tuh yang namanya stick to singing, stick to choreo, once the music started they went wild! Satu kemana, yang lain kemana, dahlah bubar semua choreo coz everyone improvised their singing and dancing so that they could connect to the fans more. Ini yang membuat konsernya walaupun dihadiri puluhan ribu orang, tetap berasa intimate. We could not only see and hear them, but also feel them. 

Jangan pertanyakan kredibilitas gw ngomong ini, gw udah nonton BigBang 5x, 2NE1 3x, YG Family Concert 2x. I KNOW DAMN WELL HOW THEY DID IT!

Jadi jangan heran kalo gw terus menerus membandingkan. Mereka kan pasti berguru ke orang-orang yang sama, kan dari YG juga~ Sayangnya, ketika kelas ada kelas Dasar-Dasar Stage Presence waktu trainee di YG, yang memperhatikan cuma Lisa sama Rose. Yang lain nggak lulus. Lisa bahkan levelnya udah advance, dia punya yang namanya Stage Command yang bikin semua orang “kesambet Lisa”. Everyone literally channeled their inner Lisa when she’s on stage. That’s how amazing she is.

Pas nyanyi Lalisa, mana ada dia bawain lirik full, kak~ 80% improvisasi & adlibs. Teriak-teriak sok asyik aja sambil joget2 swag. Tapi apakah penonton komplen? Tentu tidak. Justru stage act yang seperti itu yang diharapkan di konser. Lisa did it so well!

Pas nyanyi Money pun sama. Energy and charisma overflowinnn~~

Fyi, Money tuh waktu pertama kali lagunya keluar gw hina dina lho. Kek jelek banget ni lagu anjir Lisa deserved better. But then gw jadi suka lagu ini, kenapa? Karena gw nonton performance-nya Lisa di Coachella.

I think I've watched the “Money” Coachella performance at least 100 times already. It's just so dope.

Live performance tuh sebenernya memberikan chance itu ke musisi. Gimana memberikan lagu yang jelek kesempatan untuk disukai, tergantung gimana mereka membawakannya aja. Lagi-lagi, on this part, Lisa did it so well.

Another thing yang bikin bangga: she’s so fluent in twerking, man! Gokil! I mean berapa biji idol Korea bisa twerking sih?? She did it so fluently! Lisa from da hood!!!

Persetan dengan pole dance mediocre yang jadi bagian dari stage act Money, her winning card is the twerking. Hahah~

Ya Lisa dance-nya udah ga diragukanlah ya. She’s a natural. Keliatan banget, nge-dance ada feel-nya, ada beat-nya, ada swag-nya. Gerakan-gerakannya sharp dan bermakna. Ga sekedar ngapalin koreografi kayak……

Udah gitu settingan mukanya senyum terus lho si Lisa, kan orang seneng ya ngeliatnya. Sedangkan Jisoo sama Jennie pas solo stage settingan mukanya tegang. Wkwk~

Dahlah ngomongin Lisa mah ga ada abisnya, ini anak emang different breed. 

Jisoo belajar dari Lisa deh gimana cara own your stage. 


Act 4

Shut Down 
Typa Girl
DDU-DU DDU-DU 
Forever Young 
BOOMBAYAH 
As If It's Your Last

Act 4 sebenernya mirip2 Act 1 sih. Nothing really stood out. 

Paling gw mau menyoroti beberapa hal:

Ment/sesi ngobrol, terlalu sebentar dan just stick to the norm alias yang diomongin itu-itu aja.

“how are you feeling tonight?”
“you guys have fun?”
“please move back a little”
“hope you enjoy the show”

Basi. Very much forgettable. 

Paling gw apreasiasi Jennie pas dia bilang, "I see phones more than faces today, I don't know if I like that." Wkwkwk

Gw menyayangkan Blackpink nggak put effort untuk belajar bahasa/budaya lokal. Istilahnya kalo di Indo, dia ngemeng “I like nasi goreng” aja orang udah seneng kok. Banyak lho kpop idol yang bela-belain belajar bahasa lokal supaya sesi ngobrol jadi lebih berkesan dan lebih dekat secara emosional sama fans. SuJu tuh fluent banget bahasa-bahasa semacam “assalamualaykum”, “mantap”, bahkan “hatur nuhun”. 

Jangan tanya BigBang & 2NE1, mereka juga put effort belajar budaya lokal. At least mengenal makananlah. BigBang MADE Tour 2015, ga cuma nasi goreng yang terucap dari mulut si Seungri, tapi juga sop buntut! Sedangkan 2NE1, gw tau karena yang ngajarin 2NE1 budaya lokal adalah yours truly

Kalo belajar bahasa/budaya lokal terlalu effort buat mereka, at least keluarin personality-lah di sesi ment. Pertanyaannya, apakah Blackpink punya personality?

Lalu encore, kurang berkesan juga ya, cuma 2 lagu.

eMaNg Lo eXpEcT bErApA???

Ya 12-lah. LOL~

I’m kidding. Mungkin pemilihan lagunya kali ya. I was just expecting something more hyped. 

Okay. Essay ini sudah cukup panjang ya. In conclusion, I expect more than Blackpink than just the stage act their performed in Born Pink Singapore. Untuk artis yang levelnya udah worldwide act, pernah tampil 2x di Coachella, trending hampir setiap hari di Twitter, penampilan mereka kemarin di bawah standar. Kalau pake angka, gw kasih 6,8.

Terlalu by the book, too stick to the rules, tidak keluar dari zona nyaman, tidak berani (atau tidak bisa) improvisasi.  Apalagi pas perform berempat ya. Kalo solo stage menurut gw Rose sama Lisa bisa own their stages. Tapi pas berempat, kembali bermain di zona nyaman, jadinya boring~

Padahal improvisasi itu bisa jadi hacks supaya ga terlalu capek di panggung lho. Kalo terlalu by the book kan pasti capek ya, full choreography kayak gitu, nyanyi persis kayak rekaman.. Ga heran kalo performa mereka menurun. Ga heran kalo mereka getting tired of it. 

They also seem to be less energetic and hyped now. If you compare their performance from earlier in the tour. They were a lot better, with sharper dance moves and more effort for hyping up the crowd. Now they just seem more like less happy to do it, kayak cuma yaudah menjalankan kewajiban aja. Padahal kan ga boleh gitu ya, tetep harus all out. Harga tiket kan sama-sama mahal. 

Alrighty then. Gw tahu tulisan gw ini akan mengundang kontroversi. Mungkin akan ada satu dua Blink salty anti-critic yang bakal ngebash. That is fine. That’s just life, you know, shit happens.

Byeeee~~~

Sunday, February 13, 2022

Chaos again/semingguan

 Hi guys, niatnya sih bikin postingan semingguan. Tapi kayaknya yang satu ini juga urgent diomongin. Yak, Indonesia memasuki wilayah waktu siaga covid lagi karena omicron just gets wilder and wilder. 

Minggu ini dapet kabar 3 teman dekat, Grace, Rini, dan Ayu bergejala. Setelah dites, Grace positif. Rini dan Ayu negatif, tapi mereka berdua yakin itu hasil tesnya salah karena gejala mereka jelas covid. 

Konon sering terjadi. Bisa jadi karena alat tesnya tidak memenuhi standar, virusnya bermutasi, waktu tesnya sebelum virusnya inkubasi, dll. Terus gimana dong? Ya harus segera ditemukan metode tes baru yang lebih kompeten, bisa mengakomodasi semua isu di atas, dan hasilnya legit dan terpercaya.

In the meantime, kalo tetiba demam disertai rada tenggorokan dan pegel2 parah kayak abis berantem sama Hulk. Nah itu hampir pasti covid, jadi mending langsung isoman aja. 

Sedih sih, padahal udah ngerasain 2-3 bulan terakhir new normal. Bisa main, jalan-jalan, kumpul-kumpul. Sekarang back to square 1, lockdown lagi. 

Oke now, semingguan. *ciyeeeee

Gimana kesan seminggu pertama? Ruame shaaayyy!!!

Kayaknya setiap di-invite meeting, participant-nya mostly di atas 10 orang, ga pernah kurang. Bahkan bisa 20 orang ke atas kalo sama eksternal. Beda banget sama QQ yang 10 orang itu udah mentok sama eksternal. Hahaha~~

Tentu saja ini menantang, karena pasti susah hapalin nama satu-satu + karakternya + kerjaannya + timnya. Mungkin butuh waktu beberapa minggu. They also have so many interns. Well, wajar sih, karena kerjaannya banyak banget. 

Oiya gw perhatiin mereka ini emang lack of senior positions yang bisa project management, bikin strategy, dan decision making sih. Kebanyakan junior level yang taunya kerja based on brief/business as usual aja. So that’s another challenge. Beda banget sama QQ yang kebalikannya, kebanyakan justru senior positions. Banyak otak, tapi sedikit tangan.

Temen2 kantor baru ini juga lagi pada kena omicron~~ Termasuk bos gw. Jadi seminggu pertama ini ketika menghadiri meeting, pasti ada aja yang ngomong sambil batuk-batuk. Kasian sih. Hope everyone gets better soon.

Keluhan? Hmm.. So far sih belum ada, although kalo gw boleh complain dikit, paling di panic management-nya aja kali ya. These young guys, mungkin karena ga ada yg nge-lead dan sistem kerjanya ga rapi, terbiasa kerja in panic mode which is not good. Jadi salah satu role gw di sana adalah peredam kepanikan. Hahahaha~~

Karena beneran deh guys, chill aja. 

Overall, it’s exciting. 70% hal yang gw temukan di playground baru ini adalah hal yang udah gw tau dan kuasai sebelumnya. Jadi ga butuh waktu lama untuk adaptasi. Challenge-nya ya yang tadi gw bilang mengenal masing2 new colleague dan membuat sistem yang sudah ada menjadi lebih smooth dan efisien.  

Okelah segitu dulu aja. 

Kangen Bali.

Hahahaha~

Bye~

Saturday, August 7, 2021

Kamis vs Sabtu

 What’s your favorite day of the week?

Mine used to be Thursday, tapi setelah pandemi berubah jadi Sabtu.

Dulu gw sukaaaa banget hari Kamis. Alasannya simpel, karena setelahnya datang weekend. Ya, dulu gw menganggap Jumat itu weekend. Dulu, sebelum ada kewajiban reporting setiap hari Jumat. Haha~

Sekarang Jumat adalah harinya ngumpulin weekly report, makdarit tidak mungkin tidak lembur setiap Jumat. Paling cepet gw tutup laptop itu jam 9 malem, dan itu udah dalam kondisi cuapek buanget~

Karenanya, gw sudah bukan fans hari Kamis lagi. Sedih, karena hari Kamis sepanjang hidup gw selalu diisi hal2 menyenangkan. Kayak zaman sekolah/kuliah, hari Kamis pasti jadwal pelajaran/kuliah yang asyik2. Zaman kerja di XXXXX, macam liputan konser atau movie screening gitu juga biasanya hari Kamis. These days, hari Kamis bisa dibilang paling jarang meeting. Meeting itu biasanya Senin-Rabu, Kamis lumayan chill. 

But yeah, sejak Jumat ada reporting, Kamis jadi berat banget, soalnya by the end of the day bakal ketemu Jumat yang sucks~

Sekarang, hari favorit gw ganti jadi Sabtu. Kenapa? Karena besoknya masih ada libur sehari, jadi hari itu nggak ada deadline apa2. 

Kalo gw mau melakukan hal2 gila, di-bulk aja semua di hari Sabtu, bebas sebebas-bebasnya mau ngapain, ga ada beban, ga bakal dikejar2 setan.

Biasanya gw udah nge-plan tuh pas weekdays, Sabtu mau ngapain. Hari ini rencananya mau tiktokan, tapi tiba2 males karena capek abis les Mandarin~ Hahaha~

Akhirnya tadi ngabisin drakor Imitation, yang sempet ketunda nontonnya. Terus ikut nyokap belanja bulanan (bought lotsa snack too~)! Mayan keluar rumah cari udara segar bentar. Mudah2an bentar lagi PPKM diperlonggar, jadi bisa keluar rumah lebih sering~ Kangen dine in dan staycation, bisalah plan dine in setiap Kamis pulang kantor. Mumpung kantor di SCBD nih, deket kemana aja. hehe...

Yuk hidupkan kembali semangat untuk menanti hari Kamis, dengan tidak menyampingkan plan2 gila yang disiapkan untuk hari Sabtu. :D 

Sunday, January 17, 2021

AOT & HP

 Hi, guys! How y’all doin?

Sebelum bingung, let me tell you that AOT stands for Attack On Titan and HP stands for Harry Potter.

----Warning! Might contain spoiler!----

Postingan kali ini akan exciting karena kita bakal ngomongin entertainment! Woohooo~~~ 

So, as you all already know, sekarang gw bekerja di sebuah OTT platform. Buat yang belum familiar dengan istilah OTT, itu singkatan dari over-the-top, dimana merupakan layanan penyedia konten yang didistribusikan lewat internet—thus namanya over-the-top, “top” as in beyond cables and satellite selayaknya penyedia konten konvensional, seperti TV. 

Jenis OTT-nya sendiri adalah video streaming, seperti halnya Netflix dan YouTube. Jadi kita menyediakan konten video. Value preposition-nya adalah film, drama, anime, dan variety show asli Asia. In fact, kantor gw itu punya sebutan “Netflix versi China” karena kita punya bermacam-macam konten berkualitas seperti halnya Netflix, dan kita made in China. Wkwk~

Okay enough foreplay. Dengan bekerjanya gw di QQ (yes, icydk, di blog ini, kantor gw namanya adalah QQ), apalagi dengan title sebagai Content Marketing Manager, gw diharuskan untuk mengerti konten apa aja yang ada di QQ. Sometimes, it also requires me to watch the content, karena salah satu jobdesc gw adalah social media management—dimana gw harus bikin konten untuk social media. Kalau ga nonton kontennya, tentu ga bisa bikin konten buat social media. 

Karena tuntutan pekerjaan ini, gw harus menonton anime Attack On Titan karena QQ baru merilisnya bulan lalu. Awalnya gw tidak tahu menahu apa itu AOT—taunya cuma di permukaan. Bahwa ini adalah adaptasi dari manga populer dan tahun 2015 lalu ada film live-action-nya yang dibintangi oleh Kiko Mizuhara.

Btw, ternyata oh ternyata gw sempet nonton filmnya di bioskop, pernah gw ceritain di postingan ini. Gw menonton karena 2 alasan: 1) Dapet tiket gratisan (wkwk~) 2) Yang main Kiko yang saat itu masih berstatus pacarnya GD (WKWKWKWKWKWK~~~). How’s the movie if you may ask? It’s a total shit show. Hahaha~ Kapan2 kita bahaslah kalo level fangirl gw ke AOT udah naik.

Anyhowww~~ So yeah, gw pun menonton AOT, and gotta tell you, gw langsung hooked! Gila ni anime bagus amat yak? Heuheuheuheuheu~~

People love the animation, obviously it’s flawless. Gw suka terutama karena cerita, karakter, dan soundtrack/scoringnya. I don’t watch a lot of anime, but I’m pretty sure AOT has a league of its own—maybe that’s why fandomnya segitu besar, fanatik, dan protektifnya.

Story-wise, gw suka cerita yang berlayer-layer kayak gini. Tidak hanya satu premis. Tiap episode dan season-nya AOT itu menguak a bigger and bigger scenario, like they have a whole new mystery to reveal each time, mulai dari backstory setiap character, justifikasi kenapa begini kenapa begitu, sampai akhirnya apa yang terjadi di satu universe itu ter-reveal semuanya, semuanya ternarasikan dengan apik. 

Buat penikmat kali pertama seperti gw, memahami apa yang terjadi di AOT bukan hal mudah. Banyak adegan yang membuat gw confused as fuck, sampai gw harus pause videonya, terus googling + tanya sana sini dulu, sampai akhirnya paham dan lanjut nonton. Susah emang kalo berangkat dari menonton anime, nggak baca manganya dulu. Tapi gapapa, part of the experience.  

Kemudian untuk soundtrack/scoring, my my… Gokil pisan~ Sungguhlah Hiroyuki Sawano itu membuat Hans Zimmer terlihat cupu sekali~ Like why do I even stan Zimmer this whole time? Wkwk~ JK~

But seriously tho, soundtrack/scoring-nya itu keren banget, men~ Beautiful, emotional, dope, charming, heart-warming, tear-jerking, chills, literal chills, whatever you name it-lah. Seolah-olah musik itu dibuat sendiri oleh Allah subhanahu wa ta'ala, nyamar dalam bentuk manusia bernama Hiroyuki Sawano. 

Gw agak bingung sebenernya musik-musiknya itu disebut soundtrack atau scoring~ Kalo disebut soundtrack, musiknya itu ga bisa dibilang satu lagu full/utuh~ Disebut scoring pun kadang ada lirik dan penyanyinya selayaknya lagu populer~ Mungkin kita refer as musik aja di sini ya.

Gw adalah pengapresiasi besar soundtrack dan scoring dari motion picture. Salah satu yang bikin gw gampang connect sama motion picture adalah soundtrack dan scoring-nya. Scoring sih terutama, alias musik yang dibuat khusus untuk mendampingi adegan tertentu. Gw sangat menghargai karya-karya composer yang bikin scoring film. Gw punya playlist Spotify judulnya SIAP TEMPUR, itu isinya scoring2 film yang gw suka—mostly memang scoring adegan combat, karena playlist itu gw bikin untuk mendampingi gw ketika lagi combat-mode. Misalnya pas zaman kuliah ngerjain assignment atau pas sekarang kerja lagi ngerjain tugas super susah atau ya kalo lagi pengen cari semangat yang berapi-api aja. 

Yang terhormat Hiroyuki Sawano-sensei dan segenap musik yang beliau bikin buat AOT udah masuk ke playlist tersebut. 

Gw bisa sesuka itu sama AOT sedikit banyak karena karya2 Hiroyuki Sawano berhasil meng-connect gw secara kimia dengan animenya. Seperti halnya Hans Zimmer meng-connect gw dengan Lion King dan The Dark Knight, dan Ramin Djawadi meng-connect gw dengan Iron Man dan Pacific Rim. Ada chemistry dan emotional attachment yang muncul, yang mengaktivasi semua senses yang gw punya, and also my heart, sehingga pengalaman menonton yang dihasilkan jauh lebih berkesan, serta menumbuhkan sense of belonging dan rasa sayang terhadap motion picture-nya.

Oh man, gw ngomongin scoring mah ga akan ada abisnya, so kita stop point ini dan lanjut ke yang lain aja. Faktor ketiga yang bikin gw suka adalah karakter. Hmmm… Gimana gw jelasinnya ya? Kalo bikin list karakter favorit kayaknya lame dan basi~ 

Intinya sih karakternya kuat semua. Kenapa karakternya bisa kuat pastinya karena masing2 didukung sama backstory yang make sense. Jadi semua tindakannya terjustifikasi dengan baik. Kemudian cara Hajime ngembangin masing2 karakter juga rapi banget. He definitely took his time, ga buru-buru. 

Karakter favorit gw? Tentu saja Levi, no doubt about it. Sama Mikasa. The Ackermans. The strongest. The absolute fucking best. Runner up-nya ada Hanji-san alias Zoe Hange, karena dia pintar dan psycho~ Haha~ Juara tiganya almarhum Om Hannes, si pemabuk yang baik hati, kebapakan, dan bertanggungjawab. Juara keempatnya, Rainah aka Reiner shay, karena kasihan. Beban hidupnya berat banget ini orang. Mesti jadi orang jahat, padahal dasarnya baik. 

Actually postingan ini dibuat sebenernya mau ngomongin lebih lanjut soal karakter di AOT, terutama karakter yang menurut gw paling gengges dan mempertanyakan kenapa sih harus dia the whole time…

Namaewa……………

EREN IYEGAH!

LMFAO~~~

I don’t like Eren. There, I said it. 

I really don’t like him. 

Kenapa sih ni orang harus jadi MC alias main character di AOT?

Pembaca manganya pasti nge-bash gw nih karena membuat statement ini~ Wkwk 

Well gapapa. Pembaca manganya itu kan seperti Tuhan, maha tahu segalanya. Mungkin mereka punya alasan yang valid kenapa Eren ga boleh dibenci. That’s fine, mungkin one day gw akan baca manganya juga sehingga mengerti alasannya. In the meantime, karena gw hanya berbekal anime, for now, gw ga suka sama Eren, and here’s why.

Karakternya biasa banget, men~ I mean apa kelebihannya si Eren ini? Secara intelenjensia, ga pinter2 amat. Ga selevel sama Armin gitu, yang jenius dari lahir. Secara kombat, lebih-lebih b-aja. Pas jadi manusia b-aja, pas jadi titan b-aja. Standar and obviously tidak sejago Mikasa, let alone Levi. Secara personality, kebanyakan bitter, baperan, dan selalu keinget masa lalu ga bisa move on. Totally not a pleasure to watch him grow as a character~   

Like seriously, dia tuh kebetulan aja jadi main character, karena terlahir sebagai anaknya Grisha Yeager yang kebetulan punya power Founding Titan dan Attack Titan. Power ini diwariskan ke Eren. Gitu aja sih. 

Karakter Eren ini mengingatkan gw pada seorang karakter yang tahun 2009-2012 tidak asing namanya di blog ini: Harry Freakin Potter.

ketika mereka saling curcol. creds: this

ICYDK, dulu (well sampai sekarang juga masih sih, tapi dikit) gw adalah fans fanatik Harry Potter. Real nerd. Freak banget. Like I feel like I know Harry Potter second after JKR, way better than anyone in this planet. Postingan blog ini tahun 2009-2012 mainly berisi tentang Harry Potter. Nggak sekali gw bela2in ke Singapore buat mengejar apapun yang berhubungan sama Harry Potter, simply because di Indo ga ada~ Anyway, you get my point.

Ketika nonton AOT, gw menemukan banyak kesamaan antara si Eren dan si Harry. Mereka itu sama-sama orang biasa, yang kebetulan jadi the chosen one di universe masing-masing. Backstory-nya mirip pula, karena sesuatu terjadi sama orangtua mereka. Si Grisha disuntik Titan, si James dan Lily diserang Voldemort. 

same bruh, same. creds: this 

Eren dan Harry menjadi spesial. Orang2 memuja sekaligus membenci mereka. Padahal, both Eren dan Harry, walaupun spesial, ga ada apa2nya kalo ga dibantuin orang2 di sekitar mereka. Mikasa sama Armin, selayaknya Hermione dan Ron (nah kan, kenapa pula si Eren harus punya 2 sahabat--cewek dan cowok macem si Harry?). Kemudian the Survey Corps squad, selayaknya Order of Phoenix dan Dumbledore’s Army. Another obvious similarity between AOT and HP.

Seriously, Eren kalo ga ada Mikasa since day 1, udah metong dah. Sama kek Harry, kalo ga ada Hermione, dari buku 1 udah metong dimakan Jerat Setan alias Devil’s Snare, waktu mereka mau nyelametin batu bertuah. 

bUt eReN sAvEd MikAsA fiRsT! 

True, Harry also saved Hermione first from the mountain troll on Halloween (told ya I am a Potter-nerd~).

But still, like Professor McGonagall said, it’s a sheer dumb luck. Jadi ga bisa dibilang Hermione lebih berhutang sama Harry, atau Mikasa lebih berhutang sama Eren. Ga gitu cara mainnya, beb.

Ya intinya gw gemes bangetlah sama Eren, seperti halnya gw gemes sama Harry. Di universe itu banyak karakter2 lebih kuat yang lebih pantas menyandang status MC. Tapi Hajime Isayama memilih Eren, seperti JKR memilih Harry. The chosen one. 

Oh well, kalo kata netijen yang bijak: kalo MC-nya Levi, AOT udah tamat di 5 episode , ga bakalan jadi 4 season. Hahahaha~~~

AOT perlu asupan drama dan tragedi, supaya ceritanya bisa jalan. Drama dan tragedi itu cuma bisa jalan dengan setiran karakter Eren Iyegah dari POV-nya dia, karena dia anaknya Grisha. Kalo Mikasa anaknya Grisha, ya mungkin Mikasa yang nyetir ceritanya, dari POV-nya dia.

Gitu, shay.

Another similarity could be their physical appearance. Sama-sama kuyus, rambutnya berantakan, dan matanya ijo. Bedanya mata ijo Eren dapet dari Grisha (bapake), Harry dapet dari Lily (ibu'e). 

Another one could be in terms of facing betrayals dari orang yang dekat dengan mereka. Eren di-betray Rainah alias Reiner yang ternyata adalah Armored Titan dan Bertoroto alias Bertholdt yang adalah Colossal Titan, yang ngancurin Wall Maria, bawa masuk titan-titan pembunuh, dan bikin kehidupan manusia di sana hancur lebur. 

Harry (well, technically Ron) di-betray Scabbers--tikusnya Ron di buku 3, yang aslinya adalah Peter Pettigrew--yang ngorbanin James dan Lily ke Voldemort. Kemudian di-betray lagi di buku 4 sama Mad-Eye Moody, yang ternyata adalah Pelahap Maut yang nyamar~ Yailah Harry, demen banget siy di-betray~ Wkwk~

Gotta tell ya, the looks on their faces when they found out about the betrayals, priceless. Wkwk. Eren malah emo banget di momen itu pake soundtrack You See Big Girl~ 



Ooh membahas entertainment memang selalu menyenangkan. Gw masih dive deep into AOT universe nih, siapa tau along the way menemukan kesamaan lagi sama HP ya. Kalo emang ada lagi, nanti gw blog lagi.

Ciao bella!

Sunday, December 20, 2020

Brand yang bikin gw loyal - #1 APPLE


Bangun tidur kepikiran bikin postingan ini. Mumpung inspirasi lagi mengalir, hayuklah kita dig in!

Gw sudah jadi Apple user sejak 2013, dengan produk pertama iPad mini—yang gw gw beli di Hong Kong. Kenapa beli di HK? Karena waktu itu di Indo belum keluar sedangkan gw udah ngebet banget pengen punya. Belinya sebenernya iseng aja karena harganya mayan murah, kek cuma 5jutaan kalo diconvert ke IDR. Buat nemenin kerja—waktu itu masih jadi wartawan, keknya lumayan.

Ternyata ga cuma sekedar nemenin kerja tapi juga nemenin main. Seru banget bawa si iPad kemana2. Bisa buat main game, foto2, edit foto, doodling, ngeblog, social media, nonton YouTube. Kalo lagi kerja pun enak banget liputan pake iPad. Bisa foto sambil nyatet bahan liputan. Pergerakan lebih lincah. Terlihat lebih fancy juga di antara wartawan2 lain yang rata2 pake hape. Hehehe… Paling diprotes sekali dua kali karena kalo motret ngalangin wartawan lain yang berdiri di belakang karena layarnya kegedean. Haha~~

Secara zaman itu belum punya laptop bagus, iPad jadi teman sementara yang menyenangkan. Sekarang iPad 2nd generation itu udah almarhum. Masih bisa nyala sih, tapi udah lemot banget karena memori sedikit dan ga bisa di-upgrade lagi karena udah uzur. Jadi gw istirahatkan. 

Pengabdian terakhirnya adalah nemenin hari2 membosankan di Melbourne tahun 2016-2017, ketika gw lagi muak banget sama laptop karena assignment. iPad jadi sweet escape untuk nonton YouTube dan doodling. Terima kasih iPad-ku. <3

Produk Apple kedua yg gw beli adalah Macbook Air, pernah gw ceritain di sini. Long story short, sekarang Jess—iyes namanya Jess, udah 5 tahun and we are stronger than ever. Jess berjasa banget waktu gw di Melbourne, dengan mobilitas tinggi setiap hari, intensitas assignment dari Unimelb yang lumayan sadis, Jess got them under control.

Sampai sekarang, Jess performanya masih bagus—amazing banget, padahal iOS-nya stop di Yosemite. At this rate, gw optimis Jess masih bisa nemenin gw untuk 3-4 tahun ke depan, bahkan lebih. Go, Jess!

Produk ketiga adalah iPhone 6S, pernah gw ceritain di sini. Gw beli dia sesaat sebelum gw pindah ke Melbourne, belinya di SG, again, karena di Indo belum keluar. Mayan ada cashback dari GST.  Hwehehe~

Ngomongin si 6S… Wah, where do I start, dia mirip2 sama Jess-lah, udah menemani gw bertahun2, dari 2016, udah menghubungkan gw dengan bermacam2 tipe orang. Udah jadi saksi jatuh bangun gw selama 4 tahun ke belakang. 

Per September kemarin, iPhone tersayang ini gw istirahatkan, karena udah getting slow, ga bisa keep up dengan pace gw. Segala fungsinya masih bekerja, tapi slow aja. Sebenernya ga 100% gw istirahatkan sih, jadi hape kerja sekarang karena kantor belum punya hape operasional. Jadi gw pake buat IG. As soon as kantor punya hape operasional, si 6S rencananya mau gw sumbangkan ke komunitas yang bantuin anak2 kurang mampu School From Home. Mereka mendistribusikan hape2 bekas untuk dipake anak2 itu sekolah online, so yeah since 6S has been a great help for me these past 4 years, I believe she’s gonna make a difference untuk anak2 itu juga. 

Produk keempat adalah BOBACHAAAANN~~ hahaha~~ Gw belom pernah cerita ya? Gw beli iPhone 11 Pro sebagai penerus tahta si 6S. Sebuah spending yang bikin tobat, karena harganya bahkan lebih mahal dari si Macbook Air. Keterlaluan!

Tapi ya gimana.. Kalo beli produk Apple, itu tuh hitungannya investasi jangka panjang. I mean, this is the very reason why I am so loyal to this brand. Ga rusak2 mamennn~~ It’s crazy~ Over the years cuma slow aja, wajar, karena apps2 zaman sekarang kan makin lama makin kompleks, makin canggih dan makin berat.

Tapi ga ada satupun produk Apple yang gw punya pernah rusak. GA ADA! 

Ini beda banget experience-nya ketika dulu gw pake hape Android. Hape Samsung gw, pernah MATI TOTAL ga ada angin ga ada hujan, yang bikin gw kena liability mendadak 2 jutaan buat service-nya. Terus berkali2 error juga, I mean gw sampai nyerah gitu kalo dia tiba2 ngehang atau restart mendadak, ya udah pasrah aja. 

Waktu gw pake laptop Windows juga.. God knows berapa kali gw harus install ulang tuh Windows.. Dari mulai cari yang bajakan sampai original. Penuh dosa banget. Terus ga kuat dipake ngapa2in, inget banget zaman kuliah gw punya laptop tapi masih harus struggling ngantri komputer kampus di perpus, karena laptop gw segitu useless-nya!!! 

Masalah2 seperti ini ga gw temukan ketika gw beralih ke Apple. It’s like one of my life problems just gone. Hidup jauh lebih tenang. 

Alasan kedua adalah user interface. Awalnya skeptis pindah ke Apple dari Android atau Windows, takut ga ngerti, takut susah adaptasi~ Eh ternyata gampang tuh. Ga perlu waktu lama buat adaptasi, karena user interfacenya memudahkan user banget. Ibaratnya gini, satu pekerjaan yang dulu di Android/Windows itu dilakukan dengan 2 langkah, di Apple cukup 1 langkah aja. Lebih cepat! Another life problem solved. 

And I also love the way Apple maintaining its quality. Kamera, sound, iOS, screen, body, connectivity, semuanya top notch. Hands down the best quality. Temen gw dulu punya MacPro, one day jatoh ke lantai, MacPro-nya ga kenapa2, lantainya yang retak~ LOL~ 

I think gw udah berkali2 jatohin my Apple devices, ga ada rusak2nya~ Ga pernah tuh ada adegan gw reach out ke CS buat komplen masalah apapun atau servis apapun, dan kayaknya ga bakal pernah~ Sedangkan zaman Android/Windows bisa quarterly berkunjung ke Ambas buat service~

That’s why gw segitunya sama Apple~ Heuheuheu~

It is my soulmate. Visi dan misi kita sama. Fokus ke problem solving dengan cepat dan mudah, serta offering the best quality. Dia mengerti kebutuhan aku, mengerti aku apa yang aku mau. <3

Perihal status sosial otomatis terangkat ketika punya produk Apple buat gw bonus ajalah. Ga penting2 amat. Yang paling penting buat gw adalah fungsi. 

I don’t think I would ever move to another brand. Selama gw masih bisa afford Apple, gw akan setia sampai kapanpun.

2021 rencananya mau nambah anggota baru my Apple family. Mau beli iPad Pro sama Airpod. Lagi ngumpulin duitnya. Maybe beli pake bonus pertama di kantor baru. Bismillah.

Until then~ Bye folks!
 

Friday, May 29, 2015

Jet Lag

Hello! I survived the first week! Well, 3 days! LOL~~

Gimana rasanya??

Well… Masih jet lag, masih banyak penyesuaian, banyak transisi.

Masih belom terbiasa dengan 9to6, somehow I found it verrryyyyy long~~ T.T

Di XXXXX jam kerjanya enak, yang penting 8,5 jam. Semakin pagi lo dateng, semakin cepat lo pulang. I really really like this system! Dulu awal2 masuk gw kinda addicted dateng super pagi dan pulang masih siang. Hahahaha~~ So exciting, dua2nya ga mengharuskan gw untuk berlama2 di jalan karena belom macet~ Bisa nyampe rumah lebih cepet pula, waktu bisa dipake buat nonton YouTube melakukan hal2 menyenangkan~

Kalo 9to6, obviously gw harus berjibaku dengan kemacetan baik ketika berangkat atau pulang~ Terus 9to6 itu lamaaa banget ya? I dunno, I feel like it’s really long~~ Well, gw sering sih lebih dari 12 jam di kantor jaman masih di XXXXX, tapi gw ga merasa itu panjang~ Kenapa ya? Mungkin karena di sela2 kesibukan kantor suka disuruh liputan atau wawancara artis~ Jadi ga monoton di kantor ngeliatin komputer doang~

Oh well… I guess kehidupan baru gw ini less-twisted. Kalo dulu kan seru tuh, like when I woke up in the morning, I didn’t expect anything to happen, but then.. sampe kantor tau2 ada apa gitu, entah artis siapalah dateng, atau tiba2 disuruh liputan kemana yang aneh2 terus tau2 ketemu apa dan siapa, malemnya? Screening, liputan favorit gw, bisa seminggu sekali~

So at least I got something to expect even though I don’t even know what it is, but I know that it motivates me just to think about it.

Hmmm…..

Tapi mungkin ini karena masih baru aja. Mungkin ke depannya bakal ada twist walaupun bukan dalam wujud entertainment. Jadi yaa.. dijalanin dulu aja. Hehehe~~ I feel like I’ll learn a lot in here tho~ Everything about the place I’m aiming to be in the future (career wise), the digital world. Even though it's really hard to adjust (my head is literally burning every time they tech-talk in alien very high definition language), but still I'm willing to try. Hoping more opportunities to come along the way. *finger crossed*

Oh iya, gw belom punya sebutan ya buat si rumah baru~ How about….. WKWKWK? Hehe~


Okay! Wish me luck! God bless me! Hey, WKWKWK, be nice to me, okayy?? :D

Saturday, March 16, 2013

2PM oh 2PM...



         !!! Warning: FULL KPOP-ABOUT CONTENT! Haters GTFO ASAP !!!         


OHMYGAAAAHHH…

Minggu ini gw jadi Jaywalkerz paling nista sekaligus paling baik sejagad raya~

Dimulai dengan menonton penampilan+fans service 2PM di Music Bank yang oke banget (menurut gw penampilan mereka yang paling hidup di antara semua artis yang tampil. Jujur gw sangat menikmati stage mereka.), akhirnya gw penasaran pengen mengenal pribadi mereka lebih mendalam.

Caranya? Tentu saja dengan nonton variety show. :)

Tapi berhubung sebelumnya gw udah self-proclaimed haters (karena gw Jaywalkerz, otomatis jadi haters 2PM), jadi gw nonton variety yang ada Jaybum-nya aja. :)

Mulailah gw me-wikipedia. Gw menemukan fakta kalo variety show-nya 2PM yang pertama kali itu Hot Blood, yang dibuat sebelum mereka debut. Ooh.. I see.. Jadi semacam BigBang documentary gitu. Okelah.

Gw kira Hot Blood akan seperti BigBang Documentary yang isinya ngeprofilin masing2 member plus ngasih liat trainingnya mereka yang semuanya dikemas dalam format documenter semi drama. Eh ternyata Hot Blood JAUH LEBIH MENARIK DARI ITU.

2PM dan 2AM (yang dulu disebutnya One Day), dilatih dengan sistem MILITER! MILITER, MAN!!!

OMG~

Apa yang ada di otaknya JYP waktu itu?!

I mean like, selama ini gw udah ngerasa papa YG cukup tega men-training BigBang dengan mengasramakan mereka di apartemen murah dengan fasilitas seadanya, kemudian pake ada eliminasi nangis2an segala. Terus papa YG kalo ngasih komentar yang pedes2 gitu kan...

TERNYATA JYP LEBIH TEGA.

Masya Allah~

Jangankan dikasih apartemen, cowok2 itu DISURUH NGINEP di COTTAGE TUA DI PINGGIR PANTAI!

Terus tiap pagi harus bangun jam 4 buat EXERCISE NGGAK PAKE BAJU DI LAUT!

Sepanjang hari mereka TRAINING ALA MILITER, ya manjat gununglah, menerjang ombak di lautlah, jalan jongkoklah~

SINTING!

Emang sih di sela-sela itu diselipin latian nyanyi, dance, rap, dll.

TAPI TETEP AJA TEGA!

Terus mereka bener2 dilatih teamwork-nya gitu. Kalo ada salah satu yang melakukan kesalahan, semuanya kena hukuman. Pernah gara2 salah satunya kenapa gitu, yang lain ga dapet makan seharian~ Kasiaaaann… :(

Intinya setelah nonton Hot Blood gw jadi respect gila2 sama 2PM. Ternyata mereka ga sekedar cowok ganteng berbadan bagus aja. Mereka emang cowok2 yang terbukti kuat dan tangguh. Sesuai sama nama acaranya, Hot Blood Men. Yang dilatih disana ga cuma fisik, tapi juga mental. Ini poin penting sih. Karena kalo fisik udah ga kuat kan yang bisa men-encourage diri kita cuma mental. Nah, di Hot Blood keliatan bangetlah mentalnya cowok2 itu diuji, dan mereka survived!



Terus… Setelah nonton Hot Blood gw jadi menyimpulkan beberapa fakta. Beberapa masih hipotesa sih, masih harus dicek kebenarannya. Here we go:

1. Bakatnya Jaybum selalu di atas rata2 member lain. Keliatan banget betapa timpangnya bakatnya Jay dibanding yang lain. Selama training para member itu sekalian dievaluasi penampilannya. Sering banget Jaybum ga masuk hitungan evaluasi karena udah terlalu jago. Ga sekali dua kali para trainer itu terang2an bilang: “penilaian ini ga termasuk untuk Jay karena udah terlalu jago.” OHMYGOD ini #ProudJaywalkerzMoment banget. Hahahaha~ Jaybum-jjang!!!

2. Jaybum ga muncul di episode pertama Hot Blood. Instead dia muncul tiba2 di episode ke-2. Out of nowhere ada kru yang bilang ‘from now on this guy will join the team’ dan bikin semua member langsung shock. Pertanyaan gw: kenapa Jay ditaro belakangan? Terus gw sempet inget berita Soompi yang bilang sebelum BigBang dan 2PM terbentuk, JYP dan YG punya rencana untuk debutin GD, Taeyang sama Jaybum dalam bentuk trio. Tapi wacana itu muncul taun 2005. Sedangkan Hot Blood syuting taun 2007 dan BigBang debut 2006. Pertanyaan gw lagi: selama dua taun jeda itu, apa rencana JYP untuk Jaybum? Solo artist-kah? US debut-kah? Terus apakah masuk 2PM adalah last minute decision? 

3. Brotherhood-nya 2PM ga kalah sama BigBang. Padahal cowok2 itu rata2 baru kenal 1-2 taun belakangan. Terus latar belakang masing2 beda banget, ada yang dari Seoul, Ilsan, Busan, Daegu, Daejoon, dll. Gw rasa setiap provinsi Korea Selatan ada perwakilannya disitu, hahaha~ Terus ada anak Seattle nyasar sama pangeran Thailand ilang pula~ LOL~ 

4. Ga kayak BigBang yang rela ga sekolah demi karir, One Day mementingkan pendidikan. Well some of them. Hehehe~ Junho, Chansung, Doojoon pernah ijin ga training buat sekolah. Hebatnya, JYP menginzinkan. Later we know Taecyeon dan Jun.K are chasing their master degree right now. Bravo!!!

5. is Jo Kwon g*y? can someone confirm this?? LOL

Selama ini gw respect banget sama BigBang karena gw liat langsung perjuangan mereka dari nol banget di BigBang documentary. Tapi setelah nonton Hot Blood, gw ngerasa perjuangan BigBang ga ada apa2nya. Bayangkan BigBang dapet training militer kayak 2PM! G-Dragon disuruh lari dikit aja udah ngos-ngosan (nonton Running Man episode BigBang! Ada buktinya disitu!). T.O.P bajunya kotor dikit pasti langsung rewel. Seungri kedinginan dikit langsung sakit~ Paling cuma Taeyang sama Daesung yang survive~

Buat VIP yang baca tulisan ini, no offense, you know the truth, go watch Hot Blood before judging and bashing me. :)



Terus ya.. naturally.. one thing leads to another. Kalo lo nonton variety show dan lo suka sama artisnya, pasti lo akan penasaran untuk nonton variety show yang lain. Kayak gw sekarang, setelah nonton Hot Blood gw jadi penasaran sama 2PM. Akhirnya nontonin variety mereka yang lain. Yang ada di top search gw itu Pretty Boy Generation. Kesimpulan gw setelah nonton: ternyata 2PM bisa gokil juga yaa.. Ga kalah gokil sama BigBang gitu lho~ Dan ya, gw udah mulai bisa bedain karakter masing2 member. Kira-kira begini analisis awal gw (ps: kalo ada hottest baca, tolong dikoreksi ya kalo ada yang salah):

Ada Junho yang mirip banget Rain, selalu ceria, selalu ketawa, selalu di-bully walaupun bukan maknae (padahal tampangnya paling maknae), paling pasrah kalo dikerjain, lol~

Junsu a.k.a Jun.K si remaja labil. Gampang banget ngambek kalo diisengin. Ga malu cerita tentang kisah cintanya, pengalaman pacaran, dll. Selalu ngerayu cewek dengan nyanyian. Later I found out Junsu was accepted at both YG and JYP, but somehow chose JYP. I can’t help but thinking… if Junsu were in YG, we probably never knew Daesung. :p

Chansung, maknae nista! Nge-bully balik kalo di-bully, berani ngelawan hyung2nya, pede dengan segala kekurangannya.

Taecyeon yang iseng luar biasa. Badannya kaku kayak T.O.P, ga bisa nyanyi, rap pun standar. Terus apa daya tariknya? Ya personality-nya, sangat hangat, humble, santai, laid back, iseng, suka jailin orang, suka bertingkah bodoh. Taecyeon pernah tinggal di US selama 7 taun, jadi ngerti English. Dia jadi penerjemah buat Nichkhun sama Jaybum. Maafkan aku Taec, selama ini aku taunya kamu pervert doang, ternyata kamu punya sisi baik juga, nyehehehe~

Nichkhun si raja aegyo. Sumpah gw ga pernah liat cowok Korea yang pede aja disuruh aegyo terus2an~ No wonder, he’s not even Korean. LOL~ Khun sadar banget dia cute jadi aegyo emang senjatanya dia banget! 2PM aja mengakui Khun is the ullzang (prettiest among all). LOL~

Wooyoung si… Ah~ susah menemukan kata2 untuk mendeskripsikan Wooyoung~ Kalo dari personalitynya sih dia cenderung pendiam. Tapi sekalinya nyeletuk bisa bodoh juga~ Terus menurut gw Wooyoung tuh ganteng, tapi kayak ada sesuatu yang salah di mukanya dia yang bikin dia terlihat lempeng. Datar gitu~ Apa ya?

Jaybum or Jaebeom or Jay Park.. Ah what else can I say? I’ve said so many things about him, ain’t I? But lemme tell you this, gw melihat Jay sangat menikmati keberadaannya di 2PM. Lepas dari fakta kalo dia pernah menghina Korea di MySpace-nya, lepas dari fakta kalo bebannya dia paling berat di 2PM. Gw ga melihat ada keterpaksaan/ketidaksukaan terpancar di wajahnya Jay ketika dia bekerja untuk JYP. He was totally devoted. He was a very good leader. His Korean wasn’t that good (trust me, Nichkhun was better!) but he kept learning. Perlakuan Jay ke 2PM ga beda sama perlakuannya ke dance crew-nya dia, Art of Movement. Brotherhood, bromance, whatever you said, he got it. Sungguh disayangkan sekarang Jay bener2 ga komunikasi lagi sama 2PM. :(



Bone merekomendasi gw untuk nonton Idol Army yang sekarang lagi gw nonton. Ini gw lagi nungguin buffering makanya ngeblog dulu. Hehe~

Oh ya, sedikit analisis (sotoy) lagi soal 2PM dalam konteks perbandingannya sama BigBang. BigBang debut taun 2006, tapi baru naik banget sekitar 2008-2009. 2PM debut 2008 dan langsung naik pesat hampir menandingi BigBang. Sekali lagi gw tanya: kenapa?

Menurut gw lagu debutnya 2PM, 10 out of 10 itu lebih menjual daripada lagu debutnya BigBang, La La La. YG bisa dibilang ambisius dan idealis banget ngedebutin BigBang yang langsung self-proclaimed dengan genre hiphop dan R&B-nya, padahal pasar musik di Korea belum siap dengan musik2 seperti itu. Setelah gw pikir2, gw pun jadi bingung. Apa yang diinginkan YG dari lagu La La La ini? Siapa segmen buat lagu ini? Cewek atau cowok? Kalau cewek, remaja atau dewasa? Batasan2nya ga jelas banget~ Nggak heran kalo awalnya BigBang kurang sukses secara komersil.

2PM, muncul dengan strategi pasar banget, bikin lagu pop-dance yang menampilkan cowok2 keren berbadan seksi melakukan aksi akrobatik yang ekstrim. Karena dari awal udah dikonsepin dengan mature image, target pasar 2PM jelas para noona2. Cewek2 remaja menjelang dewasa yang rela spend uang banyak buat liat penampilan mereka. Tentunya ini lebih menguntungkan. BigBang toh pada akhirnya mengadaptasi strategi ini. Taun 2008 mulai bikin lagu pop-dance kayak Last Farewell, Haru Haru, yang akhirnya sukses secara komersil juga.

One more thing, sekarang ini kalo orang2 ditanya boygroup besar di Korea siapa aja, pasti rata2 jawabnya BigBang, SuJu atau 2PM. In my opinion, ketiga boygroup itu ga bisa dibandingin. Simply karena konsep dan segmen masing2 berbeda. Keliatan kok dari musiknya juga. 2PM, seperti yang udah gw bilang, menyasar para noona2 dengan konsep mature image-nya. Super Junior, sebaliknya menyasar para adik2 remaja perempuan dengan konsep cowok2 dreamy prince charming ganteng2-nya. Nah kalo BigBang, segmennya dia ga cuma cewek. :)

Oke, sebelum postingan ini makin panjang, ada baiknya gw berhenti menulis malam ini. Gw juga pengen lanjutin nonton variety-nya 2PM. Bone merekomendasi gw untuk nonton Idol Army (hey i've said this before :P), so far udah sampe episode 5. Semuanya bikin ngakak gila, bahkan lebih ngakak dari nonton 1 Night 2 Days-nya BigBang. LOL~

Okay then, thank u for reading, hottest! :p